Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

The Black Prince © ArFI

Rated : M

Genre : Adventure & Romance.

Pairing : Naruto X ?

Warning : Abal, OOC, OC, Typo, Gaje, Etc.


Summary : Namikaze Naruto seorang High-Class Devils yang berasal dari Pillars Agares, satu – satunya iblis yang menguasai sihir 'Verizon Destruction', namun yang mengejutkan ia belum mempunyai satu orangpun budak, dengan niat untuk mencari budak, ia pindah menuju jepang sekaligus untuk mengunjungi teman masa kecilnya.


[Don't Like Don't Read]

Chapter I : New Life

"Engh..." rintihku berusaha bangun dari kegiatan 'hibernasi' singkatku.

Perlahan kukucek kedua mataku, berusaha menghilangan 'kabut' yang menghalangi kedua pandanganku.

Dan tak lama kemudian,

Jreng – jreng,

Hilanglah 'kabut' yang menghalangi pandangan kedua mataku. Sejenak kududuk di pinggir kasurku, berusaha mengumpulkan kembali tenaga – tenaga yang kuhabiskan saat 'lembur' tadi malam.

Flashback ON

Setelah selesai mengurusi barang – barang kepindahanku ke kota ini, aku kini sedang berjalan – jalan di taman kota. Cukup indah menurutku, sebuah taman yang tak terlalu besar, namum penuh akan bunga – bunga beraneka ragam yang mengelingi sebuah air mancur yang cukup besar, dan juga beberapa pohon sakura yang nampak megisi sela – sela sisi pinggir taman ini.

Sejenak kududuk disatu – satunya kursi taman yang tersisa, letaknya tepat dibawah sebuah pohon sakura yang cukup besar, dari sini, bisa kulihat dengan jelas beberapa pasang muda – mudi yang tampak mengisi beberapa kursi taman yang tersisa sembari memadu kasih dibawah siraman cahaya lampu – lampu taman yang indah.

Sejenak aku menghela nafas sebentar, berusaha menyingkirkan perasaan 'iri' pada para pengunjung taman yang nampak bisa menikmati hidup mereka yang singkat ini, mereka terlihat seperti tanpa beban sedikitpun, mereka yang bisa tertawa bersama orang – orang yang mereka sayangi, mereka yang dapat merasakan apa itu kehangatan.

Sudahlah Naruto, bukankah semua hal ini terlalu sering kau pikirkan, bukankah kau tahu penyesalan selalu datang diakhir, jadi tak akan berarti apabila kau mulai menyesal akan kehidupanmu saat ini, buanglah semua pemikiranmu saat ini dan mulai jalanilah hidupmu saat ini.

Oh maaf aku belum mengenalkan siapa diriku sampai saat ini, perkenalkan, namaku Namikaze Naruto, seorang pelajar pindahan dari salah satu negara skandinavia, Denmark. Kini aku menduduki kelas tingkat tiga, dan mulai besok aku akan belajar disalah satu sekolah paling elit di kota ini, Kuoh Academy. Oh dan yang terakhir dan yang paling penting, aku adalah seorang Iblis.

Mari sedikit kuberitahu tentang sekolah yang mulai besok akan aku tempati untuk belajar, Kuoh Academy adalah sebuah sekolah yang sebelumnya adalah sebuah sekolah khusus perempuan, sekolah yang menurut kabar adalah sekolah yang kebanyakan siswinya adalah para bangsawan yang berasal dari luar negeri termasuk aku namun tanpa gelar bangsawan. Baru – baru ini sekolah itu mulai membuka kesempatan bagi para murid laki – laki untuk bersekolah disana dengan alasan yang 'mainstream', kekurangan murid. Namun itu bukanlah yang sebenarnya, alasan yang sebenarnya berasal dari putri pemilik sekolah itu sendiri yang juga seorang Iblis. Rias Gremory namanya, karena salah seorang budaknya yang berposisi sebagai Knight adalah seorang laki – laki, maka mau tak mau mereka harus mengubah status sekolah dari sekolah khusus perempuan menjadi sekolah umum, tak lucukan kalau sebuah sekolah khusus perempuan namun ada seorang laki – laki yang bersekolah disana.

