Title: My Pretty Girl
Author : Dae Lee Moon
Genre : Romance, Family dan temukan sendiri ne xD
Rate : T (GS)
Cast :
Do Kyungsoo a.k.a Kim Kyungsoo
Kim Jongin a.k.a Kim Jongin
Oh Sehun a.k.a Kim Sehun
Choi Siwon a.k.a Kim Siwon
And others!
Warning: GS (mianhae for DKS), Typo's Bertebaran, Cerita Pasaran, GAJE, Alur Kecepetan, OOC.
Summary :Apa salah jika aku jatuh cinta padanya?/ "Aku tidak pernah berbohong padamu Kim Jongin!"-Kyungsoo/ "Mianhae.. jika aku harus menyingkirkanmu"- Jongin/ "Apa dia benar-benar ingin membunuhku..hiks"/ Bad Summary/ GS!/KaiSoo in here. RnR plis!^^
.
.
Cerita ini hanya untuk orang yang menyukainya. Kalo nggak suka ya jangan dibaca. Don't be a plagiator! Tidak terima bash.. this is just my imajination. RnR please^^
Let's be a good reader and happy reading^^
.
.
My Pretty Girl
#Chapter 1#
.
.
Someone pov
Perkenalkan namaku Kim Kyungsoo. Aku seorang mahasiswi tingkat tiga di SM University, Seoul. Universitasku ini merupakan salah satu Universitas besar yang dibangun oleh seorang pengusaha sukses bernama Kim Soo Man. Walaupun marga ayahku sama, tapi mereka berdua jauh berbeda. Ayahku bernama Kim Siwon dan dia bekerja di tempat rental mobil. Dan inilah ceritaku.
End pov
Hari ini Kyungsoo berangkat ke Kampus dengan mobil hitamnya yang baru. Oh tidak, mobil ini merupakan salah satu mobil rental milik ayahnya. Tak heran kalau setiap hari dia bisa gonta-ganti mobil sesukanya.
"Kyungsoo-ya..." panggil teman-temannya setelah dia turun dari mobil barunya itu.
"Haii" sapa Kyungsoo setelah menghampiri teman-temannya.
"Wah, mobil baru nih. Boleh dong kalau kita diajak jalan-jalan"ajak temannya.
"Nggak heran setiap hari bisa gonta-ganti mobil, ayahnya juga kerja di rental mobil" kata temannya yang satu lagi.
"Mobil pinjeman aja bangga" kata salah satu siswi SM University yang berjalan melewati mereka. Dia memang dari dulu tidak suka jika melihat Kyungsoo dan teman-temannya bahagia.
"Emangnya yang kamu pakai mobilmu sendiri apa?" kata teman Kyungsoo yang tidak terima.
"Udahlah ayo kita masuk" kata Kyungsoo kemudian. Jujur Kyungsoo sudah bosan untuk meladeni temannya yang satu itu.
Walaupun setiap hari Kyungsoo berangkat ke sekolah menggunakan mobil, tapi dalam kehidupan sehari-hari dia jauh dari kata mewah. Dia tinggal di rumah sederhana bersama adik dan ayahnya karena ibunya sudah meninggal 10 tahun yang lalu saat melahirkan Sehun -adiknya-. Alasan dia berangkat menggunakan mobil karena kampusnya terlalu jauh dari rumahnya. Dia kuliah di universitas yang lumayan elit itu juga karena mendapatkan beasiswa. Katanya dia mendapat beasiswa karena dia pintar. Tapi Kyungsoo tidak merasa kalau dirinya itu pintar. Dia juga sering melarikan diri dari kampus bersama dengan teman-temannya. Entah apa alasan sebenarnya. -_-
Hari ini dia berencana untuk kabur lagi bersama dengan teman-temannya. Sebelum masuk ke dalam kelas, dia memberikan tas dan kunci mobilnya kepada temannya. Kemudian dia masuk ke kelas hanya untuk absen. Setelah itu dia pergi lagi. Di loby, Kyungsoo menelfon temannya.
"Kalian ada di mana?" tanya Kyungsoo. Kyungsoo melihat mobilnya ada di luar.
