Aidoru!
Disclamer: Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi, cerita ini milik saya~
Pair: AoAka, KagaKuro and another(maybe)
Genre: humor (maybe), romance (absurd).
Warning: sho ai, garing, ooc, typo, anehdll
A/N: hai hai saya kembali, padahal baru tadi pagi saya publish fic baru, ah gomenne kalo readers-san bosan dengan penname 'RinRin NaRin desu' yang sering nongol DX
Saya hanya sedang mood menulis :3 (hooi kenapa nggk nglanjutin yang multichap aja bakauthor!)
Saya buntu kalo suruh nglanjutin yg multichap, harus ada mood dobel dlu baru saya ngetik lanjutannya XD (tak patut)
Tertarik? Silahkan review :D
Tidak Tertarik? Silahkan klik tombol 'Back'
Tertarik, tapi gak mau review? Silahkan 'Fav' XD
Tidak tertarik tapi mau review ? Ampun jangan Flame DX
Reader and Silent Reader, welcome :D
Enjoy Reading Minna :D
.
.
.
Tap tap tap
"Cih! Sialan orang-orang itu masih saja mengejarku!" seorang pemuda kekar berlari kencang, berkali-kali mengumpat sembari menengok kebelakang.
Hosh hosh
"Ta-tak bi-sakah...me-reka membiarkanku libur, huuh!" teriaknya kesal.
Tap tap tap
Dia berbelok di salah satu cabang jalan. Kepalanya yang tertoleh kebelakang tak menyadari sosok yang beberapa meter di depannya.
BRUUUK
"I-itte!" tubuh besar itu jatuh tepat di atas pemuda mungil yang merintih kesakitan. Pandangan mata itu bertemu. Dark blue dan Scarlet. Pemuda mungil berambut merah itu merengut, kedua alisnya bertaut sepertinya beban di atasnya yang menyebabkan ekspresi itu."Cepat berdirilah, baka kau berat!"
Tak ada respon dari pemuda di atasnya. Si pemilik biner biru tua itu masih intens memandangi si objek mungil di bawahnya.
"Kau tuli ya! Cepat menyingkir dasar orang aneh!"
Telinganya berdenging gara-gara suara pemuda merah yang tampak sangat -buru pemuda tan itu berdiri."Ma-maaf." Tangannya terulur untuk membantu si merah bangun dari posisi terlentang di trotoar.
"Hei itu dia! Aomine Daiki!" orang-orang dengan jas hitam, kacamata hitam, badan besar berlari kearah dua pemuda itu.
"Hiiiiee!" tanpa pikir panjang si Aomine Daiki itu menarik tangan pemuda mungil itu dan reflek menggendongnya di depan ala bridal. Si surai biru berlari kencang, tak peduli topi yang ia kenakan terbang begitu saja, kacamata hitam yang ia pakaipun juga sudah tak berada diposisinya. Tapi untung masker yang ia gunakan masih menutupi separuh wajahnya.
"Hei turunkan aku!" si merah memperkeruh suasana. Dia menendang-nendangkan kakinya ke udara, kedua tangannya juga ia gunakan untuk memukul di pelaku penggendongan(?).
"Hei jangan pukul wajahku! Sakit tau! Lebih baik kau dia saja, aku sedang kabur jangan banyak bergerak!" protes pemuda yang menggendong si merah.
"Aku tak menyuruhmu untuk menggendong, cepat turunkan aku."
"Urusai! Menurunkanmu sama saja membuang waktuku untuk kabur dari mereka!" siang itu, di pinggiran toko-toko di Tokyo seorang pemuda kekar berlari-lari sambil menggendong seorang pemuda mungil, di belakang mereka terdapat lima atau mungkin delapan pria dewasa yang ikut berlari.
"Aku harus bersembunyi dimana? Sialan!" kakinya sudah pegal, nafasnya juga mulai sesak.
Pemuda biru itu melirik orang yang berada digendongannya. Pemuda mungil itu sepertinya sudah bisa tenang dan tidak memberontak lagi."Di...dimana ru...rumahmu...hosh hosh."
