Hell yeah! Moth*rfuck*r!

I am back with ending this story, the final chapter The Negosiator!

Download-lah lagu 'What I've Done' dari 'Linkin Park' sebagai penutup fiksi ini, nanti akan saya kasih tahu di paragraf mana tepatnya Anda harus memutar lagu itu.

Terima kasih sudah mendoakan kesehatan saya, bagi yang mendoakan saja tentunya, kondisi fisik saya jauh membaik, sekarang saya sudah bisa pakai celana, kemarin ini masih pakai sarung karena luka-luka pada bagian kaki saya masih basah, enak juga sih pakai sarung, perasaan di selangkangan semriwing semriwing gimana gitu... ah lupakan curhat tidak bermutu ini.

Terima kasih atas atensi dan partisipasi dalam bentuk review, favorite, dan follow atas cerita tidak bermutu ini, bagaimana bisa dikatakan bermutu, per-chapterreview-nya tidak pernah tembus 20an review, hadeh! Terlepas dari makin sepinya animo pembaca terhadap genre Psychological Thriller yang memang sudah jarang di usung, terima kasih tak hingga saya ucapakan pada reviewers dan yang sudah memfavoritkan fiksi ini, nama-nama Anda tercantum di akhir cerita karena Anda semua layak mendapatkannya. Tidak tinggalan Silent readers yang telah membaca dan memberikan komentar pada angin atau entah pada siapa. Terima hormat saya untuk Anda semua.

Ini bukan fiksi debut saya, tapi ini fiksi pertama yang berhasil saya selesaikan, sekali lagi terima kasih untuk Anda semua yang telah berpartisipasi dalam fiksi ini.

Oya, kalau ada produser Hollywood yang nyasar baca fiksi ini, kalau fiksi ini di-film-kan, saya ingin pemeran Naruto adalah James Mcavoy, Sasuke diperankan Jhonny Deep, Jiraiya diperankan oleh.. pinginnya sih Robbin Williams, sayang sudah almarhum, saya rasa Sir Rowan Atkinson pantas menjadi Jiraiya, Sakura diperankan oleh Megan Fox dan Hinata di perankan oleh Hillary Duff, Asuma diperankan Jhon Travolta, selebihnya di Casting saja!

Anda bosan baca Author Note saya?

Oke! Oke! Saya pergi!

Lastly, sebagai pesan terakhir, jangan ngebut dalam berkendara, bijaksanalah dalam berpergian demi keselamatan Anda dan orang lain. Patuhi marka jalan dan jangan sok tahu serta penasaran dengan apa itu 'kematian', karena kadang Anda bisa saja merenggut nyawa orang lain karena kelalaian Anda sendiri.

Sampai bertemu lagi dengan karya-karya tidak bermutu saya,

Mari majukan Fanfiksi Indonesia menjadi semakin berkualitas dan bermartabat,

Sampai jumpa readers.. Sampai Jumpa!

L samudra putra, proudlypresent ;

The Negosiator

Final Chapter

Chapter 5

Disclaimer : Naruto dan seluruh karakter didalamnya hak milik tunggal Masashi Kishimoto.

Seluruh nama Bandar Udara dan merupakan nama asli dan tempat real.

Seluruh nama maskapai penerbangan dan perusahaan serta nama departemen birokrasi pemerintahan merupakan rekayasa penulis.

Genre : Psychological Thriller - Action - Adventure.

Rate : T

Main Character : Naruto dan Sasuke

Peringatan keras! Dan ini Serius! Fiksi ini Alternatif Universe (AU) dan Out of Character (OOC), bagi anda yang tidak suka silahkan untuk tidak membaca.

Pahami makna

'Don't Like Don't read!'

Selamat membaca

...

Kelamnya hitam beradu dengan cerahnya biru langit. Kedua elemen berbeda itu saling menatap dengan berbagai spekulasi dan argumen yang mengendap dalam benak. Tak ada yang membuka suara, hingga pada akhirnya pemilik bola mata angkuh menggerakan pita suaranya.

"Sepertinya.. ini bukan kali pertama kita bertemu, bukan begitu.. Naruto?"

Pemilik bola mata sendu menggelengkan kepala perlahan, "Entahlah.. mungkin kita memang pernah bertemu.. disuatu waktu dulu dan disuatu tempat.. atau mungkin di dimensi yang dulu... entahlah.."

"Kalau begitu, ayo kita pergi, pahlawan! Masih banyak yang harus kita lakukan."

Dari balik punggung Sasuke muncul dua orang rekannya, salah satu Naruto ingat karena ia satu-satunya teroris tertangkap oleh lensa kamera seluler seorang penumpang yang sudah almarhum. Dalam diam kedua rekan Sasuke mengambil ketiga tas dilantai dan kembali ke ruang flight attendance.

Surai pirang kembai berantakan karena gelengan, "Tidak! Aku tidak akan kemana-mana! Tugasku hanya mengantar uang tebusan ini. Tugasku sudah berakhir!"

"Aku ahli dalam memaksa orang." Kini Sasuke mengacungkan pistol tepat ke arah kepala Naruto.

Naruto sekuat tenaga menelan ludahnya.

..

"Tidak ada pergerakan! Ini sudah terlalu lama untuk kelinci keluar. Atau jangan-jamgan kelinci ditangkap harimau." Dari atas badan pesawat, Gaara mengawasi pintu keluar pesawat NSA112. "Dalam lima detik jika kelinci tidak keluar, maka kita akan masuk menyergap!" Gaara memberi instruksi melaui earset pada rekan-rekannya.

Detik usai berlalu, dengan tali rancangan khusus, Gaara menancapkan tali dipunggung pesawat dan melompat berayun kedalam pesawat melalui pintu masuk. Ketiga rekannya yang juga diatas pesawat mengikuti jejak pimpinan tim.

"Dua orang periksa dibawah! Aku akan keatas!" Gaara memberi kode tangan pada salah seorang rekannya untuk mengikuti dirinya ke kelas bisnis.

Gaara mengarahkan senjata laras panjangnya mendatar, bersiap menembak. Setelah memastikan aman, rekan Gaara berlari dan mendobrak pintu kokpit.

"Disini kosong!"

Gaara mengerutkan kening, "Apa-apaan mereka, bagaimana mereka bisa menghilang?"

"Leader! Ada pergerakan dibawah!" Earset Gaara memberi suara dari anggota tim dilantai bawah. Gaara dan rekannya segera turun. Mereka semua bersiaga penuh.

"Jaga dua orang disini! Yang lain ikut masuk ke cargo!" Gaara memimpin memasuki ruangan flight attendance, lalu terus berlari kearah belakang dan menuruni tangga ke cargo.

"Leader! Lambung pesawat perlahan terbuka!" Satu dari dua orang yang disuruh bersiaga dibagian ekor pesawat melapor.

Pintu itu belum sepenuhnya turun, tapi deru mesin sudah bersiap menggeram. Ketika pintu bagian cargo terbuka setengah, tiga mobil melesat cepat. Mobil mewah Lamborghini Veneno berwarna silver metalik melesat sebagai mobil pertama yang melintasi mereka, disusul Hummer dan Hennessey Venom GT berwarna kuning.

Dua orang petugas Detasemen Anti Teror hendak menembakan senjata mereka pada arah datangnya mobil, tapi naas, sebelum mereka menarik pelatuk Lamborghini yang dikendarai Sasuke terlebih dahulu menabrak mereka, belum sempat menjerit kesakitan, Hummer yang dikendarai Kabuto dan Venom GT yang ditumpangi oleh Juugo dan Suigetsu melindas masing-masing petugas.

