Upside Down [거꾸로]
Cast: Byun Baekhyun, Wu Yifan, Park Chanyeol, and other EXO member
Pairing: KrisBaek
Length: Chaptered
Genre: BL/yaoi/boyxboy, romance, drama, school life
Warning: typo, bahasa non baku, crack pair
BAGIAN 4
Baekhyun mengutuk dirinya sendiri karena dengan mudah menerima hadiah pemberian Kris. Dan sekarang disinilah dia, berdiri di sebuah gang sempit yang gelap dan lembab. Kakinya gemetar, ia berulang kali melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, oh ayolah ini baru jam 8 malam tapi kenapa rasanya sudah seperti tengah malam.
"Santailah sedikit, Baek."
Baekhyun menoleh mendapati Kyungsoo yang tersenyum kearahnya seolah sekarang sedang tidak terjadi apa-apa, seolah Kyungsoo sudah terbiasa. Bagaimana Baekhyun bisa santai jika sekarang dia, Kyungsoo dan Chanyeol sedang melakukan transaksi Inex. Hanya satu bungkus kecil Inex tapi dapat membuat Baekhyun ingin mencekik dirinya sendiri. Jika Luhan sampai tahu apa yang sedang diperbuatnya saat ini, mungkin orang itu akan langsung mencoretnya dari daftar nama keluarga Byun.
Kris mengatakan bahwa ponsel yang ia berikan kepada Baekhyun tempo hari bukanlah pemberian cuma-cuma. Sebagai gantinya, Baekhyun harus mau bekerja sama dengan Kris. Entah apa yang dipikirkan Kris sehingga meminta Baekhyun untuk bergabung dalam kelompoknya. Tapi bukannya menolak, Baekhyun malah mengangguk setuju karena yang ada dipikirannya saat itu hanyalah wajah menyeramkan Kris yang mencabik-cabik organ dalamnya.
Lama mereka menunggu hampir sekitar tiga puluh menit, kemudian datang dua orang laki-laki. Satu bertubuh tinggi dan satu lagi bertubuh sedang dengan wajah yang ditutupi masker hitam. Mereka berjalan sambil tersenyum dan melambai ke arah Chanyeol dan Kyungsoo seakan mereka adalah teman lama yang baru saja bertemu. Si lelaki tinggi mengeluarkan amplop dan langsung memasukkannya ke dalam saku hoodi yang Chanyeol kenakan kemudia mengambil bungkusan kecil yang ada di dalamnya. Jadi begini caranya, Baekhyun mengangguk diam-diam.
"Kau membawa orang baru?" Laki-laki yang mengenakan masker bersuara. Laki-laki itu terus memandangi Baekhyun, dan anehnya Baekhyun seperti kenal suara laki-laki itu.
"Ya, dia anak anjing Kris."
Baekhyun hampir saja berteriak, berani sekali Chanyeol menyamakannya dengan anak anjing. Tapi sesuatu menghentikannya, tatapan mata lelaki yang mengenakan masker seolah mengintimidasi Baekhyun. Dan Baekhyun seperti tidak asing dengan tatapan itu.
"Apa dia bisa dipercaya?" laki-laki itu kembali bertanya sambil tetap memperhatikan Baekhyun.
Chanyeol mengangkat bahunya, "Kita lihat saja, jika pun terjadi sesuatu, dia tak akan bisa lari. Benar kan Baekhyun?" Chanyeol tiba-tiba merangkul pundaknya, membuat Baekhyun merasa risih.
"Baiklah kami pergi dulu." Laki-laki yang bertubuh paling tinggi kembali bersuara, "Ini untukmu Kyungsoo, semoga bibimu cepat sembuh." Lelaki itu memberi Kyungsoo sebuah bingkisan dan kemudian melangkah pergi setelah sebelumnya mengusap pucuk kepala Kyungsoo.
Baekhyun sempat berfikir, bagaiman bisa Kyungsoo menjadi sosok yang mendapat paling banyak kasih sayang disini?
Mereka keluar dari gang dan menuju sebuah kedai pinggir jalan untuk makan malam. Ya, mereka bertiga kelaparan dan menggunakan uang hasil transaksi mereka untuk bersenang-senang sedikit. Setelah dihitung, ternyata kedua laki-laki barusan memberi mereka bertiga tip.
