Yoshino says welcome to my new story.

Title : Power of White

Author : Yoshino

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Power of White ..

Chapter 1

Rambut putih

Naruto pulang dari misi rahasianya untuk mengawal seorang gadis yang membawa jutsu terlarang milik klannya. "Baiklah sampai jumpa!"

"Terima kasih Naruto!" Teriak gadis itu sembari melambai-lambaikan tangannya seraya tersenyum senang.

"Jaga dirimu baik-baik ya! Hotaru Utakata!" Naruto juga melambaikan tangannya dan masih berjalan menjauh dari desa klan Tsuchigumo. Ditemani Yamato, Sakura dan Sai, Naruto pun pulang ke Konoha dan misinya kali ini sukses besar.

Mereka berempat pun segera bergegas untuk pulang ke desa dengan melewati dahan pohon sambil meloncat-loncat seperti shinobi-shinobi jika dalam perjalanan dan hal yang mengejutkan pun terjadi, saat Naruto tersenyum dan hanya fokus ke depan, tiba-tiba saja sesuatu menyentuh pundaknya.

Pugh ..

Naruto pun berhenti dan berdiri di dahan pohon seraya melihat-lihat sekitarnya, Yamato, Sakura, dan Sai juga ikut berhenti karena Naruto yang berhenti mendadak.

"Ada apa Naruto?" Yamato merasa aneh kepada Naruto yang tiba-tiba diam ditempat dan memandang semua arah. Sakura dan Sai hanya bisa terdiam sambil melihat tingkah Naruto yang sangat aneh.

"Aku merasa ada sesuatu yang menepuk pundakku."

"Ha? kau dari tadi di belakang sendiri, mana mungkin ada yang menepuk pundakmu." Sakura menjawab perkataan Naruto yang dinilainya hanya sebatas imajinasi saja. Naruto tidak menggubris perkataan Sakura dan langsung maju ke depan dengan cepat.

"Mungkin itu hanya imajinasiku saja"

Sai memperhatikan ekspresi wajah Naruto yang tidak seperti biasanya, "Ada apa dengan Naruto, aku pikir ada yang berbeda dengannya?" Mereka berempat pun tetap melanjutkan perjalanan untuk segera pulang ke desa.

Loncatan demi loncatan, dahan pohon demi dahan pohon, sedikit demi sedikit, dan beberapa hari kemudian team 7 itu akhirnya sampai ke Konohogakure. Sejuknya angin konoha menemani langkah kaki Naruto untuk pulang ke rumahnya, Sai, Sakura dan Yamato pun mengucapkan kata berpisah dan berpencar untuk pulang ke rumahnya sendiri sendiri.

"Jaa.." Naruto tersenyum sambil berjalan untuk pulang ke rumahnya. Setelah beberapa saat berjalan, dia pun sampai dan membuka pintu rumah. "Aku pulang." Suasana sama masih terasa di rumah Naruto, keheningan, kesepian, semua tampak jelas di rumah tua tersebut, kamar yang berantakan, barang-barang yang tidak terawat sampai semua hal yang berhubungan dengan Naruto terlihat tidak tertata dan tidak enak dipandang.

"Huh? Padahal hanya beberapa hari aku tinggal keluar, tapi kenapa langsung kotor? dattebayou" Naruto hanya menghela nafasnya, sambil bersiap untuk membersihkan dan merapikan rumahnya agar dia bisa nyenyak saat tidur nanti.

"Akhirnya beres, dengan ini aku bisa tidur dengan nyenyak hehe.." Naruto mulai menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, tatapannya hanya tertuju ke langit-langit yang berada di atasnya.

Semua yang dialami Naruto saat misi berlangsung membuatnya sulit untuk memejamkan mata, dia hanya bisa berbaring, berubah posisi, dan seterusnya sampai hal itu berlangsung beberapa jam.

"Kenapa aku tidak bisa tidur dattebayou." Ia mulai gelisah, dan memikirkan kejadian yang cukup membuatnya bingung. Disaat ia bertemu dengan Itachi.

