Nb: Maaf sudah membuat kalian menunggu lama. Ada banyak hal yang harus saya selesaikan di real life setelah study saya rampung. Setahun belakangan ini berat untuk saya update ff karena seluruh waktu tersita untuk journal-journal ilmiah dan pekerjaan di real life. Alhasil yang tersisa adalah writer's block. Jujur saya juga lupa dan bingung harus mulai dari mana untuk lanjut cerita ini. So, sorry kalau update nya di luar expektasi kalian.

Saya juga mau ngucapin banyak terimakasih untuk kalian yang masih menunggu dan mau membaca cerita-cerita saya selama empat tahun ini. Baik di ffn atau pun di watpadd. Terimakasih juga untuk semua review yang kalian berikan. Selama empat tahun ini saya selalu berusaha untuk membalas setiap review yang masuk via pm untuk yang login. Dan terima kasih juga untuk para guest dan anonymous review.

Ah, ada beberapa reviewer yang tak pernah absen di kotak review, untuk orange girls, terimakasih karena sudah menjadi orang pertama yang menghargai cerita saya dalam bentuk review. Saya bingung harus membalas atau pun menjawab pertanyaan kamu di mana. oh, iya, terima kasih juga untuk para guest dan reviewer non login yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Note ini terlalu panjang. Padahal intinya cuma ucapan terima kasih dan salam perpisahan dari saya. Iya, salam perpisahan karena awal tahun ini saya akan fokus lagi untuk study lanjutan dan karir. Berat rasanya untuk melakukan itu mengingat hal ini sudah saya geluti sejak empat tahun belakangan. Dan status saya juga masih sebagai reader aktif di ffn... kalau untuk yang satu ini sulit untuk saya tinggalkan. ^^

Saya kalah jago dengan author-author sekarang. Tulisan mereka lebih bagus dan temanya lebih segar dan menarik. Sedangkan menjadi author fanfiksi mungkin bukan bakat saya, hehehehe. Ternyata mendalami study sastra tak lantas membuat saya jago merangkai kata. Saya hanya pandai memikat emosi penonton di panggung drama ketimbang memikat hati pembaca melalui rangkaian kata. Saya cukup gagal dengan itu.

Sekali lagi abaikan saja note yang terlalu panjang ini. Maaf karena sudah menunggu lama. Dan selamat membaca dari awal agar tidak bingung... Ciao... –hyejinpark.

*Growing Pain*

Storyline by hyejinpark© 2017|GS|

"Hyung dia bisa bertindak nekat!"

Ryeowook tersenyum sambil berlari-lari kecil sesekali gadis itu menengok ke belakang. Dalam pikirannya sekarang ada ia dan Kyuhyun sedang bermain kejar-kejaran di padang rumput hijau yang luas.Gadis itu tersenyum samar, kembali ia menengok ke arah belakang, ia pun berhenti lalu berdiri di satu titik. Bibirnya mengerucut dan keningnya bertaut, saat tidak mendapati siapa saja yang ada di belakangnya kini.

Sepasang manik caramel itu pun berkedip saat melihat siluet seseorang yang dikenalnya selama tiga tahun terakhir, gadis itu melambaikan tangannya pada Kyuhyun. Senyum samarnya berubah menjadi senyuman yang merekah,

"Oppa!" panggilnya ia melambaikan tangannya, mengajak Kyuhyun untuk menghampirinya, namun ia lebih dulu berlari.

"Ryeong-ah, Jangan bertindak nekat!"

"Ayo kejar aku jika kau bisa"Ryeowook kembali menengok ke belakang, tersenyum lebar pada Kyuhyun yang tengah terengah-tengah di belakangnya.Sedangkan Yesung tampak dari belakangnya berusaha menyusul mereka berdua.

"ANDWE! Kim Ryeowook!"

Manik obsidian Kyuhyun tercekat, saat melihat langkah gadis itu kian dekat dengan jalan raya. Dengan sekuat tenaga Kyuhyun melangkahkan kakinya lebar-lebar demi menyusul gadis itu.Senja merangkak turun, silau keemasan di langit senja sore itu menyilaukan mata Kyuhyun untuk melihat ke depan.

'TINNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN'

'BRAKKKKKKKKKKKKKK'

Kyuhyun terguling ke sisi kanan jalan, sedangkan Ryeowook, gadis itu tampak duduk berjongkok di bagian sisi yang satunya lagi sembari memegangi kepalanya yang menunduk. Suasana lalu lintas menjadi kacau, ada sekitar tiga mobil yang berhenti di tengah jalan raya tersebut.

Yesung langsung berlari guna merengkuh tubuh gemetar Ryeowook ke dalam pelukannya. Suasana jalan semakin ramai ketika sekumpulan orang mengerubungi Kyuhyun yang tergelak dekat dengan trotoar. Posisinya tengkurap sehingga tidak terlihat jelas wajahnya, cairan pekat merah berbau karat pun mengalir membasahi aspal jalan.

"Panggil Ambulance!"

.

.

.

Aku mencoba menghubungi dan mencari keberadaan Sungmin dan Sandeul setelah kecelakaan yang menimpa ku setahun yang lalu. Segala upaya telah ku kerahkan untuk mencari keberadaan mereka namun hasilnya tetap nihil. Aku bahkan menyewa detektif suatu dan mencoba mencari mereka di luar negeri, tapi keberadaan mereka bagai di telan bumi.

"Kau sungguh pandai bersembunyi Lee Sungmin"

Hati ku sangat hancur ketika mendapati surat perceraian kami begitu aku tersadar dari koma. Belum lagi surat pengunduran diri sekertaris Kim yang tiba-tiba. Kepala berdenyut, manakala mengingat alasannya mengundurkan diri. Ia mengorbankan dirinya untuk merawat gadis itu–Kim Ryewook, menggantikan posisi ku.

"Heleh, memangnya siapa dia berani berbuat seperti itu"

Namun perlahan aku sadar jika disini posisi ku lah yang salah. Kim Ryeowook, entah bagaimana kabarnya gadis itu sekarang. Ia hanyalah gadis malang yang ku tolong di pinggir jalan. Dan ku beri kasih sayang sebagai rasa pelampiasan ku pada istri ku. Lalu berujung menyakiti semua orang.

"Bodoh kau Cho Kyuhyun"

Ribuan kali aku mengutuk diri ku sendiri. Ribuan kali pula aku memohon pada Tuhan agar aku di pertemukan oleh mereka, istri dan anak ku. Namun tampaknya Ia malah berkehendak lain dan menguji kesabaran ku. Bukannya bertemu dengan mereka aku malah di pertemukan oleh ayah kandung ku.

Dan ya... terungkap sudah semua kesalahpahaman ini.

"Kau memang bodoh Cho Kyuhyun, bodoh..."

Aku meruntuki kebodohan ku dengan merusak tubuh ku sendiri. Mulai telat makan, merokok, hingga minum minuman keras. Semua waktu ku habiskan untuk bekerja dan mencari keberadaan mereka yang entah di mana.

"Sungmin-ah kau tahu yang kau lakukan pada ku jahat!" kelakar ku dalam hati saat melihat wajah cantiknya tersenyum bersama Sandeul di photo. Tanpa diri ku tentunya. Aku baru sadar, jika tidak ada satu pun photo diri ku bersama mereka. Potret keluarga kami hanyalah saat pernikahan sembilan tahun yang lalu. Miris memang...

Dan wajar jika ia meminta bercerai dengan ku. Tapi apakah kalian tahu jika statusnya masih sah menjadi istri ku. Karena aku belum menandatangani surat cerai itu ngomong-ngomong.

"uhuk,"

Aku terbatuk lagi, belakangan ini aku kurang sehat dan menyampingkannya dengan semua urusan kantor. Karena hanya hal inilah yang membuat beban di pikiran ku sedikit teralihkan.

"Presdir, anda baik-baik saja"

Ah, kenalkan dia Park Chanyeol. Sekertaris yang menggantikan Kim Yesung. Cih, si tengik itu meninggalkan ku sendirian menghadapi kesepian. Sifatnya tidak beda jauh dengan sekertaris Kim. Ia melakukan tugasnya dengan sangat baik. Namun terbesit rasa iri di hati ku ketika melihatnya.

