Title : Kiss Note

Genre : Romance, Comedy

Rating : T

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei, inspired by a commercial.

.

.

.

Chapter 1

"huaaaaaaaaaa…..huhuhuhuhu….."

"Sudahlah jangan menangis, forehead. Lelaki di kampus kita kan masih banyak yang lebih baik. Lupakan saja si sombong pujaan hatimu itu."

"Tapi pig, tidak semudah itu melupakannya. Kau tau kan dia itu cinta pertamaku sejak masuk kuliah."

"Ya, ya, aku tau memang tidak mudah. Tapi ayolah, apa salahnya kau coba melirik lelaki lain di kampus ini. Lagipula kampus ini besar, Sakura. Kau hanya belum menyadarinya saja."

"Tapi, Ino…"

"Sudahlah, aku bosan melihatmu menangis seperti ini. Sudah kesekian kalinya dia mengabaikanmu, mengacuhkanmu, membuang muka saat melihat wajahmu, dan bahkan keberadaanmu saja tidak diakui. Kau hanyalah hembusan angin dimatanya Sakura, apa kau tidak merasakannya? Kau malah bertingkah ceroboh menyatakan perasaanmu padanya. Sudah pasti dia akan mempermalukanmu, apalagi kau menyatakannya di depan banyak orang."

"Habis mau bagaimana lagi, *hiks* aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia selalu ada didalam otakku, Pig. *hiks*"

"Sekarang, kau pilih sendiri bagaimana nasibmu selanjutnya. Apa kau masih akan mengejar dia sampai akhir khayatmu, atau kau menjalani hidup baru dengan lelaki yang lebih baik?" Ino menghela nafas, lalu meletakkan salah satu tangannya di pundak Sakura. "Pikirkan lagi, kau ingin terus menangis sepanjang hidupmu atau kau bahagia dengan orang lain yang mengakui keberadaanmu?"

"…"

"Sudahlah, keputusan ada ditanganmu. Jangan menangis terus, nanti jidatmu tambah lebar." kata Ino dengan menunjukkan senyum yang paling manis kearah Sakura.

"Ino-pig…..itu tidak lucu…."

"Ah! Kelasku sudah hampir dimulai. Kau jangan menangis terus, nanti matamu bengkak. Sudah ya aku ke kelas dulu, bye forehead." Ino beranjak dari tempat duduknya, lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang hampir dimulai. Baru beberapa langkah, gadis berambut pirang panjang itu membalikkan tubuhnya kearah Sakura. "Oh ya, sepulang kampus, jangan pergi kemana-mana ya. Aku akan mentraktirmu es krim. Bye bye forehead." Kata Ino melambaikan tangan kurusnya ke arah Sakura.

"Terimakasih, Ino." Ucap Sakura pelan setelah Ino melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kelas. Ia menundukkan kepalanya membiarkan surai-surai halus berwarna merah muda menutupi wajahnya yang memerah karena malu.

Ditolak. Lebih tepatnya tidak dianggap. Itulah hal yang dilakukan seorang Uchiha Sasuke terhadap Haruno Sakura di depan puluhan pasang mata. Saat itu Sakura berjalan menghampiri Sasuke yang sedang berjalan kearahnya. Takut Sasuke tidak mendengar apa yang akan ia utarakan, ia mengeraskan suaranya. Ia pikir tidak ada satupun yang akan mendengar karena kondisi kampus saat itu sedang ramai. Ternyata ia salah. Saat ia mengutarakan isi hatinya, semua orang justru diam dan menghentikan aktivitas mereka. Lebih buruknya menatap Sakura dengan pandangan konyol.

Orang yang dimaksud malah tidak mengacuhkan Sakura. Sasuke hanya menatap Sakura bagaikan ia adalah debu dan kembali berjalan melewati dirinya. Semua orang yang melihat kejadian itu ada yang langsung bergosip, menertawakan Sakura dan mencemoohnya. Sakura menahan malu dan tangis setengah mati lalu berlari menuju kamar mandi. Untung ada Ino disana yang menenangkannya, kalau tidak entah berakhir jadi apa dia.

"Jadi bagaimana keputusanmu, Sakura? Kau masih ingin mengejar pangeran sombong idamanmu itu?" Kata Ino sambil menjilat es krim cone nya yang sedikit mencair.

"Aku tidak tau, Ino. Aku...ingin move on tapi tidak tau dengan siapa." Jawab Sakura yang menahan dagunya dengan sebelah tangannya. Sebelah tangannya yang lain menggenggam es krim cone rasa vanilla kesukaannya.

"Hmm... mungkin kau harus berdandan seperti wanita normal."

"Apa?! Kau pikir aku ini wanita jadi-jadian?" Timbul empat siku sama besar di jidat Sakura yang lebar. Kemudian ia melunak berpikir sejenak. "Apa aku tidak terlihat seperti wanita normal?"

