Author Note :
Yo semua, maaf atas kelancangan saya membuat fiction baru sebelum yang satunya beres. Karena ya··· kalian tahu? Otak saya ngebet banget mau publish fiction ini.
Oke, Selamat membaca !
Disclaimer : I don't own anything.
Genre : Adventure, Supernatural, Romance.
Pair : Naruto. U x ?
Rate : M
Warning : AU, OOC, Typo, Emotionless-Naruto, Extreme-Stong!Naruto, Godlike!Naruto(Maybe).
Summary : Yang orang banyak orang ketahui Ia hanyalah seorang arogan yang bersembunyi di balik nama Bangsawannya. Tapi itu salah, Ia adalah seorang Kesatria yang siap melakukan apapun demi tujuannya.
Prologue
Konoha, hanyalah sebuah Negara kecil yang berada di Semenanjung Honshu. Ya, Negara ini berbatasan langsung dengan Jepang. Menurut legenda, Dulunya Konoha ditempati oleh Kaum Ninja. Oleh sebab itu Konoha dijuluki Negara Ninja terutama oleh Masyarakat Jepang.
Sebagai Negara Kecil, Konoha bisa dikategorikan sebagai Negara Maju.
Sebagai Negara yang berbatasan langsung dengan Jepang, Konoha bisa dibilang mengadopsi unsur-unsur Jepang. Mulai dari Bahasa, Kepercayaan sampai Sistem Pemerintahan.
Sistem Pemerintahan? Ya, Konoha juga dipimpin oleh seorang Kaisar yang dibantu oleh Perdana Menteri. Sejak terbentuk, Konoha sudah tiga kali berganti kekuasaan.
Mulai dari Kaisar Pertama, Hashirama Senju yang dikatakan masih keturunan Ninja.
Sampai sekarang, Kaisar generasi keempat, Namikaze Minato. Yang digadang-gadang akan menjadi Kaisar Tersukses di Konoha. Bayangkan saja, Diusianya yang masih empat puluh tahun Dia telah bisa membuat Negara Kecil seperti Konoha menjadi Negara Maju.
Pada usia dua puluh dua tahun, Minato yang saat itu masih menjadi Putra Mahkota mempersunting seorang warga sipil asal Kuoh, Uzumaki Kushina yang Ia temui dalam salah satu kunjungannya ke kota Kuoh.
Dari pernikahannya, Mereka dikaruniai Dua orang Putra dan Seorang Putri.
Putra pertama, yang sekarang menjadi Putra Mahkota Konoha mereka namai Naruto. Namikaze Naruto.
Putra kedua, mereka berinama Namikaze Menma.
Dan Anak bungsu sekaligus Putri satu-satunya mereka namai Naruko Namikaze.
Naruto? Menma? Merasa familiar? Ya, Nama mereka memang dari bahan baku makanan kesukaan Ayah mereka, Ramen.
Dan Naruko? Oh, Mereka hanya sedikit memfariasi nama kakaknya sulungnya. Kenapa? Ya, karena mereka berdua sangat mirip.
Dan·· Oh ya, Naruto dan Menma itu Saudara Kembar. Sedangkan Naruko selisih dua tahun dari kedua kakaknya.
Mereka betiga bersekolah di tempat yang sama, Konoha High School. Sekolah elit di Negara Konoha.
Di Sekolah, tidak ada yang tidak mengenal trio Namikaze. Selain karena faktor Ayah mereka yang merupakan Kaisar yang menjabat. Juga faktor 'pesona' individualis mereka.
Namikaze Naruto, sebagai Putra Pertama mendapat kehormatan untuk menjadi Putra Mahkota sekaligus calon Kaisar jika nanti Ayahanda-nya berhenti.
Bagaimana perasaannya? Harusnya senang, kan?
Harusnya jawabannya iya, kan?
Tapi tidak untuk Naruto, Dia tak suka dengan semua ini.
Naruto POV
Hey kalian semua. Seperti yang kalian tahu, Aku adalah Namikaze Naruto. Seorang Putra Mahkota dari Konoha.
Dan ya, akan menjadi seorang Kaisar di suatu saat ketiga Ayahku-kaisar yang menjabat-memundurkan diri.
Kalian pikir Aku senang dengan itu? Jika iya, kalian salah besar.
Kalian pikir Aku aneh? Yah, mungkin kalian benar. Tapi yang jelas, Aku tak suka hidupku yang sekarang.
Coba bayangkan, setiap bepergian ke manapun Ayah selalu mengirim mininal dua bodyguard untuk mengawalku. Dia pikir Aku barang antik apa? Dan ya, Aku tahu dia melakukan itu karena dia tak ingin ada hal buruk terjadi padaku.