"Apa itu, Kyungsoo?" Baekhyun bertanya, ingat dengan bingkisan yang diberikan laki-laki tinggi tadi kepada Kyungsoo.
"Obat, untuk bibiku."
"Bagaimana─"
"Dia anak Chung Juyung, Baek."
"Oh asataga! Si pemilik Asan Medical Center?"
Kyungsoo hanya mengangguk, sedangkan Chanyeol memperhatikan keduanya tanpa ketertarikan sama sekali.
"Dan siapa orang yang memakai masker tadi? Aku seperti tidak asing dengannya."
Bukannya memberi jawaban Chanyeol hanya menyeringai mengejeknya, "Kau bodoh jika tak mengenalinya."
Baekhyun mendengus kesal, kenapa Chanyeol kembali menjadi sosok yang sangat menyebalkan?
Setelah menghabiskan tiga porsi belut bakar, dua botol soju dan satu botol air mineral untuk Baekhyun, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan Baekhyun melihat sosok yang ada dalam sebuah billboard, sosok laki-laki mengenakan turban merah yang menutupi hampir seluruh bagian wajahnya─hanya menyisakan bagian mata. Baekhyun tiba-tiba terkejut, dia mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang dipikirkannya saat ini adalah hal gila. Namun apa yang dikatakan Chanyeol membuktikan bahwa hal gila yang ia pikirkan adalah benar.
"Kau benar. Laki-laki itu," Chanyeol menunjuk billboard dengan dagunya. "adalah laki-laki yang baru saja kita temui."
"Oh tidak, tidak, jangan dia." Baekhyun tiba-tiba bergerak seperti orang ling-lung.
"Kenapa? Kau mengidolakannya?"
"Ya dan iya, kau benar. Aku mengidolakannya."
Kyungsoo tertawa renyah, "Lain kali kau harus meminta tanda tangannya, Baek. Aku sudah mendapat satu."
Butuh waktu beberapa menit untuk mengembalikan kesadaran Baekhyun. Dunia apa ini? Kenaba tiba-tiba saja dunia Baekhyun berubah semenjak memasuki sekolah itu? Semua yang ada di hidupnya seolah gelap dan tabu.
"Jadi bagaimana? Masih ingin mengikuti misi selanjutnya? Ku pastikan kau akan bertemu dengan orang-orang yang lebih mengejutkan dari pada yang tadi."
Baekhyun menjatuhkan rahangnya tidak percaya, sedangkan Chanyeol dan Kyungsoo sudah melangkah mendahulinya sambil tertawa.
.
*O*
.
Ya, Chanyeol benar. Baru beberapa kali Baekhyun ikut menjalankan misi bersama Kris dan teman-temannya, ia merasa sudah menjadi orang nomor satu di Korea. Ia bertemu dengan orang-orang yang bahkan semasa ia kaya dulu, Baekhyun tidak dapat bertemu dengan mereka.
Bertemu dengan orang-orang itu adalah satu dari banyak petualangan baru yang Baekhyun dapatkan dari teman-teman barunya. Masih banyak kisah yang rasanya tidak akan selesai dalam dua malam jika Baekhyun menceritakannya. Baekhyun ingin menceritakannya pada Luhan tentu saja, tapi dia harus berpikir puluhan ribu kali jika tidak ingin hidupnya berakhir menjadi gelandangan di pinggir jalan.
Dan yang paling mengejutkan Baekhyun ialah bergaul dengan kumpulan brandal seperti Kris dan teman-temannya tidaklah seburuk yang pernah ia bayangkan, setidaknya disana masih ada Kyungsoo yang notabennya masih berstatus remaja baik-baik. Baekhyun mulai menyukai bagaimana mereka bercanda satu dengan yang lain, walaupun sedikit fulgar, tapi ini pertama kalinya Baekhyun bercanda hingga seisi perutnya seakan mau keluar.
Di sekolahnya yang lama, Baekhyun tidak pernah benar-benar memiliki teman. Semua yang mendekatinya hanya mengincar status dan kedudukan. Ditambah setelah Baekhyun yang resmi dicoret dari daftar ahli waris perusahaan orang tuanya, tak ada satupun orang yang mau mendekatinya. Miris, seperti itukah kehidupan yang sesungguhnya ia rindukan?