"Kami sudah ada di depan ..." jawab temannya yang sudah dipotong oleh Kyungsoo.
"Oh, ok. Aku tahu" Kata Kyungsoo. Kemudian Kyungsoo keluar dari loby dan langsung masuk kedalam mobil.
"Ayo cepat jalan" kata Kyungsoo kemudian. Dia tidak sadar kalau yang ada di dalam mobil bukanlah teman-temannya, karena yang ada di dalam mobil itu adalah seorang laki-laki tampan bersama dengan seorang sopirnya.
"Omo!" Kyungsoo terlonjak kaget setelah menyadari bahwa mobil itu bukanlah mobilnya.
"Maafkan aku, ternyata aku salah masuk mobil. Mungkin karena warna mobilnya sama" kata Kyungsoo yang kemudian membuka pintu mobil itu untuk segera keluar dari sana.
'Ikat rambut itu...' pria itu sedikit tercengang saat melihat ikat rambut berbentuk pororo milik Kyungsoo. Bukan karena aneh, tapi ini mengingatkannya pada suatu hal.
"Tunggu!" kata laki-laki itu sambil meraih tangan Kyungsoo.
"Apa?! Ku bilang aku salah masuk mobil karena warna dan modelnya sama persis. Aku juga sudah meminta maaf padamu. Sekarang apa lagi?" tanya Kyungsoo sambil melepaskan tangannya.
"Apa kau sedang merencanakan untuk kabur dari sini? Kenapa kita tidak kabur bersama saja? Sepertinya akan sangat menarik" kata pemuda disertai dengan smirknya.
"Itu bukan urusanmu" jawab Kyungsoo ketus sambil keluar dari mobil itu.
"Hei...pretty girl?!" kata pemuda itu. Karena Kyungsoo merasa panggilan itu untuknya, dia membuka pintu mobil itu kembali.
"Apa?" tanya Kyungsoo cuek.
"Apa kau tidak tahu siapa aku?" tanya pemuda itu.
"Apa?! Apa menurutmu itu penting untukku?" Kyungsoo malah balik bertanya dan menutup pintunya kembali.
"Benar juga yah, kenapa aku bertanya seperti itu? Baguskan kalau dia tidak tahu" kata pemuda itu sendiri.
Saat Kyungsoo hendak masuk ke kampus lagi, dia melihat dosen yang hari ini bertugas mengajarnya keluar dari lift. Kyungsoo langsung keluar lagi dan masuk kembali ke dalam mobil pemuda itu.
"Apa-apaan ini? Keluar dari mobilku" kata pemuda itu setelah Kyungsoo masuk kambali ke dalam mobilnya secara tiba-tiba.
"Tentang yang tadi aku minta maaf. Dan sekarang, bisakah kau membawaku kabur dari tempat ini sekarang juga? Jeball .." kata Kyungsoo.
"Tidak bisa!" jawab pemuda itu.
"Apa?! Bukankah tadi kau mengatakannya sendiri padaku?" tanya Kyungsoo.
"Itukan tadi, sekarang berbeda" jawab pemuda itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Baiklah. Tapi, setidaknya kau membiarkanku untuk tetap disini sampai keadaannya benar-benar aman, please!" pinta Kyungsoo. Pemuda itu tidak menjawab apapun, dia malah memejamkan matanya. Setelah situasi dirasa aman, Kyungsoo berniat untuk keluar dari mobil itu.
"Baiklah, kupikir sekarang sudah aman. Dan sekarang..." kata Kyungsoo yang hendak meraih pengunci pintu mobil untuk membukanya.
"Dan sekarang kita jalan pak" timpal pemuda itu pada sopirnya, masih dengan matanya yang tertutup rapat.
"Eheheh...tunggu dulu?! Aku mau turun" kata Kyungsoo sambil berusaha membuka pintu mobil. Namun naas, pintu telah terkunci secara otomatis dan mobilpun kini telah melaju menjauh dari lingkungan kampus.
"Shireo!?" jawab pemuda itu.
"Kenapa?" tanya Kyungsoo.
"Karena aku tidak mau dan harus pergi sekarang!" jawab pemuda itu.