Namun itu hanya salah satu alasan dari sekian banyak alasan. Sekarang pasti kalian penasaran kenapa aku tahu hal seperti tentang sekolah yang bahkan aku belum pernah mengunjunginya sama sekali? Hey hey, apakah kalian sudah lupa kalau aku ini juga seorang Iblis yang juga adalah salah satu budak dari Rias, lebih tepatnya Queen dan calon King, oke mari lupakan dua hal tak benar itu, aku hanyalah seorang Iblis darah murni dari Pillars Agares yang kebetulan juga adalah sahabat kecil Rias, sebagai seorang High-Class Devils kehidupanku benar – benar sangat menyedihkan, kenapa? Tentu saja karena sampai saat ini aku belum mempunyai seorang budak satupun.

Silahkan kalian tertawa selagi masih kuberi kesempatan tertawa, karena kedepannya aku tak akan ragu dengan orang yang menertawaiku.

Sudah?

Boleh aku melanjutkan?

Namun itu hanyalah pendapat para petinggi Underworld, sebenarnya aku 'hanya' malas mencari anggota untuk menjadi budakku. Jadi silahkan kalian tertawa lagi selagi masih kuberi kesempatan terakhir kalian bisa menertawakanku, tapi kurasa kalian tak akan tertawa.

Baik akan aku lanjutkan kilas balik singkat ini, sebagai seorang High-Class Devils yang bahkan tak mempunyai seorang budakpun, kalian boleh meremehkanku dalam segi jumlah, namun kuperingatkan jangan pernah sekalipun menyulut api kepada Iblis pengkonsumsi bidak King yang 'hanya' masuk sendiri ini. Karena ku yakin kalian akan menyesal nanti.

Lalu sebagai seorang High-Class Devils, bukankah aku seharusnya sudah mempunyai beberapa budak yang melayani, bukan, maksudku menjadi anggota keluarga baruku? Bukankah sudah kuberitahu, atau kalian memang payah dalam mengingat, aku aku 'hanya' malas mencari anggota untuk menjadi buda~ keluarga baruku.

Oke mari kita sudahi pembicaraan tentang siapa aku dan mari kalian biarkan aku berjalan dengan tenang menuju apartemen yang baru tadi sore mulai aku tempati. Sempat ada rasa ingin aku untuk mengunjungi sahabat kecilku itu sore hari tadi, namun karena beberapa masalah tentang barang – barangku, tanpa sadar kuhabiskan sore hariku disalah satu penawar jasa pengantar barang – barang pindahan.

Kulirik sebentar arloji yang terikat rapi ditangan kiriku, arloji itu menunjukkan tepat pukul 11, kualihkan pandanganku dari arloji berwarna putih itu dan kuedarkan pandanganku, berusaha mencari orang yang mungkin masih lewat, kenapa? Karena aku tersesat.

Tanpa mengetahui arah tujuan, kulanjutkan perjalanan 'panjang' ini sembari berharap bertemu seseorang. Aku terus berjalan masih tanpa tujuan, dasar bodoh! Hey aku bahkan baru sampai disini tadi sore, apa kalian pikir aku langsung tahu jalan disini karena aku adalah Iblis.

Aku melanjutkan perjalanku hingga aku menghentikan langkahku disebuah gang yang cukup gelap, bukan manusia atau Iblis yang kutemui, melainkan sekumpulan Malaikat Jatuh berpakaian sexy yang nampak ingin pamer kekuatan.

'Oh sialnya aku.' Rutukku sendiri.

"Ara~sepertinya kita mendapat bahan percobaan untuk kekuatan baru kita." Ucap salah satu Malaikat Jatuh.

"Kau benar Kalawarner, mahluk rendahan ini dengan sukarela ingin menjadi tikus percobaan kita." Ucap Malaikat Jatuh yang berada disamping Malaikat yang dipanggil Kalawarner.

"Bisakah kalian minggir dari jalanku." Pintaku tak acuh.

"Ara~ternyata kau sudah tak sabar." Ucap Kalawarner sembari membuat sebuah [Light Spear] yang cukup membuat para Low-Class Devils bergidik ngeri.

WUSSH

DUARR

"Ara~kau bahkan tak melawan, apa kau benar – benar sudah putus asa?" Ucap Kalawarner penuh rasa kemenangan.

"Tidak , aku hanya tak ingin melawan perempuan." Ucapku yang kini sudah meninggalkan para Malaikat Jatuh itu sejauh 15 meter dibelakang mereka.