"Kita mulai sekali lagi."
Dan disinilah dia, duduk di lantai berkarpet di dalam sebuah gudang yang telah disulap menjadi sebuah tempat berkumpul teman-teman barunya. Disana ada Chanyeol, Kyungsoo, Jongin, Tao, Sehun, Minseok, dan tentu saja Kris dan dirinya. Mereka sedang bermain laksanakan-perintah-raja. Baekhyun sempat ditertawakan karena ini adalah pertama kalinya dia memainkan permainan semacam ini. Dan Baekhyun sempat menyesal bagaimana dulu ia melewatkan masa kecilnya tanpa mengetahui jika ada permainan seseru ini.
Akhirnya setelah stik es krim yang telah diberi nomor dan salah satu di antaranya bertuliskan kata 'king' kembali dimasukkan ke dalam gelas, Minseok kemudian mengocok stik es krim tersebut sebelum akhirnya membiarkan teman-temannya mengambil kembali stik es krim tersebeut.
Kali ini adalah giliran Sehun untuk menjadi seorang raja. Seperti judul permainannya, Sehun bebas memerintah apa pun.
"Nomor empat, cium kaos kaki nomor dua."
Semua orang disana tertawa, kecuali Jongin karena dia adalah pemegang stik nomor empat dan dia harus mencium bau kaos kaki Tao yang memegang stik nomor dua.
"Dan terakhir," Sehun kembali menampakkan cengiran mematikan, tiba-tiba saja perasaan Baekhyun menjadi tidak enak. "Aku ingin nomor satu untuk mencium nomor lima, di bibir."
Dan benar saja, dia nomor lima! Baekhyun gemetar sendiri mengira-ngira siapa yang memegang stik nomor satu. Belum sempat rasa penasarannya terjawab, tiba-tiba Kris berdiri membuat seluruh pasang mata yang ada di ruangan itu tertuju padanya.
"Ada apa?" Tanya Minseok yang umurnya lebih tua beberapa bulan dari Kris.
Kris tidak menjawab, dia dengan santai melempar stik yang berada digenggamannya ke sudut ruangan dan berlalu pergi.
"Aku selesai." Katanya sembari menutup pintu besi tua.
Tak lama kemudian Chanyeol ikut berdiri, melakukan hal yang;melempar stik ke ujung ruangan dan berlalu pergi. Bedanya Chanyeol tak mengucapkan sepatah kata pun.
"Apa ada yang salah?" Sehun bertanya saat semua mata tertuju padanya seolah menyalahkan, "Hei, ayolah, kita bahkan sering melakukannya. Ingat saat Kris mencium Tao dan aku yang harus mencium Jongin?"
Minseok mendengus, "Jadi, siapa yang memegang stik nomor satu?"
Tidak ada yang menjawab.
"Mungkin Kris" Kyungsoo menyuarakan pendapatnya.
"…atau Chanyeol."
.
.
Ada satu peraturan yang dibuat oleh Kris dan teman-temannya dalam menjalankan misi mereka, atau mungkin semua kelompok penjahat juga menerapkan peraturan yang sama? Peraturannya sederhana, jika salah satu dari mereka ada yang tertangkap ia tidak boleh membeberkan dimana markas dan identis orang-orang yang bekerja bersamanya. Dan menurut cerita Kyungsoo, selama ini belum ada salah satu dari anggota kelompok Kris yang tertangkap saat melakukan misi. Mungkin karena ada Jongin yang bahkan polisi sekalipun tak berani menyentuh ujung rambutnya.
Baekhyun sempat berfikir, jika Kris adalah seorang pengedar narkotika, kemungkinan besar dia adalah junkies begitu juga teman-temannya. Tapi setelah beberapa bulan bergaul dengan mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman brandalannya dibandingkan dengan mengikuti pelajaran di kelas, Baekhyun tak pernah sekalipun menemukan teman-teman barunya sedang menghisap putau atau mengkonsumsi barang sejenisnya. Hal paling ekstrem yang pernah mereka lakukan adalah mabuk di siang hari ketika nilai ujian tengah semester diumumkan dan menonton video porno bersama-sama.