.

"Aku tahu bahwa kau sendirian, jadi mengapa kau tidak segera lari?" Itachi mengatakan kata-kata itu saat ia tidak sengaja berjumpa dengan Naruto sebelum memutuskan untuk melawan adiknya, Sasuke. Di tempat pertemuan itu terdapat banyak pohon yang rindang dan beberapa semak-semak.

"Hah! Jumlahku bisa mencapai ribuan! Dattebayou, selain itu aku tidak bisa melarikan diri, jika aku bisa menangkapmu, aku akan bisa tau dimana Sasuke" Naruto membalas ucapan dari Itachi dengan wajah percaya diri, seolah-olah dia tidak takut akan kekuatan Itachi.

"Mengapa kau begitu perhatian pada adikku? Dia adalah ninja kriminal" Itachi terkejut dengan perkataan Naruto yang tiba-tiba saja melibatkan nama adiknya.

"Itu karena dia tidak sepertimu, aku menganggapnya sebagai seorang saudara lebih dari yang pernah kau lakukan." Mendegar pernyataan Naruto, Itachi sedikit tersenyum, meskipun senyumannya tidak begitu jelas. Naruto mulai berlari ke arahnya dan seketika itu Itachi membuka jubah Akatsukinya dan burung gagak berterbangan dari jubah itu, terbang tepat ke arah Naruto. Naruto mencoba menghindar namun apa daya dia sudah terjebak di genjutsu khas dari Uchiha Itachi.

Langit berubah berwarna oranye, awan-awan terlihat sedikit melayang di langit tersebut, Naruto melayang-layang di udara dan dikepung burung gagak hitam yang sangat banyak.

"Kau telah berada dalam jutsu ilusiku." Burung gagak terus memutari Naruto yang melayang di udara.

"Sial!"

Itachi pun mulai muncul, burung gagak berkumpul menjadi 1 dan berubah wujud menjadi Itachi. "Aku akan mengatakannya lagi, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar saja, kau sudah mencoba untuk membawa Sasuke kembali ke desa, tapi bagaimana kalau itu tidak sesuai dengan apa yang kau inginkan?" wujud Itachi tidak sempurna, banyak burung-burung yang masih memutari Naruto.

"Aku akan melakukan apa saja agar hal itu terjadi."

"Bahkan dengan kekerasan, meskipun harapannya sangat tipis. Sasuke bisa ikut dengan mu secara sukarela, hebat. Tapi bagaimana kalau hal sebaliknya yang akan terjadi?" Tanya Itachi yang ingin mendengar jawaban Naruto, kenapa dia ingin membawa pulang Sasuke, yang notebene adalah seorang ninja krimanal.

"Apa maksudmu? dattebayou." Naruto bingung dengan perkataan Itachi. Itachi pun berusaha menjelaskannya lagi agar Naruto bisa mudah memahaminya.

"Kau baru saja mengatakan bahwa kau menganggap Sasuke seperti saudara, bagaimana jika Sasuke akan menyerang konoha? Apa yang akan kau lakukan?" Naruto mulai berkeringat, dia tidak percaya jika Sasuke akan menyerang Konoha.

"Apa? Mengapa Sasuke…? Dia tidak akan melakukan hal seperti itu" Ujar Naruto yang berusaha membela Sasuke.

"Sasuke sangat polos. Dia dapat dengan mudah terpengaruh. Dalam kasus seperti ini, apakah kau dapat menghentikannya?" Langit mulai berubah warna menjadi keungu-unguan, burung gagak masih terlihat mengelilingi Naruto.

"Bahkan jika kau harus membunuh Sasuke?" Naruto terkejut dengan pendapat Itachi, tapi dia masih berusaha mendegarkan perkataan Itachi.

"Bisakah kau mempertimbangkan bahwa Sasuke akan melawan seluruh isi desa?"

"Aku akan melindung Konoha! Tapi aku juga akan menghentikan Sasuke tanpa harus membunuhnya!" Seru Naruto keegoisan yang jelas masih terlihat di diri Naruto.