Kabuto mengambil alih kedepan dengan menyalip Sasuke, Hummer bertindak sebagai pembuka jalan. Mereka bertiga menambah kecepatan dan menerobos masuk ruang tunggu bandara. Kabuto dengan sengaja menabrak dinding-dinding kaca untuk akses masuk kedalam ruang tunggu yang sudah kosong karena para penumpang telah dievakuasi.

Kaca-kaca dinding berhamburan akibat Hummer Kabuto, ketiga mobil mewah tersebut terus melaju diatas licinnya keramik lantai ruang tunggu, menembus parkiran, Hummer menabrak apapun yang menghalangi jalannya. Termasuk melindas motor dan menghantam mobil di parkiran. Pos pintu masuk diterjang Hummer tanpa ampun. Mereka telah sampai disisi luar bandara, saat ban menapak aspal, mereka melesat beriringan.

Gaara menghubungi Asuma melalui earset ditelinganya. "Pak, mereka kabur ke arah barat daya. Kelinci bersama mereka."

"Diterima, Gaara."

..

Asuma mengganti channel frekuensi earset-nya ke saluran siaran agar seluruh anggotanya bisa terkordinasi. Enam helikopter tempur terbang dengan formasi segitiga diatas langit Tokyo, lengkap dengan dua polisi Detasemen Anti Teror dalam helikopter

Asuma berpikir keras,"Sudah kuduga, mereka mengarah ke pelabuhan... berarti ada teman mereka menanti disana.." lalu menghubungi Gaara.

"Alpha team! Pergi ke pelabuhan! Koordinasi dengan departemen perhubungan dan Syahbandar disana, tidak ada kapal baik komersil atau pribadi beranjak dari sana, bahkan speedboat pun tidak boleh menyalakan mesin tanpa seizinku! Sekarang!"

"Siap, pak!" Gaara memberi konfirmasi.

Tiga mobil dengan harga fantastis melewati Asuma dan Charlie team, dengan belasan mobil polisi dan polisi bermotor. Asuma menatap dari helikopter ketiga mobil tersebut. Asuma menghubungi Anko yang berada di helikopter lain.

"Dog Fly 2, periksa di mobil mana kelinci berada."

Anko yang berada di helikopter dengan nomor ekor DF2 melihat ke arah samping, tempat pimpinannya berada pada helikopter dengan nomor ekor DF1. "Baik, pak!"

Anko merapatkan matanya pada scope senjata laras panjang miliknya, sang sniper berambut pendek itu membidik ketiga mobil dengan menurunkan ketinggian helikopter, memfokuskan area pandang melalui kaca samping mobil.

"Pak, Kelinci berada di mobil berwarna silver! Ia berada disisi kanan! Tepat disisi kiriku!"

..

"KAU MAU BAWA AKU KEMANA, TEME!" Naruto menjerit ketakutan. Ia menoleh kebelakang, tapi langsung merunduk menyembunyikan kepala di antara dua pahanya ketika peluru-peluru dari polisi yang mengejar dari belakang memberondong brutal.

Karin juga duduk dibelakang disamping Naruto, ikut merunduk menghindari desingan peluru. "Sialan! Kalau begini uang-uang itu bisa berlubang di bagasi!" Rutuknya.

Sasuke berkonsentrasi penuh mengawasi spion dan menyalip mobil-mobil didepannya. Juugo dan Suigetsu tidak bisa menjadi cover dari belakang karena mereka juga harus menyalip dan tak selalu menjadi tameng bagi Sasuke.

"OI TEME! BISAKAH KITA MENJEMPUT KEMATIAN DENGAN CARA YANG LEBIH LAYAK?" Naruto berteriak sambil merunduk, tidak mendapat respon membuat Naruto menegakkan punggungnya, namun selang dua detik peluru dari polisi kembali memberondong dan membuat kaca belakang mobil yang masuk kategori tiga mobil termahal dunia itu pecah berhamburan. Naruto kembali merunduk sambil memaki.

Kabuto melihat ada perempatan didepan, ia semakin menginjak pedal gas, kecepatannya menembus 160km/jam, berusaha mengambil jalan lurus tanpa peduli lampu merah ataupun hijau pada traffic light.

Sasuke menambah kecepatan, lalu membanting setir ke kiri bersamaan dengan ditariknya tuas rem tangan. Lamborghini drift kekiri dengan decitan ban yang membekas pada aspal, lalu melesat dengan arah yang berbeda dari kedua rekannya.

Juugo makin dalam menginjak pedal gas dan menarik tuas rem tangan lalu membanting setir kekanan, memisahkan diri dari Sasuke dan Kabuto. Suigetsu menoleh kebelakang, "Bagus, mereka berpancar! Fokus mereka terpecah. Hanya saja masalah diluar dugaan adalah helikopter tempur yang ada diatas kita."

"Aku baru tahu jikalau Detasemen Anti Teror negara ini memiliki helikopter tempur, setahuku hanya tentara yang boleh memilikinya." Juugo menjawab tanpa menurunkan konsentrasinya. Venom GT memecah kepadatan jalanan dengan kuning menyala yang menyalip dan masuk diantara celah-celah padatnya mobil-mobil pada jalanan Ibukota Jepang.

"Tapi mereka tidak mungkin menembak kita jika kita terus merangsek dalam keramaian, machine gun pada helikopter tidak memiliki focus." Suigetsu mengambil sesuatu di jok belakang, benda yang diberikan oleh Karin saat mereka akan kabur tadi, benda bulat, panjang, hitam, dan berat, serta mempunyai scope dan pelatuk.

"I'll kill them with RPG!" Suigetsu memasukan peluru roket berdaya ledak tinggi pada bagian belakang peluncur roket sambil terus mengawasi spion.

..

"Mereka berpisah! Kita berpencar!" Asuma melihat buruannya berpencar di perempatan jalan dan mengambil arah masing-masing, "DF3, ikuti mengikuti kelinci! DF2 dan DF4 kekanan, kejar mobil berwarna kuning norak itu! DF5 dan DF6 kau kejar mobil satunya! Ajarkan mereka tata tertib berlalu lintas! NOW! MOVE! MOVE!"

Enam helikopter dengan senjata ototmatis pada bagian bawah kokpit berpencar, bergerak dengan dua unit pada satu tim udara. Asuma mengikuti mobil yang dikendarai Sasuke. Ia perlu solusi jitu agar tidak ada warga sipil terluka dijalanan.

"Beta team! Kenapa kalian lambat sekali mengejar? Kalian seperti siput kalau dilihat dari atas sini!"

Satu dari enam mobil yang mengejar Hummer yang ditunggangi Kabuto memberi respon, "Komandan Asuma, sulit mengejar kecepatan mobil mereka! Dan kami butuh izin menembak ditengah keramaian warga sipil."

Sebuah suara menyela, "Oi Dodai, kalau kau tak mampu, katakan saja dengan jujur, bagaimana kalau kita bertukar tempat?"

Dodai mengerang marah, "Tutup mulut baumu, Darui! Atau akan kusumpal dengan celana dalam ibumu!"

"Hentikan! Jangan memenuhi saluran frekuensi siaran dengan pembicaraan mesra kalian, kalian bisa bercinta setelah para teroris itu tertangkap!" Asuma menengahi.