"Haha, bukan begitu. Wajahmu cantik. Hanya saja kecantikanmu kurang menonjol. Aku jarang melihatmu memakai lipgloss atau lipstick ke kampus. Kau terlihat begitu...sederhana."

"Lalu kau menyarankanku untuk memakai lipstick seperti wanita-wanita panggilan itu? Maaf aku bukan wanita seperti itu."

"Hahaha kau masih terlalu polos dalam beberapa hal Sakura. Pantas saja orang-orang memanggilmu 'desperate'." Ino menghela nafasnya. "Warna lipstick tidak selalu berwarna merah darah, bodoh. Kau kan bisa sesuaikan warna yang cocok di bibirmu tanpa orang lain tau kau memakai lipstick."

"Benarkah? Aku baru tau." Jawab Sakura heran.

"Kau ini sudah 20 tahun Sakura, masa hal yang seperti itu saja kau tidak tau. Kau terlalu banyak memikirkan Sasuke."

"Ah kau benar. Sasuke-kun dan tugas-tugas kampus yang tidak ada hentinya membuatku lupa bagaimana cara menjadi seorang wanita." Jawab Sakura membenarkan. Es krim yang ia genggam pun mencair sedikit demi sedikit tanpa ia sadari.

"Nah, benar kan?" Ino menghabiskan es krim cone miliknya dan terlihat berfikir sebentar sampai ia ingat sesuatu. "Ah aku baru ingat. Cepat habiskan es krimmu, kita keluar dari sini."

"Eh? Mau kemana?" Tanya Sakura bingung. Ia cepat-cepat menjilat es krimnya yang mencair.

"Kita ke toko kosmetik di sebelah sana, ada diskon besar-besaran!" Jawab Ino dengan mata berbinar. Naluri wanita akan kata-kata diskon memang hebat.

"Ah buat apa? Aku tidak tertarik dengan kosmetik."

"Oh ayolah Sakura, kau mau move on tidak? Kalau kau berdandan seperti ini terus, orang paling jelek didunia pun akan menolakmu."

"Huh... apa aku terlihat sangat jelek di matamu? Terserah sajalah, aku ikut kau."

"Hihi ayo!" Sakura segera menghabiskan es krimnya dan beranjak keluar dari minimarket itu mengikuti Ino.

Sesampainya di toko kosmetik tersebut, Ino dan Sakura langsung memasukinya. Ino, yang pada dasarnya memang suka akan barang-barang kosmetik langsung menyerbu lipstick dan eyeliner. Berbeda dengan Sakura yang hanya melihat-lihat dari pundak Ino. Ino sudah menggenggam sebuah lipstick dan lipgloss dengan warna yang cocok dengan bibirnya.

Sadar dengan kelakuan sahabatnya yang dari tadi hanya melihat-lihat saja, ia menarik lengan Sakura menuju tempat lipstick. Dipoleskannya lipstick tester berwarna merah muda ke bibir Sakura. Awalnya Sakura merasa risih dengan lipstick tersebut. Namun rasa risih itu berubah menjadi merona saat Ino memperlihatkan cermin kepadanya. Ia seperti melihat seorang gadis yang sangat manis disana.

"Kau benar, Ino. Tampaknya lipstick ini cocok untukku." Kata Sakura dengan wajah merona.

"Nah, sekarang kau percaya kan?"

"Baiklah, aku akan membeli 2 buah dan eyeliner seperti punyamu."

Sakura dan Ino pergi menuju kasir. Sakura maju terlebih dahulu, sedangkan Ino dibelakangnya sibuk menerima telepon. Setelah membayar semuanya, Sakura menerima barang yang ia beli dan sebuah notes berwarna merah muda yang bertuliskan KISS NOTE. Menurut si penjaga kasir, notes itu adalah hadiah gratis untuk pembeli lipstick yang berharga mahal. Tapi saat Ino membayar lipstick dan eyelinernya, notes tersebut sudah habis.

"Ah Sakura, aku mau ke pasar dulu ya. Ibuku titip belanjaan. Kau pulanglah duluan."

"Oh baiklah, salam untuk ibumu."

"Iya, salam untuk ibumu juga ya. Bye forehead."

"Bye pig."

Sesampainya di rumah, Sakura langsung berjalan gontai menuju kamarnya. Ditaruhnya tas dan belanjaannya tadi ke meja belajarnya. Ia langsung mengganti pakaian kuliahnya dengan kaos dan celana bahan selutut. Setelah merapihkannya, ia membanting tubuh mungilnya ke atas tempat tidurnya yang empuk. Mencoba melupakan apa yang terjadi tadi siang di kampus sampai akhirnya terlelap.

"Sakura? Kau sudah pulang? Ayo cepat keluar. Makan malam sudah siap."

Teriakan dan ketukan pintu ibunya membangunkannya dari tidur siang yang cukup panjang. Dengan malas ia bangun menuju meja makan. Obrolan-obrolan dengan ayah, ibu dan kedua adiknya pun tidak terlewatkan. Setelah makan malam, ia kembali ke kamarnya. Ia duduk di meja belajarnya, termenung memikirkan betapa bodoh dan sembrononya dia. Namun lamunan mengerikan itu terpecahkan oleh kehadiran adik laki-laki bungsunya yang masih berumur 3 tahun.