"Untuk apa kau tanya rumahku." Jawab si merah kalem, rupanya dia sudah mulai tak peduli berada digedongan pemuda tan ini.
"U...untuk ber...bersembunyilaaah!" dengan nafas terengah dan memburu pemuda itu menjawab.
"Rumahku tak akan menampung perampok atau pencuri atau preman sepertimu." Jawab pemuda mungil itu sarkatik. Si tan berbelok disebuah gang sempit berharap orang-orang tadi tak mengetahui tempat persembunyiannya. Diturunkannya si merah.
"Haaaa...a-apa, a-aku bukan perampok haaah-atau pencuri seperti yang kau katakan haah-!" nafasnya tersenggal, dia lelah sekali.
"Apa peduliku."
"Tolonglaaah, aku akan memberimu tiket dinner gratis bersamaku."
"Ha? Siapa kau percaya diri sekali menawariku dinner bersama orang asing sepertimu!" jawab pemuda mungil ketus.
"Ka-kau tak mengenalku?"
"Kau adalah orang asing yang menabrakku, lalu menggendongku dan lari dari kejaran orang-orang tadi, lalu kau membawaku ke gang sempit seperti ini, dengan kata lain kau adalah penjahat."
Si tan menghela nafas berat, mungkin karena penyamarannya pemuda merah ini jadi tak mengenalnya. Yah meskipun penyamarannya sudah tak terlalu terlihat. Tapi untuk menjelaskan pada sosok di depannya sepertinya dia harus membongkar penyamarannya. Jari-jari berwarna tan itu menarik kacamata hitamnya, pemuda di depannya masih menatap datar. Lalu beralih ke masker yang menutup sebagian wajahnya, pemuda merah itu mulai jengah.
Aomine Daiki, mengacak rambut birunya frustasi."Kau tetap tak mengenalku?" si merah menggeleng.
"Single Unstopabble? Penyanyi Aomine Daiki?" mata merah itu menatapnya dengan pandangan sama sekali tak peduli."Patner duet Kagami Taiga yang baru saja mengadakan mini konser tak jauh dari sini." Pemuda mungil memandang tak tertarik."Personil D'Zone." Ucap Aomine dengan nada putus asa, namun detik berikutnya mata merah itu membulat. Mata dark blue Aomine berbinar.
"Oh, jadi kau orang yang membuat Tetsuya pulang malam hanya untuk melihat konser musik keras tak beraturan itu."
"E-eh? A-apa maksudmu?"
"Terima kasih Tuhan kau telah menemukanku dengan orang yang sangat ingin aku bunuh." Keringat dingin Aomine turun deras di keningnya.
"Ke-kenapa kau ingin membunuhku! A-aku artis ter-terkenal loh."
"Peduli setan kau siapa!"
"Gara-gara konsermu itu, adik kecilku jadi masuk angin!"
E-eh, apa pemuda di depannya ini seorang brother complex?
"I-itu bukan salahku!"
"Tentu saja salahmu a_"
"Nii-san?" si kepala merah menoleh."Kau kah itu?"
"Tetsuya? Kenapa kau bisa ada di sini?"
"Ah ternyata benar. Hanya sedang mendatangi acara meet and greet idolaku." Jawab sosok mungil di mulut gang."Kau sendiri sedang apa nii-san?"
"Ti-tidak sedang melakukan apa-apa." Jawab sang kakak gagap, sang adik hanya bergumam oh.
"Nii-san mau pulang bersamaku?" tanya sang adik. Si kakak mengangguk dan berjalan meninggalkan pemuda tan yang masih terdiam di sudut gang.
"Teman nii-san tidak ikut?"
"Dia bukan temanku, ayo pulang."
"Hei, jangan meninggalkanku di sini, aku buta arah."
"Apa peduliku." Pemuda itu berujar sinis."Dan jangan mengikuti kami, dim." Umpatnya, saat mengetahui Aomine Daiki berlari kecil mengejarnya.