"Pak, aku bukan homo! Aku masih suka lubang! Nihil kemungkinan mereka bisa tertangkap hidup-hidup, pak." Darui jijik, ia menekan toggle untuk menurunkan ketinggian Helikopter DF6 yang ia tunggangi.

"Kalau begitu..." Asuma memberi jeda sejenak, mempertimbangkan keputusannya, matanya masih lekat menatap Lamborghini yang kini melesat cepat menyelinap diantara kepadatan jalanan Tokyo, "Tembak mereka! Minimalkan korban dari pihak sipil!"

"Aye, Sir!" Semua anggota Detasemen menjawab berbarengan.

..

Sasuke berkonsentrasi penuh mengindari mobil-mobil yang ada dihadapannya. Kini jalan raya Tokyo berubah menjadi arena balap. Sasuke membelalakan mata ketika dari spion tengah ia melihat roket melesat ke arahnya. Sasuke menarik tuas rem tangan secara cepat dan membanting setir ke kanan. Roket itu hampir mengenai bagian belakang mobil, jika Sasuke tidak langsung tancap gas. Roket tersebut mengenai mobil lain dan langsung meledak. Asap hitam membumbung tinggi.

Naruto menegakan punggung dan menengok kebelakang, "Oh shit! Inikah akhir hidupku! Mati dibawah desingan peluru?"

"Kau takut sekarang, heh, dobe?"

Naruto melihat ke spion tengah, pantulan Sasuke yang sedang mengejek jelas tercetak disana. "Hentikan semua ini, teme!"

"Kita akan berhenti di pelabuhan, baka!"

Naruto membelalakan mata. Kini giliran Sasuke yang mengintip ekspresi Naruto dari spion tengah.

..

Kabuto melaju dengan rentetan peluru yang menghujaninya, atap mobil sebagian sudah berlubang. "Sial! Hanya aku tidak punya partner! Seharusnya aku mengajak Kimimaro!"

Darui menghentikan tembakan otomatis, ia menatap lekat pada Hummer dan 4 mobil polisi yang mengejar dibelakang. Ia menyeringai dan mulai kembali menembak.

Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!

Berondongan peluru menyapu dari arah belakang, beberapa peluru mengenai atap belakang mobil polisi Dodai, peluru kembali mencoba bersarang di mobil Hummer, tapi sayang, Kabuto terlebih dahulu berbelok.

"KAU INGIN MEMBUNUHKU, KEPARAT!?" Dodai berteriak marah.

"Ups! Sorry bos! Itu tadi bentuk ketidaksengajaan!"

"Kubunuh kau nanti, Darui!"

..

DF2 dan DF4 belum terlihat menyerang, Mobil kuning yang dibilang warna norak oleh Asuma adalah mobil paling tenang. Mereka berkendara cepat namun tidak tergesa. Pengemudi mobil kuning itu seolah mengejek, memberitahukan bahwa situasi genting seperti ini bukanlah hal baru bagi mereka.

"Genma, apa aku salah dengar tadi kau bilang sesuatu seperti nepotisme saat diruangan pimpinan ruang kendali ATC?"

Genma enggan menjawab.

Anko membidik mobil melalui scope-nya. "Kau salah... Komandan Asuma memang dilantik oleh Sarutobi Hiruzen, yang merupakan ayahnya sendiri. Tapi ia ditunjuk oleh Kaisar. Lihatlah sabuk komandan Asuma. Hanya ada 12 orang di Jepang yang menggunakan sabuk itu."

Genma tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Jangan-jangan-"

"Ya!" Anko memotong cepat tanpa melepaskan bola mata dari scope senjatanya. "Dia adalah 12 pengawal khusus Kaisar kerajaan. Dia pengawal pribadi orang nomor satu di negara ini. Karena dedikasinya, ia ditunjuk sebagai komandan-"

Kalimat Anko terhenti.

"Mobil itu berhenti!"

..

Darui mendahului kecepatan Kabuto, saat ia mulai menjauh, DF6 berbalik, kini posisi Kabuto makin terjepit. Darui menembak beruntun dari depan, sementara DF5 menyerang dari belakang. Kabuto banting setir ke kiri menghindari peluru meledakan mesin mobilnya. Namun Kabuto tak mampu mengendalikan arah, Hummer keluar jalur, melompati trotoar dan menabrak sebuah toko.

Dinding kaca toko berhamburan, setengah badan mobil terjebak dalam toko, Kabuto meletakkan tuas perseneling pada posisi R dan menginjak pedal gas. Ia menengok spion tengah, melihat kebelakang dan berusaha kabur. Wajahnya bersimbah darah, keningnya robek menghantam setir mobil.

Kabuto sukses mundur lalu kembali ke badan jalan, ia baru saja menengok kedepan sebelum tiga mobil polisi menghadang. Kabuto menengok kebelakang, empat mobil polisi serta belasan polisi bermotor sudah mengacungkan senjata.

"Menyerahlah! Keluar dari mobil secara perlahan dengan kedua tangan diatas kepala dan berlutut!" Dodai mengarahkan senjatanya tepat pada Kabuto yang masih berada dalam mobil.

Kabuto turun perlahan sesuai perintah, ia menghitung dalam hati berapa langkah jarak antara dirinya dengan skuad Dodai. Dari belakang dua polisi siap meringkusnya, tapi Kabuto lebih sigap berdiri dan berlari sambil merobek bajunya.

"INI SEMUA DEMI ANAK YATIM PIATU YANG TERLANTAR DINEGARA INI!"

Dodai tidak sempat mencerna apa maksud dari perkataan Kabuto, matanya terbelalak bahwa Kabuto sudah memakai rompi yang dipasangi bom. Ia bahkan tak sempat berkedip, saat Kabuto berlari kencang sambil menarik pemicu dan melompat ke arahnnya.

BLAAARMM!

..

Lamborghini memecah kepadatan jalan, menyalip sebuah mobil tanki untuk SPBU. Si raven cepat menyusun rencana. Sasuke kembali menarik tuas rem depan dan memutar setir ke kiri secara cepat. Ia berhenti melintang tepat didepan mobil tangki yang langsung ngerem mendadak.

Sopir tanki segera turun dan lari pontang panting ketika dari pintu belakang lamborghini yang mencegatnya, seorang wanita berambut merah menondongkan senjata ke arahnya.

Karin naik kedalam bagian kemudi mobil tanki, menjalankan mobil agar melintang dijalan. Beberapa mobil lain berhenti mendadak. Para polisi yang mengejarpun terjebak macet diantara kepadatan warga sipil.

Karin segera turun dan kembali menaiki lamborghini Sasuke. Namun sebelum menutup pintu, Karin menembaki tanki berisi gasoline itu.

BLAAARMM!

Ledakan besar terjadi, lalu membakar beberapa mobil yang dihambat oleh mobil tanki itu, para polisi bertindak cepat dengan kembali mundur dan memilih jalan memutar.

Asuma melihat semua kejadian itu dari atas. Ia mendecih kesal, buruannya bukan orang sembarangan.

..

Naruto merasakan nafasnya sesak. Adrenalinnya terpacu memompa jantungnya lebih cepat dalam berdebar dan memaksa ia menghirup oksigen lebih banyak. Mulutnya megap-megap seperti ikan keluar dari air.

"Keparat! Ini mengerikan... turunkan aku disini!"

Sasuke menjawab santai sambil menambah kecepatan, "Ini bukan taxi, dobe!"

..