"Ba-bagaimana mungkin? Aku bahkan tidak melihatnya beranjak dari tempat ia berdiri tadi?" Tanya Kalawarner penasaran.

Namun aku tak menjawabnya, aku hanya menaikkan satu tanganku pertanda perpisahan sembari mengeluarkan sepasang sayap Iblisku.

"Sayonara, kuharap kita bisa bertemu kembali." Ucapku sebelum aku terbang dengan sepasang sayap Iblisku.

"Hah~kurasa aku tak jadi sekolah disini saja." Gumanku penuh sesal karena maksud dari aku pindah kesini adalah untuk mencari kedamaian yang tak pernah kudapatkan saat aku masih tinggal di Denmark, "Tapi kurasa itu tidak mungkin." Jawabku sendiri.

"Mungkin beberapa menit menikmati kota dari atas tak ada salahnya." Ucapku. Tak jauh dari tempatku terbang saat ini terlihat sebuah kekkai kecilberwarna ungu yang menyelimuti sebuah area.

Karena rasa penasaranku yang begitu tinggi dengan kecepatan 'gila' aku melaju menuju tempat kekkai kecil itu. Aku lalu berhenti disebuah pohon yang letaknya tak jauh dari kekkai itu. Dengan sedikit menajamkan pandangan Iblisku, aku berusaha mencari tahu apa yang diselimuti kekkai kecil itu.

"Sekolah.." ucapku, "Tunggu, bukankah itu sekolahku." Ucapku panik.

Kembali kuedarkan mataku menuju beberapa orang yang nampak menjaga kekkai kecil itu.

"Are~Sona?" tanyaku pada diri sendiri, sejenak ku berpikir, "Jadi begitu." Ucapku sembari menepukkan tanganku.

Akupun langsung melaju menuju tempat perempuan yang kupanggil Sona tadi.

"Sona? Siapa yang sedang bertarung?" tanyaku sembari mencolek bahu kanannya.

"Rias dan seorang GRIGORI Malaikat Jatuh bernama Kokabiel." Jawab Sona yang masih belum menyadari keberadaanku.

"Oh." Ucapku singkat, "Eh tunggu, Rias? Malaikat Jatuh?" Ucapku penasaran.

"Memangnya kamu siapa sih?" Tanya Sona sembari perlahan menengok kebelakang.

"Na-naruto?" Tanya Sona yang hanya kubalas dengan sebuah senyuman, "Ka-kapan kau sampai?" tanya Sona masih dengan nada terkejut.

"Baru tadi sore." Jawabku singkat, "Apa benar yang bertarung didalam Rias?" tanyaku.

"Ya." Jawab Sona yang sudah kembali dalam mode stoic.

DUARR

Suara ledakan yang cukup besar, membuat kekkai yang Sona dan para budak Sitrinya sedikit berguncang.

DUARR

Ledakan yang kedua ini lebih besar dari ledakan yang pertama hingga membuat para budak Sona terguncang termasuk Sona yang langsung kutangkap.

"Kau tak apa?" Tanyaku masih dalam keadaan memegang memapah Sona.

"A-aku tak apa." Jawab Sona sembari mengeluarkan semburat kecil yang membuatku tersenyum kecil.

"Bolek aku masuk?" Tanyaku sembari membantu Sona berdiri.

"Silahkan." Jawabnya yang sudah kembali masuk ke mode stoic.

Aku hanya tersenyum kecil sembari mengembangkan sepasang sayap Iblis milikku untuk masuk ke dalam 'medan perang'.

END NARUTO POV

RIAS POV

DUARR

Suara ledakan yang disebakkan petir yang Akeno keluarkan.

DUARR

Suara ledakan kedua yang kini disebakkan [Light Spear] yang dikeluarkan Kokabiel tepat mengenai Iseei.

Tunggu, mengenai Issei?

Aku langsung berlari kearah kubangan kecil yang disebabkan [Light Spear] milik Kokabiel.

"Issei!" panggilku sembari mengangkat kepala pawn-ku itu.

"Bu-buchou." Jawabnya.

"Hahaha, apa ini adalah kekuatan sang legenda Red Dragon Emperor? Sungguh mengecewakan, kekuatanmu bahkan tak dapat menggoresku sedikitpun." Ucap Kokabiel dengan bangga, membuatku semakin kesal.

