iOS
Main Cast:
-Xi Luhan
-Oh Sehun
Other Cast:
-Park Chanyeol
-Byun Baekhyun
-Kim Jongin
Pairing:
-HunHan
-ChanBaek (Slight)
Genre: Romance, Fluff, HighSchool
Warn: Typo, GS(for uke), age switch
Desc: Semua cast di sini murni milik Tuhan dan Orang tuanya, kecuali Kim Jongin karena dia milik saya/digampar readers/. Saya hanya meminjam nama mereka. Tapi plot cerita murni hasil imajinasi saya:D
DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME!
RnR please ;)
DLDR! Gak terima Flame :)
Selamat membaca :D
Innocentpervert proudly present
.
.
.
.
.
o00-iOS-00o
.
.
.
.
.
Masa orientasi adalah masa-masa yang paling suram bagi semua murid baru, tak terkecuali seorang yeoja cantik bernama Xi Luhan. Dan sepertinya hari pertama masa orientasinya kali ini merupakan yang tersial. Karena jarak rumahnya yang agak jauh dari sekolahnya, gadis bermata rusa itu mau tak mau harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Ketika sudah dekat dengan gedung Hanyeong Highschool, tanpa sengaja supirnya menyerempet motor seseorang hingga motor itu oleng dan jatuh.
"Agashi, bagaimana ini?" tanya supirnya panik.
"Aigoo…eottokhae Shin ahjussi?" ujar Luhan sama paniknya.
"Apa kita turun saja, Agashi?"
"Aduh gimana ya? Kalau turun nanti kita bisa terlambat ahjussiiiiii."
"Kalau begitu lanjut saja?"
Luhan hanya menganggukan kepalanya tak yakin. Sebenarnya ada rasa bersalah yang mengganjal di hatinya, tapi apa boleh buat?
—
Masa orientasi di sekolah ini memang tidak menuntut siswanya untuk berdandan aneh-aneh layaknya orang gila dan melakukan tindakan kekerasan pada fisik, melainkan lebih kepada melatih mental para calon siswa baru. Saat tinggal beberapa jam lagi mos hari ini usai, seorang senior berwajah datar masuk ke kelas Luhan. Di lihatnya satu persatu wajah siswa di sana. Dan saat ia menatap Luhan, dengan kedua tangan di letakan di dalam saku ia berjalan ke arah Luhan.
"Bukankah kamu yang menyerempet saya tadi pagi?" tanyanya dengan tatapan membunuh.
Bukannya menjawab Luhan malah menundukan kepalanya.
"Jawab!" Ujarnya sedikit membentak.
Luhan hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Kenapa kamu langsung pergi bukannya meminta maaf?! Apa kau tidak pernah belajar tata karma?!" Tanya sunbaenya dengan suara yang keras.
"Maafkan saya Sunbae-nim, saya tidak tahu kalau itu motor sunbae," ujar Luhan dengan suara gemetar karena ketakutan.
"Oh…. Hebat sekali kau ini, Luhan-ssi. Jadi kau meminta maaf hanya pada Seniormu saja?" tanya seniornya itu dengan nada mengejek dan sebuah seringai menghiasi wajahnya.
"A-anio…. Bukan begitu sunbae, tadi saya terburu-buru karena takut terlambat," Luhan membela dirinya.
"Tidak ada alasan, sekarang kamu harus dihukum, ikut saya!" ujar sunbae—yang entah siapa namanya. Akhirnya mau tak mau Luhan ikut dengannya.
—
Seorang gadis terlihat sedang siap-siap di depan cermin besar. Ia membubuhkan bedak tipis di wajahnya dan mengoleskan lipbalm dibibirnya. Gadis itu kemudian menyisir rambut coklatnya menjadi sebuah ponytail tinggi. Lalu ia mengenakan kemejanya dan mengambil dasi. Dengan cekatan ia menyimpul dasinya itu. Setelah merasa rapih ia mengambil blazer sekolahnya kemudian memakai sepatu.
Luhan P.O.V
Akhirnya MOS selesai juga, kendati begitu aku bersumpah tidak akan melupakan Sunbae menyebalkan yang ternyata bernama Oh Sehun itu. Dihukum sih dihukum, tapi tak usah menyuruhku untuk menari-nari di depan senior yang lainnya juga. Hiiih menyebalkan. Untung aku bisa menari, coba kalau tidak? Pasti hari itu aku sukses menghancurkan image-ku. Tapi tetap saja, kalau harus menari di depan senior-senior kan aku malu. Belum lagi sunbae berkulit hitam yang terus menatapku denan tatapan seakan mau menerkam ku. Dasar sunbae mesum!