"Kau masih anak-anak, apa yang kau katakan tadi, semuanya kelihatan sangat fantasis, seorang ninja kadang-kadang harus membuat keputusan yang sangat kasar." Mendengar perkataan Itachi baru saja, Naruto pun mengingat sesuatu yang hampir mirip dengan kata-kata itu.

.

Naruto sedang terbaring di rumah sakit, perban putih menutupi sekujur tubuhnya terkecuali wajahnya, dia melihat Jiraiya yang duduk di jendela sambil melipat kedua tangannya.

"Kau harus berhenti mengejar Sasuke." Ucap Jiraiya tanpa melihat Naruto, ia hanya membelakanginya saja. "Dia ditakdirkan untuk pergi, cepat atau lambat, kau jangan menangis dan lupakan saja dia, bukan hanya jutsu atau kekuatan jika kau seorang shinobi. Bukalah matamu agar kau dapat membuat penilaian yang tepat, dan jika kau akan hidup sebagai seorang ninja, maka jadilah ninja yang lebih bijaksana, di dunia ini, tidak ada tempat untuk orang bodoh, itulah kenyataannya" Tambah Jiraiya seraya menundukkan kepalanya.

"Baiklah, aku mengerti. Kalau hal itu menjadi lebih bijaksana, aku lebih suka menjalani hidup sebagai orang yang bodoh." Jiraiya hanya bisa terkaget dengan jawaban Naruto, karena ia teringat dengan kata-kata yang persis diucapkannya dahulu.

"Bahkan jika aku harus melakukannya sendiri, aku akan mempelajari hal yang lebih besar, jurus yang lebih hebat dan menyelamatkan Sasuke."

.

Langit kembali berubah warna menjadi oranye, burung gagak masih berterbangan mengelilingi Naruto. "Seseorang mengatakan hal itu kepadaku sebelumnya, tapi bagiku, tidak ada pilihan, aku tidak pernah menarik kembali kata-kataku, karena itu adalah cara ninjaku" Itachi tersenyum mendegar jawaban dari Naruto, senyumannya tidak begitu jelas terlihat oleh Naruto.

Dan Sesuatu mengejutkan Naruto, salah satu buruk gagak masuk ke dalam mulutnya begitu saja.

"Aku telah memberikan sedikit kekutanku kepadamu, meskipun aku berharap hari itu tidak pernah akan datang. Ketika kau harus menggunakannya." Ucap Itachi, genjutsu buatannya pun telah menghilang.

"Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak menangkapku? Mari kita selesaikan ini!"

"Aku akan pergi sekarang, aku punya tugas penting untuk segera dilakukan."

.

Naruto masih teringat jelas saat dia bertemu dengan Itachi, kata-kata Itachi membuatnya bingung karena apa yang telah ia lakukan hanyalah membantunya. Naruto hanya tengkurap dengan bantal yang ia tempelkan di wajahnya.

"Apa maksud dari Itachi? Mengapa dia..?"

"Setelah kau membunuh kakakmu sendiri? Apa yang akan kau lakukan Sasuke? Apa kau baik-baik saja?" Naruto cemas terhadap keadaan Sasuke, dan hanya berharap ia baik-baik saja.

Tidak disadari Naruto telah tertidur cukup lama, pagi hari telah tiba, burung-burung berkicau, ayam berkokok, dan matahari sudah terbit dari timur, suasana pagi pun semakin sempurna karena langit biru tak berawan dalam artian pagi yang cerah.

Sesuatu mengagetkan Naruto, dia pun menoleh ke arah jendela dimana Kakashi sensei sudah duduk di jendelanya sembari mengetuknya.

"Kakashi sensei?"

"Hokage memanggilmu, Ayo segera berangkat."

Naruto dan Kakashi pun berjalan menuju gedung pemerintahan pusat Konoha. Naruto melihat pemimpin katak dan Gamakichi yang sudah berjaga di luar gedung.

"Huh? Pemimpin katak dan Gamakichi? Apa yang sedang kalian lakukan disini pagi pagi begini?"

