Title: Aku Ingin Appa

Author : Dae Lee Moon

Genre : Romance, Family dan temukan sendiri ne xD

Rate : T (GS)

Cast : Do Kyungsoo (yeoja), Kim Jongin (namja), In Soo and other.

Warning: GS (Genderswitch), Typo (s), Cerita Pasaran, GAJE, Alur Kecepetan, Marriage Life, OOC.

Summary :Sebuah tragedi menyebabkan mereka harus rela meninggalkan orang yang paling dicintainya. BAD SUMMARY / KaiSoo / HunHan / slight KaiHan. GS^^

.

.

.

This is the last chapter. Semoga kalian suka dan ending-nya tidak mengecewakan.

Cerita ini hanya untuk orang-orang yang menyukainya. Kalo nggak suka ya jangan dibaca. Don't be a plagiator! Tidak terima bash.. this is real my imajination. RnR please^^

..

..Chapter 4 Part II..

.

.

.

.

.

.

"Kyungsoo-ya" Jongin mencari-cari keberadaan Kyungsoo disetiap sudut rumah setelah mengantar In Soo ke sekolahnya tadi pagi.

Di kamar, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, taman depan, sampai ke dalam toilet/? pun Jongin tidak juga menemukan keberadaan Kyungsoo.

'Apa Kyungsoo masih mengantar kue-kuenya?' Batin Jongin.

"Soo-ya.. In Soo eomma neo eoddiga!" Jongin benar-benar tidak sabar sekarang. Dia berteriak-teriak dan berlari ke sana kemari.

"Wae? Ada apa Jongin..." hingga sebuah teriakan menghentikan aksi pencariannya. Jongin berjalan menuju halaman belakang rumah Kyungsoo. Dia yakin tadi Kyungsoo menjawab panggilannya dari arah belakang rumah.

"Hosh...hoshhh.. kau disini rupanya" Jongin sedikit terengah-engah karena tadi dia berlari ke tempat itu. Lega rasanya bisa menemukan Kyungsoo yang ternyata sedang menginjak-injak/? pakaian kotor di dalam bak. *maksudnya lagi nyuci baju*

"Wae? Apa In Soo membuat masalah di sekolah?" Kyungsoo menghentikan gerakan kakinya yang sedang menginjak-injak pakaian.

"Aniya. Hanya saja dia tidak mau ditemani !" Jongin duduk di kursi panjang yang tak jauh dari tempat Kyungsoo mencuci baju. Jongin terlihat lelah, dia sudah berlari mengelilingi rumah Kyungsoo beberapa kali.

"Jha! Kupikir ada apa. In Soo memang tidak suka jika ada orang yang menunggunya ketika sedang bersekolah. Setidaknya tunggu sampai waktunya pulang. Baru boleh ada yang menjemputnya" Kyungsoo kembali melakukan pekerjaannya.

Kyungsoo terus saja melakukan pekerjaannya dengan giat, dia sengaja tidak menggunakan mesin cuci dengan alasan 'Akan lebih bersih jika aku mencucinya menggunakan tanganku sendiri'.

Begitu seriusnya sampai-sampai Kyungsoo tidak menyadari jika orang yang sedang duduk tak jauh darinya juga sedang memperhatikannya dengan serius. Sedari tadi orang itu tidak juga kehilangan senyuman yang sedang menghiasi wajah tampannya.

'Saat aku menangis untukmu, aku merasa sangat takut. Tapi saat kau ada disampingku aku merasa bagai berdiri dengan dikelilingi oleh tentara-tentara lengkap dengan senjatanya'

"Ya Kim Jongin! kau tidak mendengarkanku eoh?" Kyungsoo terlihat sangat kesal ketika ia harus berteriak untuk yang kesekian kalinya, tapi tidak juga berhasil menyadarkan seorang Kim Jongin dari lamunannya.

"Eoh? Kau memanggilku?" dengan lugunya Jongin menanyakan hal itu lalu mendekat pada Kyungsoo.

"Ya! Aku tanya, kulihat kau sudah memakai baju itu sejak kemarin. Apa kau mau sekalian saja aku mencucikannya untukmu sekarang!" Kyungsoo terlihat malas ketika harus mengulang kembali perkataannya yang tidak didengarkan oleh Jongin sejak tadi.

"Ye? Keundae.."

"Wae? Kau bisa mengganti bajumu nanti"

Jongin menurut. Dia melepas semua pakaiannya. Jaket, baju, dan kaosnya di depan Kyungsoo. Dia benar-benar topless sekarang. Lalu Jongin menyerahkan pakaiannya pada Kyungsoo. Sejujurnya Kyungsoo merasa sangat malu sekarang. Melihat Jongin setengah telanjang di depannya. Sangat dekat dengannya.

"Celanamu?"

"Ye?" Jongin tercengang.

"A-a.. maksudku apa kau tidak mencuci celanamu juga?" Kyungsoo benar-benar malu. Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya.

"Ah.. ne" lagi-lagi Jongin hanya bisa menurut. Seperti layaknya seorang anak kecil yang akan dimandikan oleh ibunya. Jongin melepas celana panjangnya dan menyisakan celana pendek sebatas lutut yang masih setia berada di tubuhnya.

Tanpa pikir panjang, Kyungsoo segera memasukkan semua pakaian Jongin ke dalam bak yang sudah terisi air busa. Kyungsoo mengucek-kucek pakaian Jongin dengan telaten.