"Kalau begitu, akan segera aku akhiri semua ini." Ucap Kokabiel sembari membentuk sebuah [Light Spear] yang ukurannya hampir sama dengan sebuah Bus, "Dengan ini, akan segera timbul perang besar." Ucap Kokabiel sembari melemparkan [Light Spear].

WUSSHH

Aku hanya menutup mataku, pasrah akan kematian yang bahkan seorang High-Class Devils tak dapat hindari mengingat besarnya [Light Spear] itu, namun kutunggu beberapa lama tetap tak ada ledakan sedikitpun.

Perlahan kubuka kedua mataku dan kuanggat wajahku keatas supaya dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Ara~Rias! Selalu tak bisa jauh dari masalah!" Ucap seseorang yang kini berada diatasku, menahan serangan Kokabiel yang sangat besar, aku hanya menatap tak percaya ketika melihat tubuh pemuda itu tak lecet sedikitpun.

END RIAS POV

NORMAL POV

"Ara~Rias! Selalu tak bisa jauh dari masalah!" ucap Naruto yang dengan mudah menghalau serangan [Light Spear] yang sangat besar itu.

Sementara yang ditanya masih berusaha mencerna apa yang dilihatnya saat ini, begitu pula Kiba dan Xenovia yang baru selesai mengalahkan Cerberus hanya membelakakkan mata tak percaya melihat sebuah [Light Spear] yang 'cukup' besar tengah ditahan oleh seorang 'penyelamat' hanya dengan satu tangan.

"Na-naruto? Kaukah itu?" tanya Rias masih dalam mode tidak percaya.

"Mou, kau tak lucu Rias, bagaiman bisa kau melupakan Sahabat kecilmu." Ucap Naruto dengan nada cemberut.

"Ku-kurang ajar kau!" Teriak Kokabiel kesal karena [Light Spear] yang 'cukup' untuk mengalahkan 100 Middle-Class Devils ditahan hanya dengan satu tangan, terlebih lagi tangan yang dipergunakan adalah tangan kiri.

"Are~ternyata kau masih disana?" Tanya Naruto masih dengan posisi menghalau [Light Spear] milik Kokabiel.

"Kau!" Umpat Kokabiel kesal, lalu dengan cepat ia membentuk puluhan [Light Spear] yang siap menghunus tubuh Naruto.

WUSSSHH

Sejenak Naruto memejamkan matanya.

Verizon of Destruction : Area.

BLUMMM

Suara [Light Spear] yang meledak sebelum mencapai tempat Naruto, hal ini juga semakin membuat para budak – budak Iblis Rias dan dua orang Exorcist yang masih sadar, kembali membelakakkan matanya, sementara Rias hanya tersenyum kecil.

'Tak salah lagi ini memang kau.' Batin Rias.

Melihat puluhan [Light Spear] yangKokabiel buat lenyap dalam sekejap bahkan tanpa sedikitpun menyentuh tubuh Naruto, kekesalan Kokabiel semakin memuncak. Dengan segera ia mengambil sebuah botol kaca yang berisi cairan berwarna hitam, ia lalu membuka tutup botol dan dengan segera ia meminunya.

Tak lama kemudian, mulai muncul aura hitam yang mengelilingi tubuh Kokabiel.

"Hahaha, dengan ini kalian akan mati mahluk rendahan." Ucap Kokabiel penuh kepercayaan diri.

"Uuum, apa itu yang membangkitkan kekuatanmu?" Tanya Naruto, "Bagaimana rasanya?" Tanya Naruto yang kini nampak lebih antusias.

Sementara para budak Rias dan dua orang Exorcist hanya sweatdrop mendengar pertanyaan Naruto.

"Kau!" Teriak Kokabiel penuh kekesalan, tak lama kemudian ia mulai meluncur dengan kecepatan yang 'WAH' menuju tempat Naruto.

BRAKK

Suara tinju yang berhasil ditangkap dengan mudah oleh Naruto. "Are~kukira itu penambah kekuatan, ternyata hanya penambah kekuatan." Ucap Naruto meremehkan yang membuat Kokabiel semakin kesal.

Verizon of Destruction : Gravity

Dan seketika tubuh Kokabiel terhempas kebelakang menghantam gedung sekolah hingga menimbulkan sebuah lubang besar ditengah – tengah gedung tersebut.