"Uhuk"

Aku kembali terbatuk dan merasakan sakit di ulu hati ku. Mungkin aku akan mati sendirian sebelum menemukan istri dan anakku. "arkkh" tuh kan, sakitnya tidak tanggung-tanggung hingga menjalar ke kepala dan mengaburkan mata ku.

"Oh, Tuhan, Ku mohon biar kan aku menebus kesalahannku pada mereka sebelum aku mati. Pertemukanlah kami kembali"

Dan entah bagaimana, aku sudah berada di ranjang Rumah Sakit.

.

.

.

GROWING PAIN

Written by

hyejinpark 2017

Disclaimer : the story and casts are belong to GOD, their families and they themselves. The idea of the story is belong to MINE pure of MIND.

Warning : GS|OOC|KYUMIN|NO bash,No Flame,Plagiat Not Allowed| DRAMA_married life|TYPO|Bad diction|Don't like? Don't read|

Cast : Cho KyuHyun,Lee SungMin,

Rate : T

.

.

.

Kyuhyun menatap puterinya dalam diam dan setali tiga uang dengan Sandeul yang sejak tadi tak berkedip saat melihat sang ayah yang sudah lama tidak ditemuinya itu. Wajah Kyuhyun terlihat pucat dan berkeringat. Puteri manisnya itu masih berdiri mematung sedangkan Kyuhyun mulai bergerak untuk mendekap Sandeul ke dalam pelukannya.

Sandeul memekik senang saat ayahnya memeluknya dan menggendongnya. Tangan mungilnya kini mulai menyusuri wajah ayah yang ia rindukan selama ini. "Ini beneran appa?" ucapnya tidak percaya.

"Iya sayang ini appa" ucap Kyuhyun haru sembari memeluk Sandeul sangat erat.

"Appa aku sesak" ucapnya kemudian,

Kyuhyun tersenyum sekilas lalu mencium gadis kecilnya lagi. Cukup lama mereka saling terdiam hingga Kyuhyun memberikan gadis kecilnya hadiah berupa boneka beruang yang amat besar.

Keping matanya membeo memancarkan binar-binar kemasan saat melihatnya.

"Uwah becal sekali appa. Apa untuk ku?" tanyanya dengan penuh harap.

Kyuhyun kemudian berpikir mengerjai sedikit sang anak mungkin akan lebih seru. Ia pun lalu menggeleng. Bibir Sandeul mencebik, menyiratkan kecewa. Tangan mungilnya lalu mencoba menggapai dan mengelus kelembutan si boneka besar. "Uuh, nanti Chanie minta di belikan omma atau Siyon oppa saja kalau begitu" ucapnya kecewa.

Jantung Kyuhyun memanas sesaat setelah gadis mungilnya mengucapkan nama itu. "Anio, tentu saja boneka ini untuk gadis manis appa" ucap Kyuhyun sembari mengelus kepalanya.

"Aku" Sandeul menunjuk dirinya sendiri membuat Kyuhyun gemas dan menghujani bocah itu dengan kecupan lagi. Namun karena terlalu banyak dicium ayahnya, membuat wajahnya jadi basah.

"Euh, appa jolok"

"Aigoo, Aigoo, gadis manis appa sudah amat besar dan cantik sekarang" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Appa, teddy juseyo" tak sabar untuk memeluk boneka beruang itu membuat Sandeul terpaksa mengeluarkan jurus aegyonya. Dan Kyuhyun kembali memekik bahagia.

"Suka dengan hadiah hm"

"Saranghae appa"

.

.

.

Siwon sedari tadi mencari keberadaan Sandeul yang hilang tiba-tiba saat ia menelepon. Ia bahkan sudah ke bagian pusat informasi rumah sakit dan sedang berkeliling mencari keberadaan Sandeul. Ia sudah cemas sekali dan masih urung menghubungi Sungmin atau pun Kibum. Dan saat akan berjalan keluar alangkah terkejutnya Siwon saat mendapati sosok pria yang dikenalnya kini tengah menggendong Sandeul dan akan memasukkannya ke dalam mobil.