Sedangkan Jongin masih setia berdiri di sampingnya. Jongin menyilangkan kedua tangannya di depan perutnya, mungkin dia merasa sedikit kedinginan. Tak lupa sambil memperhatikan Kyungsoo seperti sebelumnya.

Kyungsoo terlihat sangat cekatan di mata Jongin ketika sedang memeras pakaiannya menggunakan tangan mungilnya. Namun Jongin melihat, sepertinya Kyungsoo sudah kelelahan. Dia sedikit kehilangan tenaganya sekarang. Terbukti saat Kyungsoo sedang mengucek jaket Jongin yang tebalnya nangudubillah. Jongin tidak tega melihatnya.

Hingga akhirnya Jongin mendekat pada Kyungsoo lalu mengambil jaketnya yang masih merada di tangan Kyungsoo.

"Kau tidak perlu menguceknya menggunakan tanganmu. Hanya perlu meletakkannya di bak. Lalu menginjaknya seperti ini" Jongin memasukkan kedua kakinya ke dalam bak. Lalu menginjak-injak jaketnya seperti yang dikatakannya tadi.

"Ayo masuk"

"Ye?"

Jongin menarik tangan Kyungsoo. Menuntunnya agar dia ikut berdiri di atas bak yang sudah penuh dengan busa itu.

"Begini lebih mudah kan?" kata Jongin sambil menggerak-gerakkan kakinya di dalam bak dan diikuti oleh Kyungsoo. Sedangkan ke dua tangannya memegang tangan Kyungsoo erat.

Oh, ayolah. Tidak tahukah jika pipi Kyungsoo sudah sangat merah sekarang. Jika dilihat dari kejauhan, mereka terlihat seperti pasangan penari yang sedang berdansa, bahkan jarak mereka lebih dekat. Dan jangan lupakan jika saat ini Jongin kanya memakai clana pendeknya yang berwarna cerah. Seperti warna langit yang berada di atas mereka saat ini. Ahh.. hari yang indah~

"Yak! Dorawa!" Kyungsoo sudah tidak kuat jika harus berdekatan dengan Jongin lebih lama lagi.

"Kau masuklah dan pakai pakaianmu sekarang juga" lanjutnya.

"Aku tidak membawa pakaian ganti" Jawab Jongin santai, masih dengan pekerjaannya di dalam bak.

"Mwo! Kenapa kau tidak bilang dari tadi!"

"Wae? Kupikir kau akan memberiku pakaian ganti" jawab Jongin.

Kyungsoo melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah.

"Ya! Ya! Ya! Kau mau kemana. Pekerjaanmu di sini belum selesai!"

Kyungsoo terus saja melenggang masuk ke dalam rumahnya sambil menangkup kedua pipinya yang sudah memanas tanpa mendengarkan teriakan Jongin yang sudah mulai kesal.

"Yak! Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan eoh?" Jongin kini tengah duduk manis di meja makan, lagi-lagi dia sedang memperhatikan Kyungsoo yang entah sedang sibuk mengerjakan apa.

Ini sudah hampir pukul 12 siang, tapi belum waktunya untuk menjemput In Soo di sekolah. Tadi setelah Kyungsoo meninggalkannya di halaman belakang, Jongin dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya mencuci pakaiannya sendiri. Lalu beralih dengan pekerjaannya yang lain. Mengikuti Kyungsoo kemanapun dia pergi.

"Kau tidak lihat aku sedang membuat makan siang untuk In Soo hah!"

"Ani. Ku lihat kau sengaja menyibukkan dirimu sejak aku datang kemari"

"Terserah kau sajalah"

"Kyung.. apa kau sudah tidak memiliki keluarga lagi di sini?" tanya Jongin, kini dengan nada yang lumayan serius.

"Ani"

"Yang kudengar dulu ibumu pernah memiliki sebuah toko roti. Kenapa kau tidak menjual roti buatanmu di sana?"

"Aniya. Aku hanya tidak ingin" Kyungsoo masih sibuh dengan masakannya.

"Wae?"

"Kenapa kau bertanya terus Kkamjong! Apa kau mau jadi wartawan di sini. Kapan kau akan pulang!" teriak Kyungsoo sambil mengarahkan pengaduk kayu pada Jongin yang ada di seberang meja sana.

"Aku akan pulang jika kalian ikut bersamaku. Ayo kita kembali bersama!"

"Aniya! Tempatku di sini. Dan tempatmu di sana. Kau harus pergi sendiri, kau juga datang ke sini sendiri bukan?" Kyungsoo kembali fokus pada makanannya. Dia tidak mau melihat Jongin yang hanya menggunakan celana pendeknya terlalu lama. -_-

"Apa kau bahagia dengan tinggal di sini?"

"Ne! Tentu saja"

"Kau tidak ingin pulang?"

"Kau pikir aku harus kemana eoh?" Kyungsoo sempat berpikir sejenak sambil menatap masakannya.

"Rumahku disini..." lanjutnya.

"Jangan pendam perasaanmu Kyung. Apa kau tidak lelah dengan menjalani hidup seperti ini?"

"Ne.." jawaban Kyungsoo melemah. Ia tidak kuat lagi jika harus menjawab pertanyaan Jongin. Karena Jongin tahu jika dia sudah sangat lelah sekarang.

Jongin mendekat pada Kyungsoo, lalu merengkuh tubuh mungil itu dengan erat. Awalnya Kyungsoo menolak karena harus bersentuhan dengan tubuh topless Jongin yang baru saja terkena panas matahari. -_-

Namun apa daya, Kyungsoo mematikan kompornya. Menundukkan kepalanya, memandang nanar masakan yang sudah jadi didepannya ketika Jongin memeluknya dari belakang.