"Nee-san, Kaolu mau belajar nulis. Nee-san mau ajali Kaolu nulis tidak?" Kata bayi laki-laki berambut pirang dengan wajah yang menggemaskan. Melihat wajah adiknya yang berseri-seri itu Sakura tidak bisa bilang 'tidak'.

Karena sedang malas beranjak dari singgasananya, ia mengambil notes gratisan yang ia dapat dari toko kosmetik tadi. Di lembar pertama terdapat tulisan "Seseorang yang namanya ditulis dalam KISS NOTE, akan mencium orang yang menulis namanya dalam waktu satu menit." Cih, omong kosong. Mana mungkin hal seperti itu terjadi. Pikir Sakura.

Ia mendudukkan adik bungsunya itu di pangkuannya. Ia mengambil pulpen dalam tasnya lalu memberikannya pada adik bungsunya. Ditaruhnya tangan mungilnya diatas tangan adiknya dan mulai mengajari Kaoru menulis nama lengkapnya di notes itu.

"Ha...ru...no...Ka...O...Ru...Haruno Kaoru. Begini caranya menulis namamu. Bagus kan?"

"Bagus, nee-san." Jawab Kaoru dengan mengacungkan jempolnya dan menatap Sakura dengan penuh senyum. Sakura yang menatap senyum menggemaskan Kaoru jadi ikut tersenyum.

Entah ada angin apa, tiba-tiba Kaoru berdiri dari pangkuan Sakura dan langsung mencium pipi Sakura. Padahal biasanya Kaoru paling anti untuk memberikan ciuman pada Sakura. Sakura yang kaget hanya tertawa dan mengusap-usap kepala Kaoru.

"Wah tumben nee-san dicium, ada apa Kaoru? Kangen nee-san ya?"

"Tidak, tiba-tiba mau tium nee-san."

"Benarkah? Tapi Kaoru sayang nee-san, kan?"

"Un! Kaolu sayang nee-san." Jawab Kaoru memamerkan gigi-giginya yang putih dan matanya yang menghilang. Senyumnya sangat menggemaskan.

"Nah sekarang, kita belajar menulis nama Kagura-nee ya. Ha...ru...no...Ka...gu...ra..." Sakura mulai menuliskan nama adik perempuannya yang memiliki warna rambut orange tua itu di notes yang sama. "Wah Kaoru memang pintar."

Baru saja Sakura ingin mencium pipi Kaoru yang menggemaskan, tiba-tiba seseorang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Eh, Kagura-chan? Ada apa? Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" Tanya Sakura penuh heran pada gadis berumur 14 tahun itu.

"Sakura-nee...aku...tiba-tiba saja..." CHU! Satu ciuman mendarat di kening lebar Sakura. Merasa perlakuan adiknya yang tidak biasa, Sakura membelalakkan matanya dan berdiri dari tempat duduknya sambil menggendong Kaoru.

"HEEEEEEEE?! APA YANG KAU LAKUKAN? DEMI KAMI-SAMA APA KAU SAKIT PARAH?"

"Tidak tau, tiba-tiba saja aku ingin mencium nee-san." Jawab Kagura enteng sambil menolehkan wajahnya kearah lain. Terakhir kali Sakura dicium Kagura adalah saat ulang tahunnya. Itu juga terjadi sudah lama sekali saat Kagura berumur 5 tahun. Sekarang mereka malah lebih sering bertengkar. "Sudahlah, ayo Kaoru main sama Kagura-nee saja."

Kagura lalu merebut Kaoru dari gendongan Sakura dan keluar dari kamarnya. Sakura yang keheranan menjatuhkan dirinya diatas kursi belajarnya.

'Oh Kami-sama, apa yang terjadi? Pertama, Kaoru, sekarang Kagura. Biasanya Kaoru paling tidak mau menciumku, apalagi Kagura. Melihat wajahku saja ia malas, apalagi menciumku? Apa mereka sedang sakit? Atau kau mau mengambil nyawaku besok, Kami-sama? Sial. Aku bahkan belum mendapatkan ciuman pertamaku! Demi Kami-sama tolong jangan ambil nyawaku dulu, aku belum menjadi wanita normal seperti yang Ino katakan.' Batin Sakura. Ia mengusap wajahnya takut kalau apa yang ia pikirkan benar. Gerakan tangannya terhenti ketika notes yang ia tulis tadi terlintas di pikirannya.

"Jangan-jangan...notes itu..."

.

TBC

Author's note :

Halo, saya author baru di FF. Makasih udah baca fanfic ga jelas ini :P Kalau kalian suka hal-hal yang berbau Korea pasti tau fic ini terinsipirasi darimana, soalnya iklan kosmetik itu lumayan terkenal di negaranya. Mohon bantuan dan reviewnya ya :)