Anko terheran ketika Venom GT kuning itu berhenti tiba-tiba, ia melihat pemuda berambut biru keluar dengan senjata besar dibahunya. Bola matanya terbelalak.

"AWAS! RPG!"

Pilot helikopter DF2 menghindar ke sisi jauh dan berputar, roket itu mengenai ekor DF4 yang tak sempat mengelak.

BLAAARMM!

Pecahan besi dari rangka pesawat turun terhempas menghujani jalanan. Baling-baling helikopter DF4 terlepas utuh dan berputar liar lalu menabrak salah satu bangunan pencakar langit.

Genma bisa melihat dengan jelas pemuda berambut biru itu masuk kembali dalam mobil, ia menembak acak dengan machine gun-nya, namun tak satupun mengenai mobil kuning yang kembali melesat.

..

"Pak, Skuad Dodai terkena bom bunuh diri. Dari atas sini aku melihat hanya beberapa yang selamat meski terkena luka bakar. Dodai positif tewas, komandan!" Suara Darui menyeruak disaluran frekuensi komunikasi seluruh anggota Detasemen Anti Teror.

Asuma tertegun, namun keterkejutannya belum usai saat Anko memberi laporan.

"Komandan! Kita kehilangan Dog Fly 4!"

"SIAL!" Asuma mengerang marah.

..

"Sasuke, menyerahlah, kau tak akan bisa melawan puluhan polisi bersenjata. Mereka benar-benar memburu kalian untuk dibunuh. Jika kau menyerah, pemerintah pasti mengampunimu," Naruto memelas.

"Cih!" Sasuke mencibir, "Uchiha tidak mengenal kata menyerah dan kalah!"

Sasuke menginjak rem dengan mendadak. Karin kembali turun, kali ini membopong RPG tipe R-29 pada bahunya. Karin membidik helikopter DF3, lalu menekan pelatuk.

Sniper DF3 belum sempat menarik pelatuk untuk menembak Karin, roket dari RPG pada bahu wanita berambut merah itu menghancurkan DF3 berkeping-keping.

BLAAARM!

Helikopter DF1 menghindar sejauh mungkin agar tidak terkena efek ledakan. Asuma kembali merutuk.

"Itu akibatnya jika kalian ingin coba-coba dengan Uzumaki!" Karin segera masuk kembali dalam mobil.

Naruto mendengar ucapan Karin barusan. Si pirang menoleh kesamping, "Kau dari Uzumaki Ichizoku?"

Karin menaikkan alis, "Kenapa memangnya?"

"Ibuku juga dari Uzumaki!"

"Hanya segelintir orang selamat dari pembantaian klan-ku..." Karin mengerutkan kening, "Jangan-jangan... apakah nama ibumu... Kush-"

PRANNG!

Kaca bagian depan pecah berhamburan meski sudah dilapisi kacafilm atau guardglass. Sasuke meringis terkena pecahan kaca pada bagian wajah. Ia kembali berkelit di keramaian jalan.

"Cih! Tembakanku meleset!" Raut kesal membayangi wajah Asuma.

..

"Disini DF6, bergabung dengan DF2" Darui memberi signal pada helikopter DF2.

"Diterima, Darui. Kau punya cara menghentikan mereka?" Anko memberi respon.

"Tanpa membunuh, entahlah.. mereka bukan teroris kacangan, jelas sekali mereka professional, presisi menembak mereka patut diacungi jempol."

"Disini DF2 kepada beta team pengejar mobil kuning, kalian berputar dan hadang dari sisi depan." Anko memberi instruksi melalui earset.

"Disini Alpha team. Kami baru saja akan ke pelabuhan. Biar kami saja menghadang."

"Diterima, Gaara."

Juugo menyalip kiri mobil didepannya, namun segera mengerem mendadak ketika sebuah mobil water canon menghadang didepan. Semburan air dengan volume dashyat memaksanya berhenti. Juugo berusaha mundur lalu memutar arah, dua mobil barakuda menghambat dengan jarak beberapa meter.

Juugo dan Suigetsu segera turun dengan membuka pintu samping mobil dan berguling di aspal. Beberapa mobil yang melintas langsung berhenti dan pengemudinya langsung kocar kacir berhamburan menyelamatkan diri dan meninggalkan kendaraan mereka tergelatak dijalanan.

Juugo dan Suigetsu berlindung dibalik mobil. Mereka terpaut beberapa meter.

"Sui! Kau urus arah belakang, habisi water canon itu! Aku akan urus dua barakuda itu!"

Suigetsu memasukan satu dari tiga roket terakhir pada RPG-nya, membidik mobil water canon dan melesatkan peluru berdaya ledak tinggi kesana.

BLAARM!

Tiga polisi terbakar hangus sedangkan sisanya berguling ditanah menahan sakit terkena pecahan mobil penyembur air yang terbakar dan meledak.

Dor!

Dor!

Juugo terlibat baku tembak dengan Gaara dan ketiga rekannya. Ia merunduk dan kembali menegakkan kepala menembak, dua rekan Gaara berhasil ditumbangkan.

Sugietsu berbalik, setelah memastikan tidak ada serangan balasan dari arah belakang. Ia menembakkan double Steyr Aug kearah Gaara dan satu polisi yang tersisa.

Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!

Suigetsu memberikan tembakan beruntun. Gaara tiarap ditanah, namun rekannya terkena luka tembak disekujur tubuh. Gaara bergegas bangkit, ia menyelipkan kedua tangannya pada rekannya yang ambruk lalu menyeretnya dengan berjalan mundur. Sesekali ia membalas tembakan yang mengarah padanya dari sisi kiri dan kanan.

"BERTAHANLAH!" Gaara berteriak pada temannya yang melenguh dijemput ajal. Gaara menyeret dengan mundur sekuat tenaga.

Dor! Sebuah peluru bersarang dipahanya, Gaara terjatuh diaspal, disamping rekannya.

Helikopter DF2 dan DF6 melihat jelas semua dari atas. Anko membidik pelaku penembakan Gaara. Sniper cantik itu berusaha fokus membidik kepala Juugo.

DOR!

Juugo rebah menghantam aspal dengan kepala berlubang. Suigetsu terbelalak kaget. Ia segera berlari dan meraih salah satu motor besar yang tergelatak dijalan.

Darui mulai menembakan senjata otomatis dari atas. Sementara Suigetsu melaju dengan cepat menggunakan motor sport R6 yang memang dirancang untuk balap.

..

Sebuah peluru berdaya ledak tinggi melesat dari bazooka milik polisi yang mengejar Sasuke dengan mobil barakuda. Lamborghini terus melesat zig-zag menghindari serbuan peluru dari arah belakang.

Seorang polisi muncul dari atap mobil barakuda, ia menembakan bazooka secara kontinu dua kali. Dua rudal berukuran sedang memburu bersamaan disisi kiri dan kanan mobil Lamborghini. Sasuke berada di depan perempatan jalan, pemuda raven itu menarik tuas rem dan banting setir kekanan lalu berhenti.

BLAARM!

BLAARM!

Sasuke maupun Naruto dan Karin bisa melihat jelas dari dalam mobil satu roket tanpa kendali itu melesat didepan mobil dan menghantam pertokoan lalu meledak. Sasuke menginjak pedal gas sedalam mungkin lalu menurunkan tuas rem tangan. Lamborghini kembali melaju bagai kilat dengan kecepatan melebihi 180km/jam.

"Hentikan semua kekacauan ini, Sasuke!" Naruto mengerang marah dari belakang.