Tapi satu hal yang masih belum bisa ditoleransi oleh Baekhyun, asap rokok. Kebiasan merokok teman-teman barunya sangatlah fatal dan mulai mengkhawatirkan, terutama Chanyeol. Kekhawatiran Baekhyun sangat beralasan karena semakin hari batuk yang di derita Chnayeol sudah menyerupai orang yang mengidap TBC. Baekhyun sudah memperingatkannya berulang kali tentang bagaimana bahaya merokok tapi yang ia dapat hanya gelak tawa dan ejekan tentang bagaiman sikap Baekhyun sudah seperti mentri kesehatan pada saat itu.
"Park Chanyeol, polusimu!" Baekhyun mengerang kesal karena Chanyeol yang terus saja merokok disampingnya, "Jangan suruh aku datang kepemakamanmu jika besok kau mati karena terlalu banyak merokok."
"Bukan kau yang akan datang ke pemakaman Chanyeol, tapi Chanyeol yang akan datang kepemakamanmu pendek." Datang lagi satu orang yang rajin menabung partikel carbon di udara, Kris. "Fakta mengatakan bahwa perokok pasif memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengidap kanker paru-paru dari pada perokok aktif." Dan Kris mengakhiri kalimatnya dengan menghembuskan asap rokok tepat di depan wajah Baekhyun.
Baekhyun terbatuk-batuk dan berdiri, "Oh ada apa dengan kalian semua?!"
Chanyeol dan Kris tertawa senang, sedangkan Baekhyun sudah keluar sambil terseok untuk menyelamatkan paru-paru dan wajahnya yang memerah.
.
Baekhyun selalu berfikir bahwa ada sesuatu yang membuat Kris berbeda di matanya. Ia selalu yakin jika Kris tak seburuk kelihatannya, tak seburuk orang lain di luar sana katakana. Kris baik, sangat baik. Jika dia bukanlah orang baik, ia tak akan menolong Kyungsoo dan bibinya dan menyumbang untuk perpustakaan daerah─ya, diam-diam Kris adalah seorang dermawan buku, tak heran mengapa ia begitu mencintai buku dan perpustakaan. Tapi yang menjadi pengganjal pikiran Baekhyun hingga saat ini adalah alasan mengapa Kris menyembunyikan semua kebaikannya dibalik sosok dingin, brandal, dan menyeramkan. Bukankah lebih baik jika seluruh orang mengenalnya dengan sebutan Kris si baik hati atau Kris si dermawan dibandingkan dengan Kris si Bandar narkotika.
Disamping itu masih ada sifat Kris yang membuat Baekhyun makin tertarik pada laki-laki itu. Kris adalah sosok pemimpin yang hangat. Tidak heran jika semua teman-temannya begitu loyal dan royal kepadanya. Tak pernah Baekhyn merasa seaman di dekat orang lain selain Kris; bahkan rasa aman yang dirasakannya melebihi saat ia berada di dekat Luhan, hyungnya sendiri. Kris selalu melindungi kelompoknya. Pernah suatu hari mereka hampir tertangkap, mereka begitu naïf karena terlalu yakin semua akan baik-baik saja jika ada Jongin. Kris sudah memperingatkan mereka untuk tidak ceroboh atau melakukan transaksi ditempat-tempat yang mencolok. Tapi sekali lagi, entah mengapa saat itu Sehun, Baekhyun dan Jongin terlalu percaya diri tak akan ada yang mengetahui aktifitas yang mereka lakukan dengan secangkir kopi dan semangkuk cream soup.
Salah. Seharusnya Baekhyun tahu bahwa tak semua hyena takut pada singa, dan tak semua polisi pengecut dan tunduk pada kelompok mafia Kim. Malam itu pertama kalinya Baekhyun berlari hingga kakinya serasa hampir patah. Tak pernah sekali pun ia menduga bahwa adegan seperti di film-film laga akan menimpanya. Polisi mengejarnya, mengejar mereka bertiga. Barang sudah berpindah tangan, namun uang belum sempat mereka terima karena polisi tiba-tiba ada disana entah muncul dari mana. Jongin dan Sehun berlari bagaikan angin, wajar karena mereka berdua memiliki tubuh bak seorang atlit. Sedangkan Baekhyun ia hanya bisa berlari seperti laki-laki normal pada umunya, ia tentu akan kelelahan jika berlari tanpa pemanasan dengan jarak ratusan meter seperti saat ini.