Mungkin karena terbiasa dengan homeschooling, aku merasa sedikit gugup saat memasuki kelas. Apalagi aku bukan orang Korea. Aku takut tidak bisa beradaptasi dengan mereka. Saat aku datang, kelasku sudah sedikit ramai. Bangku yang masih kosong lebih banyak di daerah belakang. Tapi untungnya masih ada beberapa bangku yang kosong di tengah. Aku berjalan kearah seorang yeoja yang sedang mengobrol. Tampaknya dia cepat sekali akrab dengan teman baru.
"Jogiyo… boleh aku duduk di sini?" ucapku sedikit ragu.
Dia terdiam cukup lama sambil menatapku. Aku menelan ludah. Mati aku. Sepertinya aku salah memilih orang.
"Kalau tidak boleh juga tidak apa-apa, hehe," kataku sambil berbalik sambil tersenyum kikuk.
"Tunggu!" ujarnya menahanku
Aku berbalik dan mendapati ia sedang mengamati tubuhku dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Dan itu membuatku takut.
"A-ada apa?" tanyaku sedikit takut
"Bukankah kau Xi Luhan?"
"N-ne,"
"Luhan yang Ulzzang dari China itukan? Astaga…..kau sekolah di sini juga ya? Omo…omo…omo aku suka sekali dengan foto-fotomu. Ternyata kau memang cantik walaupun tanpa makeup ya. Aigoo….Aigoo…Aigoo… bahkan aslimu lebih cantik daripada yang ada di foto. Ayo sini, dengan senang hati kau boleh duduk di sini hehe," kata gadis itu panjang lebar. Aku kaget mendengar ocehannya barusan.
"Hei, kenapa diam? Kau tidak jadi duduk di sini? Kenapa? Padahal aku ingin sekali duduk denganmu…" katanya sedikit murung.
"E-eh, bukan begitu ummm….siapa namamu?" tanyaku
Belum sempat yeoja itu menjawab, tiba-tiba ada suara yang menginterupsi. Sontak aku membalikan badanku.
"Namanya Baekhyun," kata namja jangkung itu.
"Ah… iya. Bukannya aku tidak mau duduk denganmu, Baekhyun-ssi. Tapi—"
"Karena Baekhyun cerewet dan menyeramkan," selanya lagi, kemudian tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapih.
"Sialan kau tiang listrik. Mau apa kau ke sini? Jangan bilang kelasmu di sini juga," ujar Baekhyun.
"Tepat sekali. Waaaah sepertinya kau akan bahagia karena kita akan terus sekelas," ucapnya sambil bertepuk tangan.
"Andwaaaaaaeeeeeeeeeee huaaaaaaaaaaaa~~~ bosan aku melihat wajah bodohmu itu," ujar Baekhyun sambil menutup wajahnya.
Aku hanya mematung melihat percakapan mereka.
"Um, Baekhyun-ssi apakah aku bolehh duduk di sini?"
"Ah iya, aku sampai lupa ada kau di sini. Tentu saja kau boleh duduk di sini. Oh iya, jangan panggil aku dengan embel-embel seformal itu, panggil saja Baekhyun."
"Baiklah"
"Hey, kenalkan aku Chanyeol, Park Chanyeol," katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Luhan, Xi Luhan," saat aku hendak membalas uluran tangannya, Baekhyun langsung menepis tangan Chanyeol.
"Ish, jangan modus deh," kata Baekhyun. "Jangan mau kenal dengan namja idiot ini Lu, Nanti kau sama idiotnya seperti dia."
Aku terkekeh mendengar ucapan Baekhyun.
"Huuuh! Dasar pendek, kau kan sudah 12tahun menegenalku. Itu tandanya kau juga idiot," kata chanyeol sambil mengacak-acak rambut Baekhyun.
"YA! Jangan mengacak-acak rambutku, dasar yoda!" ujar Baekhyun sambil merapihkan rambutnya.
Aku terkekeh melihat kelakuan mereka berdua yang layaknya tom & jerry itu. Aku duduk di sebelah Baekhyun dan Chanyeol duduk di belakang kami dengan—entahlah, aku tidak kenal.