"Apa? Tapi aku mau turun!" kata Kyungsoo.
"Apa kau mau aku menurunkanmu di sini dan melaporkan kepada dosenmu itu?" tanya pemuda itu.
"Apa? Apa sekarang kau sedang mengancamku?" tanya Kyungsoo.
"Terserahlah, kalau memang kau mau turun sekarang, aku akan menurunkanmu disini. Pak tolong minggir" kata pemuda itu. Kemudian mobil itu pun berhenti di pinggir jalan yang sepi. Kyungsoo melihat sekeliling tempat itu. Sepi, batinnya.
"Sekarang turun!" kata pemuda itu kemudian.
"Apa?! Kau mau menurunkanku di tempat sesepi ini? Di mana ini? Bagaimana jika aku tidak bisa pulang ke rumahku?" tanya Kyungsoo. Pemuda itu hanya diam.
"Bolehkah aku ikut denganmu?" tanya Kyungsoo dengan nada memelas.
"Jalan pak" kata pemuda itu sambil memejamkan matanya kembali.
Di sepanjang perjalanan, Kyungsoo terus saja memandangi pria itu. Dia tidak pernah melihatnya di kampus tetapi dia adalah salah satu mahasiswa di kampusnya. Terbukti dengan seragam yang sekarang melekat di tubuhnya.
"Ada apa? Aku tahu jika aku tampan" kata pemuda itu tiba-tiba.
"Mwo!" Kyungsoo memekik heran.
"Kenapa dari tadi kau melakukan hal itu?" tanya pemuda itu.
"Apa?!" Kyungsoo tambah bingung.
"Kenapa sepanjang perjalanan kau terus saja memandangiku? Siapa kau sebenarnya?" tanya pemuda itu. Kyungsoo tertawa mendengar pertanyaan pemuda itu.
"Kenapa kau malah tertawa?" tanya pemuda itu lagi.
"Apa kau pikir aku sedang mencoba untuk mendekatimu? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Sebenarnya kau siapa? Dan siapa namamu? Kenapa aku baru melihatmu hari ini? Padahal kita satu universitas" jawab Kyungsoo.
"Apa kau benar-benar tidak tahu siapa aku? Kau sekolah di universitas milik keluargaku, tapi kau sama sekali tidak tahu siapa aku? Aku adalah... " perkataannya berhenti saat dia melihat bahwa orang yang selama ini diajaknya bicara ternyata dia sudah tertidur.
"Hei kau?! Kenapa kau bisa tertidur?!" teriak pemuda itu karena merasa tidak dihargai. Karena kaget, Kyungsoo pun terbangun.
"Ugh.. apa kau harus berteriak sekeras itu? Tidak bisakah kau membiarkanku beristirahat sebentar saja?sebenarnya kau mau membawaku kemana?" tanya Kyungsoo.
"Rumah sakit?" jawab pemuda itu.
"Mwo?! Apa kau sakit?. Tapi kau tidak terlihat seperti orang yang sedang sakit?" tanya Kyungsoo sembari memandangi pemuda yang duduk di sampingnya itu.
"Diamlah?! Mendengar ocehanmu kepalaku menjadi sakit" jawab pemuda itu sambil memegangi kepalanya. Lalu mereka terdiam untuk beberapa saat.
"Apa kau marah padaku? Siapa namamu?" tanya Kyungsoo dengan lembut. Tapi pemuda itu tidak menjawab apapun. Mereka sudah sampai di rumah sakit, tepatnya SM Hospital.
"Kau tidak mau masuk? Apa kau mau pulang sendiri?" tanya pemuda itu setelah mereka turun dari mobil.
"Apa?! Apa aku boleh ikut masuk ke dalam?" tanya Kyungsoo. Namun pemuda itu langsung saja masuk dan membiarkan Kyungsoo mengikutinya dari belakang. Setelah mereka memakai pakaian steril, mereka masuk ke ruang rawat. Ternyata di dalam ada seorang kakek tua yang sedang tidur dan terbaring lemah di atas ranjang.
"Sebenarnya bagaimana kondisi kakek saat ini?" tanya pemuda itu pada sosok yang lain.
