Elfjoy137 present

KYUMIN FANFICTION

Do You Remember ?

Chapter 1

Cast: Cho Kyuhyun , Lee Sungmin , and other cast

Rate : T

Warning : Genderswitch , Typo, kosa kata yang berantakan

DLDR

Please enjoy ^^

Disclaimer : Kyuhyun punya orang tuanya, Sungmin punya orang tuanya, Kyumin punya JOYER, tapi FF ini murni milik saya. So, jangan ada yang nyontek ya ^^

.

~JOYER~

.

"Sandeul, jangan memainkan itu. Itu dokumen penting." Seorang namja dewasa sedang berusaha mengejar anak kecil berusia lima tahun di dalam rumah megah nya itu. Dengan susah payah ia menjangkau anak itu, yeoja mungil it uterus berlari di ruang kejanya. Entah karena anak itu yang lincah atau karena namja itu yang lelet, sehingga anak tersebut sulit di jangkau.

"Tidak, Appa. Kapal , Cannie ingin kapal." Yeoja kecil itu terus berlari menghindari Appa nya. Seakan tidak merasa lelah, ia berlari dari satu ruangan ke ruangan lain.

"Tidak Sandeul, itu bukan untuk mainan. Akan Appa beri kertas lain, tapi jangan itu." Namja itu terus membujuk bocah tersebut, namun yeoja kecil yang di panggil Sandeul itu tetap saja berlari tanpa menghiraukan bujukan sang Appa.

"Tidak mau, Cannie ingin ini." Namja itu sudah frustasi mencari cara untuk menghentikan bocah itu.

"Nanti akan Appa belikan Ice Cream kesukaan Sandeul." Seketika bocah itu berhenti dan berbalik ke arah namja itu.

"Jinjja? Appa belikan Es Klim untuk Cannie." Namja itu pun mengangguk.

"Sebanyak yang Sandeul inginkan, tapi kembalikan dulu dokumen itu." Sandeul memandang kertas dan namja itu bergantian.

"Tapi Cannie ingin kapal." Bibir mungil bocah itu mengerucut imut, namja itu segera saja menghampirinya dan berlutut mensejajarkan dirinya dengan bocah itu.

"Nanti akan Appa buatkan, tapi tidak dengan kertas ini." Sandeul akhirnya menyerahkan kertas tersebut kepada namja itu.

"Allaceo, tapi Cannie ingin es klim yang banyak." Namja itu tersenyum.

"Baiklah, terserah padamu Little Princess." Gadis itu tersenyum sangat manis, ia sangat senang jika dipanggil seperti itu oleh Ayahnya. Ia merasa seperti seorang putri di negeri dongeng, ya, berdasarkan buku cerita yang ia abaca.

Tiba-tiba seorang maid datang. Maid itu membungkuk sekilas dengan sopan . "Permisi Tuan, maaf mengganggu. Ada yang ingin bertemu dengan anda."

Namja itu berdiri. "Siapa?"

"Tuan Donghae, ia sudah menunggu Tuan di bawah." Namja itu mengangguk.

"Baiklah, suruh dia tunggu sebentar. Aku harus menyusun dokumen ini terlebih dahulu." Kemudian maid itu kembali mmbungkuk lalu keluar dari kamar itu.

Namja itu kembali menghadap anak nya, kemudian menggendong yeoja kecil itu. "Sekarang Sandeul temui Donghae Ahjussi terlebih dahulu, ne? Nanti Appa menyusul."

Yeoja mungil itu mengangguk. "Ne, Appa. Cannie ingin belmain dengan Donghae Ahjucci." Namja itu pun tersenyum lalu menurunkan Sandeul, dengan riang yeoja kecil itu keluar dari kamarnya. Namja itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Sepeninggal anak nya, namja itu kembali ke meja kerjanya dan merapihkan kembali dokumen-dokumen itu. Menyusun kembali kertas-kertas tersebut seperti seharusnya. Setelah itu meletakkannya di map dan segera membawanya.