"Berhenti berbicara, bodoh!" Sasuke tak mempedulikan ocehan Naruto.

Naruto merangsek kedepan, setengah badannya berhimpit di sisi kanan Sasuke. Ia menarik setir Sasuke ke arahnya, Sasuke terkejut, memutar setir ke arah berlawanan.

"APA YANG KAU LAKUKAN, BODOH! Sasuke berteriak marah sambil berusaha mengambil alih kemudi mobil.

Karin berusaha menarik pinggang Naruto agar menjauh dari Sasuke. Asuma keheranan melihat mobil Lamborghini itu melaju zig-zag dijalanan.

"HENTIKAN SEMUA INI, SASUKE!" Naruto dengan paksa memutar setir kearah badannya. Sasuke menyikut keras wajah Naruto. Tulang rawan pada hidung Naruto patah.

"AARRGG!" Naruto menjerit sakit, kepalanya tersungkur kebawah, Naruto tak menyia-nyiakan kesempatan, dengan kedua tangannya menekan pedal rem.

Sasuke mendecih jengkel, menginjak tangan Naruto berkali-kali. Naruto meringis menahan sakit. Karin mati-matian menarik tubuh Naruto yang terjerembab.

Karin berhasil menarik tubuh Naruto, Naruto langsung terduduk di jok belakang sambil memegang hidungnya yang mengucurkan darah. Karin menghantamkan popor RPG-nya pada perut Naruto. Petugas ATC itu terbungkuk, Karin menghujani hantaman popor senjata berat itu berulang kali ke punggung Naruto.

"JANGAN MACAM-MACAM, SIALAN!"

Sasuke menyeringai senang ketika dihadapannya sudah akan memasuki jembatan panjang.

"Sedikit lagi! Sesudah jembatan ini berarti aku akan semakin dekat dengan pelabuhan. Sedikit lagi!"

..

Suigetsu menambah laju kecepatan motor, ia melepas kedua tangan dan memasang roket pada ujung RPG-nya. Rentetan peluru terus menyerang dari dua helikopter tempur diatas kepalanya.

Anko terus membidik Suigetsu. Target yang terus berjalan cepat membuat ia belum bisa menarik pelatuk.

Suigetsu menjatuhkan diri, motorpun terseret sambil menimbulkan percikan api. Dengan cepat Suigetsu berbalik, ia bisa merasakan kulit punggungnya terkelupas cepat terseret aspal, ia membidik salah satu helikopter.

"Sial! Dia akan menembakan RPG lagi!" Anko memastikan sasaran dan menarik pelatuk.

Suigetsu mengunci satu target dari dua helikopter yang terus memburunya.

Dor!

Suigetsu berhasil ditembak Anko pada bagian bahu. Namun sayang roket dari Suigetsu juga sudah terlebih dahulu terluncur dan menghantam DF6.

BLAAARMM!

Darui segera melepas sabuk pengaman, dan meloncat keluar saat roket dari peluncur RPG meledakkan helikopternya, parasut pun dibuka paksa oleh Darui. Dengan ketinggian rendah, parasut pun tidak ada gunanya. Darui melaju turun dengan parasut terkembang, ia membelalakan mata saat ia akan mendarat darurat di cafe-cafe pada trotoar jalanan. Kakinya berusaha menahan kecepatan mendarat, namun naas hentakan kuat membuat kedua kaki Darui berderak patah, lalu berguling di trotoar dan terperangkap parasutnya sendiri.

"AAAAARRGH!" Darui berteriak menahan sakit.

Suigetsu berlari sekencang mungkin, double Steyr Aug dan peluncur roket tetap tergantung dibahunya.

Dor!

Suigetsu jatuh berguling, namun tangannya sekuat mungkin menahan RPG agar tidak terlepas. Sebuah peluru dari sniper DF2 menembus pahanya. Dengan tertatih Suigetsu kembali berdiri dan mencoba bersembunyi dibalik sebuah mobil terdekat. Ia menekan paha kanannya yang mengalami pendarahan hebat. Ia memasang roket terakhir miliknya. Lalu kembali membidik ke atas. Melalui scope RPG-nya, Suigetsu melihat jelas seorang perempuan berambut pendek kembali membidiknya.

Ia mengarahkan sasaran ke bangunan tinggi disebelah helikopter. Target terkunci dan roket terakhir milik si gigi hiu melesat, meledakkan salah satu bangunan pencakar langit. Pecahan material bangunan tersebut terhambur bak hujan. Beberapa beton menghantam badan helikopter. Pilot helikopter DF2 mau tak mau menurunkan ketinggian.

Suigetsu dengan gagah berani menembakkan double Steyr Aug pada bagian kokpit. Pilot helikopter DF2 meregang nyawa dengan tubuh berlubang sengatan puluhan peluru. Helikopter tiba-tiba oleng dan menukik tajam ke jalan. Helikopter pun terseret kencang. Suigetsu membelalakan mata melihat helikopter terseret diaspal dan menimbulkan percikan api. Suigetsu merentangkan kedua tangan, menyambut kematian.

Helikopter terseret tanpa rem, melindas Suigetsu dan mobil-mobil naas lalu meledak. Sebelum ledakan terjadi, secepat kilat Anko dan Genma melepas sabuk pengaman dan melompat keluar.

BLAAARRRMM!

Efek ledakan membuat Anko dan Genma terhempas jauh, Genma terhempas kasar ke aspal lalu terseret dan menabrak tiang listrik tepat dipunggung. Di sisi lain Anko terlempar kesalah satu bangunan perkantoran, melayang menembus dinding kaca dan terguling dengan sekujur tubuh berlumur darah.

Nafasnya satu-satu, berusaha menghubungi komandannya.

"Komandan Asuma. Merupakan.. argh.. kehormatan..arg.." Anko melenguh menahan sakit, "Bisa bekerja.. aarghh.. denganmu." Anko pun kehilangan kesadaran.

..

"Anko... jawablah! Genma! Melaporlah! Genma! Anko! GENMA? ANKO!?" Asuma menghubungi kedua anggotanya namun tak kunjung mendapat respon, "SIAL!"

"Komandan, target memasuki jembatan!" Pilot helikopter DF1 menyadarkan Asuma dari kemarahan.

"Jangan menambah ketinggian, ikuti dari sisi jembatan."

Helikopter mengikuti mobil mewah itu dari sisi jembatan. Asuma melihat dua senjata di pangkuannya, satu assault dan satu riffle, Asuma memutuskan menggunakan riffle dan membidik Sasuke.

"Pertahankan kecepatan, terus pertahankan posisi seperti ini." Asuma mewanti pilot DF1.

..

"Jangan melakukan tindakan bodoh, kuning!" Karin mengerang marah pada Naruto yang kini terbungkuk menahan sakit diperut dan pinggangnya. "Aku tidak akan segan segan me-"

Karin ambruk menimpa tubuh Naruto dengan kepala belakang berlubang. Naruto merinding dan spontan berteriak.

"HUWAAAAAA..."

Asuma kembali membidik Lamborghini silver itu, kali ini pada bagian pengemudi.

Dor!

"Aaarggh!" Bahu kiri Sasuke ditembus peluru. Ia menahan kemudi, namun sayang setir terlebih dahulu reflek kekanan saat peluru menembus bahunya.

Lamborghini silver metalik itu kehilangan kendali, menyerobot pembatas jalan dua jalur dan menyebrang ke jalur berpadanya, kini Sasuke menentang arus. Sasuke membanting setir kekiri dan kekanan bergantian secara cepat, menghindari tabrakan dari mobil-mobil yang mengarah padanya.