"Mungkin dia hanya kelelahan, beliau akan baik-baik saja" jawab orang itu yang ternyata adalah sekretaris kakeknya.
"Jongin.. kau sudah datang? Siapa yang kau bawa?" tanya kakeknya lemah.
'Oh, ternyata orang ini bernama Jongin' batin Kyungsoo.
"Kenapa kakek bisa masuk rumah sakit lagi?" Jongin malah balik bertanya sambil memegangi tangan kakeknya.
"Kakek tanya siapa yang kau bawa?" tanya kakeknya lagi.
"Oh, dia. Bukan siapa-siapa. Dia hanya mengikutiku kemari. Mungkin dia menyukaiku" jawab Jongin terkekeh pelan.
"Apa?! Apa katamu? Itu tidak akan pernah terjadi!" jawab Kyungsoo dengan nada meninggi.
"Tuhkan kek, dia masih malu-malu untuk mengakuinya" kata Jongin pada kakeknya.
"Siapa namamu gadis cantik?" tanya kakek pada Kyungsoo yang masih berdiri di samping Jongin.
"Nama saya Kim Kyungsoo kek" jawab Kyungsoo sambil sedikit membungkukkan badannya.
"K-Kim...Kyungsoo... Siapa nama ayahmu nak?" tanya kakek penasaran.
"Mwo?! Ayah saya Kim Siwon" jawab Kyungsoo sambil tersenyum.
"Kenapa kakek bertanya seperti itu? Kakek tidak mungkin kenal dengan orang tuanya. Aku juga baru pertama kali melihatnya" kata Jongin yang agak sedikit merasa aneh dengan sikap kakeknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ada apa sekarang?" tanya Jongin pada Kyungsoo yang sudah berada di luar Rumah Sakit.
"Apa?!" Kyungsoo balik bertanya.
"Aku mau pulang. Apa kau juga mau ikut pulang ke rumahku?" tanya Jongin sambil melenggang menuju mobilnya yang sudah terparkir di sana.
"Mwo?! Bukankah kau mau kembali ke kampus?" Kyungsoo menyusulnya dari belakang.
"Untuk apa aku kembali ke sana?" jawab Jongin kemudian masuk ke dalam mobil. Kyungsoo juga ikut masuk ke dalam mobil.
"Apa kau benar-benar ingin pergi ke rumahku? Sepertinya kau sudah benar-benar menyukaiku?" kata Jongin setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.
"Terserahkau saja. Sekarang, antar aku pulang" jawab Kyungsoo acuh.
"Mwo?! Oh..aku tahu, kau ingin memperlihatkan rumahmu kan? Setelah itu kau akan menyuruhku untuk menjemputmu setiap hari, iyakan?" pikir Jongin.
"Apa kau sudah gila?! Kau mau meninggalkanku di sini. Sedangkan aku tidak membawa uang sedikitpun. Aku kesini tidak membawa apapun, kecuali.." kata Kyungsoo yang tidak selesai meneruskan omongannya karena ponselnya berbunyi.
"Hmm... apa kau mau mencoba membohongiku? Katanya kau tidak membawa apapun?" tanya Jongin sinis.
"Aku sudah bilang. Aku tidak membawa apapun kecuali ponsel ini" jawab Kyungsoo sambil menunjukkan ponsel genggamnya.
"Tadi kau tidak berkata seperti itu, kenapa kau tidak menelfon ayahmu untuk menjemputmu?" tanya Jongin.
"Ayahku sedang sibuk bekerja" jawab Kyungsoo.
"Dimana rumahmu?" tanya Jongin.
"Sebentar lagi, tadi siapa yang kau temui di rumah sakit?" tanya Kyungsoo.
"Dia adalah Kim Soo Man, kakekku" jawab Jongin.
"Apa?! Jadi dia adalah pemilik kampusku dan kau cucunya?" tanya Kyungsoo sambil membulatkan matanya kaget.
"Kau pasti sedang berpura-pura tidak tahu kan?" tanya Jongin malas.
"Aku benar-benar tidak tahu, kenapa kau selalu menuduhku membohongimu?" tanya Kyungsoo kesal.