Verizon of Destruction : Black Arrow

Seketika terbentuk ribuan anak panah berwarna hitam dengan aksen api yang membara berwarna ungu. Lalu Naruto mengarahkan tangan kanannya kearah Kokabiel jatuh.

WUSSHH

CRASSH

Ribuan anak panah itu langsung menerjang tubuh Kokabiel yang masih lemah.

ARRGHH

Rintih Kokabiel kesakitan karena diterjang ribuan anak panah. Tanpa memberi kesempatan Kokabiel untuk bangkit, Naruto langsung terbang mendekat ke tempat Kokabiel kini tersungkur dengan ribuan anak panah yang menancap pada badannya.

"Ada pesan terakhir?" Tanya Naruto.

"Kau!" Jawab Kokabiel penuh kekesalan.

"Kuanggap itu adalah pesan terakhir." Ucap Naruto.

Verizon of Destruction : Black Box

Seketika muncul sebuah kubus yang ukurannya cukup besar berwarna hitam dengan aksen api berwarna ungu membungkus tubuh Kokabiel.

Break Out

DUARRR

Kubus yang mengurung Kokabiel seketika meledak, namun hanya berkisar di area kubus itu terbentuk.

"Selesai!" Ucap Naruto sembari turun menuju tanah.

"Oy." Ucap Naruto sembari mendadahkan tangannya.

"Oh.." Ucap mereka singkat terbangun dari lamunan mereka.

"Siapa kau?" Tanya Kiba sembari menyiapkan kuda – kuda menyerang.

"Apa kau tak pernah mengajari etika pada para budakmu Rias?" Tanya Naruto.

"Hentikan Kiba-kun, dia bukan musuh." Perintah Rias yang langsung diindahkan Kiba, "Dan kau! Sudah berapa kali kubilang, mereka bukan budakku tapi keluargaku!" Ucap Rias sembari menunjuk Naruto.

"Ya, ya, ya, terserahmu Rias." Ucap Naruto tak peduli.

"Rias! Bagaimana?" Tanya Sona yang baru datang bersama para budaknya yang nampak sedang kelelahan.

"Bisa kau lihat Sona, si bodoh itu mengamuk disini." Jawab Rias sembari menatap intens Naruto, yang lalu diikuti Sona.

"Naruto-kun, setidaknya kau hargai tugasku sebagai ketua OSIS." Ucap Sona.

"Maaf Sona-chan, aku hanya sedikit bersemangat." Ucap Naruto sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

'Sona-Chan' 'Sona-Chan' 'Sona-Chan' 'Sona-Chan' 'Sona-Chan' 'Sona-Chan' 'Sona-Chan'

Kata – kata itu lalu bergema dalam kepalanya walaupun sang pengeluar bunyi sudah menyudahi ucapannya.

Sementara Sona masih tak bergeming dengan kata – kata Naruto, para budak Rias dan Sona hanya membelakakkan matanya mendengar seorang pemuda yang beraninya menyebut Sona dengan suffix –chan. Hingga salah seorang budak Sona maju kedepan.

"Hei pirang! Berani – beraninya kau menyebut kaichou dengan tambahan –chan." Ucap pemuda itu kesal sembari mengeluarkan gauntlet berwarna hitam yang berbentuk seperti kodok.

"Sona! Apa dia budakmu?" Tanya Naruto penasaran.

"Ya! Aku adalah budak terkuat Sona Sitri." Jawab pemuda itu.

"Heh! Kukira hanya Rias yang tak mengajari budaknya etika, ternyata kau juga Sona?" Tanya Naruto yang membuat pemuda tadi menggeram kesal.

"Kurang ajar! Beraninya kau mengejek kaichou." Umpat pemuda itu sembari melaju menuju tempat Naruto.

Verizon of Destruction : Area.

WUSSSHH

BRAAKKK

Suara angin yang langsung menerpa pemuda tadi dan langsung menghantam sebuah pohon.

"Kau!" Ucap pemuda itu kesal.

Sementara para budak Sona yang lain langsung dalam posisi siap menyerang Naruto setelah melihat Saji yang dengan mudah ia hempaskan.

"Cukup! Saji kau diam saja, dan Naruto -kun tolong maafkan budakku, dia memang kurang dalam etika." Pinta Sona yang nampak sudah sadar dari 'dunianya' sendiri.