"Beta team pengejar perak, beri mereka R-30 pada sisi jalan!" Asuma kembali berkoordinasi dengan pasukan pengejar sasuke.

Seorang polisi Detasemen Anti Teror kembali menyeruak dari atap mobil barakuda hingga terlihat setengah badan dengan RPG pada bahunya. Ia membidik Lamborghini melalui scope-nya, dengan sengaja menembak sisi aspal samping Lamborghini itu.

BLAARMM!

Sasuke terkejut ketika mobilnya oleng, ia menambah kecepatan agar kedua ban pada sisi kanan mobil kembali menapak tanah, namun naas mobil mewah itu terlebih dahulu oleng dan terbalik. Mobil Sasuke terseret ratusan meter efek dari kecepatannya sendiri.

BRAAK!

BRAAAK!

BRAAAK!

Mobil Sasuke yang terbalik tergerus kerasnya aspal dan percikan api mengumbar dari gesekan aspal dengan atap mobil. Mobil itu akhirnya berhenti paksa ketika menghantam mobil mobil lain dan menghasilkan kecelakaan beruntun. Naruto maupun Sasuke keluar dari sisi mobil, Naruto merangkak dan merasakan seluruh tulang belulangnya remuk. Sasuke berdiri tertatih dan menggigil, dari kepalanya mengucur darah dan menutupi setengah wajah pucat si raven dengan cairan amis berwarna merah. Rupanya kepala Sasuke terlebih dahulu menghantam setir sebelum Airbag terkembang dalam mobil karena benturan.

Mobil mewah dengan harga fantastis itu terbakar, begitu pula dengan beberapa mobil yang dihantam Sasuke sebagai rem paksa.

Naruto setengah hidup berusaha berdiri, ia menopang tubuhnya dengan menumpukan kedua tangan pada kedua lutut yang gemetar, nafasnya terengah. Ia mendongakan kepala meski lehernya terasa ngilu, menatap Sasuke yang juga menatapnya.

Bola mata kelam dan penuh kebencian menatap tajam biru langit yang tak gentar gementar. Perasaan lain merambat di punggung mereka masing-masing. RPG milik Karin tergelatak dekat kaki Sasuke, lengkap dengan roket yang sudah terpasang. Sasuke segera meraih peluncur itu dan berbalik.

Asuma membelalakan mata, segera meraih assault dan mengarahkan kebawah, ke arah Sasuke.

Sasuke membidik dan siap menekan pelatuk, sebelum-

BLAAARMMM!

Lamborghini meledak karena tanki bahan bakar dilalap api. Kedua pemuda itu terhempas bermeter-meter dan terseret aspal. Baik Naruto maupun Sasuke mengerang kesakitan karena kulit-kulit tubuhnya terkelupas paksa. Mereka kembali bersusah payah berdiri.

Sirine mobil polisi meraung, belasan mobil polisi mengepung Sasuke. Naruto dan Sasuke dalam posisi berhadapan. Para polisi Detasemen Anti Teror mengarahkan senjata pada Sasuke yang tengah menghadap Naruto.

Namikaze muda segera berlari melewati Sasuke, Sasuke terkejut dan membelalakan mata. Naruto merentangkan kedua tangannya, punggungnnya dan punggung Sasuke bertemu.

"HENTIKAN! JANGAN TEMBAK!" Naruto membentangkan kedua tangan dan menjadi pagar hidup bagi Sasuke.

Helikopter DF1, satu-satunya personil charlie team yang masih tersisa, berputar diatas jembatan dengan tali terulur hingga ke jalan. Asuma turun dengan tali itu secara cepat dan terlatih. Kakinya menapak aspal dengan sempurna dan raut wajahnya langsung mengeras.

"APA YANG KAU LAKUKAN, NARUTO!?"

Sasuke berbalik, dengan suara teramat pelan berkata pada Naruto yang berdiri teramat rapat didepannya.

"Apa yang kau pikirkan, bodoh?"

"Aku akan menyelamatkanmu. Aku tahu kenapa kau melakukan semua ini, Sasuke, aku mengerti. Ini semua sudah berakhir."

Sasuke menggelengkan kepala. "Bakayaro! Kau sadar apa yang kau lakukan?"

Naruto menjawab tanpa menoleh. "Aku sadar sepenuhnya, kau yang tidak sadar.. kebencian tidak akan membawa kebaikan, dendam tidak akan menghapus lukamu!"

Sasuke mundur perlahan.

Suasana tegang menyelimuti mereka. Jembatan menuju pelabuhan Tokyo menjadi saksi drama paling menegangkan dari seorang Uchiha yang telah sukses memporak-porandakan Tokyo dalam sekejap dan meruntuhkan Jepang secara keseluruhan dari berbagai aspek dalam tempo kurang dari dua puluh empat jam.

Sasuke meraih pistol pada hostler-nya. Suara kokangan membuat Naruto berbalik.

"Apa yang kau lakukan, teme!"

Tubuh Sasuke dipenuhi titik titik merah dari laser senjata puluhan polisi Detaseman Anti Teror.

Naruto kembali berbalik, kali ini ia merentangkan tangan pada kedua belah pihak yang siap menembak. Telapak tangan kirinya mengarah pada jajaran Detasemen pimpinan Asuma dan tangan kananya mengacung pada Sasuke. Naruto berdiri ditengah-tengah, tepat ditengah medan tempur.

"NARUTO! MENYINGKIR DARI SANA!"

Naruto menoleh pada Asuma. "Turunkan senjata kalian!"

Sasuke menggenggam erat pistol miliknya, lalu mengarahkan pada kepala Asuma.

Naruto menoleh cepat pada Sasuke. "Sasuke, turunkan senjatamu!"

"Menyingkir dari sana... Naruto.." Dengan suara teramat dingin, Sasuke memerintahkan Naruto menyingkir dari hadapannya. Tangannya kokoh pada pelatuk meski wajahnya bersimbah darah. Luka dikeningnya masih menganga dan mengucurkan darah.

Naruto menoleh pada puluhan polisi Detasemen Anti Teror dan Sasuke secara bergantian dengan cepat.

"Naruto! Jangan menganggu! Pergi dari sana atau kami akan bertindak lebih jauh!"

"Kalian hanya perangkat hukum! Tapi bukan hukum itu sendiri! Sasuke memang bersalah, tapi biarkan hakim dipersidangan memvonisnya! Bahkan seorang penjahat bergelimang dosa pun berhak hidup dan mendapat supremasi hukum!"

"BERHENTI BERBICARA, NARUTO!" Asuma murka.

"AKU NEGOSIATOR!" Naruto menjerit marah, "Tugas negosiator adalah memberi keuntungan bagi kedua belah pihak! Jangan bertindak semena-mena dengan membawa nama hukum!"

"Naruto.. menjauhlah!" Kini Sasuke angkat bicara.

"Tidak akan, Sasuke! Sebelum kalian menurunkan senjata! kau bilang akan merubah takdirmu! Ayo kita sama-sama merubah dunia! Membawa kedamaian ke dunia yang sudah bobrok ini! Hentikan dendammu! Dengan lukaku dan dengan kutukanmu sebagai Uchiha, ayo kita rubah dunia!"

"Kedamaian tidak ada, Naruto, itu hanya ilusi dari teriknya kebusukan bumi menerpa gurun kehidupan! Kedamaian adalah sebuah judul dari kisah dongeng yang diceritakan turun-temurun oleh orang naif sepertimu."