Tapi ayolah, kalau Aku mau aku bisa menghabisi selusin preman pasar dalam waktu kurang dari sepuluh menit.
Mungkin kalian tidak tahu, Aku ini sangat ahli menggunakan pedang.
Ya, itu karena di Sekolah Aku adalah atlet kendo terbaik. Walaupun pedang agak sedikit berbeda dengan shinai yang biasa kupakai, tapi tekniknya 'nggak beda jauh lah.
Selain itu, aku juga merupakan manusia yang 'spesial'. Tentunya bukan spesial karena Aku seorang Putra Mahkota. Aku spesial karena Tuhan memberiku sebuah artefak suci-oh bukan, lebih tepatnya sebuah senjata-oh tidak, mungkin lebih tepatnya sebuah kemampuan.
Ah sudahlah, yang jelas sesuatu itu disebut Sacred Gear.
Darimana Aku tahu? Aku mengetahuinya dari Michael.
Ya, salah satu serafhim itu datang menemuiku di dalam mimpi. Michael juga menawariku untuk belajar di bawah naungan-nya. Dan tentu saja Aku menerimanya, Hal sama takan terulang untuk kedua kalinya, kan?
Oke··· kembali ke topik, Untuk belajar pada Michael aku harus pergi ke Surga.
Tadinya aku berpikir bahwa aku harus mati sebelum bisa ke Surga, tapi ternyata tidak begitu. Untuk itulah, aku berencana untuk pergi dari sini untuk mempelajari Sacred Gearku.
POV End
Terlihat seorang pemuda blonde berseragam Konoha Academy sedang berjalan sendirian di jalan yang sepi.
Ya, Dialah Namikaze Naruto. Terlihat Naruto berjalan sambil mengumpat-umpat gak jelas.
"Cih, beraninya Dia menyuruhku berjalan kaki hanya karena seorang wanita." Umpatnya entah pada siapa.
"Ah, Mungkin seharusnya aku membawa Mobil sendiri ke Sekolah. Cih, Kuso !"
Duk !
Naruto menendang sebuah tiang rambu tak bersalah yang berada di dekatnya.
"Aw!" Naruto meringis sambil lompat-lompat gak jelas.
Ah, mungkin Dia kesakitan.
Ditengah perjalanan, Tiba-tiba muncul kabut aneh yang menyelimuti kakinya dan perlahan menjalar ke seluru tubuhnya. Naruto tampak kaget namun anehnya tak bergerak sama sekali, alih-alih berontak Nauto malah menutup matanya seolah pasrah akan kabut aneh yang seakan memakannya tersebut.
Merasa tak terjadi apa-apa dengan tubuhnya, Naruto kembali menampakan iris safirnya yang tak pernah menunjukan emosi yang berarti. Dapat Ia lihat didepannya enam orang yang mengenakan pakaian berbeda-beda dan cenderung aneh menurutnya.
"Namikaze Naruto." Panggil seorang berambut hitam pendek dan mengenakan gakuran dan celana yang mirip dengan setelan China kuno serta menenteng sebuah tombak di bahunya.
"Apa maumu?" Tanya Naruto dingin, Manik biru safirnya menatap tajam lawan bicaranya.
"Ah, mari kita mulai dari perkenalan. Namaku Cao cao. Keturunan Cao cao yang terkenal, Cao mengde yang tercatat dalam Record of Three Kingdom."
"Lalu?"
"Aku ingin kau bergabung dengan organisasi kami." Ucap pemuda China yang mengenalkan dirinya sebagai Cao cao.
"Organisasi macam apa?" Naruto tampak tertarik dengan organisasi yang beranggotakan orang-orang yang menurutnya unik tersebut.
"Organisasi kami··· berisikan orang-orang spesial, orang-orang yang diberkahi kekuatan oleh Tuhan. Sama sepertimu." Jelasnya.
"M-maksudmu····" Naruto tampak kaget mengetahui orang didepannya ini mengetahui rahasianya.
"Ya, kami semua memiliki Sacred Gear." Potong Cao cao.
Terlihat Naruto sudah sembuh dari kekagetannya.
"Apa tujuan organisasimu?" Ya, Naruto tidak cukup bodoh untuk mengetahui terbentuknya sebuah organisasi pasti untuk mencapai sebuah tujuan.
"Kami hanya ingin membantu pemimpin kami mencapai tujuannya." Ucap Cao cao.
Namun sayangnya Naruto dapat melihat kebohongan dalam ucapannya.
"Katakan yang sebenarnya !" Bentak Naruto.
"Ah, anda terlalu agresif Tuan Muda Namikaze. Asal kau tahu, disini kami bisa dengan mudah membunuhmu." Ucap seorang berambut perak yang berdiri di belakang Cao cao sambil mencabut sebuah pedang dari sarungnya.
