Perentager Pairing

Author : Dae Lee Moon

Genre : Fantasy, Romance dan temukan sendiri ne xD

Rate : T (GS)

Main Cast : Do Kyungsoo (D.O)

Kim Jongin (K.A.I)

.

.

Warning: GS (Genderswitch), Typo (s), GAJE, Alur Kecepetan, OOC.

.

.

.

.

.

Don't be a plagiator!

.

.

.

No bash

.

.

.

Just my imajination

DLDR~

.

~Happy Reading~

.

Perentager Pairing

Chapter 5

/..

"Do-ya..!"

"Do-ya...! kau dimana? Aku mempunyai sesuatu untukmu!"

"Do-ya! Jangan bersembunyi atau kau tidak akan aku ijinkan untuk pergi kemanapun! Kau juga tidak diperbolehkan meninggalkan EXO Planet!"

"Yak! Mana boleh seperti itu!"

DO keluar dari tempat persembunyiannya. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk bersembunyi ataupun menghindari Kai yang sejak tadi meneriakkan namanya. DO hanya sedang sibuk merawat bunga-bunganya sementara Kai sedang mencari keberadaannya.

DO mendengus sebal. Lagi-lagi ia merasa kesenangannya diganggu Kai. Bukan 'orang' lain melainkan oleh pasangannya sendiri.

"Dari mana saja kau. Kita harus latihan sekarang" Kai menggenggam tangan DO dimana satu jenis tanaman menggantung di sana.

DO memutar kedua bola matanya malas. Ia dengan mudah bisa menebak maksud kedatangan Kai. Kai merupakan 'prajurit' yang sangat patuh dan selalu ontime dengan jadwal latihan mereka. Sejak pertama kali dinobatkan sebagai pairing, mereka secara otomatis akan memiliki serangkaian jadwal latihan khusus yang sangat padat.

Seluruh penghuni EXO Planet juga tahu siapa itu KAIDO. Kai dan DO adalah salah satu pasangan yang menjadi harapan terbesar bagi kelangsungan hidup planet mereka. Apalagi setelah perang besar yang terjadi baru-baru ini.

"Aiihh... nanti saja. Aku sedang memanjakan tanamanku" tolaknya sembari meloloskan sebelah tangannya dari genggaman Kai.

"AYO!" sergah Kai tegas. Ia menarik kembali tangan DO yang dihempaskan tadi.

"..."

"Yak!"

"Kai-ahhh... please..."

Kai tetap tidak bergeming.

Buing~ Buing~

DO membuat ekspresi seimut mungkin dengan memainkan kedua matanya.

Kai berusaha menahan tawanya setelah melihat ekspresi yang sengaja dikeluarkan DO melalui sudut matanya. Dan dia tidak akan kehilangan akal untuk membalas perbuatan DO padanya.

"Huuh.. kalau begitu popo dulu~"

Kai memajukan wajahnya. Rupanya dia juga mengeluarkan jurus andalanya untuk membalas sikap DO.

"Wahh... dari mana kau mendapatkan bahasa seperti itu?ishhh..."

DO tidak menyangka jika Kai yang taunya hanya bertarung mampu melakukan apa yang dilakukan oleh manusia. Rupanya setelah beberapa kali DO mengajak Kai pergi ke bumi dan melihat aktivitas manusia telah menjadi virus bagi petarung tangguh itu.

"Jangan bercanda. Kita sudah sering belajar dari manusia planet itu"

"Palli... popo~" pintanya lagi.

"Tidak mau!"

"Kalau begitu aku tidak akan membantumu pergi ke planet itu lagi!"

"Ahhh... Kai!"

Kai mendengus sebal dan membuang wajahnya ke arah lain.

"Kai~"

DO lebih mendekat pada Kai lalu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Kini wajah Kai telah berhadapan dengan wajahnya.

Chu~

Kedua bola mata Kai membulat sempurna. Tubuhnya menegang. DO benar-benar menciumnya. Bukan di pipi seperti biasanya. Melainkan di bibirnya. Lebih tepatnya Kyungsoo hanya mengecupnya, menempelkan bibirnya di atas bibir Kai.