Ketika memasuki ruang tamu, namja itu melihat Sandeul sedang bercanda dengan Donghae, sahabatnya. Donghae menggelitik gadis kecil itu, membuat Sandeul terus tertawa karena kegelian. Namja itu tersenyum melihat kegiatan mereka.

"Hentikan Hae. Jika kau terus menggelitik nya seperti itu, ia akan mengompol." Namja itu duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu itu, di depan Donghae dan putrinya.

"Kau masih mengompol?" Donghae menghentikan gelitikannya dan menatap bocah itu takjub.

"Jangan dengalkan Appa, dia belbohong." Donghae menatap bocah itu sangsi.

"Benarkah?" Donghae mencoba meyakinkan.

"Aku cudah belhenti mengompol sejak umul tiga tahu Ahjucci, sekalang umulku lima tahun." Dengan kata-kata cadel nya, Sandeul mencoba menjelaskan kepada Donghae.

Namja itu tertawa. "Aku hanya bercanda." Donghae melempar bantal sofa ke arah namja itu, tetapi meleset, karena namja itu menghindar.

"Sialan kau. Aku fikir serius." Namja itu kembali terkekeh. Sandeul ikut tertawa saat melihat wajah kesal Donghae, apalagi saat namja itu melempar bantal tadi ke arah ayahnya.

"Sudahlah, sebenarnya kau kesini untuk mengambil dokumen ini atau ingin bertemu putri ku?" Namja itu menaruh dokumen yang dibawanya tadi di atas meja.

"Aku ingin mengajak putrimu berkencan." Namja itu menatap horror ke arah Donghae.

"Jangan gila. Kau ingin menduakan Eunhyuk , eoh?" Donghae terkekeh, ia tau namja itu hanya bercanda.

"Aku tidak akan menduakannya. Eunhyuk nomor satu, dan aku mau saja menjadikan Sandeul yang kedua." Namja itu menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Donghae yang menurutnya sangat konyol.

"Ya. Dan aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi." Dan mereka berdua tertawa, Sandeul hanya melihat mereka dengan heran. Yeoja mungil itu tidak mengerti apa yang dibicarakan dua namja dewasa itu.

"Sepertinya aku harus kembali ke kantor. Aku harus menyerahkan dokumen ini kepada klien kita." Donghae segera mengambil dokumen itu.

"Donghae, maaf jika aku selalu menyusahkanmu. Tapi kau tau sendiri, semenjak kejadian itu aku tidak bisa meninggalkan Sandeul sendirian." Donghae tersenyum maklum.

"Sudahlah, aku ini wakil mu, jadi sudah seharusnya aku mengerjakan ini. Ya, walaupun aku masih mengharapkan bonus." Namja itu menatap malas kepada Donghae.

"Kau pikir gaji lebih mu setiap bulan itu apa?" Donghae pun terkekeh.

"Oke oke. Apa tidak sebaiknya kau menyewa seorang baby sitter untuk Sandeul? Walaupun aku bisa mewakilimu di perusahaan, tapi apa artinya perusahaan jika Direktur nya tidak memimpin langsung perusahaan tersebut."

Namja itu tampak berpikir sejenak. "Ya, kau benar. Sepertinya aku harus mencari seorang baby sitter. Tolong bantu carikan ya, Hae."

"Ya, selalu aku." Donghae memutar bola matanya malas.

"Baiklah, aku harus segera pergi. Hei manis, Ahjussi pergi dulu ya." Donghae mengusap rambut Sandeul dan berpamitan padanya. Namja itu hanya tersenyum lalu membiarkan Donghae pergi.

"Appa, Cannie lapal." Yeoja kecil itu menghampiri ayahnya, kemudian namja itu menggendong Sandeul.

"Anak Appa sudah lapar, eoh? Arraso, kajja kita makan." Namja itupun membawa Sandeul ke ruang makan.

.

.

.

.

.

"Aku pulang." Donghae memasuki apartemennya, yang masih berada dikawasan dekat kantornya.

Eunhyuk menghampiri Donghae yang sudah duduk di sofa, lalu yeoja itu membantu membuka jas yang dikenakan Donghae. "Kenapa terlihat lelah sekali?"