"Cho Kyuhyun"

Pria itu pun berlari mencegah Kyuhyun untuk membawa Sandeul pria. Benaknya mungkin Kyuhyun akan berbuat jahat dengan membawa Sandeul pergi. Dan entah bagaimana, kini Kyuhyun sudah jatuh terpelanting dan terbatuk-batuk lantaran bogem mentah Siwon. Balon-balon warna-warni kini berterbangan keluar dari dalam mobil, hadiah berupa boneka dan mainan lainnya ikut-ikutan tumpah ke jalan bersama ambruknya Kyuhyun.

Sandeul, gadis kecil itu memekik ketakutan saat melihat kejadian di depannya. Dan pecahlah tangis memilukan Sandeul saat melihat sudut bibir ayahnya berdarah. Sementara Siwon yang masih diluap emosi masih berdiri mengepalkan tangannya. Kedua manik obsidiannya mengarah tajam kepada Kyuhyun.

"Masih berani kau muncul atas apa yang terjadi Cho Kyuhyun. Dan Kini kau mencoba membawa Sandeul pergi. Memisahkannya dengan ibunya?" ucapnya emosi.

"Anio" pekik Sandeul sesunggukan, gadis itu kemudian mendekat ke arah Siwon dan menatapnya dengan penuh kesedihan dan ketakutan. Gadis itu dengan tangan kecilnya berusaha menghadang Siwon yang siap melayangkan pukulan ke arah ayahnya. Dengan tubuh mungilnya, ia mencoba untuk melindungi Kyuhyun yang tersungkur jatuh.

Keping hitamnya berembun. Bibir mungilnya mencebik , isakan-isakan kecil lolos darinya. Siwon bahkan bisa melihat jika gadis kecilnya itu tengah gemetar menahan takut yang luar biasa. Baru setelah itu Siwon sadar akan aksinya "Aigoo, seharusnya aku lebih berhati mengontrol emosi ku tadi" runtuknya dalam hati.

"Appa gwancanha"

Oh, dan lihat lah sekarang tingkah gadis itu yang memeluk ayahnya. Sandeul mengambil sapu tangan merah muda yang selalu ia kantongi lalu menyeka darah Kyuhyun. Sandeul lebih dewasa dari usianya.

"Manni appa" ucapnya parau. Membuat Kyuhyun tertegun, membisu di buatnya namun...

"Siyon oppa, appa tidak membawa Chanie pergi dari omma. Tapi appa ingin menunjukkan hadiah untukku. Gala-gala Siyon oppa memukul appa sekalang balon ku telbang semua. Hiks"

Sontak saja ucapan polos Sandeul membuat Kyuhyun tergelak menahan tawa sekaligus nyeri. Melihat putrinya seperti itu membuat Kyuhyun terperangah. Pria itu pun lalu beringsut bangkit dan mencoba meredam sakitnya lalu berdiri sejajar dengan Sandeul. "Sstt, appa gwancanha. Gadis manisku ini tidak boleh menangis. Nanti appa beri hadiah yang lebih banyak dan indah hm" ucapnya lalu memeluk dan membawa gadis itu ke dalam gendongannya.

Sementara itu dari arah yang berlawanan tampak sekertaris Park berlari tergesa-gesa menghampiri Kyuhyun. Ia sedikit melihat kekacauan yang terjadi di sana. "Presdir anda merasa baik?" tanyanya lalu sudah akan memanggil perawat namun di cegah oleh Kyuhyun.

"Hyung, ini tidak seperti yang kau pikirkan dan maaf aku tidak serendah itu dengan menculik dan memisahkan anak dari ibunya. Dan lagi, aku mohon biarkan Sandeul bersama ku sejenak" Siwon tidak bisa berkata apa-apa, sesaat setelah Sandeul berbicara dengannya tadi. Sungguh ia merasa malu. Entah mengapa ia hanya merasa malu.

"Hei! Kyuhyun" panggil Siwon saat sadar jika Kyuhyun sudah pergi membawa Sandeul masuk ke dalam rumah sakit. Dan Siwon pun sadar jika Kyuhyun saat ini tengah memakai seragam rumah sakit.

.

.

.