"Sebenarnya?-" Gamakichi menjawab pertanyaan Naruto, namun langsung disela oleh Ayahnya. "Gamakichi! Kau tidak berhak memberitahukannya, biarkan boss dan Tsunade yang melakukannya." Ujar Gamabunta dengan suaranya yang menggelegar.

"Apa yang terjadi?" Naruto masih terlihat bingung dan penasaran.

"Bergegaslah, Naruto." Kakashi dan Naruto pun telah sampai dan membuka pintu ruangan Hokage. Setelah membuka pintu itu dia tampak terkejut dengan orang-orang yang tidak biasanya berada di ruangan tersebut.

"Huh?"

Disitu sudah berdiri Sai, Sakura, Shizune, dan beberapa pertapa katak, serta Tsunade yang sudah duduk di singgasana Hokagenya.

"Jadi ini ya, murid dari Jiraiya?" Ucap katak kecil yang belum pernah Naruto lihat sebelumnya.

"Siapa katak ini?" Tanya Naruto yang tidak tahu status katak kecil itu, Tsunade pun marah terhadap kelakuannya.

"Hey Naruto, bersikaplah sopan kepada Fukasaku-sama!" Seru Tsunade marah.

"Kenapa? Dia hanyalah katak kecil yang berjenggot?"

"Naruto!" Tsunade semakin marah terhadap Naruto, Shizune berusaha menjelaskan siapa sebenarnya Fukasaku sama ini.

"Naruto, dia adalah orang yang satu-satunya yang mengajarkan mode sennin kepada tuan Jiraiya, dia adalah guru dari tuan Jiraiya." Shizune menjelaskan tentang siapa katak kecil tersebut.

"Heh?" Naruto terkejut, keringat menetes dari wajahnya.

"Hahaha." Tawa Fukasaku sama sembari memandang Naruto.

"Jadi apa yang diinginkan oleh kakek sage ini terhadapku?" Naruto langsung menanyakan apa tujuan dari kakek sage bertemu dengannya. Fukasaku hanya menundukkan kepalanya dia terlihat tidak ingin menyampaikan kabar buruk ini, tapi mau tidak mau, dia harus memberitahukan ini kepada Naruto.

"Aku tidak yakin harus memulainya dari mana, tapi akan aku coba, aku kira yang paling penting adalah…" Perkataan Fukasaku terputus untuk beberapa detik, dia pun mengalihkan pandanganya terhadap Naruto.

"Jiraiya telah tewas dalam pertarungan."

"Ha? apa yang anda bicarakan?" Wajah Sakura, Sai, dan orang-orang yang berada disitu mulai mencemaskan keadaan Naruto yang mendengar berita buruk itu menimpa Naruto.

"Aku tahu ini secara tiba-tiba, tapi aku tidak akan menyalahkanmu, jika kau tidak mau mempercayai perkataanku." Jawab Fukasaku.

"Untuk beberapa waktu, ada desas-desus, bahwa pemimpin Akatsuki itu berada di desa hujan, Jiraiya-chan pergi secara pribadi untuk memverifikasi kebenaran desas desus tersebut." Jelas Fukasaku terhadap Naruto. Sakura pun mulai menyambung pembicaraan tersebut.

"Pemimpin Akatsuki itu berada di desa hujan?" Tanya Sakura yang baru saja mengetahui tentang kebenaran itu.

"Seingatku, desa itu sulit untuk disusupi. Sebuah desa yang tertutup oleh dunia luar." Ucap Sai meneruskan perkataan Sakura. Kakashi pun juga ikut larut dalam pembicaraan tersebut.

"Ya, Namun, Tuan Jiraiya sangat terampil dalam taktik penyusupan dan mata-mata." Ujar Kakashi meneruskan perkataan Sai.

"Begitulah, namun musuh yang dihadapi bukanlah musuh yang sembarangan, mereka memiliki Rinnengan.." Perkataan itu membuat semua orang bingung dan penasaran hanya Kakashi dan Shizune lah yang sedikit mengerti tentang jutsu mata tersebut.

