Naruto © Masashi Kishimoto

Stupid Game © Kuas tak bertinta

Warning : OOC(maybe), AU, Typo(s), FemNaru, etc.

Special for autumn. aoki request

Dan semua readers yang minta sekuel (lagi) dari fic Sweet Revenge & Kriminal

.

.

.

Happy Reading

Sasuke menatap ngeri ke arah Itachi yang kini sibuk menyeringai nista. Yah sebenarnya Sasuke tidak akan memasang wajah selebay itu kalau saja Itachi tidak dalam posisi sedang sumringah bahagia menatap isi kotak yang baru saja dia terima. Iya kalau kotaknya berisi hadiah macam uang satu milyar, atau obat penghilang kekeriputan. Lah ini...

Sebuah bangkai kucing yang masih segar ditata rapi di dalamnya. Sumpah! Sasuke ilfeel! Sejak kapan kakaknya menjadi maniak bangkai begitu? Dan bagaimana bisa si pengirim tanpa nama itu memasukkan hewan tak berdosa nan malang macam kucing tersebut ke kotak yang warnanya pink! Iya, pink... entah psikopat macam apa yang sebenarnya tengah meneror keluarga mereka sekarang sehingga memberi kotak yang terlalu girly seperti itu.

"Otouto..." dengan gerakan perlahan Itachi mengarahkan wajahnya ke arah Sasuke. Masih dengan senyum ambigunya. Membuat Sasuke makin ngeri.

"Bagaimana kencanmu dengan Namikaze Naru yang kau kerjai kemarin?" jawab Itachi tidak nyambung. Ehhh... a-apa tadi katanya? Itachi bilang apa tadi? Kencan dengan Namikaze Naru? Oh adik si Kyuubi preman gahar SMA sebelah ya? Heh?! Dari mana dia tahu kalau Sasuke kencan dengannya kemarin-kemarin?

"Dari mana kau tahu aku pergi dengannya minggu kemarin?" Oh ayolah, jangan bilang kalau Itachi terlibat dalam komunitas para psikopat sehingga melakukan praktek ala stalker psiko seperti yang di film kebanyakan?

Itachi tak menjawab, hanya mengambil selembar kertas yang tertera di dalam kotak tersebut dan sedikit meremasnya. Melemparkan kertas dengan beberapa bercak darah itu ke arah Sasuke dan disambut Sasuke dengan cepat.

Sasuke yang mengerti maksud Itachi langsung membuka gumpalan kertas itu, membacanya dengan cepat.

'Akan kami buat genk kalian hancur seperti benda ini. Hari Sabtu pukul 10 malam di bangunan kosong sebelah apartment Konoha. Tentu saja jika kalian bukan pengecut!'.

Genk kalian? Maksudnya Akatsuki? Hah... jadi ini surat tantangan? Dari siapa?

"Siapa?" Sasuke langsung bertanya to the point. Tidak mengerti ke arah mana pembicaraan ini akan berlanjut. Terakhir kali mereka berkelahi secara massal saat ribut dengan SMA Iwagakuen... dan seingat Sasuke juga, Iwagakuen akhirnya tunduk dengan genk mereka dan mengakui kehebatannya. Lalu siapa? Atau jangan-jangan...

"Siapa lagi kalau bukan calon kakak iparmu! Namikaze Kyuubi..." seringaian Itachi makin melebar saat menyebutkan nama preman sangar itu. Sukses membuat Sasuke pening di tempat. Oh ayolah, hanya karena mengucapkan nama begitu saja raut wajah Itachi langsung seberlebihan itu.

"... Bagaimana bisa mereka tahu keberadaan rumah kita?" Sasuke sibuk mengingat-ingat. Seingatnya dia tidak pernah merasa dikuntit akhir-akhir ini. Tapi... ah! Bagaimana bisa Sasuke dengan bodohnya tak menyadari hal itu!