"Entahlah, hari ini aku merasa sangat lelah." Eunhyuk tersenyum lalu melepaskan dasi suaminya itu.

"Kau ingin mandi atau makan terlebih dahulu."

Donghae menyandarkan bahunya ke sofa. "Tunggu dulu, aku masih lelah. Oh iya, apa kau tau dimana tempat menyewa baby sitter?"

"Baby sitter untuk siapa? Sandeul?" Donghae mengangguk.

"Ya, bos ku itu ingin menyewa baby sitter untuk putrinya. Aku tidak selalu bisa bekerja tanpa dia di kantor." Eunhyuk tampak berfikir.

"Aku tidak tahu, nanti akan aku tanyakan kepada teman-temanku." Donghae menatap Eunhyuk dengan intens.

"Yeobo."

"Apa?" Eunhyuk menatap Donghae dan baru sadar kalau namja itu menatapnya.

"Ayo kita ke kamar." Eunhyuk menautkan alisnya, bingung.

"Memang kau tidak ingin makan terlebih dahulu?" Tanpa menjawab ucapan Eunhyuk, namja itu langsung saja menggendong istrinya menuju kamar mereka. Eunhyuk tidak membantah dan hanya pasrah saat namja itu membawanya ke kamar.

.

.

.

.

.

Seorang yeoja baru saja menuruni sebuah bus. Yeoja itu menatap sekitar dengan bingung. ia baru menginjakkan kaki nya di Seoul, ia belum mengetahui bagaimana Seoul itu sebelumnya. Karena merasa benar-benar 'buta' dengan jalan-jalan di kota itu, akhirnya ia memilih untuk bertanya kepada seseorang yang melewatinya.

"Permisi Ahjussi, maaf mengganggu. Apa Ahjussi tahu alamat ini?" Ahjussi itu melihat selembar kertas yang disodorkan gadis itu kepadanya, lalu mengangguk.

"Ini dekat, kau tinggal berjalan ke perempatan itu, lalu belok kekiri. Dari sana akan terlihat nama apatemen yang kau cari." Gadis itu mengangguk mengerti lalu tersenyum kepada Ahjussi itu.

"Gomawo Ahjussi." Pria itu mengangguk dan berlalu dari hadapan yeoja itu.

Setelah mengetahui kemana ia harus pergi, yeoja itu berjalan mengikuti arahan Ahjussi tadi. Setelah ia melihat apartemen yang dicarinya, yeoja itu segera memasuki apartemen itu dan mencari alamat yang dicarinya.

Dan tidak beberapa lama ia pun menemukannya.

Ttookk ttokk ttokkk

Diketuknya pintu itu, dan setelah beberapa lama keluar seorang yeoja dari dalam apartemen tersebut.

"Lee Sungmin. Ya tuhan, kau disini." Eunhyuk terkejut saat melihat sahabatnya itu ada di apartemennya, yang ia tahu, yeoja itu tinggal di Ilsan.

"Ayo masuk." Eunhyuk langsung mempersilahkan Sungmin masuk, Eunhyuk sadar pasti Sungmin masih lelah menempuh perjalanan dari Ilsan ke Seoul.

Eunhyuk pun mempersilahkan Sungmin untuk duduk di sofanya.

"Sungmin, apa yang terjadi?" Eunhyuk menatap Sungmin, ia tau sahabatnya itu pasti sedang ada masalah.

"Rumahku di sita Hyuk, aku sudah tidak bisa membayar hutang-hutang Appa ku. Jadi para rentenir itu menyita rumahku. Aku bingung harus kemana, jadi aku memutuskan kesini." Eunhyuk mengusap bahu Sungmin.

"Kau tenang saja Min,aku akan membantumu." Sungmin tersenyum penuh haru kepada Eunhyuk.

"Sebenarnya aku tidak ingin menyusahkanmu Hyuk, tapi, ya, kau tahu sendiri bagaimana keadaanku." Eunhyuk membalas senyuman itu.

"Hei, tenang saja. Aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri. Jadi jangan sungkan padaku."

Sungmin memeluk Eunhyuk. "Gomawo Hyuk, aku benar-benar berterima kasih padamu." Eunhyuk membalas pelukan sahabatnya itu.

