Author : Oh Zhiyu Lu

Title : Don't Touch My Dady!

Genre : Yaoi, Pedofil, Incest, Lemon, Mature.

Rate : M

Cast : Oh Luhan, Oh Sehun dan Byun Baekhyun

Pair : HunHan dan HunBaek

Other Cast : Kai

Disclaimer : Fanfiction ini asli hasil dari pemikiran saya. Jika ada kesamaan mungkin itu tidak disengaja. Pemain yang ada di fanfiction ini milik tuhan dan orang tua mereka.

Mohon dimaklumi jika terdapat banyak typo dan keanehan alur yang ga jelas.

Cerita ini mengandung unsur Mature dan pedofil. Jadi, bagi anda yang tidak berkenan dengan cerita ini, tolog segera tinggalkan halaman ini.


~~ Oh Zhiyu Lu ~~


Luhan memang masih kecil, bahkan ia baru berumur enam tahun. Tapi ia tak sebodoh itu untuk tidak mengetahui bahwa dadynya memiliki seorang kekasih yang genit.

Luhan tak pernah menyukai siapapun yang mendekati dadynya. Baik perempuan maupun laki - laki, baik atau jahat, Luhan tak pernah mau perduli. Intinya ia tak pernah suka bila mereka mendekati dadynya.

Entahlah, ia tak pernah mengerti. Ia merasa sangat cemburu dan berapi - api jika dadynya pulang dan mengenalkan seseorang kepadanya sebagai kekasihnya. Lagi pula Luhan hanya seorang anak kecil yang belum bisa mengartikan perasaannya.

Luhan tak pernah melihat ibunya sejak ia lahir, karena ibunya meninggal saat melahirkannya. Membuat Sehun selalu meluangkan waktunya untuk memberikan kasih sayang yang penuh terhadap Luhan. Tak pernah sekalipun ia mengabaikan bocah imut itu ketika memanggilnya. Ia selalu mengurusi semua keperluan Luhan sendiri sejak lahir. Bahkan sampai sekarang pun Luhan masih di mandikan oleh Sehun.

Tapi, semuanya berubah semenjak teman dadynya, Kris Wu, menyuruhnya untuk mencari ibu baru untuk Luhan

Daftar orang yang Luhan benci :

Kris Wu √


~~ Oh Zhiyu Lu ~~


"Dadyyyyy!" Luhan yang sedang menggambar dengan crayon miliknya di ruang tamu langsung bangkit ketika melihat sang dady yang berdiri di ambang pintu. Ia menerjang tubuh dadynya yang sedang berjongkok menyambut pelukkannya.

"Owahhh... Lulu sedang apa?" Sehun berjalan menuju sofa ruang tamu sambil menggendong Luhan.

"Lulu thedang menggambal lutha." Ucap Luhan sambil memberikan sebuah kertas yang baru saja ia ambil dari meja.

"Woahh... yeppo. Anak dady pintar sekali menggambarnya."

"Hahhaa... namanya anak dady." Sehun hanya mengelus rambut Luhan berserta dengan senyuman lembutnya melihat sang buah hati yang semakin pintar dari hari ke hari.

"Dady! Ayo kita mandi!"

"Lulu belum mandi?"

Luhan menggeleng. " Luhan mau mandi dengan dady."

"Baiklah." Sehun beranjak menuju kamar Luhan dan masuk ke kamar mandinya.

Ia menurunkan Luhan dari gendongannya dan mendudukkannya di wash tafel. Dengan teliti ia membuka kancing kemeja Luhan satu persatu lalu meletakkan kain berwarna merah muda itu di tumpukkan pakaian kotor.

Blusshhh

Entah mengapa pipi Luhan langsung merona merah saat sang dady membuka celana jeans beserta celana dalamnya. Luhan merasakan pipinya memanas ketika ia melihat dadynya terdiam memandangi miliknya yang mungil.

Kenapa Luhan merona?

Kalian yang sudah dewasa saja tidak tahu, apa lagi Luhan yang hanya berumur delapan tahun. Ia tidak mengetahui apapun selain permen, bubble tea, es krim, coklat dan rusa. Hanya itu yang ia tahu

"Dady?"

"Ahhh? Iya?" Luhan merasa bingung dengan sikap Sehun yang gelagapan saat ia menyadarkan dadynya itu dari lamunannya.

"Dady kenapa?"

"Tidak ada. Kajjja!" Namun Luhan mendorong tubuh Sehun ketika ia hendak menggendong Luhan ke dalam bathub.

"Wae Lu?"

"Dady kenapa tidak membuka baju? Dady tidak mandi juga?"

"Setelah ini dady harus bertemu seseorang."

"Jadi, dady akan pergi lagi?"

Luhan mempoutkan bibirnya ketika melihat reaksi sang dady yang hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sekali lagi, Luhan paling tak suka kebersamaannya dengan Sehun harus terganggu

Cuppp...

Sehun menempelkan bibirnya pada bibir merah Luhan. Namun entah setan dari mana, ia malah menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir mungil Luhan dengan lembut.

"Enghhh..." Suara lenguhan itu keluar dari dari bibir mungil Luhan ketika lumatan Sehun pada bibirnya semakin dalam dan intens.

Drrrrtttt... Drrrrrrtttt...

Sontak Sehun langsung melepaskan pagutannya ketika ia merasakan handphone miliknya yang berada di saku celanya begetar. Sungguh, siapapun itu, Sehun harus berterima kasih padanya karena ia telah menyadarkan Sehun bahwa yang ia cium tadi merupakan anaknya sendiri.

'Kenapa dedy thepelti itu?' Sekiranya itulah yang diucapkan Luhan di dalam hatinya saat melihat tingkah gelagapan Sehun setelah mereka berciuman tadi.