"Cukup Siegfried." Cao cao memandang tajam orang yang berdiri di belakangnya tersebut. Orang yang tadi disebut Siegfield tersenyum masam mendengar perintah Cao cao, sebelum kembali menyarungkan pedangnya.
Cao cao kembali menatap Naruto "Baiklah, tujuan kami sebenarnya adalah untuk memusnahkan eksistensi jahat."
"Eksistensi jahat?" Naruto menautkan alisnya bingung.
"Ya··eksistensi yang mengancam kita sebagai manusia."
"Cao cao!"
Semua orang disana mengarahkan pandangannya pada orang yang berani-beraninya menginterupsi perbincangan ketua mereka.
"Ada apa, Heracles?!" Cao cao tampak tak suka obrolannya disela.
"Kenapa kau mengatakan tujuan kita pada orang asing sepertinya?" Tanya seorang pria tinggi tegap yang tadi dipanggil Heracles.
"Karena Aku mempercayainya." Jawab Cao cao enteng.
"Aku percaya dia takan membocorkan rahasia kelompok yang akan menjadi organisasinya." Cao cao tampak percaya bahwa Naruto tidak akan menolak tawarannya.
"Kau terlalu percaya diri." Desis Naruto.
"Kita lihat saja nanti." Ucap Cao cao sambil tersenyum kecil.
"···" Hening, tidak ada yang berniat membuka pembicaraan kembali.
Hingga····
"Namikaze Naruto, kudengar kau cukup ahli menggunakan pedang. Mau bermain sebentar?" Ajak seorang pria yang Naruto ketahui bernama Siegfried.
"Ah! Aku tak membawa pedang." Ucap Naruto.
"Tak masalah. Jeanne, bisa bantu aku?" Tanya Siegfried pada seorang wanita cantik berambut pirang yang berdiri disampingnya.
"Tentu, Sieg-kun." Seakan mengerti apa yang lawan bicaranya inginkan, wanita bernama Jeanne tadi memunculkan sebuah pedang dan lalu memberikannya pada pria berambut perak di sampingnya.
"Pakai ini." Siegfried melemparkan pedang yang diterimanya dari Jeanne pada Naruto.
Hap !
Naruto berhasil menangkap pedang yang Siegfried lemparkan dengan sempurna. Naruto tampak kaget dengan aura yang terpancar dari pedang yang digenggamnya.
"Kaget, eh? Itu pedang suci, senjata terbaik untuk membunuh iblis." Ucap Siegfried seraya mencabut salah satu pedangnya.
"Baiklah, mari kita mulai." Lanjutnya.
Naruto berlari dengan cepat ke arah Siegfried dengan sebuah pedang terkepal erat di tangan kanannya.
'Swust' 'trank' Naruto menebaskan pedangnya terus menerus secara frontal namun selalu dapat ditahan Siegfried juga dengan pedang.
"Kau harus merencanakan gerakanmu sebelum menyerang." Ucap Siegfried yang masih setia menahan serangan Naruto.
Hap !
Naruto melompat kebelakang, nafasnya terengah-engah.
Naruto kembali lari dan menebaskan pedangnya, namun kembali dapat ditahan.
Melihat serangannya kembali bisa ditahan dengan mudah, Naruto melakukan sebuah manuver dengan memutar tubuh tubuhnya 360 lalu coba menebas leher lawannya dari sisi kiri.
Trank !
Pedang kembali beradu, Siegfried kembali dapat menahan serangan Naruto dengan pedangnya.
Naruto tersenyum saat menyadari pegangan Siegfried pada pedangnya yang sedikit mengendur.
Mencoba memanfaatkan monentum, masih dalam posisi beradu pedang Naruto melakukan sedikit gerakan mencungkil kebawah.
Dan berhasil !
Pedang yang dipegang Siegfried terjatuh ke atas aspal. Semua orang yang melihatnya memasang ekspresi terkejut tak terkecuali Cao cao
Bagaimana tidak? Naruto yang-masih-murid SMA biasa dapat menjatuhkan pedang Siegfried salah satu pengguna pedang terbaik di Golongan Pahlawan. Ya··· Walaupun mereka tahu Siegfried sama sekali belum serius, tapi tetap saja itu sesuatu yang mengejutkan.
"Ah, ternyata rumor yang beredar benar. Baiklah, karena kau telah berhasil menjatuhkan pedangku akan kuperlihatkan padamu senjata terkuatku." Ujar Siegfried sambil kenbali memegang sebuah pedang. Kali ini bukan pedang biasa, terlihat jelas dari aura kelam yang seakan menjanjikan ajal bagi siapapun yang tertebas.