Mendadak raut wajah Sasuke sedikit berubah horror. Bukan, bukan karena Itachi melakukan kegiatan yang aneh-aneh lagi. Hanya saja... oh, jadi begitu, ya? Cewek kuning adik Kyuubi itu sudah tahu kalau dia menipunya? Atau jangan-jangan sebenarnya selama ini dialah yang dipermainkan? Oh bagus... bagaimana bisa otaknya sebodoh itu, hn?

Itachi yang menyadari perubahan raut wajah Sasuke hanya menghela napas sebentar.

"Sadar sekarang siapa yang bodoh? Kalau mau bermain-main dengan mereka, seharusnya kau bicarakan padaku dulu baik-baik... yah tapi sebenarnya aku sendiri sudah sadar akan hal ini dari awal sih..."

"Tahu bagaimana?"

"Hmmm, yah... aku melihat interaksimu dengan Namikaze Naru beberapa waktu yang lalu. Tapi aku sengaja tidak membaur dengan kalian berdua segera karena aku kenal Namikaze muda itu. Dia terkenal karena insiden pematahan kaki waktu itu, jadi aku sebagai anggota genk yang baik mencari tahu siapa Namikaze itu sebenarnya. Dan yah... dialah Namikaze Naru."

Sasuke mendecih sinis. Oh, jadi Aniki keriputnya ini mengintip semua interaksi mereka?

"Kau tahu, aku pikir awalnya kau memang sudah tahu siapa Namikaze itu dan meminta nomor teleponnya untuk membuat rencana baru bareng anggota kita yang lain. Tapi sepertinya... kau memang benar-benar tertarik padanya, eh?"

Sial! Jangan bilang kalau wajah Sasuke memerah sekarang. Well, iya, okeh, fine, sip, fix, dan segala kata-kata penerimaan lainnya, Sasuke memang tertarik pada Naru! Puas?

"Berisik!" Sasuke melempar kertas di tangannya dengan gemas ke arah Itachi. Dan sukses ditanggapi dengan tawa nista dari sang kakak.

"Yahhh tidak masalah sih kalau memang tertarik. Toh dengan sikap beranimu untuk mendekati si Naru itu juga jadi mempermudah rencanaku..."

"Rencana apa?" Sasuke merespon cepat. Jangan bilang kalau Itachi ada rencana jahat terhadap Naru Dobe-nya?
"Rencana memancing Namikaze Kyuubi agar datang ke hadapanku," Kembali Itachi cengar-cengir tidak jelas setelah mengucapkan nama Kyuubi. Membuat Sasuke mendecih kembali dengan pandangan mengejek.

"Cih, jangan bilang kalau kau homo yang naksir pada Kyuubi itu?"

Itachi mengangguk.

Krik krik...

Dengan respon sedikit telat Sasuke melotot. Hah?! Itu tadi bukan fatamorgana, kan?!

"J-jangan bercanda... Kaa-san dan Tou-san bisa mendadak gila jika tahu hal ini..." Sumpah demi tomat di berbagai penjuru dunia. Bagaimana bisa Itachi selalu membuatnya merasa syok begini sih?! Tapi senyam-senyum ala psiko, sekarang... homo! Akhhh, apa benar mereka berdua lahir di rahim yang sama saat dulu?!

"Aku serius, baka! Dan kalau kau berani bilang Kaa-san dan Tou-san mengenai hal ini..." cling... Itachi hanya melanjutkan ucapannya dengan seringaian sadis. Mengkodekan ke Sasuke bahwa masa depan Sasuke akan suram kalau sampai dia nyinyir ngadu ke mana-mana.

Entah Sasuke harus bersyukur atau miris karena sang kakak lebih memilih menyukai Namikaze sulung daripada Namikaze bungsu.

.

Di sisi lain...