"Jangan berbohong padaku Soo.. katakan yang sejujurnya. Katakan jika kau merasa lelah dengan semua ini. Ungkapkan semuanya sekarang. Agar aku bisa melindungimu!" ucapan Jongin sangat terdengar jelas di telinganya.

"Hiks... aku lelah Kim Jongin. Aku benar-benar sangat lelah sekarang"

"Ini semua karena kebodohanku. Mianhe..." ucap Jongin setelah ia membalikan tubuh Kyungsoo menghadap padanya.

"Eoh?" Kyungsoo mendongak.

"Mianhe untuk 5 tahun yang lalu. Aku benar-benar minta maaf. Karenaku kau jadi menderita dan bahkan diasingkan oleh keluargamu sendiri"

Diam. Kyungsoo hanya bisa diam setelah mendengar penuturan Jongin padanya. Kyungsoo beralih mengusap pipi Jongin. Mengusapnya dengan lembut untuk menghilangkan jejak air mata di wajah tampannya.

Ya. Jongin menangis, menyesali perbuatannya yang terdahulu.

"Aniya, aku sudah memaafkanmu sejak dulu. Kau lihat, aku bahkan sudah membesarkan putrimu dengan " jawab Kyungsoo sambil menampilkan senyuman terbaiknya setelah sebelumnya senyuman itu menghilang cukup lama.

Kyungsoo ingin memperlihatkan pada Jongin jika dia baik-baik saja sekarang.

Jongin meraih tangan Kyungsoo yang masih berada di pipinya. Menggenggam kedua tangan Kyungsoo dengan erat sambil menatapnya dalam.

"Aku minta maaf karena telah berkali-kali membuatmu menangis. Ini sangat menyakitkan. Tanpamu, aku tidak bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya" Jongin sedikit memberi jeda untuk kelanjutan perkataannya.

"Sekali lagi bisakah kau kembali ke sisiku?" aku akan selalu mencintaimu. Aku tidak akan menyesal, aku hanya akan mencintaimu, In Soo, dan keluarga kita kelak" lanjutnya.

Jongin menakup pipi Kyungsoo dengan kedua tangannya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo. Mata Kyungsoo terpejam, ia tahu apa yang akan dilakukan oleh Jongin padanya. Kyungsoo ingin menolaknya, tapi hatinya tidak bisa melakukan hal itu.

Jongin tersenyum kecil melihat Kyungsoo yang sudah memejamkan matanya. Artinya Jongin tidak akan salah jika melakukannya sekarang. Jongin sedikit menurunkan tinggi badannya agar sejajar dengan Kyungsoo, sekarang wajah Kyungsoo benar-benar sudah berada di hadapannya. Sambil memejamkan matanya, Jongin mulai mempersempit jarak di antara mereka. Dan...

"Appa! In Soo pulang! Kenapa appa tidak menjemput In- eoh? Appa! Eomma kenapa!"

Dan teriakan anak mereka telah menggagalkan rencana awal Jongin. Tidak bisa dibayangkan betapa malunya mereka berdua saat ketahuan oleh anaknya sendiri.

Kyungsoo dengan segera menghampiri anaknya. Berlutut di depan In Soo untuk mensejajarkan dirinya agar lebih mudah untuk berbicara.

"Eomma kenapa hm? Kenapa mata eomma merah. Fiuuuuuh~ fiuuhhh~" In Soo menakup kedua pipi Kyungsoo lalu meniup kedua mata Kyungsoo secara bergantian.

In Soo mengecup bibir Kyungsoo kilat, lalu memandang ke arah Jongin yang sedang menggaruk-garuk tengkuknya/? untuk menghilangkan rasa malunya.

'Eoh? Kenapa appa tidak pake baju? Ahh.. mungkin kepanasan' batin In Soo.

"Eomma masak apa sih? Pasti tadi bawang merahnya kebanyakan yah. Mata eomma merah"

"Appa! Appa gimana sih. Kalo mau niup mata eomma itu yang bener! Tuh kan jadi merah. Untung nggak ada lingkaran "

"Yaa.. In Soo-ya kau sudah pulang rupanya hm.." Jongin mendekati In Soo yang sedang berdiri di hadapan Kyungsoo. Mengusak rambut putrinya pelan, namun tangannya segera ditampik oleh In Soo.

"Eoh" baik Jongin maupun Kyungsoo sama-sama kaget dengan sikap In Soo yang mendadak berubah terhadap Jongin.

"Wae appa? Kenapa mata eomma merah?" In Soo terlihat kesal pada Jongin. In Soo mengira bahwa eomma dan appanya baru saja betengkar.

"Eomma tidak habis menangis karena appa kan?" In Soo bertanya dengan lembut pada Kyungsoo. Sambil mengusap kedua pipi Kyungsoo dengan tangan mungilnya.

"Aniyo.. eomma tidak apa-apa" Kyungsoo kembali mengecup kening In Soo.

"Jeongmal?"

"Ne. In Soo makan dulu ne, setelah itu kita tidur siang"

"Geurom! In Soo ingin tidur siang ditemani sama appa"

"Baiklah, In Soo akan tidur siang dengan appa"

"Aniya, In Soo maunya tidur siang sama appa dan eomma. Oke?"