"Baiklah kalau itu permintaanmu Sona-chan." Ucap Naruto sembari menurunkan tangan kirinya yang siap untuk menyerang.

"Terimakasih Naruto -kun." Ucap Sona yang hanya dibalas senyuman menawan dari Naruto.

"Sekarang, Rias apa kau tak apa?" tanya Naruto.

"Oh~aku tak apa, dan terimakasih atas bantuannya." Ucap Rias yang baru terbangun dari lamunan menikmati pertarungan.

"Tak masalah." Jawab Naruto.

"Ano~Buchou siapa dia?" Tanya Kiba sembari menunjuk kearah Naruto.

"Siapa? Dia?" tanya Rias kepada Kiba yang hanya mengangguk.

"Hahahaha." Tawa Rias yang diikuti senyuman Sona yang tak pernah ia tampakkan pada siapapun. Hal ini juga membuat para budak Sona semakin bingung dengan tingkah kaichou-nya yang nampak berbeda dari hari – hari biasanya, ia yang selalu menang, ia yang selau benar, dan ia yang selalu memasang wajah stoic, kini semua hal itu berbanding terbalik setelah kedatangan seorang pemuda bersurai blonde.

"Ne...ne~ Kiba-kun apa kau benar tak mengetahui siapa dia?" Kini Akeno yang bertanya yang hanya dihadapkan gelengan tak tahu yang semakin membuat tawa Rias memuncak.

"Lama tak jumpa Akeno." Sapa Naruto.

"Lama tak jumpa Naruto -kun." Balas Akeno sembari mengeluarkan senyuman tulus.

"Kurasa kau harus memperkenalkan Naruto-kun." Perintah Akeno.

"Kurasa kau benar Akeno." Ucap Naruto, "Perkenalkan namaku Namikaze Naruto, atau kalian bisa memanggilku 'The Black Prince'." Ucap Naruto sembari menirukan gaya seorang butler.

"D-dia? Tidak mungkin." Sangkal para budak Rias dan Sona dan dua orang Exorcist.

Sementara Rias semakin tertawa terpingkal – pingkal melihat ekspresi para budaknya dan budak Sona yang nampak shock.

"Apa kalian kini sudah mengenalku?" Tanya Naruto.

"Tentu saja Naruto-sama, tolong maafkan Saji atas ketidaktahuaanya." Pinta Tsubaki.

"Bukankah aku sudah memaafkannya tadi, dan tolong panggil aku Naruto saja tanpa –sama, aku sedikit alergi dengan hal berbau keformalan." Pinta Naruto.

"Ha'I!~Naruto-sa~Naruto-san." Jawab Tsubaki.

"Kurasa sudah cukup perkenalannya Naruto-kun, kini saatnya kenapa kau malam – malam begini masih 'berkeliaran' sampai sejauh ini?" tanya Sona.

"Ano~sebenarnya aku tersesat tadi!" Jawab Naruto tersenyum sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

Hal itu juga membuat para budak Sona dan Rias minus Akeno sweatdrop mendengar jawaban Naruto.

"Kau ternyata belum berubah Naruto -kun." Ucap Sona sembari menggelengkan kepalanya, "Benar, dia masih saja ceroboh seperti biasanya." Lanjut Rias yang sudah selesai tertawa.

"Hey kalian juga tak banyak berubah, Rias! Kulihat hanya Oppaimu saja yang berubah, dan Sona! Bahkan sampai saat ini dadamu masih datar sama seperti dulu!" Teriak Naruto tanpa memikirkan akibat dari perkataanya.

Hal ini juga membuat Rias kembali tertawa terbahak – bahak mendengar ucapan Naruto, sementara Sona kini tengah mengeluarkan aura membunuh yang membuat para budaknya bergidik ngeri merasakan aura yang bahkan lebih pekat dari yang biasan kaichou-nya itu keluarkan ketika menyidang para siswa yang melanggar aturan.

"NA-RU-TO-KUN!" Ucap Sona sembari mengepalkan tangannya.

"Apa?" Tanya Naruto yang langsung berbalik menatap Sona, "So-sona-chan?"

BUAGHH

Suara hantaman sebuah kepalan tangan kanan yang dilayangkan Sona tepat mengenai dagu Naruto dari bawah, hal ini juga membuat Rias semakin tertawa terbahak – bahak.