"Sama-sama Sungmin. Aku akan selalu membantumu." Sungmin pun melepas pelukannya.

"Aku akan segera mencari pekerjaan, aku tidak ingin terus-terusan menyusahkanmu."

"Ah, bagaimana jika kau bekerja pada bos Donghae. Menjadi baby sitter, tidak apa kan?" Sungmin tampak antusias.

"Benarkah? Tidak apa Hyuk, yang penting aku mendapat pekerjaan." Eunhyuk tersenyum. Ia senang karena bisa membantu sahabatnya ini.

"Baiklah nanti aku akan bilang kepada Donghae." Sungmin tersenyum.

.

.

.

.

.

Ddrrrtt ddrttt ddrrtttt

Bunyi ponsel itu mengganggu seorang namja yang sedang terlelap di ranjangnya. Dengan sekuat tenaga namja itu mencoba membuka matanya, lalu meraih ponselnya yang ada di nakas.

"Yeobosoyo." Dengan malas namja itu mengangkat panggilan tersebut.

"Yeobosoyo, hey kau baru bangun. Bos macam apa kau." Terdengar suara mengejek dari seberang sana.

"Kau menelpon hanya untuk mengejekku? Akan kututup."

"Ya! Kau ini sensi hanya bercanda." Donghae tanpa sadar membentak namja itu.

"Jadi ada apa? Cepatlah aku masih mengantuk."

"Aku sudah mendapatkan yang kau cari?" Kyuhyun mengernyit bingung.

"Apa?"

"Baru sehari kau sudah pikun, aku sudah mendapatkan baby sitter yang kau cari."

"Benarkah?"

"Ya, aku akan kerumahmu sekarang."

"Sepagi ini?"

"Ini sudah siang, sudah pukul tujuh. Aku akan kesana." Tiba-tiba telpon itu di putus oleh Donghae. Namja itu hanya menatap ponselnya bingung.

"Dasar ikan tak sopan, main tutup saja." Dengan malas namja itu turun dari ranjangnya lalu berjalan ke kamar mandi.

.

.

.

.

.

Kini namja itu sedang bermain di ruang tamu bersama Sandeul, ternyata anaknya bangun lebih awal darinya. Sebenarnya ini bukan contoh yang baik, tapi namja itu tidak perduli.

"Aku datang." Masuklah seorang namja di temani dua orang lainnya ke dalam ruang tamu itu.

"Hae Ahjucci, Hyuk Ahjumma." Dengan girang yeoja kecil itu berlari menyambut orang-orang itu. Donghae dengan segera menggendong Sandeul, dan membawanya kembali mendekati Ayah anak itu. Eunhyuk dan yeoja satunya mengikuti Donghae dan duduk di sebelahnya. Sedangkan Ayah Sandeul sepertinya sedang sibuk bermain PSP.

"Oh iya. Min, kenalkan ini bos ku, Cho Kyuhyun. Dia akan menjadi bos mu mulai sekarang." Namja itu, Kyuhyun, langsung melihat ke arah mereka. Namun seketika namja itu terkejut.

"Selamat pagi Tuan. Perkenalkan nama saya Lee Sungmin." Yeoja itu tersenyum kepada Kyuhyun.

'Ini tidak mungkin…..'

TBC

Annyeong ^^

Aku kembali hadir dengan FF baru . Banyak yang protes karena FF kemarin udah End, alasan aku menyelesaikan FF kemarin di Chapter 8 karena :

udah banyak yang tau jalan ceritanya T.T

udah kehabisan ide untuk lanjutannya

Dan untuk permintaan maaf, aku membuat FF baru berjudul 'Do You Remember?' Semoga kalian suka u.u

Kemarin banyak yang nanya hoobae yg ngirim pesan ke Kyu, aku jawab disini ya .. orang itu adalah Seulgi Red Velvet. Kalau mau ngeroyok dia, ajak-ajak ya *ehh

Makasih buat reviewnya di FF kemarin. Aku juga mau minta kritik dan saran untuk FF aku yang ini.

And, REVIEW PELISS ^^