Apa yang salah?

Bagi Luhan itu sudah biasa karena dadynya selalu mencium bibirnya setiap hari dan setiap saat. Yahh... walaupun sedikit aneh ketika Sehun melumat bibirnya. Tapi Luhan menyukainya. Rasanya lebih seru. Seperti ada kupu kupu yang berwarna warni berterbangan di perutnya.

'Hahaha... thepelti kebun binatang.' Dia hanya belum tahu rasanya melakukan French kiss sehingga ia mengira perutnya seperti kebun binatang.

"Yeoboseo Baekie?" Luhan tersaar dari lamunannya ketika mendengar nama itu keluar dari bibir Sehun.

"..."

"Iya chagi. Iyaaa... Aku mengerti. Sekarang juga aku akan jalan. Hemmm..." Sehun memutuskan sambungan telfonnya dan menyimpan benda persegi panjang itu di saku celananya. Pandangannya beralih pada Luhan yang tengah menatapnya dengan pandangan murka yang sungguh sangat menggemaskan. Kedua tangannya ia lipat di dadanya untuk memberikan tanda pada Sehun ia sedang sangat marah.

"Nugu?!"

"Emmm... Itu tadi." Sehun tahu kalau Luhan sangat benci ketika ada yang mengganggu kebersamaan mereka.

"Baekhyun ahjucci?"

"Lu, Baekhyun ahjussi membutuhkan dady. Jadi dady harus pergi sekarang. Lulu tak 'apakan kalau mandi sendiri?"

Daftar orang yang Luhan benci :

Kris Wu √

Byun Baekhyun √

"Dady ja'at!" Luhan menurunkan tubuhnya dari wash tafel dan berjalan masuk ke dalam bathub tanpa melirik sedikitpun pada Sehun yang tengah dirundungi rasa bersalah.

"Lu!" Sehun berjalan mendekati Luhan yang tengah bermain dengan karet mainannya. Namun bocah imut itu hanya memalingkan wajahnya.

"Besok 'kan hari Minggu, kalau Lulu memaafkan dady, besok kita akan jalan jalan di sungai Han seharian. Otte?"

Sehun tahu jika Luhan sangat tertarik dengan ajakkannya. Karen saat ini bola mata hitamnya tengah melirik Sehun walupun ia tetap bersikukuh memalingkan wajahnya. Hanya saja ia terlalu jaim menunjukkan reaksinya pada sang appa.

"Disana nanti kita akan bermain sepeda lalu minum bubble tea, makan es krim..." Luhan meneguk liurnya mendengar tawaran menarik yang diajukan Sehun.

Ohhh... Ayolah. Luhan memang masih delapan tahun. Tapi harga dirinya terlalu tinggi hanya untuk segelas bubble tea dan secup es krim.

"Hahh..." Sehun mengehela nafas beratnya lalu kembali berdiri. "Padahal sehabis dari sungai Han dady ingin membelikan Lulu boneka rusa."

"Dadyyyyyy!" Sehun menghentikan langkahnya ketika sebuah suara memanggil dirinya. Namun ia masih enggan membalikkan tubuhnya untuk memandang Luhan. Dalam hati ia tertawa bahagia bisa menetahui kelemahan Luhan.

"Dadyyyy... mianhae." Sehun cukup terkejut ketika ia menemukan Luhan telah berada di hadapannya ketika ia membalikkan tubuhnya.

Deggg Deeggg...

Dan ada apa dengan hatinya? Mengapa jantungnya berdetak lebih cepat ketika matanya melihat tubuh mungil Luhan yang tak menggunakan sehelai benang pun pada tubuh putih mulusnya. Bagi Sehun, puppy eyes yang ditunjukkan Luhan bagaikan slave yang haus akan sentuhan.

"Dady!" Sehun menggelengkan kepalanya dengan cepat ketika matanya menangkap junior mungil Luhan.

"Dady, tawalan tadi masih berlakukan?" Uhhhh... apakah ada yang bisa menyadarkan Sehun bahwa makhluk tuhan paling menggiurkan yang ada di hadapannya ini adalah anaknya sendiri?

"Dady?" Perlahan muncul sebuah perasaan sedih pada hatinya saat menyadari bahwa dadynya lebih sering termenung hari ini.

'Apa Lulu jaat kalena mau mandi thama dady? Pathi dady lelah.' Sayangnya Luhan mengatakan ucapan batinnya terlalu keras hingga membuat Sehun tersadar dari lamunanya tentang -betapa-nikmatnya-menggagahi-Luhan-.

"Mian Lulu. Dady tidak lelah. Tapi dady harus pergi sekarang. Bolehkan?" Biasanya jika seperti ini Sehun tak akan pernah bisa meninggalkan Luhan. Tapi sepertinya ia harus menjernihkan fikirannya dengan menemui Baekhyun.

"Gwenchana dady. Lulu bitha mandi thendili." Ucapnya sambil tersenyum.

Sehun mengusap rambut Luhan dengan lembut lalu menyuruh bocah itu untuk melanjutkan mandinya kembali. Sedangkan ia berjalan keluar rumah dan kembali memasukki mobil hitamnya.

To Be Continue...

Bagaiamana? Lanjut atau delet aja?

Zhiyu lagi WB. Ga dapat inspirasi apapun. Yang dapet malah inspirasi kayak gini pas lagi mikir. Ini sekedar sambilan untuk nulis FF yang lain. Maaf banget untuk wordsnya yang dikit, tapi mudah mudahan ini bakal up date dua hari atau tiga hari sekali. Dan ga sampe lebih dari sepuluh chapter. Mungkin cuma enam atau tujuh chapter.

Review Please,,,