"Rinnengan adalah jutsu mata yang dalam legenda digunakan oleh ayah dari semua ninja, Rikudou sennin." Terang Shizune menjelaskan pengertian tentang mata rinnengan.

"Bukan hanya itu saja, mata itu memiliki kekuatan yang diluar akal pikiran manusia, dimana penggunanya dapat mengendalikan 6 jutsu dengan tipe yang berbeda, dari jutsu memanggil, menyerap, mendorong, memperbaiki, berubah wujud, dan satunya lagi aku sedikit lupa." Ujar Fukasaku menjelaskan lebih detail lagi mengenai jutsu mata yang melegenda itu.

Naruto hanya terdiam, "Kenapa! Kenapa nenek membiarkan ero sennin pergi ke tempat berbahaya seperti itu?" Ujar Naruto marah, Tsunade hanya terdiam dan mendengarkan ocehan Naruto.

"Naruto? Apa kau tidak mengerti perasaan Hokage." Kakashi berusaha menenangkan Naruto, tapi Naruto malah keluar dari ruangan tersebut.

"Sial!"

"Naruto? Kau mau kemana!" Teriak Sakura yang berusaha mencegah Naruto yang pergi begitu saja.

"Jika ero sennin yang menjadi Hokage, maka dia tidak akan membiarkan nenek pergi ke tempat berbahaya seperti itu, tidak akan pernah!" Naruto keluar dari ruangan tersebut, serta mengucapkan beberapa kata yang membuat hati Tsunade hancur, bukan Naruto sajalah yang merasa kehilangan Tsunade juga, dia lebih lama mengenal Jiraiya dari pada Naruto.

"Maaf Fukasaku-sama, tentang Naruto nanti akan kuurus dia." Ucap Kakashi terhadap tuan Fukasaku.

"Tidak apa-apa." Ujar Fukasaku sama.

"Aku dapat melihat bahwa anak itu benar-benar mencintai dan mengagumi Jiraiya-chan. Aku tidak bisa membantu tetapi aku berharap bahwa dia adalah anak yang diramalkan." Tambahnya.

Naruto berjalan keluar gedung, dia teringat kembali dengan saat-saat bersama Jiraiya.

.

"Sekarang aku akan mengajarimu jutsu pemanggil!"

"Aaaaa!, kenapa aku bisa masuk ke jurang sedalam ini dattebayou. Yosh Kuchiyose no Jutsu!"

Bughh asap putih muncul dan katak merah yang sangat besar pun hinggap diantara dinding jurang tersebut.

"Yatta akhirnya aku berhasil."

.

"Kenapa? Kenapa!? Mengapa aku harus pergi dengan ero sennin untuk melakukan pengembaraan?!" Naruto dan Jiraiya sedang berjalan di gang yang hanya mereka lah yang berada di gang tersebut.

"Ini bukan hanya tentang pengembaraan, ada seorang wanita yang ingin dijadikan bahan dan aku harus menemukannya." Jawab Jiraiya tersenyum.

.

Naruto memutari jalanan dengan riang gembira. "Katakan katakan! Mengapa kau memilih aku?"

"Dulu aku adalah guru dari Hokage ke empat, dan kau memiliki kemiripan dengannya."

.

Naruto terlihat masih berjalan di antara hiruk pikuk desa yang cukup ramai, kedua tangannya ia masukkan ke saku celananya sembari tertunduk sedih atas sepeninggalnya Jiraiya.

.

"Aku tidak akan membuang-buang waktu, selama perjalanan, kau harus memiliki perhatian penuh." Ucap Jiraiya kepada Naruto.

"Aku?"

"Saatnya untuk membuat kau lebih kuat dan melatihmu!"

.

Wajah Naruto tampak sangat sedih, dia sangat terpukul atas kematian gurunya yang tiba-tiba.

