Title : Kiss Note

Rating : T

Genre : Romance, Comedy

Disclaimer : Naruto belongs to MK-sensei, inspired by a cosmetic commercial.

.

.

.

Chapter 6

Sakura kini sedang mengganti pakaiannya dengan yukata berwarna merah muda. Kemudian ia membantu Kaoru mengganti pakaiannya dengan yukata berwarna biru muda. Di kamar lain, Sasuke sedang mengganti pakaiannya dengan celana jeans panjang dan kaos berkerah berwarna putih. Sedangkan Naruto, ia memutuskan untuk memakai kaos berwarna putih, kemeja pendek berwarna orange yang tidak dikancing, dan celana jeans panjang berwarna biru tua.

Setelah memoles sedikit make up dan lipstik warna kesukaannya, Sakura segera mengambil tas tangannya dan menuntun Kaoru keluar dari kamar. Mereka segera menuju ruang tamu. Di ruang tamu belum terlihat Naruto ataupun Sasuke, melainkan kakek Naruto, Jiraiya-jiisan yang sedang membaca koran. Melihat Sakura dan Kaoru yang duduk dihadapannya, kakek Naruto segera meletakkan korannya dan mengajak Sakura dan Kaoru berbincang-bincang.

"Wah, Sakura-chan cantik sekali malam ini. Kaoru juga sangat manis. Warna yukata kalian benar-benar cocok!"

"Ah terimakasih Jiraiya-jiisan." Timbul warna merah merona di pipi Sakura. Kaoru hanya duduk manis dan diam saja daritadi. Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul dari tidur siang.

"Oh ya, mana Naruto dan Sasuke?"

"Sakura-chan, sudah siap?" Baru saja Sakura mau menjawab pertanyaan kakek Naruto tapi Naruto dan Sasuke sudah muncul. Mereka segera menghampiri Sakura.

Naruto melihat Sakura sedang mengangkat Kaoru dari sofa. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Naruto yang berjalan kearahnya. Jantung Naruto berdebar-debar saat melihat wajah Sakura yang begitu berbeda dari biasanya. Yukata merah mudanya sungguh cocok dengan warna rambutnya. Rambutnya yang ditata rapih dengan sumpit rambut yang senada dengan warna irisnya menambah kesan anggun. Cantik dan anggun. Hanya itu kata-kata yang ada di benak Naruto. Ia mengalihkan pandangannya untuk menutupi wajahnya yang memerah. Kakek Jiraiya tersenyum jahil melihat tampang malu-malu cucunya.

Di sisi lain, Sakura juga merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat melihat penampilan Naruto. Memang penampilannya sederhana tapi ia terlihat berbeda dari yang biasanya. Ia juga melakukan apa yang Naruto lakukan yaitu mengalihkan pandangannya kearah lain. Disamping Naruto ada Sasuke yang sedang memeriksa smartphonenya. Sakura merasa tidak perlu memperhatikan penampilan Sasuke. Ia memang selalu terlihat tampan bahkan saat memakai baju yang paling jelek sekalipun. Kaoru langsung berlari dan minta gendong Sasuke.

Setelah siap, mereka berpamitan pada kakek Jiraiya dan menuju lokasi natsu matsuri. Sasuke yang menggendong Kaoru berjalan lebih dulu diikuti Sakura dan Naruto dibelakangnya. Belum ada sepuluh langkah, kakek Jiraiya memanggil Naruto kembali. Naruto meminta Sakura dan Sasuke menunggunya di depan gerbang.

"Sakura-chan sangat cantik ya malam ini?" Tanya kakek Jiraiya sambil tersenyum jahil kearah Naruto.

"...Jii-san ini apa-apaan." Naruto melempar wajah merahnya kearah lain.

"Kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?" Kali ini tampang kakek Naruto tampak serius. Kemudian ia menepukkan tangannya pada pundak Naruto. "Jangan biarkan temanmu itu mendahuluimu. Kulihat Sakura-chanmu menyukai Sasuke."

"..." Tampak wajah Naruto berubah lesu. Harapannya untuk menghabiskan natsu matsuri bersama Sakura pupus sudah. Melihat wajah cucunya yang melesu, kakek Jiraiya tertawa geli.