"Ye / Mwo?" keduanya sama-sama terkejut. Mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Jika eomma dan appa tidak mau, In Soo juga tidak mau makan"

"Ya, kau tidak boleh seperti ini In Soo-ya"

"Wae? Eomma tidak sayang pada In Soo. Teman-teman In Soo selalu melakukannya. Huwe..." rupanya In Soo iri pada teman-temannya.

"Ya Ya Ya... uljimayo... arraseo, arraseo. Appa dan eomma akan menemani In Soo. Kita akan tidur siang bersama. Tapi In Soo jangan menangis ne!" Jongin langsung mengambil alih In Soo ke dalam gendongannya. Memandang Kyungsoo sebentar, seolah mengisyaratkan bahwa tidak akan ada yang terjadi setelahnya.

Kyungsoo menempatkan dirinya disebelah kanan In Soo. Sedangkan In Soo berada di tengah-tengah, di antara Kyungsoo dan Jongin. Sekarang mereka bertiga sudah bersiap-siap untuk tidur siang bersama di kamar Kyungsoo pastinya.

In Soo meminta agar Kyungsoo memeluknya dan Jongin membelai rambut In Soo sampai dia tertidur. Rempong banget si In Soo, untung dia nggak minta Jongin buat nyanyiin lagu. -_-

Kini In Soo sudah mulai melupakan dunia. Ia akan segera pergi ke alam mimpi. Pelukan Kyungsoo benar-benar telah menghangatkan badannya. Sedangkan belaian kasih sayang dari appanya seolah membuatnya semakin tenang untuk menjemput mimpi indahnya. Belaian dari Jongin mampu mengalahkan lagu tidur yang sering dinyanyikan oleh Kyungsoo untuknya.

Tidak tahukah In Soo ketika ia sudah berada di alam mimpinya, kedua orang tuanya sama sekali tidak bisa mengikutinya. Bahkan sekedar untuk memejamkan mata dan berusaha untuk tertidur rasanya sulit bagi mereka.

Kyungsoo beberapa kali berusaha untuk memejamkan matanya dan kembali tidur, tapi dia tidak bisa. Sejak tadi dia hanya pura-pura tertidur.

Sedangkan Jongin masih tetap membelai ramput In Soo sambil memandangi anak itu yang sudah tertidur dengan damai di sampingnya. Sesekali Jongin mencuri pandang ke arah Kyungsoo. Jongin tersenyum, ketika melihat Kyungsoo yang sudah memejamkan matanya. Tidak tahukah Jongin jika Kyungsoo hanya pura-pura tertidur untuk menutupi kegugupannya.

Rasanya sangat bahagia bisa sedekat ini dengan orang-orang yang ia cintai. Jongin memandang Kyungsoo lekat-lekat, tangannya pun sudah berhenti untuk membelai In Soo sejak tadi. Mungkin tangannya sudah pegal. Tapi senyum diwajahnya tidak pernah hilang dari wajahnya. Sayang sekali dia tidak bisa menyentuh Kyungsoo sekarang, Jongin cukup tahu diri dengan keadaannya sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BRAKK!

Suara gebrakan pintu berhasil membuat orang-orang yang sedang tertidur di kamar itu terbangun seketika. Terkecuali In Soo yang memang tidak ada disana. Eoh? Kemana anak itu pergi.

Jongin dan Kyungsoo terbangun dari tidur mereka yang bisa dibilang singkat tapi penuh makna. Mereka terbangun karena dikagetkan oleh suara gebrakan pintu kamar yang dibuka terlalu keras oleh seseorang yang lebih seperti tiang listrik karena tinggi badannya yang hampir mencapai angka 200 cm.

Mereka lebih kaget lagi karena In Soo tidak ada di tengah-tengah mereka dan yah, mereka terbangun dalam keadaan saling berpelukan karena tidak ada pembatas di antara mereka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Saat ini, tamu tak diundang yang seperti tiang listrik itu tengah duduk di sofa bed yang ada di kamar Kyungsoo. Kedua mata elangnya sedang membidik dua mangsa yang tengah bersimpuh di depannya.

Kyungsoo dan Jongin berlutut di depan si tiang listrik –Chanyeol- untuk mengamankan jiwa mereka/?

Keduanya sama-sama meminta pengampunan pada Chanyeol karena adegan yang berhasil ditangkap oleh Chanyeol sebelumnya. Seperti layaknya seorang perampok yang sedang berlutut dihadapan sang raja.

"Kim Jongin! di mana pakaianmu!"

"I-igo.. sedang di-jemur" Jawab Jongin dengan gemetar. Sedangkan Kyungsoo hanya bisa meliriknya sekilas. Sebenarnya dia begitu geli melihat adegan ini, tapi sebentar lagi pasti dia juga akan menerima hukumannya sendiri dari kakaknya. Kyungsoo memandang Chanyeol sebentar. Namun sial, matanya langsung bertemu dengan mata elang milik kakaknya.

"Do Kyungsoo!"

"N-ne.." Kyungsoo menunduk. Jongin melihatnya kasihan, karenanya Kyungsoo mendapatkan masalah baru.

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika ada si hitam ini di rumahmu!" tegasnya.

"Em... aku kira dia tidak akan lama.."

"Ne! Aku di China hanya sebentar" jelas Jongin.

"Aku tidak bertanya padamu!" timpal Chanyeol.

"Kenapa kalian berdua bisa tidur bersama seperti tadi. Disiang bolong seperti ini?"

"Aniya... geuromgo aniya!" Kyungsoo dan Jongin mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Jangan mengelak. Kim Jongin kau harus pergi dari rumah ini.."

"Hyung!"