Jongin dan Sehun menyuruhnya agar berlari lebih cepat. Baekhyun berusaha. Tapi bagaimana jika masih tetap tidak bisa? Ia bisa melihat sebuah bus mini berwarna putih berhenti di sudut gang, pintunya terbuka menampakkan sosok Kris dan Chanyeol di dalamnya. Sehun yang pertama kali masuk ke dalam mobil disusul oleh Jongin. Sedikit lagi, jaraknya bahkan hanya sepuluh meter, tapi mobil itu pergi ketika peluru menghantam badan mobil. Baekhyun menganga. Bukan karena ia terkejut telah ditinggalkan oleh kelompoknya melainkan karena ia merasa kaki kirinya sakit bukan main. Bukan karena ia terlalu banyak berlari, ia jelas tahu benda apa yang bersarang di betisnya. Polisi sialan itu menembak kaki kirinya.
Baekhyun meringis. Polisi itu berteriak memperingatkan Baekhyun untuk diam di tempat dan menyerah. Untuk beberapa detik Baekhyun pasrah dengan nasib buruk yang menimpa dirinya, dan sudah memikirkan bagaimana ia akan menjalani sisa hidupnya di penjara. Namun hal itu berakhir saat ia mnyadari sebuah gang─gang yang lebih sempit dibandingkan gang tempat ia berdiri saat ini, ada di sampingnya. Dengan sisa kekuatan yang ia punya, ia berlari memasuki gang. Ia bisa mendengar polisi itu berteriak dan memberikan tembakan-tembakan payah beberapa kali.
Ia berlari menyusuri gang. Menabrak apapun di hadapannya hingga ia yakin sekujur tubuhnya mungkin sudah lebam saat itu. Kemudian ia berhenti dan bersembunyi dibalin sebuah tembok. Kakinya masih sakit bukan main dan celananya sudah basah karena darah. Baekhyun bisa merasakan jantungnya berdegup kencang dan nafasnya yang semakin memendek antara menahan sakit dan kelelahan. Baekhyun hanya bisa berharap polisi itu berhenti mengejarnya karena saat ini mustahil baginya untuk berlari lebih jauh lagi.
Baekhyun jatuh terduduk kemudian menyeret tubuhnya untuk mencari posisi yang lebih nyaman untuk bersembunyi. Kemudian ia berhenti ketika seseorang memegang tangannya. Baekhyun cukup pintar untuk tidak berteriak seperti gadis remaja. Karena seseorang itu adalah Kris.
"Berjanjilah padaku untuk tetep bertahan."
Itu adalah kata-kata yang terakhir didengar Baekhyun dari mulut Kris sebelum ia menaiki punggung lelaki itu dan jatuh tertidur di atasnya.
Baekhyun bukanlah orang pertama yang menyadari sifat kepemimpinan Kris. Semua orang dalam kelompok Kris sudah menyadarinya sejak dulu. Kris sangat bertanggung jawab atas siapa saja yang sudah bergabung dengannya, termasuk Chanyeol. orang kedua setelah Kris, yang ingin Baekhyun kenal lebih jauh.
Beberapa hari kemudia Baekhyun mendengar kabar bahwa polisi yang mengejar mereka tempo hari telah ditangani oleh kaki tangan ayah Jongin. Baekhyun hanya bisa berdoa semoga polisi itu baik-baik saja.
.
*O*
.
"Jadi, kapan kau akan membawa temanmu berkunjung ke rumah?"
Luhan sudah menanyakan hal yang sama ribuan kali. Wajar jika Luhan melakukannya karena ia khawatir. Adik kecilnya itu tak pernah sekali pun membawa temannya berkunjung semenjak pindah sekolah, sedang Baekhyun selalu beralasan pulang telat karena sedang bermain bersama temannya. Luhan takut jika Baekhyun melakukan sesuatu yang tidak-tidak.
"Entahlah." Jawab Baekhyun singkat.
"Bahkan setelah kau mengalami kecelakaan mereka tetap tidak berkunjung?"