"Kau sakit?" meski pun sifat Kyuhyun sangat menyebalkan di mata Siwon namun ketika melihat adik sepupunya kini tengah terbaring lemah di Rumah Sakit nyatanya membuat ia luluh juga. Mau bagaimana pun Kyuhyun itu tetap adik yang ia sayang dan harus ia jaga. Dan ketika melihat diagnosis dokter tentang sakit Kyuhyun, tak ayal membuat Siwon di landa cemas. Pasalnya ini bukan sakit sepele.

"Gwancanha hyung, aku sudah menemukan obat ku" jawab Kyuhyun yang tidak mau melepaskan Sandeul dari pelukannya sampai gadisnya tertidur.

"Kapan jadwal operasinya?" tanya Siwon lagi

"Jika tidak ada halangan lusa aku akan di operasi." Jawabnya santai seolah tidak ada beban.

"Hei! Bocah tengik kau seharusnya hidup dengan baik. Dan bukannya malah merusak tubuh mu sendiri. Kau tahu kau itu bodoh dan konyol. Bahkan lebih bodoh dari seekor keledai"

Namun alih-alih marah dikatai bodoh ia malah tertawa dan hampir membangunkan Sandeul di pelukannya. Siwon pun bertanya kenapa ia tertawa.

"Aku senang kau mencemaskan ku. Ini sudah lama sekali sejak aku lulus SMA kau bersikap begitu. Hyung, saranghae... I Love You... Wo ai..."

"Hentikan sikap menggelikan mu Cho Kyuhyun. Kau membuat ku bergidik ngeri. Apakah sakit mu amat parah"

"Hyung... aku akan segera sembuh percayalah karena obat ku sudah ku temukan" jawabnya melihat Sandeul. " Aigoo, bahkan aku tidak melihat saat gigi tanggal nak" kelakarnya saat melihat raut tidur Sandeul yang membuka mulutnya seukuran jari kelingking. " Dan lagi aku masih ada hutang untuk membahagiakan mereka kan. Hyung-ah, tolong bantu aku..."

"Sungmin akan pergi ke Amerika bersama Sandeul lusa"

"Nde?"

.

.

.

*Growing Pain*

.

.

.

"Terima kasih sudah mengantar kami pulang oppa. Kau akan kembali menemai Kibum eonnie di rumah sakit?" tanya Sungmin ketika mereka sampai ke apartement.

Siwon menidurkan Sandeul dengan hati-hati di kasurnya yang bermotif hello kitty. Kamar yang nantinya Siwon persiapkan untuk kamar puterinya kelak. Sementara ini, mereka menumpang di apartement Siwon setelah mendengar kabar Kibum melahirkan.

"Besok pagi ahjumma akan datang lagi. Kau baik-baik di rumah dengan Sandeullie, telepon aku jika kau butuh sesuatu. Aku pergi dulu" ucapnya.

"Nde, oppa jangan mencemaskan ku. Jaga Kibum eonnie untuk ku."

Ucap Sungmin mengantarkan Siwon ke depan pintu. Namun langkah pria itu tertahan di ujung pintu. Pria itu ragu untuk pergi sebelum menceritakan pertemuannya dengan Kyuhyun. Petang tadi di rumah sakit.

Dan fakta jika Sandeul juga bertemu Kyuhyun bahkan sempat di tidurkan ayahnya juga mengganggu pikirannya kini. Bagaimana jika Sandeul bangun nanti dan mencari ayahnya. Lalu apa reaksi yang Sungmin berikan ketika mendengar semua itu. Dan belum lagi tentang operasi dan kepindahan mereka ke Amerika yang sama-sama lusa.

Ini membuatnya gila...

"Oppa, ada masalah?"

Lidah Siwon kelu untuk memulai percakapan. Sesekali ia melirik arloginya ini sudah sangat larut. Dan pikirannya bertambah kalut. Ia harus memilih antara mengatakannya atau tidak. Di sisi Sungmin, wanita itu sudah mulai bisa menata hidupnya tanpa bayang-bayang kepedihan luka masa lalu. Sedangkan di sisi Kyuhyun, bocah tengik itu malah ingin sekali memperbaiki kesalahannya dan mulai belajar menjadi orang yang baik.

"Beri tahu tidak ya?" Siwon bingung.