Beberapa saat kemudian DO menarik dirinya. Akhirnya ia bisa menghirup oksigen dengan bebas.

Meski planet mereka berbeda dari Bumi, tapi material yang ada di EXO Planet hampir sama dengan kandungan material di bumi. Oxygen.

Kai menerjapkan matanya beberapa kali. Kejadian itu telah berlalu beberapa saat yang lalu. Namun efek yang ditimbulkan masih dapat Kai rasakan. Hatinya berdesir, sejak menjadi 'pairing' ini pertama kalinya mereka melakukan kontak fisik selain bergandengan tangan dan kecupan ringan di pipi.

Sedangkan DO hanya menunduk malu. Pipinya kini sudah semerah tomat. Kai memandangi DO yang sejak tadi masih menunduk malu karena kelakuannya sendiri. Senyum manis terukir di bibirnya. Harusnya mereka sudah boleh melakukannya sejak kemarin-kemarin bukan? Karena mereka adalah pairing, pikir Kai. Ia mulai berimajinasi dan memikirkan hal-hal sembrono.

Kai mengangkat wajah DO dengan kedua tangannya. Ia ingin DO melihatnya. Mereka berdua bertatapan satu sama lain. Kai menatap DO yang masih bersemu merah. Disisi lain DO sedang berusaha menangkap arti tatapan Kai padanya.

Kai menarik pinggang DO dengan sebelah tangannya. Kini mereka menjadi sangat dekat. Rapat tanpa celah. Sepertinya DO akan segera mengetahui arti tatapan mata Kai.

Perlahan Kai mendekatkan wajahnya hingga bisa merasakan hembusan nafas masing-masing. DO menutup kedua matanya. Ia bisa merasakan hangatnya nafas Kai yang menyapu kulit wajahnya. Begitu melihat DO yang sudah pasrah, Kai memiringkan wajahnya. Mencari sudut yang akan membuatnya nyaman. Smirk nakal sekilas terlihat di bibirnya sebelum akhirnya menemukan tempat yang pas.

Tangan DO mengepal dengan kuat menggantung di sisi-sisi tubuhnya. Ia meremas batang tumbuhan kecil yang sejak tadi enggan ia lepas di sebelah tangannya saat Kai kembali merapatkan posisi mereka. Bibirnya dengan lihai bergerak di atas sana. Menghisap bibir DO dengan kuat tapi masih terasa lembut hingga membuatnya tak sadar jika Kai telah membawanya ke dalam dunia yang berbeda.

.

.

.

.

.

DO membuka kedua matanya setelah Kai melepaskan ciuman pertama mereka. benar. Ini kali pertama mereka berani pertama ia rasakan adalah pusing. Pikirannya kosong.

DO mulai merasa aneh dengan keadaan atmosfer yang sedikit berbeda sebelum dirinya menyadari bahwa sekarang mereka berada di dunia yang berbeda.

DO memekik kegirangan setelah sadar dengan apa yang baru saja terjadi. Bukan karena ciuman tadi tapi karena Kai membawanya ke planet bumi. DO benar-benar merindukan planet ini.

Dipeluknya tubuh Kai yang mematung di sana. Ia benar-benar tidak bisa menghentikan rasa bahagianya.

Kai tahu akan jadi seperti ini jadinya jika ia membawa DO ke bumi. Ia bahagia melihat DO pairingnya tertawa lepas seperti ini. tapi Kai juga tahu akan skenario terburuk yang mungkin terjadi atas tindakannya.

Tak mau menanggapi pikiran buruk yang tiba-tiba terlintas dibenaknya, Kai membalas pelukan DO dengan usapan lembut di punggungnya.

.

.

.

.

.

Tanpa terasa detik demi detik telah berlalu. Langit yang tadinya berwarna biru terang kini di bagian barat lebih didominasi oleh cahaya merah kekuningan.

"Kajja kita pulang. Lihatlah hari mulai gelap"

Berkali-kali Kai membujuk DO untuk pulang tapi sebanyak itu pula DO menolaknya.