"Karena kau memang sudah berbohong padaku" jawab Jongin singkat .
"Stop!" kata Kyungsoo tiba-tiba.
"Wae! Apa kau mau turun disini?" tanya Jongin sambil melihat-lihat ke luar mobil.
"Ya, karena itu rumahku" jawab Kyungsoo sambil menunjuk pada salah satu rumah yang ada di sana.
"Mwo! Itu rumahmu?" tanya Jongin tidak percaya setelah melihat keadaan rumah Kyungsoo.
"Wae? Apa ada yang salah dengan rumahku yang sederhana itu? Tenang saja, aku tidak akan menyuruhmu mampir atau datang lagi ke sini" jawab Kyungsoo kemudian membuka pintu mobil itu.
"Kau sangat berbeda. Sebagian besar wanita, mereka akan menutupi kekurangannya di depan pria yang mereka sukai, tapi kau tidak" kata Jongin sebelum Kyungsoo menutup kembali pintu mobil itu.
"Kenapa aku harus menutupinya darimu? Kau bukan pacarku, dan aku juga tidak menyukaimu" jawab Kyungsoo sambil keluar dan menutup pintu mobilnya. Jongin hanya tersenyum geli mendengar jawaban Kyungsoo yang begitu smart. Memang benar! Untuk apa gadis brutal itu menutupinya dariku, setidaknya itulah yang ada di pikiran Jongin saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ayah Kyungsoo teryata juga baru pulang dari kantor, dia melihat putrinya keluar dari mobil dengan lambang SM di bemper depan. Ayah Kyungsoo tentu tahu betul mereka siapa. Karena itulah dia langsung membawa Kyungsoo ke dalam.
"Siapa mereka? Dan untuk apa mereka datang kemari?" tanya ayah Kyungsoo dengan marah.
"Maksud ayah apa?" Kyungsoo bingung dengan kemarahan ayahnya yang tiba-tiba.
"Apa mereka mencoba mendekatimu? Apa mereka melukaimu?" tanya ayah Kyungsoo sambil meneliti setiap jengkal tubuh Kyungsoo. Dia terlihat sangat khawatir jika mereka sudah melukai putri sulungnya itu.
"Tidak ayah, tadi itu teman baru Kyungsoo. Dia cucunya yang punya kampusnya Kyungsoo" jawab Kyungsoo.
"Apa!? Mulai besok kamu tidak boleh bertemu dengannya lagi. Kalau tidak, lebih baik kamu keluar dari kampus itu" kata ayah Kyungsoo meninggalkan Kyungsoo yang masih bingung di ruang tamu.
"Tapi kenapa aku harus menjauhinya appa! Dia baik padaku" Kyungsoo mengejar ayahnya ke dalam.
"Pokoknya tidak boleh. Kau tahu? Karena orang-orang itu, kau hampir saja..." ayahnya tidak bisa meneruskan perkataannya. Dia belum siap untuk menceritakan rahasia yang sudah 22 tahun di simpannya dengan rapat.
"Hampir apa ayah?" tanya Kyungsoo yang semakin penasaran.
" Ayahnyalah yang telah mengusir kita dari rumah kita sendiri. Rumah kakekmu" jawab ayahnya sambil menunduk di hadapan Kyungsoo. Memegang kedua bahu anaknya.
"Apa?! Kakek masih hidup?" tanya Kyungsoo sambil menatap ayahnya yang masih tertunduk di hadapannya.
"Ne, dan dia adalah pemilik kampusmu sekarang. Kim Soo Man" jawab ayahnya sambil menatap Kyungsoo tajam.
"Mwo? Maksud ayah?" tanya Kyungsoo.
"Ne itu benar. Dan ku harap kau mengerti maksud ayah" jawab ayahnya dan langsung masuk ke kamarnya.
'Jadi kakek tua yang baru saja aku temui adalah kakekku sendiri' batin Kyungsoo. Dia tidak sempat memberi tahukan kepada ayahnya perihal pertemuannya itu.