"Oppa"

"Sungmin-ah, ada hal yang ingin oppa katakan padamu. Tapi aku harap kau jangan emosi dan bisa menahan diri mu. Ini menyangkut Kyuhyun"

Tiba-tiba saja manik foxy itu melebar manakala melihat sosok yang di bicarakan oleh Siwon muncul di depannya. Rupanya sejak tadi, Kyuhyun dengan sengaja mengikuti Siwon tanpa sepengetahuan mereka. Ia nekat kabur dari rumah sakit dengan tangan masih terbalut perban infus.

"Kau"

.

.

.

"Aku gagal lagi hyung" ucapnya lemas.

"Kyuhyun-ah"

"Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengatakan maaf ku padanya, tapi tampaknya luka yang kutorehkan begitu dalam dan besar. Aku pantas mati hyung. Mungkin dengan aku mati, Sungmin bisa bahagia bersama Sandeullie."

Siwon menghela napasnya dalam. Merasa kasihan pada nasib mereka berdua. Saling tarik ulur perasaan yang berujung pada rasa sakit. Mereka hanya tidak tahu saja jika keduanya saling mencintai dan membutuhkan. Terlebih sudah ada Sandeul di tengah-tengah mereka. Ego masing-masing yang membuat mereka bergini.

"Sungmin hanya diam dan tidak mau mendengarkan penjelasan ku hyung. Ia mengusir ku pergi begitu kau pergi"

"Kyu..."

"Aku, aku... kehilangan arah. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Jika ia pergi dan tidak kembali. Bagaimana jika aku.."

"Berhentilah bersikap cengeng dan bodoh. Kau itu pria kan? Jangan jadi seorang pengecut. Kejarlah cinta mu Kyuhyun. Katanya kau cinta pada anak dan istri mu. Makanya harus kau pertahankan"

"Lalu aku harus bagaimana sekarang..."

"Tentu saja kembali dulu ke rumah sakit. Tidak lihat wajah mu sudah sangat pucat begitu."

.

.

.

*Growing Pain*

.

.

.

Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan saat ini. Pikiran ku benar-benar kalut saat tahu jika ayah dari putri ku ternyata sedang sakit parah. Aku gagal merawatnya sebagai seorang istri. Aku bahkan menjadi ibu yang gagal karena berusaha memisahkan Sandeul dengan ayahnya. Aku gagal menjadi istri untuk suami ku. Semua luka kepedihan ku selama ini membuat ku kacau balau.

Selama dua belas ini aku berusaha memberanikan diri ku untuk hidup tanpanya. Namuan nyatanya sangatlah sulit. Diri ku telah terikat kuat olehnya.

"Ada ada dengan mu Sungmin-ah. Kau begitu bodoh karena telah menyerahkan hati mu pada Cho Kyuhyun selama bertahun-tahun"

Dalam temaram aku menangis terisak di ruang tamu. Kepala ku rasanya mau pecah saat Siwon oppa mengatakan semua kebenarannya. Kesalahpahaman kami dan permintaan maaf Kyuhyun padaku.

Dan mantan suami ku itu...

"Aghhhh, hiks, hiks,..." aku tidak sanggup lagi berkata-kata. Dada ku sesak bukan main. Sebisa mungkin ku redam tangisan ku takut membuat putri ku terbangun.

"Kenapa aku begitu mencintamu" runtuk ku pada diri ku sendiri.

Aku bahkan sangat merindukan pelukannya. Sentuhannya, suaranya, semua tentangnya aku sangat merindukan Kyuhyun.

"Saranghae, Saranghae"

.

.

.

"Saranghae, Saranghae Cho Kyuhyun"

"Nado Saranghae Sungmin-ah"

Keping hitamnya membeo saat menyadari sosok yang memeluknya dari belakang. Kyuhyun, mantan suaminya kini tengah merengkuhnya dari belakang dan membalas penyataan cinta kepadanya. Lidahnya kelu untuk mengucap kata, "kau, kau bagaimana..."

"Aku tidak benar-benar pergi. Aku akan terus menempel pada mu sampai maaf ku kau terima" ucapnya mutlak.