Sayang sekali kami bertiga tidak masuk klub yang sama. Chanyeol memilih bergabung bersama tim basket sekolah, aku memilih ikut klub dance sekolah, sedangkan Baekhyun ikut klub musik. Dan asal kalian tahu ya, si Sunbae bermuka datar bernama Oh Sehun dan temannya yang hitam itu ternyata anggota Klub dance juga, apa lagi si hitam mesum yang bernama Kim Jongin itu adalah ketuanya. Hiiih menyebalkan sekali.
—
Dua bulan berlalu, aku semakin dekat dengan Baekhyun dan Chanyeol. Mereka ternyata baik sekali, apalagi Baekhyun. Walaupun dia tampangnya jutek dan juga cerewet, tapi Baekhyun sangatlah baik padaku. Kami juga sering menghabiskan akhir pekan bersama—entah itu jalan-jalan atau main di rumahku.
Seperti sekarang ini, mereka sedang ada di rumahku. Chanyeol sedang bermain gitar dan Baekhyun sedang main piano sambil bernyanyi. Sedangkan aku? Aku hanya menonton mereka saja, hehehe.
Aku baru tahu ternyata Chanyeol bisa memainkan banyak alat musik. Dan aku juga baru tahu kalau ternyata Baekhyun adalah 'fans'ku, kkkkk~ Baekhyun bilang kalau dia sering sekali melihat-lihat foto atau video di blogku. Bahkan dia sampai mendownloadnya. Ada-ada saja. Menurut Baekhyun sih dia suka dengan tutorial make up yang sering aku upload di blogku. Dan kata Baekhyun, aku adalah salah satu ulzzang favoritnya.
Sejujurnya sih aku tidak terlalu suka disebut ulzzang. Kenapa? Entahlah, hanya tidak suka saja.
Oh iya, aku juga tahu dengan 'obsesi' aneh kedua sahabat baruku ini. Chanyeol suka sekali mengoleksi topi dan dia juga suka boneka….errr….. rillakuma. Sedangkan Baekhyun dia suka sekali dengan stoberi dan koleksi eyeliner miliknya sangatlah banyak. Ah…ternyata Chanyeol punya perasaan lebih lho kepada Baekhyun, hihihi. Jangan bilang-bilang yaaa.
Bersahabat dengan mereka bedua sangatlah menyenangkan. Karena aku terbiasa home schooling, aku tak memiliki banyak teman. Temanku selama ini hanyalah keluarga dan beberapa maid yang bekerja di rumahku. Sejak berteman dengan mereka, aku jadi tahu apa itu arti persahabatan. Aku juga banyak belajar dari mereka berdua. Baekhyun selalu bilang bahwa kita harus tetap ceria bagaimanapun keadaannya dan Chanyeol bilang kalau kita harus terus tersenyum kepada siapapun. Sekalipun orang itu adalah orang yang aku benci—termasuk si muka datar itu.
—
Setelah kegiatan belajar selesai, aku masih harus latihan bersama klub dance. Chanyeol ada latihan basket dan Baekhyun ada kumpulan dengan klub musik. Kami berjalan bertiga menuju ruang loker untuk menaruh beberapa buku. Dan saat sampai sana, aku kaget bukan main. Pintu lokerku penuh dengan coretan sedangkan isi lokerku sangat berantakan. Baekhyun dan Chanyeol juga sama kagetnya. Buru-buru aku mengambil tisu basah yang ada di tasku dan membersihkan coretan itu. Syukurlah coretan-coretan itu bisa dihapus. Setelah membereskan loker, aku mengurungkan niatku untuk latihan karena masih kaget dengan kejadian tadi.
Awalnya aku tidak terlalu heran dengan kejadian itu. Mungkin karena beberapa namja populer di sini mendekatiku dan para penggemar mereka tidak suka. Tapi, Baekhyun pernah bilang padaku kalau yeoja-yeoja itu tidak ada yang berani melakukannya karena selain ayahku adalah pemilik yayasan sekolah, mereka berpikir kalau aku terlalu baik unatuk dikerjai seperti itu. Para yeoja-yeoja itu pun kaget begitu tahu ada orang yang berani melakukan itu. Dan kejadian ini selalu terjadi setiap hari senin. Aneh bukan?
"Lu, apa kau punya musuh? Aku tak habis pikir siapa yang tega melakukan itu. Ini sudah keenam kalinya loh orang itu mengobrak-abrik lokermu," tanya Chanyeol sambil menyedot bubble tea miliknya.
"Iya, padahalkan kau ramah sekali ke semua orang, tak seperti mereka" ujar Baekhyun sambil menunjuk kea rah segerombolan yeoja menggunakan dagunya. Yeoja-yeoja yang di tunjuk oleh Baekhyun adalah segerombolan anak orang kaya yang sombongnya tidak kepalang.