"DO-ya.. kau sudah memandangi tanaman itu sejak tadi. Dia mungkin akan mati karena tatapan matamu yang mungkin sebentar lagi akan mengeluarkan sinar laser"

"Sebentar lagi Kai.. aku ingin melihatnya sebelum pergi"

"Sudahlah kau bisa mengunjunginya lagi kapanpun"

"Jeongmal?"

Barulah DO mau mengalihkan perhatiannya pada Kai dengan mata berbinar.

Kai pun mengiyakan. Meski harus melanggar peraturan EXO planet, Kai akan tetap melakukannya. Kai hanya ingin DO bahagia seperti hari ini. lagi pula mereka sudah sering melanggarnya.

"Ngomong-ngomong kenapa kau membawa pohon kehidupan kesana?"

"Entahlah.. aku hanya ingin menanamnya di sana.. kau mau menjaganya bersamaku kan Kai?"

"Hmm.."

Mereka baru saja tiba di EXO Planet. Perbincangan ringan mengiringi kepulangan mereka.

"Yaksok!"

"Ne.. aku berjanji akan menjaganya untukmu"

Di tengah perjalanan menuju tempat latihan, mereka dihadang oleh beberapa rekan perentager.

"Ada apa?"

Entah mengapa Kai merasa hal buruk akan segera terjadi pada mereka berdua.

"Ratu telah menunggu kalian"

Deg

Tanpa ada kesempatan untuk menolak, mereka dibawa dengan paksa menuju tempat yang telah disiapkan.

Tempat itu begitu mengerikan. Pengap dan tak ada cahaya. Kai dan DO tahu dengan pasti tempat apa itu.

Satu hal yang ada dipikiran mereka saat ini.

Ketahuan.

Mereka ketahuan telah pergi ke planet bumi dan akan segera dieksekusi di tempat ini karena kesalahan itu.

"AKU SUNGGUH KECEWA!"

Suara itu menggema di seluruh langit-langit dan dinding yang membatasi tempat mengerikan itu.

DO yang tadinya bersikap tegar kini keberaniannya menciut setelah mendengar suara yang begitu ia kenal. Ratunya yang selama ini baik pada mereka tengah marah karena kesalahannya.

"Kalian tahu apa kesalahan yang telah kalian lakukan?"

Baik DO maupun Kai tidak ada yang berani membuka mulutnya. Mereka berdua sama-sama tahu ketika berada di sana. Tapi karena tempat itu begitu gelap membuat mereka tidak bisa melihat satu sama lain.

Mereka hanya bisa saling mangkhawatirkan dan menunggu hukuman apa yang akan diberikan pada keduanya.

"Kalian tahu.. tidak ada yang boleh tau keberadaan EXO Planet. Sampai kapanpun EXO Planet dan semua makhluk yang ada di dalamnya akan selalu seperti ini! Kecuali aku sendiri yang menghendaki mereka keluar. Bahkan pasir sekalipun akan aku hitung!"

"Kalian berdua.. DO dan Kai.. mulai saat ini.. kalian bukan lagi pairing perentager!"

Hukuman telah dijatuhkan. Namun terbesit keraguan ketika ratu mengucapkan hukuman itu. Ini benar-benar keputusan yang sulit.

EXO Planet masih di bawah bayang-bayang peperangan. Akankah ratu sanggup melepaskan pairing yang menjadi kekuatan EXO Planet.

"Andwae! Jika itu hukumanku lebih baik bunuh saja aku!"

Teriak Kai memenuhi ruangan.

"Yak! Kai bodoh! Kau akan tetap hidup meski tidak bersamaku!" DO tidak bisa diam setelah mendengar protes Kai.

"Mwo? Jadi aku tidak berarti apa-apa bagimu? Lebih baik aku mati dari pada kau menjadi orang asing bagiku!"

Tanpa arah yang jelas, ia berusaha berkomunikasi dengan DO. Bagaimanapun caranya mereka tidak boleh dipisahkan.

Perlu diketahui bahwa, jika mereka dipisahkan dari ikatan 'pairing' maka mereka berdua akan hidup sebagai orang asing. Tidak saling mengenal. Yang mereka tahu hanyalah pairingnya saat itu.