"Bahkan jika mustahil sekalipun... kedamaian itu.. aku akan mencarinya. Aku tidak akan menyerah!" Naruto menatap tajam Sasuke.

Sasuke mengarahkan pistol pada Naruto, "Maafkan aku, dobe."

Naruto kaget, "Apa yang kau-"

Dor!

Naruto jatuh terbaring berguling karena pahanya ditembus peluru oleh Sasuke. "Aaarggh!"

Dor! Dor! Dor! Dor!

Rentetan peluru memberondong Sasuke. Jatuh terduduk bertumpu lutut, Sasuke muntah darah dan rebah disamping Naruto dengan jarak terpisah. Matanya memancarkan kepedihan. Terlentang menyerah pada takdir yang membelit.

Naruto menangis menatap bola mata hitam dengan keperihan itu. "Sa..su..ke..." Tangan Naruto berusaha meraih tangan Sasuke. Sasuke menjulurkan tangan sebisa mungkin, berusaha menggapai tangan Naruto yang terulur. Naruto dan Sasuke menyeret badan sekuat mungkin, memiringkan badan mempersempit celah. Puluhan peluru yang bersarang ditubuh Sasuke membuat pemuda itu hanya bisa merangsek sedikit demi sedikit.

Jemari Sasuke akhirnya bertaut dengan jemari Naruto. Sasuke tak sanggup lagi bergerak. Naruto menahan sesak di dada dan berkata tanpa suara, "Jangan tinggalkan aku."

Sasuke bisa membaca pergerakan mulut Naruto, Sasuke tersenyum lembut dan berkata pelan, "Maafkan aku."

Jemari Naruto dan Sasuke yang saling bertaut mengenggam erat, tak ingin melepaskan satu sama lain. Sasuke memberi senyum terbaik pada Naruto, lalu menutup mata perlahan. Genggaman jemari Sasuke pada tangan Naruto mengendur bersamaan berangkatnya roh dari raga Sasuke.

Naruto menangis sejadi-jadinya, tanpa suara dan tanpa jeritan.

..

Naruto duduk di tepi pintu belakang ambulance, dengan kaki kiri diperban. Ia menatap ambulance satu lagi, yang parkir dihadapannya. Petugas menutup pintu belakang ambulance, lalu menuju ke depan dan menghidupkan mesin.

Naruto menatap lekat kepergian ambulance itu, yang membawa jasad Uchiha Sasuke menuju Rumah Sakit Polisi Tokyo. Ia menunduk hingga poni kuning secerah matahari itu menutup sebagian wajah bagian atas.

"Sasuke, maafkan aku... takdir memang menyerang kita tanpa mengenal belas kasih,"

Dua mobil menderu dan berhenti tak jauh dari Naruto. Dari salah satu mobil keluar Kakashi dan Sakura yang menggendong anaknya, anak Naruto. Mobil satunya menurunkan Shikaku dan Shikamaru. Sakura menurunkan malaikat kecilnya dari gendongan, bocah imut berambut pink itu berlari menuju ayahnya.

Naruto mendongak dan sontak berdiri, tangannya merangkul putri semata wayangnya dan mencium wajah serta kepala buah hatinya berulang kali. Sang putri tertawa dalam pelukan sang ayah.

"Takdir terus memburu kita, menjatuhkan kita, membelit dan menikam hingga kita tersungkur tertatih..."

Seorang pria tua berambut panjang putih berdiri disamping mobil Volkswalgen, mobil yang dijuluki penggemar otomotif dengan mobil 'kodok' karena bodinya yang menyerupai hewan afimbi itu. Ia tersenyum lembut menatap Naruto yang terharu-biru dari kejauhan, kakek itu menepuk kap mobilnya, "Ayo kita pulang, Gamabunta!". Masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin, kakek berambut putih itu bersiap pergi.

"Putra Sakumo merawatnya dengan baik." Seorang wanita muda berambut pirang dengan tanda di dahi seperti orang India menyahut dari jok belakang.

(Putar lagu What I've Done, sekarang! Dengan volume kecil!)

"Ya..." Satu kata singkat lalu mobil yang diberi nama Gamabunta itu beranjak pergi, meninggalkan lokasi kejadian.

"Aku akan terus berdiri, sebagai laki-laki, meski aku harus jatuh berulang kali.. lihatlah darisana, Sasuke..."

Naruto mengecup pelan kening Sakura. Kakashi, Shikaku, dan Shikamaru berdiri tak jauh dari keluarga Kamikaze.

"Seperti apapun takdir menjatuhkanku.. aku akan tetap berdiri meski menggigil gemetar dalam gentar."

Kakashi mendekat lalu menepuk pelan bahu Naruto dan mengacak surai pirang itu.

"Aku... Namikaze Naruto..."

Naruto menatap matahari yang menyisakan sedikit warna pada sisi pelabuhan diseberang jembatan. Warna kesedihan memeluk bumi sebagai pertanda langit akan dikuasai kegelapan, lalu akan ada bintang sebagai penerang pijar dalam kelam.

Naruto kembali memandang istri dan putrinya seraya tersenyum lembut, ia mengangkat putrinya tinggi-tinggi dan tertawa lepas bersama.

"Aku adalah..."

(Naikkan Volume musik Anda! Sekeras mungkin!)

"...The Negosiator"

THE END

...

Niezza Neko-chan wrote :

"Pembukaan cerita dengan segala penyebutan dan pengenalan dari segi situasi dan kondisi atas suatu objek, landscape, maupun karakter sangat jelas. Anda hebat! salut sama anda yang mau membuka segala sumber referensi agar cerita terlihat real!"

Shunou wrote :

"Halo! Ini tema baru buat saya, jadi agak bingung

mau komentarin plotnya gimana. Cuma bisa

menunggu kemana cerita ini diarahkan. Mungkin sedikit

saran soal penulisan aja kali ya?"

Bohdong. Palacio wrote :

"Fict-nya seperti permainan otak, kerreen beda dengan yg lain."

Mushi kara-chan wrote :

"Demi apa! Fic ini harus lanjut!"

Barbara123 wrote :

"Jujur yaa, sumpah. Summary-nya menarik banget.

L-san hebat buat summary ih. Jadi menarik perhatianku

buat baca."

Himawari Wia wrote :

"Alur yg rapi dan mengalir seperti air di keran

rumah wia adlh ciri kas senpaai!

Karakter yg benar2 menyerupai aslinya jg kelebihan

senpai!"

Yassir2374 wrote :

"Ok, this is cool, ketje badaai! Serasa nonton the

movie filmkayak Air Force One, Harrison Ford,

Flight Plan, Die Hard with a Vengeance."

Uchiha Leo wrote :

"Memang fic Psychological Thriller, bacanya

sampai deg-degan."

Icha Ren wrote :

"Lanjut samudera-san.

Take over ini seperti perang pikiran dan strategis

ala L Vs Light ya!"

...

Salah satu gedung pencakar langit berdiri megah diantara himpitan bangunan menjulang tinggi lainnya. Gedung puluhan lantai itu memiliki nama dan logo di tingkat paling atas, 2STAR CO. LTD. yang bersinar terang.