"Nii-san, jangan kasar begitu." Bela sang adik."Ano ne nii-san kau boleh ikut ka...mi." mata biru muda itu membulat saat mendapati siapa lawan bicaranya."Aomine Daiki-san!"
"Yo, salam ken_ a-are ma-mana orang yang me-memanggilku?" Aomine celingukan, gang ini sepi hanya ada dia dan pemuda merah di depannya.
"Aku di sini."
"Huuuwaaaa!"
"Jangan berteriak di depan adikku, aho!"
"A-adikmu?" Aomine meneguk ludah."Sa-salam kenal,"
"Aomine Daiki-san salam kenal aku Akashi Tetsuya! Empat belas tahun. Aku penggemar D'Zone!" ucap si biru muda antusias. Ini membuat sang kakak yang berada di sampingnya melebarkan mata merahnya, adiknya yang emotionless menjadi sangat berekspresi. Ini membuat pemuda merah itu –Akashi Seijuurou- merasa cemburu, pasalnya sang adik jarang sekali terlihat berekspresi di depannya.
"Se-senang berkenalan denganmu Tetsu_"
"Jangan sok akrab dengan adikku, orang asing!" marah sang kakak.
"Nii-san." Mata biru muda sang adik –Akashi Tetsuya- menggelap."Biarkan Aomine Daiki-san memanggilku seperti itu." Auranya pun jadi ungu kehitaman.
"Ha-ha'i." Adiknya sangat menyeramkan, apa si biru muda seorang yandere.
"Ano Aomine Daiki-san, mau mampir ke rumah kami?"
"Tetsuya!"
"Apa itu boleh?"
Tak memperdulikan protes sang kakak dia menjawab. "Tentu!" ah lihat sang adik tersenyum lebar dan senyum itu jarang ia dapat. Kenapa si dim ini mendapatkannya dengan sangat mudah! Sialan kau dim, akan ku bunuh kau, Seijuuro meremat sesuatu di saku celanya.
.
.
.
"Jadi kau penggemar berat Kagami ya?" Tetsuya mengangguk."Aaah dia beruntung ya mendapat fans yang imut sepertimu."
Ctik
Satu urat siku-siku nangkring indah di jidat Seijuurou."Jangan kau gombali adikku!"
"Nii-san." ekspresi adiknya menjadi datar.
"Ta-tapi Tetsuya." Elakan Seijuurou malah menghasilkan tatapan kesal dari sang adik. Menghela nafas berat.
"Ah ngomong-ngomong aku belum berkenalan denganmu ya." Seijuurou melirik si dark blue, sangat tak berminat berurusan dengan orang gelap ini."Pertama-tama perkenalkan, Aku Aomine Daiki, personil D'Zone, dua puluh satu tahun. Salam kenal." Aomine mengedipkan satu matanya, biasanya kedipan mata mautnya itu mampu membuat para fans berteriak histeris dengan teriakan-teriakan betapa tampan dan kerennya Aomine. Namun seribu sayang, kedipan mata itu malah membuat Akashi Seijuurou merasa ingin muntah, please dia masih normal.
"Akashi Seijuurou, sembilan belas tahun, dan aku bukan penggemarmu." Jawabnya dingin.
Aomine merengut."Begitu sekali jawabanmu."
"Memangnya aku peduli." Dan selanjutnya, Seijuurou melangkah pergi meninggalkan ruang tamu."Berani kau menyentuh Tetsuya, jangan harap bisa melihat matahari esok." Ancamnya di ambang pintu, sebelum benar-benar pergi menuju kamarnya di lantai dua.
"Kakakmu PMS ya, Tetsu?"
"Entah. Ah ngomong-ngomong Aomine Daiki-s_"
"Panggil aku Aomine, Aomine Daiki-san terlalu panjang."
"Ano Aomine-kun, kapan Kagami-kun merilis lagu solonya?"
"Ha? Kenapa kau bertanya padaku?"
"Ya, karena kau patnernya."
"Kau temui saja dia langsung."
"Memangnya bisa?"