"Jangan membantah ucapanku! Dan kau Kyung. Kau harus ikut aku pulang sekarang juga!" perkataan Chanyeol sudah final.

"Oppa..." Kyungsoo hampir saja menangis. 'Kenapa Baekhyun eonni tidak kemari? Siapa lagi yang bisa menolongku...' ratapnya.

"Hoam..." tiba-tiba saja In Soo keluar dari toilet yang ada di kamar Kyungsoo sambil menguap dengan lebarnya sambil mengucek-kucek matanya. Ketiga manusia dewasa yang sedang bersitegang itu melotot tak percaya.

"Kenapa berisik sekali.. In Soo nggak bisa tidur. Hoam..." masih mengucek matanya yang tertutup.

"In Soo-ya!" Kyungsoo segera menghampiri anaknya. Dia pikir In Soo sudah hilang entah kemana.

"Eoh eomma sudah bangun? Jongin appa kenapa duduk di lantai?" In Soo sudah mulai membuka matanya.

"Eh? Chanyeol appa!" In Soo segera berlari memeluk Chanyeol.

"Ini benar-benar Chanyeol appa? Kenapa seperti mimpi In Soo tadi. Chanbyun dan Baekie eomma dimana?" masih di pangkuan Chanyeol.

"Mereka ada di Korea. In Soo tadi sedang apa di dalam toilet hm?"

"Haha, In Soo ketiduran"

"Eh?"

Kyungsoo menghampiri In Soo. Dia memposisikan dirinya seperti sebelumnya. Berlutut di samping Jongin.

"Ia, tadi In Soo pengen pipis. Tapi malah ketiduran di toilet. hehehe"

"Appa tahu tidak. Tadi In Soo bermimpi bertemu dengan Chanyeol appa, Baekhyun eomma dan Chanbyun oppa. Soalnya, In Soo tidurnya nyenyaaaak banget ditemenin sama Jongin appa"

Chanyeol menatap Kyungsoo dan Jongin bergantian.

"In Soo tadi habis main air sama Chanbyun oppa di dalam mimpi, terus kedinginan jadi pengen pipis deh. Hehe..." lanjutnya.

In Soo turun dari pangkuan Chanyeol lalu menghampiri Kyungsoo dan Jongin.

"Eomma... Appa... ayo kita pulang. In Soo ingin bermain bersama Chanbyun oppa dan teman-teman In Soo di Korea. In Soo lebih senang tinggal di rumah eomma yang dulu. Bolehkan?"

Siapa yang bisa menenolak permintaan dari bocah semanis In Soo...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Back to Korea

Setelah 1 minggu Jongin tinggal di rumah Kyungsoo, mereka semua kembali ke Korea. Termasuk Chanyeol yang juga ikut kembali bersama mereka karena pekerjaannya di China sudah selesai.

Kini Kyungsoo dan In Soo tinggal di apartemen Kyungsoo yang sekarang sudah menjadi milik Jongin karena In Soo tidak mau dipisahkan dari appanya. Walaupun awalnya permintaan itu di tolak mentah-mentah oleh Chanyeol. Meski begitu, Chanyeol sudah merestui hubungan mereka. Sedangkan rumah Jongin yang sebelumnya masih ditempati oleh Luhan, Han In, Sehun dan ibunya.

Jongin sudah berkali-kali meminta Kyungsoo untuk menikah dengannya. Tapi Kyungsoo juga belum memberikan jawaban yang pasti pada Jongin. Saat makan malam bersama, tiba-tiba ponsel Jongin berbunyi.

Lu noona nama yang tampak di Layar hp Jongin.

'Yeoboseyo Jongin-ah... kumohon datanglah, Han In sakit hiks...dan dia sangat ingin bertemu denganmu'

"Siapa appa?" tanya In Soo yang sedang berada di pelukan appanya.

"Luhan ahjumma, eommanya Han In. Katanya Han In kecelakaan dan dia menyuruh appa untuk menjenguknya" jawab Jongin.

"Pergilah—" kata Kyungsoo tiba-tiba.

"Apa tidak papa?" Jongin segera pergi setelah Kyungsoo memberinya ijin melalui sebuah anggukan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Eomma, kenapa appa belum pulang juga? In Soo tidak bisa tidur kalau tidak ada appa" sejak 5 jam yang lalu Jongin belum juga kembali.

"Tidurlah sayang, ini sudah tengah malam. Mungkin appa akan tidur di rumah sakit" jawab Kyungsoo sambil memeluk putrinya yang tengah berbaring di sampingnya.

Ting tong ting tong..

"Eomma... itu mungkin appa yang pulang" kata In Soo yang belum tidur juga, dia berlari membukakan pintu disusul oleh Kyungsoo di belakangnya.

"Ap-pa..." suara In Soo terhenti saat melihat orang yang datang ternyata bukanlah appanya.

"Ahh In Soo-ya mianhe, sepertinya appamu tidak bisa pulang malam ini" kata Luhan sambil berjongkok mensejajarkan dirinya dengan In Soo. In Soo segera berlari kepada Kyungsoo dan memeluk eommanya.

"Eomma, kata eommanya Han In, appa tidak akan pulang..." mata In Soo mulai memerah. Bayang-bayang saat Luhan menemui mereka di restoran teringat kembali di kepala In Soo.

"Aniya.. appa pasti akan pulang nanti" Kyungsoo mencoba membuat anaknya lebih tenang.