"Apa yang harus aku lakukan?Hikz hikz hikz?" Waktu itu hanya 1 yang terpikirkan oleh Naruto, balas dendam atas kematian gurunya. "Persetan dengan Akatsuki! Aku akan menghancurkan semua anggotanya!" Naruto mengepal tangannya dia berusaha menahan emosinya karena ia masih di tengah jalan yang cukup ramai.

"Sial!" Entah apa yang merasuki Naruto, dia terlihat sangat berbeda, tiba-tiba saja rambutnya berubah menjadi putih secara perlahan dan matanya menjadi mata yang penuh misteri. Dia masih berjalan dengan tatapan kosong untuk segera kembali pulang ke rumahnya, disaat perjalanannya dia bertemu dengan Iruka sensei.

"Yo, Naruto!" Seru Iruka sensei memanggil nama Naruto yang sudah berjalan di depannya. Naruto pun tampak acuh terhadap Iruka sensei yang menyapanya. Iruka sensei yang melihat penampilan aneh Naruto pun merasakan hawa yang menakutkan disekelilingnya.

"Apa yang terjadi dengannya? Kenapa ia mengecat rambutnya?" Mungkin itulah yang sekarang berada dipikiran Iruka-sensei yang menduga rambut putih Naruto adalah hasil cat rambut.

"Naruto! Kenapa kau mengecat rambutmu!" Iruka berteriak kepada Naruto yang mengubah gaya rambutnya, tapi apa yang Iruka pikirkan bukanlah hal yang sebenarnya terjadi, Naruto masih berjalan dan tidak perduli dengan perkataan Iruka.

"Apa jangan-jangan.." Pikir Iruka yang menduga rambut putih Naruto, mengikuti rambut putih Jiraiya.

"Sial! Sishou? Tunggu saja, aku akan membalaskan kematianmu…" Naruto dalam keadaan setengah sadar yang ada dipikirannya sekarang hanyalah membalaskan dendam dan menghancurkan organisasi Akatsuki bersama orang-orang yang berada dalamnya. Dirinya masih tak tersadar dia hanya bisa berjalan pelan dengan tatapan kosong penuh kebencian, semua orang yang melihatnya pun langsung menghindar dari hadapannya, mereka merasa takut terhadap tatapan mengerikan dari Naruto. Rambut putih yang mirip dengan Jiraiya itu seketika membuat semua orang yang menjumpainya berpikir-pikir. "Kenapa rambut kuning Naruto, berubah?" tapi tidak ada yang tahu mengenai perubahan aneh tersebut, Naruto pun juga belum menyadarinya, ia hanya berjalan dengan tatapan kosong kebencian masih menyelimuti hatinya. Dan sekarang dia juga tidak bisa berpikir dengan jernih, karena di kepalanya sekarang hanya terpikir bayang-bayang sang guru, kenangan-kenangan selama 3 tahun mengembara masih terkenang di hati Naruto, sampai ia meneteskan air mata, tetesan air mata keluar perlahan dari kedua mata Naruto, meskipun dia menangis, dia masih berada dalam suasana kegelapan yang sangat jauh dari ketenangan dunia, kegelapan tersebut mulai mengambil alih tubuh Naruto. "Sejujurnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi aku ingin membalaskan kematian Sishou, bagaimana pun dia adalah sosok yang penting untukku, dan aku masih ingin ia berada di dekatku, dan menjagaku.." Naruto masih berjalan menyelusuri jalanan ramai, sampai ia sudah berada di depan pintu rumahnya, karena emosi yang berlebihan ia pun memukul pintu berwarna hijau tersebut dengan keras.

Duarr!

Lantas pintu itu langsung terdorong ke belakang, dan disaat itulah Naruto melanjutkan berjalannya lagi untuk masuk ke rumahnya. Dia duduk di kasur dan memandang foto saat ia masih genin. "Aku membutuhkan mata itu." Pikir Naruto tersenyum menyeringai.

To be continue

Chapter 1 END

Terinspirasi ketika melihat opening Tokyo Ghoul bagian akhir saat rambut Kaneki berubah warna menjadi putih.

Thanks for reading.

See you ^^

©Yoshino