"Satu-satunya cara, kau harus berusaha keras mendapatkan hatinya. Kalau dia menjauh, kau harus mengejarnya. Jangan pernah menyerah pada wanita. Dulu baa-sanmu awalnya selalu menolakku, tapi pada akhirnya dia luluh." Kakek Jiraiya kembali tertawa sehabis mengulang kenangan lama bersama istri tercintanya yang sudah tiada. "Yasudah cepat kau temui dia. Ingat, jangan sampai temanmu merebutnya. Semangat!" Ia mengepalkan tangannya memberi semangat pada Naruto.

"Un."

Naruto tampak lesu memikirkan kata-kata kakeknya. Memang benar, sepertinya Sakura tampak lebih akrab pada Sasuke dibanding dengannya. Ditambah Kaoru yang hanya mau bermain dengan Sasuke. Ia semakin iri padanya. Tak bisa dipungkiri bahwa Sasuke memiliki karisma yang berbeda, pantas saja semua wanita di kampus tergila-gila padanya. Ia lalu menghampiri Sakura dan Sasuke.

Di lain sisi, kakek Jiraiya sedang tertawa melihat cucunya yang langsung melesu. Padahal ia tau saat mereka masih di ruang tamu, mata Sakura hanya tertuju pada Naruto. Ia bahkan tidak melirik Sasuke sekalipun. Seseorang seperti Naruto memang harus dipanaskan terlebih dulu baru bertindak.

.

Sesampainya di natsu matsuri, mereka berempat menuju tempat snack-snack seperti takoyaki, okonomiyaki, choco banana, taiyaki dan sebagainya. Karena penuhnya pengunjung yang hadir, mereka bertiga terpisah. Sakura bersama Sasuke dan Kaoru, sedangkan Naruto terpisah sendiri karena ia terlalu fokus melihat pernak-pernik handphone yang beragam. Ia ingin membelikan satu untuk Sakura, satu untuknya, dan... satu untuk Sasuke... yah itupun kalau ia iri. Kelihatannya dia akan iri.

Setelah puas jajan ini dan itu, Kaoru minta duduk diatas pundak Sasuke. Hubungan Sasuke dan Kaoru sangat baik seperti seorang ayah dan anaknya. Kadang mereka bertengkar sedikit tapi itu hanya pertengkaran kecil. Senyum indah terlukis di bibir Sakura. Karena terlalu senang melihat hubungan Sasuke dan Kaoru yang semakin akrab, ia sampai tidak sadar kalau suara ocehan laki-laki yang biasanya berisik kini tidak terdengar lagi.

"Ah Sasuke-kun, aku baru sadar dimana Naruto?" Sakura menolehkan kepalanya mencari seorang laki-laki berambut kuning yang biasanya berisik namun entah ada angin apa dari rumah Jiraiya-jiisan ia jadi pendiam.

"Hn. Aku tidak tau. Kaoru lihat Naruto-nii tidak?" Tanya Sasuke sambil memegang kedua tangan Kaoru agar tidak jatuh.

"Kaolu tidak lihat. Sasu-nii ayo kita beli topeng."

"Hn. Ayo, Sakura kita beli topeng untuk Kaoru."

"Un!"

Jarak dari tempat dimana Sakura dan Sasuke berdiri ke tempat topeng sangat dekat. Tapi banyaknya kerumunan orang disana menghambat perjalanan mereka. Setelah mengantri cukup lama, mereka sampai di tempat penjual topeng. Sasuke dan Kaoru sedang asik memilih topeng mana yang cocok. Awalnya Sasuke hanya ingin memilih satu topeng untuk Kaoru tapi Kaoru memaksa agar Sasuke membeli topeng untuknya juga. Akhirnya Sasuke membeli satu topeng yang sama dengan Kaoru. Si penjual topeng melihat Sakura yang berdiri di samping Sasuke tiba-tiba menyeletuk kearah Kaoru.

"Kau tidak beli satu topeng lagi untuk ibumu?" Wajah Sakura memerah. Kaoru yang tadinya memakai topeng membuka topengnya dan menatap si penjual dengan bingung. Sedangkan Sasuke hanya memasang wajah datar seperti biasa.

"Ah ak-aku bukan i-ibunya. Ak-aku kakaknya."

"Oh aku kira kalian pasangan muda. Kalau kau kakaknya, berarti laki-laki ini pacarmu ya?" Wajah Sakura semakin memerah. Udara malam hari itu jadi semakin memanas. Sasuke memasang topengnya tiba-tiba.