"Anikiiiii! Akhhhh! Kau apa-apaan sih?! Kembalikannn! Pokoknya kembalikan Kuro-chan padaku!" Naru sibuk menerjang-nerjang Kyuubi dengan garang. Tak terima akan perlakuan Kyuubi terhadap Kuro-chan yang barusan dia sebut-sebut.

"Apa sih! Salahmu sendiri membiarkannya digigit anjing tetangga sampai lehernya putus! Lagian kalau bangkainya masih ada mau kau apakan, hah?!" Kyuubi sibuk berkoar-koar membalas ocehan sang adik dengan tangan yang sibuk menangkis semua serangan maut Naru.

"Tapi kan... ahhhh! Setidaknya kita bisa memakamkannya secara resmiii! Kurooooo! Kau benar-benar manusia tak berperikehewanan!"

Telinga Kyuubi benar-benar diuji ketahanannya mendengar Naru yang sibuk mewek dari tadi. Cukup! Kyuubi benar-benar tidak tahan! Siapa yang lebih tidak berperikehewanan hah? Dia yang mengirimkan bangkai kucing kampung korengan itu ke dimensi*?* lain atau Naru yang sok-sok pecinta binatang tapi nyatanya tidak merawat kucing temuannya itu dengan baik sehingga kepala dan badannya bisa terpisah oleh anjing tetangga?

"Ckkk! Jadi kau mau bagaimana sekarang?!" Kyuubi melotot seram ke arah Naru. Namun karena Naru sudah berjuta-juta tahun hidup bersama singa garang yang satu ini, naru sudah kebal.

"Kembalikan Kuro-chan dan kita makamkan dia baik-baik! Ahhh! Lalu kau kemanakan juga kotak pink satu-satunya milikku yang diberikan Hinata bulan lalu?!"

Krik... oh bagus. Jadi Kyuubi setidak bermodal itu ya sampai nyolong semua properti adiknya hanya untuk meneror keluarga Uchiha itu?

"Kau ini bagaimana sih?! Kenapa tidak pakai bangkai kelinci yang kemarin mati di kebun sekolah saja?! Kenapa harus Kuro?!"

"Kau ini baka, ya?! Bangkai kelinci katamu?! Itu terlalu imut, bodoh!"

"Cih! Padahal kau sendiri memakai kotak pink punyaku untuk wadah Kuro-chan, kan?!" Naru antara mau nyolot dan mewek miris dalam hati. Secara, Kuro-chan kesayangannya dan kotak pink wadah hadiah pemberian Hinata dicolong paksa dengan Anikinya ini.

"Berisiiiik! Ya sudah nanti kita ambil lagi! Ck, dasar Imouto banyak maunya!"

Kyuubi tidak mengerti. Bagaimana caranya merebut bangkai kucing itu kembali jika sekarang bangkai itu ada di tangan Uchiha brengsek yang dibencinya? Atau bisa saja bangkai itu sudah dibuang entah ke mana. Ahhhh salahkan adiknya yang lebay dan semelankolis itu. Naru niat tidak sih membantunya balas dendam, sebenarnya?

TBC


A/N: Saya udah gagal paham sama diri sendiri yang bisa-bisanya luluh sama permintaan readers (lagi) buat ngebikinin cerita inti dari Kriminal sama Sweet Revenge. Udahlah, intinya saya berkesan kayak gak konsisten ini (tapi emang iya gak konsisten sih). Dan buat autumn. aoki... ini cerita intinya nih! Sorry rada aneh.

Buat fic ini mungkin cuma bakalan 3 chap deh kayaknya. Dan berhubung saya tiba-tiba dapet ilham buat lanjutin... selamat ya yang udah sukses bujuk saya via pm buat cerita inti fic ini. kalian berhasil lalala (nangis miris meratapi kegoyahan iman).

Dan buat yang masih ngeblur sama cerita ini, saya saranin baca fic Kriminal sama Sweet revenge biar bisa tau latar belakangnya kehhh wkwk.

Mind to review?

Kuas tak bertinta