Get Married

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Warning : Sho-Ai


~ Masa kecil Naru dan Sasu ~

Sasuke memainkan sulingnya tepat di depan jendela kamar Naruto. Pria pirang itu sudah tidur sejak mendengar alunan melodi yang Sasuke mainkan. Sasuke tersenyum lalu menepuk-nepuk pundak Naruto dengan lembut. Sebenarnya, sih, dia nggak tega ngebangunin Naruto, habis gimana dong, ini udah malem dan Naruto nggak mungkin tidur di pinggir jendela sampe pagi kan?

"Naruto, Naruto, bangun" bisik Sasuke sambil menoel-noel pipi Naruto dengan telunjuknya. Naruto menggumam nggak jelas. Baru aja Sasuke mau membangunkannya lagi, pintu kamar Naruto terbuka. Kakeknya Naruto masuk dengan langkah pelan. Ia tersenyum pada Sasuke. Aduh, ini udah keeeee-saking banyaknya Sasuke nggak tau ini yang keberapa kali kakeknya Narutomendapati Naruto tertidur di depan jendela. Masalahnya sih satu, gara-gara Sasuke mainin suling dengan nada kesukaan Naruto, jadinya Naruto ketagihan! Dia juga pernah bilang, dia tidak bisa tidur kalau tak dengar Sasuke main suling.

"Maaf kek," ucap Sasuke

"Nggak apa-apa. Kakek senang melihat kamu sayang sama Naruto," balas sang kakek. Entah kenapa pipi Sasuke merona merah, Sasuke juga merasa bingung akan perkataan kakeknya Naruto.

"Jangan tidur malam-malam, Sasuke," tegur sang kakek membuat Sasuke tersentak. Ia menyahut pelan lalu dengan segera menutup jendela kamarnya.

"Kakek senang melihat kamu sayang sama Naruto."

Sasuke yang masih berumur 9 tahun itu bingung 3 keliling sambil meletakan sulingnya di atas meja.

'Kata kakek, Sasuke harus terus sayang sama Naruto'. Batinnya mengingat kata-kata kakeknya waktu ia masih berumur enam tahun meskipun merasa ada yang aneh dalam kalimat itu.

~ Waktu Naruto dan Sasuke kelas delapan ~

"Pagi Sasukeeeeee?" sapa Naruto setelah pintu rumah Sasuke terbuka. Kakek Sasuke yang ubannya udah sama tebal dengan uban kakeknya tersenyum manis pada Naruto.

"Sasukenya masih tidur, Naruto," kata kakek sambil menggaruk-garuk kepalanya. Naruto terkikik lalu tetap masuk ke rumah bergaya minimalis itu. Ia mengayunkan langkah sambil bersiul kecil. Di anak tangga ia berpapasan dengan seorang cowok berambut raven yang satu-satunya menjadi tujuan Naruto ke rumah ini pagi-pagi.

"Itachiiiii!" sapa Naruto sambil menggigiti kukunya. Ugh! Itashi ganteng banget sih? Keren banget sih? Seksi banget sih? Naruto mencak-mencak sambil menggoyangkan bahu ke kanan ke kiri. Cowok yang ditaksirnya dari kelas satu SMP ini emang benar-benar keren. Itachi menaikkan sebelah alisnya, ia memegang dahi Naruto dengan tangannya.

"Kamu kenapa Naruto? Nggak sakit, kan?"

Brak! Dalam hitungan detik Naruto udah pingsan di tempat. Nggak pingsan beneren sih, Modus doang. Asik asik, pasti bentar lagi gue digendong deh sama Itachi! Asiiikk hikikiki.

"Loh? Naruto? Aduh, nih anak kenapa lagi" gumam Itachi sambil celingukan. Mama sama Papa udah pergi kerja, Kakek pasti lagi minum teh di taman depan sama Kakeknya Naruto. Mau nggak mau Itachi harus gendong Naruto. Itachi celingukan lalu membungkuk, meraih tangan Naruto lalu menggendongnya.

Dag dig dug, jantung Naruto berdebar keras. Ingin rasanya ia bangun lalu memberi Gaara kiss dan pelukan eratnya.

Itachi mengusap keringat di dahinya, merapikan seragam sekolahnya lalu pergi. Naruto membuka matanya sedikit, samar-samar ia melihat punggung Itachi menghilang di pintu depan.

"Hueeeeeeee nyebeliiiiin! Main pergi gitu aja, dasar nggak punya perasaan!" omelnya lalu berlari ke kamar Sasuke yang masih terkunci.

"Sasuke! Banguuuuun!" teriaknya dengan bibir cemberut. Nggak berapa lama, Sasuke nongol dengan balutan seragam SMP.

"Hari ini aku benci banget sama kakakmu! Masa ya, tadi kan aku pura-pura pingsan! Modus gitu biar digendong, terus dibangunin kaya di drama-drama gitu, eh malah ditinggal gitu banget, kan?!"

"Seriusan?"

"Seriuslah!"

"Hmm. Oh iya, tamat SMA nanti, dia pindah ke California buat ngelanjutin kuliahnya" ucap Sasuke

"HAH?" Naruto kaget dong! Ia mangap lebar sambil melebarkan matanya juga

"KAKAKMU MAU PINDAH? TERUS AKU GIMANA DONG?" suara Naruto menggelegar 7 benua 7 lautan

Sasuke kacangin Naruto lalu ngeloyor pergi. Nggak peduli dengan Naruto yang terus narik-narik celana boxer nya minta penjelasan lebih lanjut tentang Itachi yang mau pindah setelah lulus SMA nanti. Nggak mau! Nggak rela! Kalo Itachi nggak di sisinya lagi, siapa yang jadi moodbosternya? Siapaaaaaaa?

"Sasuke! Kau menipuku, kan? Bilang iyaaaaaa!" desak Naruto terus ngekorin Sasuke ke garasi untuk mengambil motornya.

"Tanya aja sama kakek kalo nggak percaya," kata Sasuke menunjuk dua kakek yang lagi duduk di bawah pohon akasia depan rumah Naruto.

"Hueee, beneren ya? Terus aku gimana dong, Sasuke? Itachi kan penerang hidupku?" Naruto mulai lebay sambil memukul-mukul punggung Sasuke. Sasuke mendelik sebal dibarengi dengan bahu yang terangkat.

"Kan ada aku."

"Nggak mau! Kau itu cuek, jutek, dingin, judes lagi!"

"Kau pikir kau lebih baik? Udah berisik, temperamen, lebay, hidup lagi"

"Hueeee Sasukeee!" Naruto menjambak-jambak rambut Sasuke saking kesalnya.

"Sakit-sakit! Hentikan Naruto!" Kata Sasuke

"Biarin! Ini hukuman untukmu! Rasakan ini!"

"Iyaiyaiya! Aku minta maaf!. Ayo naik, nanti terlambat" kata Sasuke yang mulai kalem. Naruto duduk di boncengan lalu memeluk pinggang Sasuke. Motor ninja itu mulai meninggalkan halaman rumah.

Kakek Naruto berdeham setelah menyesap teh manisnya. "Masih mau melanjutkan rencana kita?"

Kakek Sasuke tersenyum sambil menengadah, melihat langit yang cerah. "Tentu. Seperti perjanjian awal, mereka kita nikahkan setelah tamat SMA nanti."

Bersambung


haaah, ini yang terbaru:D yang lama masih lanjut kok, gaje banget ini cerita kan? wwkkwkwkwkw silahkan jika para readers senpai mau mencaci maki di review^^