"B-b-bukan. Ka-kami hanya b-berteman, Jii-san."

"Ah begitu? Sayang sekali. Padahal kalian serasi." Si penjual terdiam sebentar lalu menatap rambut ketiga orang didepannya. "Oh! aku baru sadar. Rambut adikmu berwarna kuning, sedangkan kau merah muda dan dia biru tua. Hahaha maaf maaf. Aku salah paham."

"Ah tidak apa jii-san... ha...ha... terimakasih." Astaga paman itu benar-benar membuat Sakura malu setengah mati. Eh? Tapi benar juga paman itu, rambut Kaoru berbeda dengan Sakura dan Sasuke. Sial, bahkan Sakura baru menyadari hal itu. Mereka segera meninggalkan tempat itu.

Di lain sisi, Naruto mendengar obrolan mereka dengan si penjual itu dari tempat yang tidak begitu jauh. Ia kesal kenapa harus Sasuke yang dikomentari 'kalian serasi'. Kenapa bukan dirinya? Ah, benar mereka terpisah dan sialnya Naruto terpisah sendirian. Tapi dadanya terasa sesak melihat mereka berdua berjalan berdampingan seperti itu. Sakura berjalan mengekor dibelakang Sasuke. 'Ini kesempatanku untuk berduaan dengan Sakura-chan.' Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Sakura dan berlari ke tempat yang agak jauh dari Sasuke.

"Sakura, mau kemana lagi kita?" Hening. Tidak ada suara perempuan yang menjawab pertanyaannya dari arah belakang. Hanya suara kerumunan orang yang terdengar. Sasuke menoleh ke belakang dan tidak ada Sakura disana. Mungkin ia ingin melihat-lihat ke tempat lain. "Kaoru, kakakmu menghilang. Mau kemana kita?"

"Kesana Sasu-nii!"

Naruto membawa Sakura ke tempat stand permainan dan penjual pernak-pernik. Sakura lalu melepaskan tangannya dari Naruto.

"Naruto! Kau sudah gila ya? Kau hampir menabrak semua orang tadi."

"Ah maaf, habis aku ingin memanggilmu tapi kau pasti tidak akan dengar karena sangat ramai disini." Naruto menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Hmm Sakura-chan mau main tangkap ikan?"

"Boleh-boleh saja." Mereka langsung ke tempat permainan tangkap ikan. Sakura tidak menyangka Naruto bisa mendapat tiga ikan tanpa membuat kertas penangkap ikan tersebut bolong.

Puas bermain tangkap ikan, mereka menuju tempat gulali. Setelah membeli dan membayar dua gulali, Naruto mengajak Sakura ke tempat permainan lain. Hampir semua tempat permainan mereka kunjungi. Akhirnya karena lelah, Naruto mengajak Sakura untuk istirahat di taman yang terletak di belakang lokasi natsu matsuri.

"Haaah... lelah sekali bermain ini dan itu. Tapi aku sangat senang malam ini. Terimakasih, Naruto!" Sakura memberikan senyum manis yang paling indah di mata Naruto. Jantungnya berdetak kencang melihat bibir manis milik Sakura. Ia ingin sekali menyentuh bibir itu lagi. Tapi ia harus menampar pipinya keras-keras agar kembali pada kenyataan.

"Haha sama-sama, Sakura." Naruto mengembalikan senyuman Sakura.

"Ah iya aku baru ingat. Apa yang Sasuke-kun dan Kaoru lakukan ya sekarang? Aku khawatir Kaoru merepotkan Sasuke."

Ah, nama itu lagi. Sesak rasanya mendengar Sakura menyebut nama Sasuke. Ingin sekali Naruto meminta Sakura melupakan Sasuke. Namun apa daya, Naruto dan Sakura hanya berteman. Belum ada status yang pasti. Ia ingin sekali memilikinya, tapi bagaimana caranya? Tiba-tiba saja Naruto teringat sebuah adegan drama yang tidak sengaja ia lihat dari teman sekelasnya yang sedang menonton drama tv di layar tablet. Ah, mungkin adegan itu bisa berhasil.