"Lu noona silahkan masuk, kenapa malam-malam begini datang kemari? Bagaimana dengan keadaan Han In? Maaf aku belum bisa menjenguknya"

Tanpa menjawab pertanyaan Kyungsoo, Luhan langsung menghambur pada Kyungsoo dan memeluknya erat. Bahkan ia tidak sadar jika saat itu Kyungsoo tengah menggedong In Soo.

"Mianhe Kyungsoo-ya, aku sangat jahat padamu hiks... Terimakasih karena telah memperbolehkan Jongin menemui Han In"

"Eoh.."

"Jongin yang bilang sendiri padaku. Kenapa kau belum juga menerima lamarannya?" tanya Luhan saat pelukannya pada Kyungsoo sudah terlepas.

"..."

"Dia sangat mencintaimu kyungsoo-ya, selama 5 tahun pernikahan kami hanya ada kau di hatinya. Bahkan dia tidak pernah menyentuhku sekalipun, aneh bukan?"

"..."

"Seharusnya malam itu aku tidak masuk ke kamar kalian hingga semua ini terjadi begitu saja, mianhe..." Luhan kembali menangis.

"Lu noona..."

"Setelah Han In sembuh aku akan menikah dengan appa Han In yang sesungguhnya, Kim Sehun"

"Mwo?" Kyungsoo melepaskan pelukannya dari Luhan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tepat pada tanggal 23 Agustus 2014 kedua pasangan itu menikah di tempat dan di waktu yang sama. *aneh bukan?*

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

6 bulan kemudian...

"Appa..." teriak Han In saat melihat Jongin. Dia datang bersama dengan ke dua orang tuanya, Luhan dan Sehun.

"Annyeong Han In, sudah lama tidak bertemu bagaimana kabarmu?" tanya Jongin sambil memeluk Han In.

"Baik appa!"

"Appa!" teriak In Soo yang terlihat cemburu saat melihat appanya dipeluk oleh Han In.

"Annyeong In Soo-ya..apa kau mau mendaftar sekolah di sini?" tanya Han In.

In Soo langsung menghambur ke dalam pelukan appanya, setelah melepas pelukan Han In dari appanya tanpa menjawab pertanyaan Han In terlebih dahulu. -_-

"Ne, aku ingin satu kelas lagi denganmu" jawab In Soo kemudian.

"In Soo-ya kenapa kau meninggalkan eomma eoh?" Kyungsoo yang baru mendaftarkan In Soo di sekolah dasar berlari ke arah In Soo.

"Yak! Chagiya! Jangan berlari, nanti jatuh"Jongin langsung menghampiri istrinya.

"Aniyo..."

"Andwae! Kau tahu itu sangat berbahaya bagi perutmu. Kau tidak memikirkan anakku yang ada di perutmu ini hm?" kata Jongin sambil mengusap dan mencium perut Kyungsoo yang membuncit dengan lembut.

"Yak! Dulu saat aku mengandung In Soo apa pernah kau memperhatikanku barang satu kali pun?" Kyungsoo menjitak kepala Jongin.

"Omo! Apa sekarang sudah menjadi kebiasaanmu menjitak kepalaku eoh? Aish.." Jongin mengusap kepalanya, tidak sakit sebenarnya.

"Hihihihi... eomma dan appa sangat lucu" In Soo terkekeh geli melihat kelakuan ke dua orang tuanya. Ia sangat bahagia, sudah sejak lama In Soo menginginkan hal seperti ini terjadi pada orang tuanya.

"Ya! Kau senang melihat appa dipukuli sama eommamu setiap hari hm?" kata Jongin sambil membawa In Soo ke dalam gendongannya dan menggelitiki putrinya dengan penuh cinta.

"HAHAHA appa keumanhae! Appa jadi seperti Chanyeol appa jika sudah begini!" In Soo turun dari gendongan sang appa dan beralih memeluk eommanya

"Eomma! Nanti kalau adik In Soo yang di dalam bangun bagaimana?" tanya In Soo.

"Eoh? In Soo mau punya adik?" tanya Han In.

"Iya, nanti kalau adik In Soo sudah keluar, adiknya buat kita berdua ne" ucap In Soo. Semua yang mendengar pun terkekeh geli.

"Yak! Bagaimana bisa kalian berbagi adik bayi, kenapa Han In tidak meminta sendiri pada eomma dan appanya?" kata Chanyeol yang baru datang melirik ke arah Sehun dan menunjukkan smirknya.

"Mudah saja hyung.." jawab Sehun santai namun mendapat tatapan mematikan dari Luhan.

"Wah,, kalian semua melupakanku. Mentang-mentang sudah punya appa kau jadi jarang menemuiku lagi In Soo-ya.." kata Chanbyun sambil mencubit pipi In Soo.

"Oppa, appo!"

"Tentu saja aku lebih memilih Jongin appa dari pada bersamamu wueee" lanjut In Soo sambil menjulurkan lidahnya. Anak-anak itu berlari saling kejar-kejaran. Sementara orang tua mereka sedang menikmati kebersamaan mereka saat ini.

"Mereka tumbuh menjadi anak-anak dewasa lebih cepat dari anak-anak yang lain..." kata Chanyeol.

"Ini semua karenamu hyung" kata Sehun pada Jongin.

"Tentu saja ini karenamu, jika saja kau tidak meninggalkan Lu noona sendirian, dia pasti tidak akan berjalan ke kamarku" jawab Jongin.

"Hahaha tapi aku sangat bahagia...aku tidak mempunyai masalah seperti kalian berdua" ucap Chanyeol.