"Kenapa tidak, ah aku baru ingat." Aomine merogoh saku jaket biru tuanya."Aku punya dua tiket dinner dengan D'Zone besok malam, sebenarnya ini hadiah spesial untuk fansku yang beruntung di meet and greet tadi, kuberikan ini padamu, kalau kau mau, dan kau bisa menemui Kagami di sana," wajah Tetsuya nampak cerah. Di sodorkannya dua carik kertas yang berbentuk persegi panjang dengan panjang kurang dari sepuluh sentimeter ke arah Tetsuya.
Dengan wajah cerah Tetsuya menerimanya."Terima kasih Aomine-kun."
"Psst, Tetsu jangan lupa kau ajak kakakmu juga ya." Sekilas Tetsuya dapat melihat seringai tipis dari bibir Aomine.
"Tentu, aku akan mengajak nii-san juga." Senyum tipis menghiasi wajah Tetsuya.
Ddrrrt drrt
Ponsel flip berwarna biru tua bergetar di atas meja.
"Ah, sepertinya managerku sudah menjemput, aku pulang dulu ya, terima kasih sudah mau menampungku di rumahmu." Aomine berdiri, diikuti Tetsuya."Sampaikan terima kasihku pada kakakmu yang manis itu ya." Aomine mengedipkan satu matanya.
"Aomine-kun, suka dengan nii-san?" raut datar itu menatapnya polos.
"Mungkin." Aomine terkekeh pelan. Mereka kini sudah berada di depan rumah, Tetsuya dapat melihat mobil hitam mulus berhenti di rumahnya.
Drap drap drap
"Ahomine kau memang sangat merepotkan!" seseorang dengan langkah menghentak-hentak berjalan kearah mereka berdua. Kacamata hitam, topi hitam dengan rambut merah kehitamannya sedikit mencuat, tak lupa jaket merah maroon yang ia kenakan.
PLETAK
Sebuah jitakan manis penuh cinta dari orang itu mampu membuat Aomine berteriak kesakitan."Bakagami ini sakit sekali tau!" Aomine mengusap kepalanya dengan cepat.
"Salahmu sendiri, kenapa kau kabur saat acara meet and greet tadi, huh!"
"Aku bosan melihat gadis-gadis berteriak, itu membuat telingaku panas, tau!"
"Itu bukan alasan!" bentak si Bakagami.
"Ka-ka-kagami-kun?" pertengkaran dua pemuda tinggi itu terhenti saat mendengar suara pelan penuh kegugupan.
Si surai merah kehitaman menoleh."Si-siapa yang me-memanggilku?" dia bertanya pada Aomine dengan raut horor.
"Dia fansmu bodoh, tundukkan kepalamu ke sisi kanan!" perintah Aomine.
"Huwaaa!" si surai merah kehitaman yang diketahui bernama Kagami Taiga, terjengkang kebelakang.
"Hei, reaksimu berlebihan sekali Bakagami!"
"A-aku kaget Ahomine!"
"Go-gomen Kagami-kun." Tetsuya menundukkan kepalanya.
Kagami bangkit dari posisi terjatuhnya."A-aku yang seharusnya minta maaf, emm siapa namamu?"
"Akashi Tetsuya, fa-fans be-beratmu." Kulit pipi pucat itu merona. Kyuun kawaii.
"Sa-salam kenal." Kagami ikut gugup, padahal dia sering melihat banyak gadis merona karenanya tapi entah kenapa pemuda ini berbeda.
"Ehem, Dai-chan, Taiga-chan kenapa kalian berdua berlama-lama di situ, kalian masih ada beberapa pertemuan, dan aku tak mau jadwal yang aku buat berantakan!" seorang wanita berambut pink berteriak dari dalam mobil."Dan ini sudah jam dua! Jam tiga kalian ada meet and greet fans di Kyoto!"
"Urusai Satsuki!" keluh Aomine sambil beranjak dari tempatnya berdiri, tak lupa dia menarik Kagami yang ternyata ikut merona."Jya Tetsu! Kutunggu kalian besok!"
.
.
.