Naruto menarik tangan lembut Sakura dengan agak kuat agar tubuh dan wajah Sakura bisa mendekat. Ditatapnya lekat-lekat mata berwarna emerald itu. Safir itu akhirnya bertemu kembali dengan emerald. Jantung kedua insan tersebut berdebar kencang hingga hampir terdengar satu sama lain. Naruto mendekatkan wajahnya pada wajah Sakura. Bibir itu lagi. Ia ingin memilikinya. Ia ingin hanya ia yang boleh mengecup dan menciumnya. Ia tidak ingin kalau makhluk paling indah dihadapannya itu jatuh ke tangan orang lain, apalagi Sasuke. Tidak, tidak. Ia harus segera bertindak sebelum impiannya hancur.

"Sakura... aku menyukaimu..." Belum ada 5 detik, gabungan warna merah, kuning, hijau, jingga dan warna-warna cerah lain muncul di langit. Pesta hanabi dimulai.

Naruto mendekatkan wajahnya pada wajah Sakura. Naruto menutup kedua matanya. Sakura sangat gugup menghadapi kenyataan kalau saat ini ia akan berciuman dengan seorang lelaki tanpa notes sakti itu. Kami-sama, ini bukan mimipi kan? Akhirnya ia akan merasakan ciuman sungguhan. Bukan karena pengaruh notes itu. Kami-sama terimakasih! Ia berjanji pada dirinya untuk tidak melakukan kesalahan saat kedua bibir mereka menyatu. Ia juga mengingatkan dirinya sendiri agar tetap tenang dan jangan berlebihan. Mata Sakura ikut menutup kali ini. Ia juga mendekatkan wajahnya. Jarak kedua bibir insan itu hanya tinggal 10 senti. Namun angan-angan kedua insan tersebut harus musnah ketika suara berat menghentikan semuanya.

.

Sasuke tetap menggendong Kaoru di pundaknya. Rasa lelah dan pegal tidak ia rasakan selama bersama Kaoru. Tidak sedikit orang-orang yang menyangka kalau mereka adalah ayah dan anak. Dengan berat hati Sasuke harus menyangkalnya. Padahal Sasuke ingin sekali punya teman kecil seperti Kaoru. Ia memang punya seorang kakak. Tapi kakaknya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi tidak ada yang bisa ia ajak bicara dan jalan-jalan. Tentu saja selain ibu dan ayahnya.

"Kaoru, kita mau main apa lagi?" Hening. Balita berumur tiga tahun itu tidak menjawab sepatah katapun. "Kaoru?"

Kembali hening. Sasuke melihat wajah Kaoru. Kaoru tampak memasang wajah serius. Wajahnya tampak memucat.

"Kaoru? Kau kenapa?" Tiba-tiba Sasuke mencium aroma tidak sedap. "Jangan bilang kau...?"

Seperti telah mengeluarkan sesuatu yang sudah lama ditahan, Kaoru menebar senyum riang. Wajahnya pun sudah tidak memucat lagi. "Un! Kaolu habis buang air."

Sial! Sekujur tubuh Sasuke merinding mendengar kata "buang air". Berarti selama ini rasa hangat di leher dan pundaknya adalah kotoran Kaoru? Sasuke mulai merapalkan sumpah-serapahnya dalam hati. 'Kami-sama, ampuni dosa Kaoru dan tolong balas perbuatannya ketika ia sudah dewasa nanti. Amin.' Sasuke langsung menurunkan dan menjauhkan Kaoru dari tubuhnya. Ia belum pernah membersihkan kotoran ataupun mengganti popok bayi. Terlebih ia tidak membawa popok bersih untuk mengganti yang kotor.

Tiba-tiba terlintas seseorang dalam benaknya. Sakura. Benar! Kemana dia pergi? Astaga disaat genting seperti ini Sakura tidak ada didekatnya. Sasuke berlari mencari seorang perempuan bersurai merah muda yang seharusnya mudah ditemukan ditengah ramainya kerumunan orang. Tapi sudah ketiga kalinya Sasuke mengelilingi lokasi natsu matsuri ia tetap tidak menemukan perempuan yang sering dikira kekasih atau istrinya itu.