Ya. Luka di betisnya, Baekhyun berbohong soal itu. Tidak mungkin ia berkata bahwa seorang polisi menembaknya. Ia justru mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan saat pulang sekolah dan temannya mengantarnya ke rumah sakit. Dan oleh karena itu, Luhan menjadi semakin over protektif terhadapnya, kakak laki-lakinya itu tak membiarkan Baekhyun berangkat maupun pulang sekolah sendirian. Ia akan selalu mengantar-jemput Baekhyun dengan sedan tua kesayangannya, seperti saat ini.
"Sesekali bawalah mereka berkunjung, mungkin ke toko buku jika kau malu mengajak mereka ke rumah." Luhan terus berbicara sambil memperhatikan jalanan di depannya. "Sebagai hyung, tentu saja aku ingin tahu dengan orang seperti apa kau bergaul di sekolah."
Luhan tersenyum di akhir kalimatnya dan Baekhyun hany meringis karena merasa bersalah.
.
Dua hari berikutnya Baekhyun mengajak Kris, Sehun dan Kyungsoo ke rumahnya. Sehunlah yang pali bersemangat saat itu. Saat Baekhyun bercerita tentang kakaknya yang ingin bertemu dengan teman-teman sekolahnya, Sehun adalah orang pertama yang mengajukan diri untuk berkunjung kerumah Baekhyun. Kemudian Kyungsoo juga mengatakan hal yang sama, sedangkan untuk Kris, Baekhyun sendiri yang mengajak orang itu.
Mereka tiba di rumah Baekhyun pukul lima sore. Luhan sempat terkejut karena Baekhyun akhirnya mengajak teman sekolahnya ke rumah ditambah lagi Kris dan Sehun yang merupakan pelanggan setia di toko bukunya juga merupakan teman dekat Baekhyun di sekolah. Lelaki dengan rambut berwarna madu itu kemudian meminta maaf berkali-kali karena tidak menyiapkan apa pun untuk kudapan mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon restoran Cina dan memesan lima porsi mie kacang hitam.
Sebelumnya, Baekhyun sudah memperingatkan Sehun, Kris, dan Kyungsoo untuk tidak berbicara yang macam-macam tentang sekolah dan apa saja yang mereka lakukan di luar sana. Sehun dengan cepat mengangguk setuju karena ia juga berfikir untuk tidak menghancurkan image anak baik-baik yang sudah susah payah ia ciptakan di depan kakak Baekhyun.
Sesekali Baekhyun memperhatikan kakaknya yang tulang pipinya sejak sejam yang lalu selalu tertarik ke atas. Luhan begitu bahagia hanya karena mengathui bahwa adiknya sungguh-sungguh punya teman. Teman yang baik, piker orang tau. Baekhyun merasa bersalah, jika saja Luhan tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan dan bagaimana latar belakang Kris dan Sehun. Akankah ia masih baik-baik saja jika Baekhyun berteman dengan mereka?
"Kau kenapa?" Kris tau bahwa Baekhyun sedang tidak merasa nyaman dengan semua kepura-puraan ini. Ya mereka berpura-pura dan mendongengi Luhan dengan cerita indah masa SMA yang didambakan semua remaja di dunia.
Baekhyun menggeleng. "Ingin tambah minum?" ia mencoba mengalihkan pembicaraan dan menawarkan minuman lebih mengingat gelas Kris sudah kosong sejak sepuluh menit yang lalu. Tak perlu menunggu jawaban dari Kris, Baekhyun langsung berdiri dan melangkah menuju dapur miliknya.
Kris mengikutinya, menyisakan tatapan bertanya yang diberikan oleh Luhan dari ruang keluarga.
"Aku bisa berhenti dan mulai berkata jujur pada kakakmu jika kau menyuruhnya." Kris memulai percakapan.
"Tidak, tetaplah seperti ini. Tetaplah menjadi sunbae yang baik dan diidolakan semua orang di sekolah."
Kris terkekeh geli, "Bukankah aku memang selalu seperti itu?"
"Kau itu bukan diidolakan, tapi ditakuti seluruh orang di sekolah bakan guru sekalipun."