"Entahlah Baek," ujarku sambil mengaduk-aduk bubble teaku. Tiba-tiba sekelebatan wajah si muka datar itu muncul di otakku.
"Ah..Baek, Yeol, sepertinya aku tahu. Ada satu orang yang tidak suka dengan ku,"
"Nugu?" tanya mereka bersamaan.
"Si muka datar."
"Eh, maksudmu Sehun sunbae?" tanya Chanyeol. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan itu.
"Kenapa menurutmu orang itu pelakunya? Memangnya dia membencimu? Wae?wae?" tanya Baekhyun dengan wajah bingung.
"Habisnya setiap aku senyum ke dia, orang itu tidak pernah membalas."
"Hanya karena itu?" Chanyeol menaikan satu alisnya.
"Aiiisshh, kan aku sudah pernah cerita kalau dulu aku pernah menyerempet motornya,"
"Ah..nenenenenenenenene. Ya sudah nanti kita cari tahu apakah Sehun sunbae pelakunya atau bukan," ujar Baekhyun.
"Bagaimana kalau kita susun rencana untuk senin depan?" usul Chanyeol.
Aku hanya mengangguk. Akhirnya kami bertiga menusun rencana untuk mengetahui orang itu sebenarnya Sehun atau bukan.
—
Hari senin pun tiba. Sesuai rencana, pada jam terakhir aku akan pura-pura sakit dan Baekhyun akan menemaniku ke UKS. Untung UKS dan ruang loker searah. Setelah berhasil keluar dari kelas, aku dan Baekhyun langsung menuju ruang loker. Disana terlihat seorang namja sedang menutup lokerku. Nampaknya dia baru mengacak-acak isinya. Lalu dia mengambil spidol dan langsung mencorat-coret lokerku. Setelah ku perhatikan, sepertinya aku tahu siapa dia.
Bingo!
Oh Sehun. Siapa lagi namja yang punya kulit seputih dia? Sambil mengendap-endap aku dan Baekhyun mendekatinya.
"S-sunbe.."
Dia sedikit terlonjak kaget ketika aku memanggilnya. Saat melihatku ia langsung memasukan spidol itu ke kantongnya lalu dengan santainya berjalan melaluiku.
"Tunggu!" aku langsung berlari menyusulnya.
"Ada apa?" tanyanya santai.
Sial, santai sekali namja ini. Apakah dia tidak merasa bersalah, eoh?
"Kenapa, sunbae?"
"Malah balik nanya," katanya kemudian melangkahkan kakinya pergi. Aku menarik tangannya.
"Lepas," ujarnya ketus. Refleks aku langsung melepasnya.
"Sehun-ssi, kenapa?" tanyaku. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin menangis.
"Kenapa apanya?"
"Kenapa kau melakukannya? Apa karena waktu itu aku menyerempetmu?"
"Sudah tahu, kan? Kenapa masih bertanya?" katanya sambil melangkahkan kakinya.
"Tunggu sunbae!" kataku sambil berlari mengejarnya. Namja itu hannya membalikan badannya lalu menatapku sinis.
"T-tapi kenapa? Bukankah aku sudah minta maaf?"
"Kau fikir maaf saja cukup?"
"J-jadi apa yang harus aku lakukan?" tanyaku.
"Cih, tak usah berlaga sok polos seperti itu," ujarnya sambil menyeringai
"T-api sunbae, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku."
"Jangan tersenyum kepadaku,"
"m-mwo?"
"Apa kau tuli? Aku bilang jangan tersenyum kepadaku. Aku muak melihat orang-orang munafik sepertimu yang berlaga sok ramah," katanya ketus sambil berlalu meninggalkaku.
Tak terasa bulir-bulir air menetes dari pelupuk mataku. Aku bukanlah tipikal orang yang mudah menangis. Bahkan saat aku jatuh dan lukanya diobati pun aku tidak pernah menangis. Tapi entah kenapa perkataan Sehun barusan sangat menyakitkan. Seakan-akan menyayat hatiku. Baekhyun yang sedari tadi terdiam kini memelukku. Ia menuntunku ke ruang UKS. Karena aku tidak mungkin kembali ke kelas dengan keadaan mataku sembab seperti ini.
TBC
a/n: New fanfic :D
Review please *bbuingbbunig*
Semakin banya review, semakin cepat update :D
Thanks for read yeorobuuuuuuuuuuun~~~~~~~~~~~~~~~~
BHAI