Kyungsoo tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia sangat marah, sedih dan kecewa. Dia marah kepada orang yang telah mengusir appa, eomma, dan adiknya dari rumah mereka sendiri. Dia sedih karena telah membuat ayahnya sedih. Dan dia kecewa kepada ayahnya karena sudah berbohong padanya selama bertahun-tahun lamanya.
Keesokan harinya, Kyungsoo berangkat ke kampus seperti biasa. Hari ini dia menggunakan mobil berwarna merah menyala. Karena mobil yang kemarin sedang disewa. Dia memarkirkan mobilnya di samping mobil hitam yang terlihat seperti mobil yang dipakainya kemarin. Seperti biasa, dia disambut heboh oleh teman-temannya ketika baru saja keluar dari mobilnya. Tiba-tiba Jongin turun dari mobil hitam yang terparkir rapi di sebelah mobil Kyungsoo. Awalnya dia tidak yakin kalau wanita itu adalah Kyungsoo. Kemudian dia memanggilnya.
"Kyungsoo...?!" panggil Jongin. Kyungsoo hanya menoleh, setelah tahu bahwa yang memanggilnya adalah Jongin, dia langsung meneruskan langkahnya karena teringat dengan pesan ayahnya.
"Hei...! pretty girl...!?" teriak Jongin.
"Sepertinya dia memanggilmu" kata teman Kyungsoo heboh.
"Biarkan saja, dasar orang gila" kata Kyungsoo.
"Yak Kim Kyungsoo! Pretty girl...?!" teriak Jongin semakin keras. Karena Kyungsoo tidak tahan dengan teriakannya, dia kembali dan menghampiri Jongin.
"Cepat katakan! Sebenarnya apa maumu?" tanya Kyungsoo enggan.
"Hei, santai" jawab Jongin sambil menepuk bahu Kyungsoo beberapa kali.
"Aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu" kata Kyungsoo sambil menyingkirkan tangan Jongin yang masih bersarang di bahu kanannya.
"Jadi semua itu benar?" tanya Jongin disertai dengan senyum evil-nya.
"Mwo?" tanya Kyungsoo bingung.
"Kau berpura-pura tidak mengenaliku untuk mendekatiku. Setelah itu aku akan menyukaimu. Dan setelah aku menyukaimu, kau akan menendangku. Cha! Benar seperti itu" jelas Jongin. Kyungsoo hanya memutar bola matanya malas. Berapa kali dia harus meyakinkan Jongin agar dia bisa percaya padanya.
"Apa itu maumu eoh!" teriak Jongin kemudian.
"Aish! Terserah kau saja. Tapi, aku tidak pernah sekalipun mencoba membohongimu" jawab Kyungsoo sambil memegangi telinganya yang panas karena teriakan Jongin. Namun tangannya segera digenggam oleh Jongin dengan erat.
"Apa katamu! Apa mobil kita sama persis? Apa itu yang disebut dengan sama persis?" teriak Jongin sambil menunjuk mobil mereka.
"Lepaskan tanganku! Bisakah kau tidak berteriak padaku?" kemudian Kyungsoo pergi meninggalkan Jongin setelah berhasil meloloskan tangannya dari genggaman Jongin yang sudah terasa sakit.
"Kau sudah puas sekarang?! Apa yang kau inginkan sudah tercapai, karena sekarang aku benar-benar menyukaimu" teriak Jongin kemudian. Kyungsoo mempercepat langkah kakinya tanpa mengindahkan teriakan Jongin padanya.
"Yak Pretty Girl! Nan neo johae!" teriakan Jongin kembali terdengar, hingga membuat heboh teman-teman Kyungsoo yang masih berkumpul di sana.
"Mwo? Kenapa dia terus saja memanggil Kyungsoo dengan sebutan Pretty Girl. Memang Kyungsoo cantik, tapi panggilan itu terdengar sangat asing di telingaku" teman-teman Kyungsoo pun heran. Apa kalian juga bingung? Mari tengok kejadian 17 tahun silam.
Flashback on
"Kapan kau akan pergi dari rumah appa hyung!" tanya seorang pria berumur 25 tahun pada kakak laki-lakinya.
"Apa kau begitu sangat mengingikan uang? Tidak cukupkah jika kau hanya menerima bagianmu sendiri?" jawab pria yang lebih tua.