Kris mengangkat bahunya tidak peduli dengan alas an Baekhyun. "Kau tahu, lebih baik kau jujur. Aku tidak ingin kau berada di lingkungan yang tidak nyaman dan harus membuatmu berbohong pada kakakmu. Maafkan aku."
"Tak apa, lagi pula siapa yang mengatakan jika aku tak nyaman? Aku tak pernah bergaul dengan orang-orang senyaman aku bergaul dengan kalian."
"Kau bisa berhenti bergaul dengan kami jika perlu."
"Kau ini kenapa sih?!" Baekhyun mendorong botol minuman yang sedari tadi ia pegang ke dada Kris. "sejak kapan kau memperbolehkan anggotamu pergi begitu saja? Perlakukan aku sama seperti yang lain! Jangan biarkan aku pergi atau yang lebih parah, jangan suruh aku pergi!"
Baekhyun berjalan mendahului Kris kembali ke ruang keluarga dan kembali menonton DVD bajakan Fifty Shades of Grey. Alisnya tertekuk tanda dia sedang merajuk Sehun dan Luhan masih bercanda tidak jelas sedang Kyungsoo siap untuk tidur saat itu juga.
Kris menyusul tak lama setelahnya. Ia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya selama beberapa detik.
"Ku rasa sudah waktunya kita pulang."
Perkataan Kris sukses memotong pembicaraan antara Sehun-Luhan dan membangunkan kesadaran Kyungsoo.
"Ya, kita harus pulang." Tambah Kyungsoo setengah menguap yang dihadiahi tatapan membunuh dari Sehun.
Mereka pelang setelah sedikit memaksa Sehun untuk bangkit dari sofa. Baekhyun dan Luhan mengantar kepergian mereka hingga depan pintu.
"Kau beruntung memiliki teman seperti mereka."
"Ya." Baekhyun menjawab hampir seperti berbisik.
Kemudian sesuatu di dalam sakunya bergetar. Ia membuka sebuah pesan yang tertera di layar ponselnya.
Dari: Kris Wu
Aku tidak pernah memperlakukanmu berbeda dengan yang lainnya. Karena kau bagian dari kelompokku sama seperti yang lainnya. Datanglah ke markas besok pagi-pagi dan bawakan kami semua kopi!
Baekhyun menghela nafasnya jengah.
.
.
"Siapa yang menghubungimu? Apa kita akan melakukan misi lagi mala mini?" Sehun bertanya karena sedari tadi Kris hanya memandangi ponselnya dan mengetik sesuatu yang seperti sangat panjang.
Sehun sedikit memajukan kepalanya untuk melihat apa yang sedang di lakukan Kris. Dan dengan cepat laki-laki yang lebih tinggi menghapus kalimat terakhir yang di ketiknya melalui ponsel tersebut sebelum menyembunyikannya dari jangkau pandang Sehun
"Siapa yang kau sms?"
"Sejak kapan kau ingin tahu tentang hal itu?"
Untuk Baekhyun Byun:
Aku tidak pernahmemperlakukanmu berbeda dengan yang lainnya. Aku hanya memperlakukanmu seperti itu karena kau seorang Byun Baekhyun.
.
.
.
TBC
a/n:
akhirnya bisa ngepost juga :'))) sempet lupa pw dan kepikiran buat ngepost di blog pribadi tapi berkat kecanggihan teknologi masa kini akhirnya pw saya kembali haha
maaf udah bikin lama nunggu *deep bow*
and thanks buat yang udah follow/fav/review.. saya sangat menghargai itu semua
dan jujur Upside Down ini sempet hilang arah soalnya kelamaan gak dilanjut hehe jd maaf klo ceritanya jadi ngebingungin dan aneh dan yaaa gak jelas -_- I'll do my best in next chapter
Thanks to:
dejavue.e, fida, ilmanafia812, , AllBoyLoveYoonA, sogogirl94, Zhie Hikaru, safira, Byunnie506, daddykin, Yoongie21, BLAUESKI, babyCH0, nur991fah, krisbaekhaemy, fidalicious, ByunCaBaek, bapexo, 407bubleblue, Viyomi, Jeseey, Luhanniee, neli amelia, nam mingyu, followbaek, Kim Eun Seob, sayakanoicinoe, zarahime5