Tok tok tok
"Nii-san."
"Masuk."
Tetsuya membuka pintu coklat itu pelan."Nii-san ada yang ingin aku bicarakan."
"Apa itu Tetsuya?" sang kakak mengalihkan pandangannya dari laptop putih di pangkuannya. Tetsuya duduk dipinggir tempat tidur.
"Nii-san ada waktu besok malam?"
Seijuurou menelengkan kepalanya."Emm sepertinya, ada apa?"
"Aomine-kun," dahi Seijuurou mengkerut, tak suka."Memberiku ini." Tetsuya menunjukkan dua buah kertas dengan warna yang mencolok.
"Apa itu?"
"Tiket dinner dengan D'Zone. Aomine-kun bilang aku harus mengajak nii-san."
"Kenapa orang itu sok akrab sekali." Gerutu Seijuurou pelan.
"Bukan sok akrab nii-san, tapi karena dia memang orang baik." Sang adik berujar datar.
"Baik-baik aku ikut, tapi hanya untuk mengawasimu."
"Ha'i! Arigatou nii-san."
.
.
.
"Jadi siapa bocah biru muda tadi? Calon korbanmu?"
"Hei jaga bicaramu Bakagami! Dia adik dari orang yang aku temui di jalan tadi."
"Lalu?"
"Yah, aku tertarik dengan kakaknya." Aku Aomine.
"Jadi ceritanya kau sedang jatuh cinta?" si merah menahan tawa.
"Jangan tertawa hei! Lagipula aku hanya tertarik belum tentu aku menyukainya." Elak si biru.
"Bagaimana kakaknya? Apa dia berdada besar?"
"Sebaliknya."
"Haaa! Maksudmu dia rata? Tak biasa kau menyukai gadis rata." Aomine memandang Kagami sinis.
Si tan menghembuskan nafas berat."Dia bukan gadis." Mata merah gelap itu seolah-olah akan keluar dari rongganya.
"Pfftt_huahahaha! Kau homo? Huahaha aku tak menyangka! Sepertinya aku harus menjaga jarak darimu, aku tak ingin jadi korbanMU!"
"BAKAGAMI SIALAN!" raung si korban penghinaan."Jangan menarik kesimpulan sembarangan! Aku masih normal bodoh!"
"Kau sendiri yang bilang kalau kau tertarik dengan laki-laki, laki-laki dengan laki-laki kau masih berkilah kalau kau normal, huahahaha mungkin sekarang aku harus memanggilmu MAHOmine!" gelak tawa menggelegar di ruangan tempat D'Zone berlatih."Aku jadi penasaran seperti apa dia?" Kagami menyeringai lebar, seakan sangat puas bisa mengerjai temannya ini.
Ingin rasanya Aomine mencekik leher Kagami."Oh aku baru ingat ternyata kau juga bukan pemuda normal." Aomine menyeringai penuh kemenangan.
"Ha! Apa maksudmu AHO!"
"Kau merona saat melihat Tetsu, bukan begitu?"
"Aku ti_"
"Kagami Taiga, dua puluh satu tahun merona melihat wajah seorang remaja empat belas tahun. Kau nyaris menjadi pedofil bung!" skak mat Kagami tak bisa melawan kata-kata Aomine.
"Cih sialan kau, kita lihat saja siapa yang beralih orientasi lebih dulu." Tantang Kagami kesal.
"Pasti kau yang belok duluan Bakagami." Aomine menyeringai lebar.
.
.
.
To be Continue
Aaaaampuunn jangan bunuh saya karena bikin multichap lagi DX /sembunyi di kolong meja
Saya hanya ingin menyalurkan ide saya yg awesomphh! /dibekep GOM /ngarep
Gomen kalo settingnya nggak jelas DX
Atau alurnya terkesan kecepetan atau malah mainstream banget, saya hanya ingin membahagiakan Aomine(?) /plak
Ok saya sudahi cuap-cuap saya, mohon kritik dan sarannya minna~~
Dan mohon kerjasamanya juga~
Salam cantik(?)
RRNRd