Itulah yang Kai takutkan. Dia tidak mungkin mau melupakan DO. Tapi kenapa DO begitu mudahnya mau melepaskannya. Hatinya terluka.

"Baiklah.. jika itu yang terbaik untukmu kai. Aku akan segera mengabulkannya" ucap ratu final.

"Tapi.. bolehkah aku meminta satu permohonan?"

"Katakan. Tapi aku tidak yakin akan mengabulkannya untukmu"

Baik ratu maupun DO sama-sama penasaran dengan permintaan Kai.

"Tempatkan inti tubuhku nanti pada sebuah pohon kehidupan yang baru saja DO tanam di bumi. Aku telah berjanji akan menjaganya"

DO tak kuasa meneteskan air mata. Mengapa Kai memilih hukuman semacam itu. Setelah memilih hukuman itu kenapa juga dia harus melindungi janji bodohnya.

"Baiklah. Persiapkan dirimu.. Kai"

Hening

Hening

Hening

Cukup lama keheningan menyelimuti ruang gelap itu hingga satu rintihan kata terlepas "Kai.."

Suaranya terdengar putus asa. Pasrah dan tak berdaya.

Lama DO menunggu jawaban hingga ia menyadari bahwa kini hanya ada dirinya sendiri di dalam ruangan itu. Kai telah pergi mendahuluinya.

"Kai.. hiks..hiks.."

"Syukurlah kau masih di sana DO.."

Sang ratu kembali melanjutkan eksekusi untuk DO.

"DO yang dengan sengaja telah membawa dan meninggalkan sebuah pohon kehidupan yang hanya ada di EXO Planet dan menyelinap beberapa kali ke planet bumi maka.."

"Ratu.." dengan tidak hormat DO memenggal titah ratunya.

"Katakan"

"Jika ratu ingin aku hidup bersama dengan pairing baruku maka.. biarkan aku kehilangan semua kenanganku bersama Kai sebagai gantinya.. asalkan aku tetap menjadi pairingnya selamanya..."

"Kau yakin? Kai sudah tidak ada. Kau bisa saja mati DO"

"Tak apa. Kai pergi dengan hati yang terluka karena kebodohanku. Karena aku tidak mau mempertahankannya di saat-saat terakhirnya. Kai tidak mungkin kembali. tapi kelak aku akan tetap mencari kenanganku bersamanya. Hingga saat kita bertemu kembali dikehidupan selanjutnya aku tidak akan membuat kesalahan yang sama"

../

Kyungsoo terbangun dari tidurnya. Ingatannya kini telah kembali sepenuhnya. Namun hal yang buruk benar-benar terjadi.

Waktu DO hampir habis dan ia tidak mungkin membawa Kai bersamanya karena Kai terlahir kembali sebagai manusia.

"Sekarang aku menyadari. Dari semua planet yang ada kenapa harus planet bumi. Dari semua tempat di bumi, kenapa tempat ini yang menjadi pilihan untuk mendarat..."

Ucapnya sembari menatap Kai yang tertidur pulas.

"Maafkan aku karena kebodohanku saat itu.. maaf karena membuatmu menjadi seperti ini dan maaf.. aku tidak bisa menepati janjiku.. aku mencintaimu.."

Perkataan itu hanya sebuah ngiangan yang melemah bersamaan dengan bayangan Kyungsoo yang semakin lama semakin menipis dan akhirnya hilang tanpa jejak.

Beberapa jam kemudian.

Jongin meringkuk tak nyaman ketika tubuhnya kembali merasakan dinginnya salju. Tangannya bergerak-gerak tak nyaman dalam pelukannya sendiri. Mencari kehangatan yang beberapa saat yang lalu masih dapat ia rasakan.

Perlahan Jongin membuka matanya. Pertama kali yang ia lakukan adalah mencari sosok yeoja yang telah memberi kehangatan untuknya. Namun betapa terkejutnya Jongin setelah menyadari bahwa sosok itu tidak lagi berada di sampingnya.

"Kyungsoo! Neo eoddiga?"