Akhirnya setelah lama berkeliling, ia baru sadar ada sebuah taman di belakang lokasi natsu matsuri. Ia memutuskan untuk mendekati bangku panjang di taman itu. Dari kejauhan ia menangkap sosok seorang perempuan dan seorang lelaki duduk berdampingan. Ia memutuskan untuk lebih mendekat. Semakin ia memperpendek jarak, sosok kedua insan itupun terlihat semakin jelas. Seorang perempuan bersurai merah muda dan seorang lelaki bersurai kuning duduk bersebelahan di bangku taman belakang. Tapi sepertinya kepala mereka mendekat dan mau... berciuman? Sasuke mulai mendekati lagi sepasang insan itu. Semakin dekat samar-samar ia lihat sepertinya mereka berdua tidak asing. Ia berjalan lebih dekat kearah kedua muda-mudi itu. Ternyata mereka adalah Sakura dan Naruto! Astaga mereka asik berduaan sedangkan Sasuke ditinggal berdua bersama Kaoru yang sedang buang air? Kali ini dewi fortuna tidak memihak Sasuke.

"Jadi kalian asik berduaan di taman belakang meninggalkan aku dan Kaoru yang sedang buang air?" Tanya Sasuke dengan nada sarkastik. Naruto yang hampir saja mencium bibir Sakura mendorong tubuh gadis itu supaya menjauh.

"A-ah... Sasuke-kun? K-kaoru buang air ya? Ah m-maaf aku segera membawanya pulang." Dengan canggung Sakura merebut Kaoru dari tangan Sasuke. Sakura menahan nafasnya kuat-kuat lantaran bau tidak sedap dari popok Kaoru menusuk hidungnya. Sakura buru-buru menuju rumah kakek Naruto. Naruto dan Sasuke mengikutinya dari belakang tanpa ada sepatah katapun terucap.

.

Setelah ia membersihkan kotoran dan menidurkan Kaoru, Sakura segera membersihkan dirinya dan bergegas untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia merasa sangat lelah hari ini. Tapi ia sangat senang bisa menghabiskan liburan musim panasnya tahun ini bersama Naruto, Sasuke dan Kaoru. Walaupun agak merepotkan harus membawa Kaoru, tapi ada Sasuke yang mau bermain dan menjaganya. Meskipun Kaoru tidak mau bermain sama Naruto, setidaknya Naruto dan kakeknya sudah berbaik hati mau menyediakan tempat menginap yang sangat nyaman.

Ingatan-ingatan Sakura akan natsu matsuri tadi terus memenuhi kepalanya. Baru kali ini ia menghabiskan liburan musim panasnya bersama teman laki-lakinya. Tahun-tahun yang lalu ia menghabiskannya bersama Ino, Hinata, Ten Ten dan Temari. Kalau tahun-tahun yang lalu, ia selalu bermimpi menghabiskan musim panas bersama Sasuke. Lalu berkhayal menghabiskan liburan bersama artis idola mereka dengan teman-temannya. Sekarang ia tidak perlu berkhayal lagi. Ia dan Sasuke sudah berteman ditambah Kaoru yang makin lengket dengan Sasuke.

Mimpi yang sudah ia impikan selama bertahun-tahun itu akhirnya terwujud juga. Mimpi untuk memiliki kekasih juga hampir terwujud. Eh...? Hampir? Seketika timbul ruam-ruam berwarna merah di pipinya. Kejadian-kejadian di taman belakang tadi bersama Naruto ikut bermunculan. 'Kyaaaaah!' Sakura berteriak dalam hatinya. Ia membolak-balikkan badannya sambil memegang kedua pipinya yang memanas. Astaga kejadian tadi sungguh romantis. Ia hampir tidak percaya kalau Naruto hampir saja menciumnya tepat saat pesta kembang api dimulai. Terlebih lagi Naruto mengutarakan perasaannya. Semua ini bukan mimpi kan?

Tiba-tiba ia merasa haus sekali. Ia menyelimuti Kaoru dan menaruh bantal guling di sampingnya agar Kaoru tidak jatuh. Ia lalu keluar dari kamar menuju dapur. Jarak dari kamarnya ke dapur cukup jauh dan semua lampu di rumah itu sudah dimatikan. Ketika sampai di dapur, ia langsung mengambil sebuah gelas dan menuangkan air putih yang ia ambil dari kulkas. Ia meneguk air dalam gelasnya sampai habis lalu ia bergegas kembali ke kamarnya.

Entah ada angin apa tiba-tiba saja ia ingin menghirup udara segar. Ia melangkahkan kakinya menuju balkon yang berada di lantai atas. Sesampainya di depan balkon, ia tidak sengaja mendengar percakapan kedua laki-laki yang suaranya tidak asing di telinganya.

"Aku menyukaimu Naruto."