"Andwae! Kau harus pergi sekarang juga atau kau tidak akan pernah bertemu dengan anak bungsumu untuk selamanya. Mianhe, aku harus melakukan hal semacam ini padamu Siwon hyung!" pria berumur empat tahun lebih muda itu tidak juga mundur dari pendiriannya.
"Yak Kim Jongdae! Jangan kau sentuh anakku. Kau tahu umurnya masih 3 tahun, dan dia sudah di tinggal oleh ibunya sesaat setelah ia lahir ke dunia!" pria bernama lengkap Kim Siwon itu merasa pilu saat membicarakan anak bungsunya.
"Maka dari itu kau harus pergi! Jangan sampai orang-orang dari SM Group menemukan keberadaanmu! Walaupun kalian sudah menjadi mayat sekalipun!" Kim Jongdae berucap cukup keras, ia mengatakannya sebagai sebuah ancaman.
"Appa..." disaat ke dua pria dewasa itu bersitegang, muncullah seorang putri kecil berumur 4 tahunan dengan rambut hitam yang diikat satu ke belakang menggunakan karet berbentuk cartoon pororo, yang berlari ke arah mereka berdua. Memanggil appanya yang ternyata adalah salah satu dari mereka berdua.
"Wah.. putrimu cantik seperti tuan putri. Tapi ku harap dia tidak akan menjadi putri di keluarga SM" kata Jongdae tajam.
"Kyungsoo-ya.. kenapa kau masuk eoh?" Siwon memangku anaknya.
"Tadi ada anak kecil yang nggangguin Kyungcoo, olangnya item " jawab Kyungsoo kecil.
"Eoh? Tapi kau tidak papa kan?"
"Aniyo appa, appa lama banget cih.." jawab Kyugsoo menggaruk-garukkan kepalanya karena gatal. Karena tidak tahan ia pun melepas kaitan rambutnya dan membuang ikat rambutnya asal. Tanpa memperhatikan seseorang yang sedang memperhatikannya di hadapan ayahnya.
"Appa sudah selesai. Kajja, kita pulang. Kita jemput adikmu Kim Sehun ne"
"Kim Jongdae, aku permisi" Siwon menggandeng anaknya keluar dari restoran itu.
"Ne, ku harap kau menepati janjimu!"
"Appa!" saat hendak keluar, mereka berpapasan dengan seorang namja kecil yang juga meneriakkan appanya. Dia sempat bertatap muka dengan Kyungsoo.
'Bukankah dia anak yang tadi berada di luar' batin Jongin kecil.
"Jonginie... ayo kemari.." sang appa melambaikan tangan padanya. Jongin kecil pun berlari menghampiri sang appa.
"Appa! Dia siapa?" tanya Jongin kecil karena dia tahu bahwa mereka baru saja menemui appanya, Kim Jongdae.
"Eoh? Dia putri, cantikkan.."
"Ne, pretty girl. Heheh"
"Dari mana kau mendapatkan kata-kata seperti itu eoh?"
"Huh? Aniya, hanya saja...eoh! apa ini? Apa benda ini miliknya?" Jongin kecil belum sempat melanjutkan jawabannya karena dia menemukan sebuah ikat rambut berbentuk pororo di bawah mejanya.
"Ahh ye! Tadi dia membuangnya. Kau buang saja benda itu" kata appanya. Namun sampai sekarang Jongin tidak juga membuang benda itu. Sampai-sampai dia bertemu kembali dengan pemiliknya. Dia yakin jika Pretty Girl kecilnya dulu itu adalah Kyungsoo yang ia temui di kampus.
Flashback off
Lanjut Or Delete?
Nae kembali dengan FF baru, semoga kalian suka. Maaf pendek, itu cuma buat perkenalan aja. Dan masih setia sama KaiSoo. Coz, I'm KaiSoo Shipper #plak.
Ditunggu silent reader gue juga butuh review kalian. Pliss tolong gue #sujud. Cerita di lanjut tergantung mood author. Dan mood author tergantung dari komenan loe-loe pade.
Review Juseyo~^_^