Tidak ada jejak yang menunjukkan bahwa gadis itu telah pergi darinya. Tidak ada jejak yang bisa ia telusuri untuk membawanya pada Kyungsoo.

"DO-ya...!"

Kyungsoo benar-benar telah pergi seperti kapas yang terbang tertiup angin. Tidak ada yang bisa merasakan kepergiannya. Tidak ada jejak, tak berbekas.

Semuanya telah berakhir. Begitupun dengan mimpi indah Kim Jongin. Dan kini mimpi indah itu telah menjadi mimpi yang sangat buruk baginya.

.

.

.

.

.

"DO-ya..!"

Teriakan Jongin menggema. Tak peduli bahwa dirinya tengah berada di rumah sakit sekarang.

"Yak hyung! Kenapa kau teriak-teriak seperti orang gila. Dan kau tidak bersama Kyungsoo?"

"Dia tidak ada di sini?"

Jongin menengok ruang rawat ayahnya. Namun nihil DO tidak ada di sana.

"Sebenarnya ada apa? Bukankah kau bilang sudah menemukan Kyungsoo. kenapa kau baru kembali hyung" pikiran Sehun tidak jelas dan menjadi sangat khawatir.

"DO tidak ada di manapun hun.." Jongin terduduk lemas di lantai layaknya orang yang sedang putus asa. Sehun mengikuti di sampingnya.

"Aku sangat menyesal. Aku belum pernah sekalipun baik padanya. Aku belum sempat mengatakan bahwa aku sangat menyukainya. Aku belum menyatakan perasaanku padanya hun-ahh"

Jongin mengusak wajahnya kasar.

"Kau sangat terlambat menyadari perasaanmu Kim Jongin. Bukankah Kyungsoo sangat berarti untukmu. Tapi kenapa kau melepaskannya begitu saja. Jika sudah begini maka jangan pernah kau menantinya kembali karena mungkin kesempatan kedua itu tidak akan pernah ada"

"Biarkan aku hidup dalam penyesalan ini sampai dia kembali" ucapnya pilu.

.

.

.

.

.

Sudah lewat beberapa hari Jongin mencoba menemukan Kyungsoo. dia yang tidak dapat dilihat lagi. Jongin mencoba untuk mengingat kembali suaranya, suara yang entah kapan dapat ia dengar kembali.

"Kudengar gadis yang tinggal di rumahmu belum kembali?"

Tanya Luhan. Pria yang beberapa hari terakhir sering bertemu dengannya. Dan pria yang membuat Kyungsoo ketakutan setengah mati tanpa ada yang menyadarinya.

"Hanya dengan memikirkannya saja duniaku seketika penuh dengannya. Ah.. salju tiba-tiba turun disaat seperti ini" wajah Jongin berubah sendu.

"Kenapa? Kau benci salju?" tanya Luhan pura-pura bersikap khawatir dengan perubahan air muka Jongin.

"Aniya. Geunyang... salju ini mengingatkanku padanya. Karena setiap salju yang turun adalah air matanya"

"Kau sudah melakukan hal yang terbaik untuknya. Percayalah.."

"Satu hal yang tidak bisa aku lakukan.. membawanya kembali padaku. Aku berharap bisa menghilangkan semua perasaan ini"

"Apa kau ingin pergi ke tempat ia berada?"

.

.

.

.

.

TBC

Long time no see _

Setelah berusaha mengumpulkan segenap jiwa dan raga akhirnya terketuk juga diri ini untuk kembali melihat story yg telah lama diabaikannya xD

Meski sedikit tidak PeDe karena masa hiatus yg begitu lama tapi gue ingin melanjutkannya hingga tetes tinta terakhir.

gue yakin banyak yang lupa cerita apa ini. bagaimana alur ceritanya. Sampai dimana bacanya. Seperti apa cerita terakhir yg udah dibaca. Blablabla~

Ini 2 chap terakhir. Dan gue usahain endingnya gak akan lama. Minimal sebelum choco bank tayang :'( maksimal setelah exolution ina. gue kagak nonton Huweeeeeeee...

Keep_reading**