Bangunan itu gelap gulita, seluruh ruangan telah dipadamkan lampunya, hanya satu ruangan yang masih hidup, terletak ditengah-tengah bangunan tinggi itu. Ruangan Presiden Direktur. Seorang pria muda yang memiliki mata merah dengan tiga titik tomoe (koma) menatap aktivitas malam dari balik jendela. Tangannya dimasukkan kedalam saku celana. Tatapannya sendu melihat keramaian kota Beijing.

"Jadi, begitu akhirnya... adikmu telah tiada." Sebuah suara menyeruak dibalik punggungnya.

Pria itu berbalik, melangkah mendekati pemilik suara, pria itu berdiri sejajar disamping orang tersebut, berbicara pelan dengan nada teramat dingin tanpa menoleh. "Ini bukan akhir, ini adalah awal." Pria itu melanjutkan langkahnya, meninggalkan ruangan.

Lampu ruangan itu tiba-tiba padam.

"Khu..khu..khu..." Orang tersebut menyeringai, mata ularnya berkilau ditimpa cahaya bulan.

Logo 2STAR CO. LTD. yang bersinar terang juga ikut padam. Menjadikan bangunan tinggi itu gelap gulita diantara hingar bingar pijar kota.

Uchiha Leo wrote :

"Feel-nya terasa menegangkan. Fic

psikologi yang hebat, walaupun baru baca yang pertama kali."

Rinzu15 the 4th Espada wrote :

"Meski aku nggak begitu mengerti tentangg istilah perpesawatan, tapi secara alur & deskrip begitu rapi dan tertata baik. Feel-nya berasa!"

Yassir2374 wrote :

"About your fanfict's, sadar gak sadar author sudah

memasukkan unsur penting dalam negosiasi, bukan hanya perang

psikologis tapi juga adu otak, kesannya sang pengawas ATC

bandara, naruto lebih diuntungkan dengan kepolosannya"

Icha-chan Ren wrote :

"Hehehe, nice..Naruto dan Sasuke kini beradu argumen soal

Tuhan dan sekelilingnya."

Leavian wrote :

"Kesan pertama... wow! jarang loh Leavi nemuin ff yg

character-nya Naruto-Sasuke tapi gakromance!"

Uzumaki Nawawi wrote :

"Tentang feel udah kerasa sampe-sampe deg-degan

bacanya apalagi pas scene terakhir."

Himawari Wia wrote :

"Tetap berkarya ya senpai!"

KyuunoAmaterasu wrote :

"Bikin jantung dag-dig-dug-serr!"

Bohdong. Palacio wrote :

"Owch keren,,, Ikatan persaudaraan NaruSasu

sudah terikat walau dalam suasana yg berbeda,

dengan pemikiran yg berbeda."

Tuteja Hikari wrote :

"Dan, kenapa di 'TBC' pas baru ngitung sampai 5?

Nanggung banget... saya masih pengen liat Sasuke yg

ngamuk dan mencak-mencak."

...

Dua pemuda menatap puluhan televisi pada suatu toko elektronik, televisi itu berjejer di dinding toko dan menghadap ke trotoar, puluhan channel tersiar, tapi dengan tema yang sama, 'teroris berhasil dilumpuhkan.'

Seorang wanita berambut pendek dan berwarna ungu membelakangi mereka berdua, membagi-bagikan bunga kertas berwarna putih pada tiap anak-anak dan remaja yang melintasi trotoar. Ia membagikan bunga dengan senyum yang menentramkan.

Salah satu dari dua pemuda itu menoleh pada rekan disampingnya, angin malam memainkan rambut merahnya, poni merah itu tergerak sedikit, mata dengan pola riak air mengintip disela sela helaian.

"Saatnya bergerak."

Uzumaki Nawawi wrote :

"Gak nyangka juga bahwa Naruto, Kakashi, dan Jiraiya punya hubungan

dengan Sasuke dan Itachi dimasa lalu."

Ren Kazune wrote :

"Naruto sama sasuke mungkinkah teman lama?"

Luca Marvell wrote :

"Jangan-jangan yang dimaksud Sasuke itu Jiraiya, Kakashi

sama naruto? iya kan! pasti ada sesuatu dibalik

sesuatu?!"

Shancez wrote :

"Aku juga bakal berpikir kayak sasuke, kalau yang salah kakek buyutnya, kenapa

keturunananya yang harus menanggung?"

Pixie YANK Sora wrote :

"Oke, genre yang bagi pecinta com-rom macam saya

sangat rumit, sekaligus keren. Agak shock di beberapa bagian, cuma itu bagusnya."

UzumakiDesy wrote :

"Kereeenn bnget L-san! Naruto itu sahabat Sasuke dulukan? Ternyata saya salah paham sama Naruto"

Uzumaki Nawawi wrote :

"Aku Pembunuh, Kau Koruptur, lalu apa bedanya?"

Tuteja Hikari wrote :

"Wo...Wo..Wooo...! Bener-bener menegangkan!"

Yassir2374 wrote :

"Wow, bagus sekali, bro! Brilian! Naruto seorang pelaku KORUPSi! Surprise for me!"

Ren Kazune wrote :

"Benar-benar menegangkan L-san, adu mulut

Sasuke dan Naruto buat aku keringat dingin tapi

aku sangat menikmatinya, i'm speechless."

Jauh dinegara belahan dunia yang lain, dilorong bawah tanah sebuah camp, seorang kakek yang sudah sangat tua renta terlihat memberikan topeng spiral berwarna orange dengan satu lubang mata pada pemuda yang berdiri dihadapannya. Kakek berambut panjang itu duduk disuatu kursi khusus, dengan berbagai kabel tersambung ketubuhnya. Kedua tanganya juga di infus, ada tiga cairan infus beda warna yang masuk kedalam tubunnya, satu tabung darah juga tergantung disisinya.

Kakek itu terbatuk karena sudah udzur, tapi raut wajah tuanya masih menyisakan goresan goresan sewaktu masih muda, wajah renta itu mencerminkan kegagahan, keberanian dan ambisi.

Ia menatap pemuda yang kini menggunakan topeng porselen pemberiannya. "Pergilah, tunjukkan pada dunia kotor ini...-"

Pemuda itu berbalik, jubahnya berkibar dengan bunyi yang khas. Di punggung tegap itu ada lambang awan berwarna merah.

"-Bahwa Uchiha Madara masih hidup."

Niezza Neko chan-Uzumaki Nawawi-Yassir2374-Bohdong Palacio-Icha chan Ren-Barbara 123-Uchiha Leo-KyuunoAmaterasu-Pentrabreaker-Himawari Wia-Nokia7610-Lnarusasu-Mushi Kara chan-Fadlukun-Aim7-Varian Andika-UzumakiDesy-Careless7-Tuteja Hikari-Agung. -Momoka Mayuyu-Naminamifrid-Rinzu15 the 4th Espada-Shancez-Leavian-Ricardo. -Pixie YANK Sora-Raeru Nikaido-o.0 Rambu no Baka-Luca Marvell-Ken-Ren Kazune,Sgiariza-Alta0sapphire-Ivy Bluebell-Red Devils-Rhie-Angel Muaffi-Arifuluka .Wi-Cloud the first Tsurugi-Code Name XD-26 Lidya-Naru Kyura-Pajar Juventini-Rahmanz Uchiha-Adrina1-Habibieeanhaknewcorral-Reza Putraw.79-Vladimir Arrie-Himarura Kiiromaru-Cameron Dallas-Claire .Putri.7-Mizuki Arisawa-Wawatvxq.

L Samudra Putra, presented ;

"THE NEGOSIATOR"

Sampai Jumpa.