Flashback OFF

Kini Naruto tengah berjalan menuju sekolah barunya, sembari menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan 'bencana' yang ia rasakan tadi malam.

"HOAAMM" Suara Naruto menguap karena ia tak dapat mendapat waktu istirahat tadi malam.

"Naruto-kun!" Sapa seorang gadis berambut ponytail.

"Ara~Akeno, tumben kau tak bersama Rias?" Tanya Naruto.

"Fufufufu, apa kau menrindukan buchou?" Tanya Akeno menggoda.

"Hahaha, lama tak berjumpa denganmu, kini kau sudah pintar membuat lelucon Akeno!" Jawab Naruto sembari tertawa garing.

"Ohayou Naruto!" Sapa seorang gadis dari belakang.

"Oh Rias, Ohayou!" Sapa Naruto balik.

"Akeno! Kenapa kau meninggalkanku?" Tanya Rias yang nampak diikuti Knight-nya, Yuuto Kiba.

"Ara~Buchou! Gomen." Jawab Akeno sembari tersenyum palsu.

'Dia tidak menyesal sama sekali, dan hey bukan begitu caranya minta maaf.' Batin Naruto sembari berjalan menuju sekolah.

Tak lama kemudian, Issei, Asia, dan Koneko, ikut bergabung berjalan kesekolah dengan mereka.

"Ano~senpai!" Panggil Kiba pada Naruto.

"Hm~Eto?"

"Kiba desu, Yuuto Kiba!" Ucap Kiba memperkenalkan diri.

"Oh Kiba-kun! Apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Naruto.

"Ano~kudengar senpai sangat ahli dalam ilmu pedang di Underworld!" Ucap Kiba basa – basi.

"Ya." Naruto mengiyakan.

"Ano~kalau boleh, saya ingin mencoba bertarung dengan senpai." Pinta Kiba.

"Uuumm." Naruto berpikir sejenak, "Boleh, kapan?" Tanya Naruto.

"Benarkah?" Tanya Kiba mencoba memastikan yang hanya dibalas anggukan kepala Naruto.

"Bagaimana kalau dihalaman ruang klub kami sepulang sekolah?" Tanya Kiba.

"Boleh, lagipula kudengar dari Rias kalau kiba-kun sangat pintar dalam ilmu pedang." Sanjung Naruto, "Yosh, aku sudah tak sabar!" Teriak Naruto yang membuat ia dipandang aneh oleh para siswa yang kebetulan juga sedang lewat gerbang.

'Siapa dia? Aku tak pernah melihatnya.'

'Ihh, norak sekali.'

'Dasar duren sinting!'

'Apa dia murid baru? Lalu kenapa dia bisa berjalan berasama Rias Onee-sama,Akeno Onee-sama, dan Kiba-kun?'

Sementara sang tersangka hanya mengacuhkan bisik – bisik para siswa, 'Lihat saja akan aku taklukan kalian semua! Hahahahaa.' Batin Naruto sembari mengeluarkan seringai yang membuat para budak Rias sweatdrop sementara Rias hanya geleng – geleng melihat tingkah Naruto.

To be Continue...


A/N : Fic pertama jadi mohon maaf kalau masih belum memuaskan hasrat membaca kalian. Author butuh banyak masukan dari kalian, jadi silahkan kalian beritahu Author kalau ada kesalahan. Oh dan Author ingin memberitahukan 2 hal yang sangat penting untuk masa depan fic ini, itupun kalau kalian suka.

1. Author masih belum menentukan pair, jadi silahkan Reader sekalian berpendapat dengan disertai alasan memilih pair tersebut.

2. Author masih bingung menentukan untuk anggota team Naruto, jadi Author sekali lagi mohon bantuan Readers sekalian untuk menetukan anggota team Naruto, boleh dari Naruto Universe diserati posisi yang pas untuk karakter tersebut, boleh juga OC dengan diserati deskripsi lengkap karakter itu.

Oke sekian Author Note untuk chapter ini, untuk update Author usahakan cepat. Oh dan satu lagi, buat para flamer silahkan kalian nge-flame fic ini kalau kalian tidak suka, tapi jangan sekali – kali mengeluarkan kata 'BODOH'. ^^


ArFI Out.