"Ini pedang iblis terkuat Gram, pedang yang pernah dipakai membunuh salah satu King-Dragon Fafnir." Siegfried mengenalkan pedang di tangan kanannya dengan bangga.
Namun sesuatu yang aneh terjadi···
Pedang Gram memancarkan sebuah pancaran saat diarahkan pada Naruto.
"A-apa? Pedang kaisar Iblis Gram merespon pada Namikaze Naruto ?!" Semua orang tak terkecuali Siegfried sendiri memasang wajah Extra-terkejut melihat itu. Kecuali Naruto yang sama sekali tak mengerti dengan apa yang terjadi.
Dengan reflek yang sangat bagus, Siegfried kembali menyarungkan pedang iblis terkuat itu. Ya, karena Dia tahu dia takan bisa lagi menyentuh Gram jika pedang itu sudah memilih pemilik barunya.
"Merespon? Apa maksudnya?" Naruto masih tampak bingung dengan kejadian yang dialaminya sekarang.
"Pedang Kaisar Iblis Gram telah memilihmu menjadi pemilik barunya." Ucap Jeanne memberi penjelasan.
"Eh?" Naruto tampak syok mendengarnya. Bagaimana sebuah pedang bisa memilih pemiliknya sendiri? Dan lagi kenapa harus Dirinya?
"Apa kau akan memberikannya?" Tanya Heracles pada Siegfried.
"Tentu saja. Lagipula Aku tidak akan bisa menggunakannya lagi setelah ini, tapi tidak sekarang." Ucap Siegfried yang mendapat respon tatapan bingung yang berarti 'Kalau-tidak-bisa-digunakan-kenapa-tidak-diberikan-?' Dari semua orang minus Cao cao yang sepertinya mengerti maksud Siegfried.
"Aku akan memberikannya saat Dia nanti sudah resmi menjadi anggota kita. Kalian tahu? Bisa merepotkan jika orang sepertinya dengan Pedang Gram menjadi musuh kita." Siegfried mengklarifikasi ucapannya.
"Baiklah, jadi bagaimana?" Tanya Cao cao kembali ke topik.
"Akan kupikirkan." Ucap Naruto seraya menjatuhkan pedang yang sedari tadi dipegangnya.
"Kuharap saat pertemuan kita selanjutnya kau sudah memiliki jawabannya." Ucap Cao cao
Naruto hanya mengangguk mengiyakan. Kabut tipis mulai kembali menyelimuti tubuhnya, Naruto mulai kembali menutup matanya.
"Terima kasih pedangnya, Nona." Ucap Naruto tepat sebelum kembali di transfer ke Dunia Nyata. Namun sepertinya Naruto baru menyadari sesuatu.
'Ah jadi kabut itu ulah mereka, organisasi yang menarik.' Batinnya beserta seulas senyum yang terukir di bibir tipisnya. Namun sayang seperti biasa senyum itu tak bertahan lama dan digantikan wajah Emotionlessnya.
Sementara itu di Dimensi Buatan.
"Bagaimana menurut kalian?" Tanya Cao cao pada anggotanya.
"Dia tampan." Ucap Jeanne tiba-tiba.
"Dia istimewa, terlebih dengan Gram yang meresponnya." Ujar Siegfried.
"Ah ya, soal Gram apa kau bisa menyimpannya?" Tanya Heracles. Ya, Dia tahu pedang Iblis Grim tidak akan bisa disentuh oleh orang yang bukan pemiliknya.
"Tak masalah, selama Aku tak menyentuhnya." Ucap Siegfried enteng.
"Bagaimana menurutmu, Leonardo?" Tanya Cao cao pada pria yang sedari dari berdiri di sampingnya.
"Biasa." Ujarnya pendek.
"Kuyakin kau akan menarik kata-katamu saat tahu Sacred Gear yang dia miliki." Ujar Cao cao beseta senyuman kecil.
"Apa itu? Longinus kah?" Jeanne tampak penasaran.
"Ya, lebih tepatnya Zenith Tempest." Cao cao menyeringai saat menyadari anggotanya terkaget untuk kesekian kalinya.
To be Continued
Author Note(2) :
Ya, disini saya buat Naruto sedikit Emotionless . Untuk kekuatan Naruto disini saya beri Zenith Tempest, itu loh Longinus milik Dulio si 'joker' Surga.
Di chapter ini saya hanya menulis sedikit biografi Naruto serta Naruto yang ditawari masuk Hero Faction.
Oke, Saya ingatkan untuk yang membaca ; Jangan sungkan memberi Review. Jika kalian tak suka atau mungkin ada yang salah ungkapkan lewat review.
Berhubung chap ini baru percobaan kalian bisa tentukan nasib fiction ini.
So·· keep or delete?