"BAEKHYUN!" teriak Kyungsoo dan Luhan bersamaan.

"Ye! Sejak tadi aku tidak melihatnya" kata Jongin kemudian.

"Mungkin dia masih marah karena akhir-akhir ini kau sering meninggalkannya ke luar kota" ungkap Kyungsoo.

"Itu masalahmu hyung, hahahaha" Sehun tidak mau kalah. Chanyeol hanya bingung dan malah ikut tertawa bersama dengan mereka semua. Hahahaha *dasar happy virus -_-*

_END_

Discount /?

"Maaf sajangnim, ada telfon dari tuan muda Kim untuk anda" kata seorang sekretaris pada direkturnya yang sedang memimpin rapat siang itu.

"Kim Sehun, wakili aku untuk menutup rapatnya" bisik sang direktur pada wakil direktur di kantornya yang tak lain adalah adik kandungnya.

"Ne, algasimnida" jawab Sehun patuh.

Dengan segera Jongin –direktur itu- keluar dari ruang rapat untuk menjawab telfon dari anaknya.

"Ne, Jongsoo-ya!"

"Hello aboji! Malam ini kau bisa datangkan. Aku akan segera tiba di Korea. Aku akan memberimu kejutan!" terdengar jawaban sumringah dari seberang sana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aboji. Yeogi!" seorang pria berumur 25 tahunan melambai-lambaikan tangannya begitu melihat ayahnya yang sudah memasuki sebuah bar dimana mereka mengadakan janji tadi siang.

"Apakah kau tahu kalau aku menunggumu lama sekali?" ucapnya kemudian setelah ayahnya duduk di sebelahnya.

Pletak!

"Akh.. appo" namja itu meringis kesalitan karena mendapatkan pukulan dari ayahnya.

"Bisa-bisanya kau bersikap tidak sopan pada ayahmu. Apa ini yang kau dapatkan setelah aku dengan susah payah menyekolahkanmu di luar negeri eoh?"

"Aku tahu! Aku sangat menghormatimu aboji" namja itu menunduk sambil menyerahkan sebuah amplop putih berlogo Kanada University pada sang appa. Jongin -sang appa- segera membukanya.

"Si bodoh ini... Kim Jongsoo... Aku tahu kau bisa melakukannya" katanya sambil mengusap-usap tengkuk putranya dengan lembut.

"Whoa... Kau lulus dengan cumlaude, lulus dengan penghargaan tertinggi" sebegitu bangganya sampai-sampai Jongin berdiri di bangkunya lalu berteriak pada semua orang yang ada disana.

"Hallo semuanya! Aku ayah dari orang yang mendapatkan cumlaude di Kanada University! Anakku akan menjadi dokter hebat. Aku akan traktir kalian semua! Bersulang untuk anakku!"

"WowW..." semua orang bertepuk tangan, ikut bergembira bersama dengan pasangan ayah dan anak ini.

"Aboji, tolong tenanglah"

"Tenang? Kenapa aku harus tenang ketika aku senang? Jangan menahanku. Pada hari bahagia seperti ini, kau seharusnya minum sampai mati" jawabnya.

"Bagaimana bisa kau dilahirkan. Menjadi pria yang sangat hebat" lanjutnya.

"Ya... Aku rasa... aku, sejujurnya... sangat luar biasa" Jongsoo berteriak heboh.

"Eoh?" Jongin tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh anaknya.

"Karena memiliki appa yang hebat "

"Dalam hal apapun, aku punya waktu yang sulit Jongsoo-ya"

"Apa karena eomma sering meninggalkanmu?"

"Hm.. bahkan dia lebih mementingkan orang itu dari pada mengurusku"

"Jadi appa merasa cemburu pada Kris ahjussi"

"Eoh? Darimana kau tahu?"

"Tenanglah appa, eomma pergi ke Kanada bukan hanya untuk menemui orang itu. Tapi juga untuk menghadiri kelulusanku"

"Tetap saja, dia tidak ikut pulang bersamamu"

"Tidak seperti itu, anak dari Kris ahjussi baru saja melahirkan. Jadi eomma membantu mereka"

"Benarkah? Apa perlu kita telfon mereka sekarang juga?" Jongin mengambil benda persegi panjang dari saku celana kerjanya dan mulai mengetikan nomor disana.

"Yeoboseyo..." terdengar sahutan suara lembut nan indah yang sudah tiga hari tidak didengarnya mengalun dari seberang sana.

"Apa kau belum merasa puas juga berada disana hm?" tanyanya ketus pada sang istri.

"Belum" jawab Kyungsoo singkat. Tentu saja bohong, Kyungsoo sudah sangat merindukan suaminya walaupun baru tiga hari ini dia meninggalkannya.

"Apa kau tidak bisa kembali saja sekarang juga?" tidak tahukah Jongin bahwa sekarang mereka sudah tiba di Korea.

"Appa!" terdengar sebuah teriakan di seberang sana. Namun itu bukan teriakan Kyungsoo –istrinya- melainkan suara teriakan dari anaknya yang sedang bersama dengan Kyungsoo.

"Siapa yang menyuruhmu mencuri istriku?"

"Aku akan mengembalikannya padamu" jawab In Soo enteng.

"Aku hanya mau meminjamnya untuk tiga hari saja. Dan besok pagi kau harus mengembalikannya padaku" pinta Jongin. Sedari tadi dia tidak bisa berhenti tersenyum ketika sedang berbicara dengan anak dan istrinya walau hanya melalui telfon.