"Maaf aku hanya suka pada wanita, teme."

"Bodoh! Maksudku..."

Sakura melongo. Naruto menyadari ada seseorang di belakang mereka. Ia menoleh ke belakang dan ia menyalin ekspresi wajah Sakura. Sasuke menoleh ke arah Sakura dan seperti biasa memasang wajah sedatar mungkin.

"Wow..."

"S-S-S-Sakura-chan... itu bukan seperti yang kau p-pikirkan!" Sakura menahan tawanya melihat wajah Naruto yang panik. "Aku juga tidak menyangka Teme menyukaiku."

"Tidak seperti itu, dobe! Maksudku..."

"Ah tidak apa. Silahkan teruskan lagi. Sasuke-kun, jangan menyerah ya! Selamat malam." Sakura mulai berjalan ke kamarnya sambil menutup mulutnya. Ia menahan tawanya setengah mati.

"Sakura-chan!" Sakura terus saja berjalan kearah kamarnya tanpa mendengar panggilan Naruto. "Teme! Kau harus tanggung jawab! Lagipula kenapa denganmu? Kenapa kau mengatakan hal yang menjijikkan seperti itu?"

"Bodoh. Kau saja yang terlalu percaya diri. Maksudku, aku menyukaimu karena kau bisa seberani itu mendekati wanita yang kau sukai." Sasuke mengusap-usap tengkuk lehernya. Ia menatap langit yang menggelap dan menghela nafasnya. "Andai saja aku memiliki keberanian sepertimu."

"Eh? Jangan bilang... kau menyukai Sakura-chan?"

"..." Sasuke berjalan kearah kamarnya. "Sudahlah aku mau tidur. Bye."

"T-tapi Teme! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Sasuke hanya diam saja dan langsung masuk ke kamarnya meninggalkan Naruto sendirian.

Naruto terdiam di tempatnya. Apa yang ia khawatirkan memang benar. Sepertinya Sasuke memang menyukai Sakura. Kalau hal ini memang benar, maka Sakura pasti akan menerima Sasuke. Wanita mana yang bisa menolak Sasuke? Ia merasa sebagian hatinya remuk. Sudah tidak ada harapan baginya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya.

Sasuke merebahkan tubuhnya. Ia menghela nafasnya berkali-kali. Ia ingin sekali bisa memiliki keberanian seperti Naruto. Tapi tetap saja tidak bisa. Ia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. Diusap-usapkannya foto tersebut. Foto itu adalah foto seorang gadis yang memiliki rambut panjang melewati bahu dan mengenakan yukata berwarna merah muda. Sasuke tersenyum melihat gadis yang ada di foto itu. Ia lalu menyimpan foto itu kembali dan terlelap tidur.

Di kamar lain, Sakura masih belum tidur. Perutnya terasa sakit karena terlalu banyak tertawa. Wajah Naruto saat panik sungguh sangat lucu. Apalagi ditambah pembicaraan mereka yang membuat ambigu. Padahal Sakura sudah tau kalau maksud Sasuke bukan 'suka' dengan arti yang sebenarnya. Tapi 'suka' dalam maksud lain. Sebagai contoh Sakura menyukai Ino. Tidak mungkin kan kalau Sakura menyukai Ino sebagai kekasih? Begitu juga dengan Sasuke. Ia hanya menyukai Naruto sebagai teman. Astaga kenapa momennya pas sekali? Ia semakin tidak sabar untuk menggoda Naruto dan Sasuke besok. Rencananya ia akan mengajak Kaoru dan pasangan itu ke pantai bersama besok. Pasti sangat seru.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Saatnya tidur. Sakura mematikan lampu dan mengecup kening adik laki-laki satu-satunya itu. Lalu ia pun segera terlelap. Mimpi-mimpi indah pun mulai menemani Sakura yang sudah tertidur nyenyak.

.

TBC

Author's note :

Halo minna~~ aku minta maaf banget baru bisa update. Pas chapter 5 selesai aku sibuk banget, ngurusin visa, ngurusin acara kampus, ditambah bantuin kakakku pindah rumah. Tapi sekarang udah agak senggang, jadi aku usahain bakal nulis terus tiap hari. Chapter ini agak panjang ya? Gapapalah ya, sekalian banyak hehehe XD. Makasih banyak yang udah review ya semuanya! See you in next chapter! :)