"Aku tahu ada banyak sekali kesalahan yang kuperbuat pada mu. Bahkan mungkin dosa ku pada mu tidak akan terbayar hingga lima kehidupan. Meski pun begitu, aku sangat mencintaimu. Aku sadar selama ini yang ada di hati ku hanya dirimu. Maafkan aku yang bodoh ini. Maafkan aku yang tertutupi dendam masa lalu orang tua ku dan menyalahkan mu atas semua yang terjadi... maaf.."

"Kkkau sudah tahu tentang ini?"

"Nde, maafkan aku karena kau menahannya sendiri. Hiks, " Kyuhyun tercekat oleh isakannya sendiri. Ia menangis, batinnya menjerit pilu, gambaran prilaku buruknya di masa lalu berputar bagai rol film. Dan membuat dadanya sesak.

"Kyuhyun-ssi, gwancnha" pekik Sungmin cemas. Pasalnya Kyuhyun tengah menangis sesunggukan seperti anak kecil. Ia melihat sebuah sisi lain dari Kyuhyun yang tidak pernah ia tunjukan pada banyak orang.

"Aku akan menelpon ambulance... Ahhh"

Kyuhyun menarik tangan Sungmin dan membawa wanita itu jatuh ke pangkuannya. Dua pasang mata itu saling menyelami hati dan pikiran masing-masing. Degup jantung dan hembusan napas terdengar bersahutan.

"Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku tidak butuh ambulance. Aku tidak mau ke rumah sakit. Aku sudah menemukan obat ku. Disini, kau dan Sandeul obat ku" ujarnya

"Kyuhyun-ssi, jangan begini. Ku mohon jangan membuat keadaan semakin sulit. Kita sudah memiliki kehidupan masing-masing dan kau"

"Kau masih istri ku. Kita belum resmi bercerai kalau kau ingin tahu"

Netra itu membelalak, bibirnya terkatup begitu Kyuhyun dengan tiba-tiba membungkamnya dengan sebuah ciuman lembut. "Saranghae"

Entah setan apa yang merasukinya, Sungmin larut dalam dekapan hangat dan kecupan yang Kyuhyun berikan padanya. Air matanya jatuh ketika kalimat cinta mengalun dari Kyuhyun untuknya. Dan apa ini mereka belum berpisah?

"Aku tidak pernah menandatangainya Min-ah. Aku bahkan membatalkan gugatan cerai mu"

"Ttapi bagaimana bisa kau?"

Kyuhyun tersenyum dan 'tak' jarinya menyentik kening Sungmin yang tertaut. "Kau tahu siapa diri ku" Sungmin tentu saja tahu, dengan segala kuasa yang Kyuhyun punya tentu saja mudah baginya.

Maniknya kembali menyelami apa yang tersembunyi di balik tatapan Kyuhyun. Ia berusaha memahami isi hati mereka berdua. Keputusan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Tentang dirinya, tentang puterinya, dan tentang Kyuhyun.

"Saranghae"

Dan kembali Kyuhyun mengecup bibir istrinya itu sebelum ia bersuara kembali. Air mata keduanya tumpah, di saat yang bersamaan. Kyuhyun mengeratkan pelukannya dan membawanya ke posisi yang nyaman. Ruangan temaram menjadi saksi bisu pergulatan mereka berdua.

"Kyuhyun-ssi"

"Ku mohon pada mu percayalah pada ku. Beri aku kesempatan ke dua untuk memulai semuanya dari awal bersama dan Sandeul. Jangan pergi lagi. Tidak boleh ke Amerika atau pun ke mana-mana. Kau hanya boleh bersama ku mulai sekarang" ucap Kyuhyun mutlak.

Sungmin kalah, ia kembali kalah dan jatuh dalam pesona Kyuhyun. Setelah sekian lama, akhirnya hati yang tersakiti itu berbunga.

"Terimakasih" bisik Kyuhyun di telinganya, "Saranghae"

.

.

.

Ini bukanlah sebuah akhir dari cerita kita Min-ah, melainkan sebuah awal yang baru untuk kita. Aku ingin membuat kehidupan keluarga kecil kita di penuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran. Ku mohon, bantulah aku untuk mengawalinya bersama. Aku, kau dan Sandeul.

.

.

.

THE END

.

.

.

Sign

-hyejinpark-

17012017|23:45