"Ne, ne! Besok pagi akan ku pastikan jika dia sudah berada di sampingmu sebelum appa terbangun"

"Kau harus menepati janjimu. Kau tidak boleh meminjamnya terlalu lama!"

"Yak! Memangnya aku apa eoh? Barang!" Kyungsoo terlihat kesal mendengar perkataan Jongin, karena In Soo sengaja me-loudspeaker ponselnya agar ibunya yang sedang menyetir juga bisa mendengar perkataan sang appa. Namun dia menyukainya. Mendengarkan anak dan suaminya saling melontarkan candaan-candaan ringan. Kyungsoo benar-benar bahagia dengan keluarganya saat ini.

"Sayang, aku merindukanmu jadi cepatlah kembali" rengek Jongin.

"Bagaimana denganku?" In Soo tak mau kalah dengan appanya.

"Kau kan bersama ibu" timpal Jongin.

"Jangan meminta hal-hal yang membebani istriku dan kembalikan dia dengan baik, arraseo?" lanjutnya.

"Aku tutup telponnya" Jongin menutup telfonnya dengan senyuman yang tidak juga hilang dari bibirnya.

"Kau sudah puas appa?" tanya Jongsoo yang sedari tadi hanya diam karena ditinggalkan oleh appanya. Merasa dianak tirikan, bahkan mereka tidak mengucapkan sepatah katapun mengenai Jongsoo. -_-

"Wae? Aku bahagia Jongsoo-ya... tapi kenapa mereka tidak juga kembali" Jongin memeluk anaknya dengan erat sambil melontarkan umpatan-umpatan kesalnya pada Kyungsoo dan In Soo yang tak kunjung pulang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sekarang, aku benar-benar akan menjadi anakmu. Benar-benar... menjadi anakmu yang baik. Jadi sekarang berbaringlah dan tidurlah" Jongsoo membaringkan ayahnya di dalam kamar. Dan sekarang Jongin benar-benar sudah mabuk berat.

"Jongsoo anakku, jika aku butuh operasi dimana hidupku bergantung pada operasi itu. Aku harap kalau kau yang akan melakukannya untukku. Jongin sadar bahwa usianya kini sudah tidak muda lagi.

"Ahh.. siapa yang akan mengurus kantorku kelak" katanya lagi.

"Appa..."

"Aku sungguh-sungguh"

Tetaplah menjadi appaku yang mengagumkan -In Soo.

Yeobo.. aku tidak akan pernah menyesal karena mengenal orang sepertimu –Kyungsoo.

Kau akan tetap selalu menjadi seorang ayah yang hebat bagiku, In Soo eonni dan suami yang baik bagi eomma. Maka hiduplah lebih lama lagi bersama kami – Jongsoo

Terimakasih karena kalian telah hadir ke dalam hidupku – Jongin.

-Sejak saat ini, cinta kita berdua dimulai kembali
Seperti terlahir sekali lagi
Debaran jantung yang selalu kita berdua harapkan Sekarang aku tidak akan percaya lagi ucapan perpisahanmu padaku Kecuali jika itu memang sudah menjadi kehendak Tuhan Saat ini pun mereka menunggu akhir bahagia dari kita-

_REAL END_

LOL apaan tuh endingnya gitu doang? Gaje bener!

Gue sengaja bikin potret masa tua mereka, supaya kalian tahu bahwa Kaisoo akan selalu bersama sampai maut memisahkan. Amin../?

Jeongmal mianhe jika endingnya kurang memuaskan *nunduk ampe 45 derajat*

Gimana menurut kalian chingu? Jelek yah? Apa gue hapus aja? Udah end ini. -_-

Tolong sampaikan pesan dan kesan kalian di kotak review ne! Gue pastiin bakalan gue baca satu per satu! Kalo perlu gue bales semua deh lewat PM. *yg punya account*

Jeongmal gomawo untuk kalian semuahh muuuahhhh..

See you next story~

Ketchup basah /dae lee moon/*

yixingcom : hehe mianhe. Bentar lagi bakalan damai kok. Review again^^

ruixi : ia, semoga kalian nggak makin bosen ama cerita gue yang makin absurd.

Cherry EXOL : hwuahaha.. nggak papa, masih satu judul ini. Katanya kemaren luhan kepleset di TLP Ina ye? Semoga dia nggak papa. Gue nggak bisa nonton. Hiks!

zoldyk : gomapta! Reviev again..

.562 : wahwah.. bakalan lebih panjang dong ceritanya. Gue usahain, doakan saja!

iyagimagine : udah lanjut, Review again~

kyungiNoru : gomawo, semoga chap ini nggak mengecewakan.

exindira : gue usahain. Gomawo!

himekaruLI : hehe ia, harusnya chap kmaren udah end. Tp nggak tau kenapa jadi panjang gini ceritanya. :o

t.a : ne jeongmal gomawoyo~

kyungiee : ne. Review again plis. Saeng^^

DZL-an : ia eonn, gomawo. Review again

kyungiee93 : ini udah update. Keep reading~

kaijongin : oKAI^^

Big Thanks To:

leon, liayoon, Kaisooship,

Sniaanggrn, exindira, Cherry EXOL, Kai yeodongsaeng,

Kim Hyunsoo,

younlaycious88, ruixi, SognatoreL ,

Guest, evarzn, Chanbuck , K0j3t4,

Zahraeca, Kim Hyungsoo ,

lisnana1, 9Arumighty, ohsena,

Lady Soo Jong, kyungiee93, DZL-an, kaijongin.

Review please!

JEBBAL~^^