Chaptero espesialo lebarano.

Selamat menikmati.


Danzo, siapa yang tidak mengenalnya? Hampir semua orang dikonoha mengenalnya. Salah satu shinobi veteran yang masih hidup sejak zaman era kepimimpinan Nidaime hokage Senju Tobirama dan telah melewati perang dunia shinobi 2&3. Merupakan murid langsung dibawah bimbingan Nidaime Hokage di tim 7 bersama Sarutobi Hiruzen,dan Utatane koharu. Penduduk konoha mengenal Danzo sebagai shinobi veteran pahlawan konoha. Namun, tak banyak yang tahu sepak terjang Danzo dibawah tanah konoha, dengan ANBU NE yang dipimpinnya, mencoba melindungi konoha dengan cara apapun meski harus melakukan pekerjaan kotor yang belum tentu skuad elite ninja lainnya mau melakukannya. Bagi sebagian shinobi, danzo adalah orang yang harus dijauhi, dekat dengannya saja adalah hal yang berbahaya, apalagi sampai dia yang mendekatimu, hal yang sangat tidak akan pernah engkau harapkan.


Setelah mendengar laporan salah satu anak buahnya, Danzo menyenderkan tubuhnya dikursi, keningnya mengkerut, mencoba berpikir. Selama ini dia selalu mengawasi Naruto, tak pernah sedetik pun luput dari pengawasannya. Maklum, menurutnya sebagai jinchuriki kyubii sudah sepatutnya mendapat pengawasan dan perlindungan, namun dalam arti lain. Mengawasi disini adalah jangan sampai dia jatuh ketangan musuh, dan mellindungi disini mempunyai maksud pastikan dia hidup sampai menunjukkan kegunaannya untuk konoha, kalaupun dia mati paling tidak dia mati demi konoha. Berbeda dengan desa ninja lainnya yang melatih jinchuriki mereka menjadi shinobi layaknya shinobi lainnya agar bisa melindungi diri mereka sendiri, Danzo justru berpikir untuk mengamankan Naruto agar tetap berada dalam tembok konoha, mensabotase pendidikannya, memberikan soal ujian yang berbeda, sampai menghasut para dewan agar Naruto tetap menjadi seorang genin sehingga tak pernah jauh dari pengawasannya. Namun, mendengar laporan dari anak buahnya tentang kemampuan Naruto yang 'tak lazim' sebagai seorang genin membuatnya dahinya berkerut, tak habis pikir. Bagaimana bisa seorang genin berusia 10 tahun yang waktu diakademi dikenal sebagai pembuat onar dan deathlast bisa menguasai Hiraishin dan kagebunshin no jutsu yang notabene adalah jutsu sekelas kage. Membuatnya berpikir dengan keras hingga akhirnya sampai pada suatu keputusan..

"Aku akan memastikannya sendiri, Naruto Namikaze..khu..khu..khu.." seringai Danzo terlihat jelas di ruang yang dingin dan gelap tersebut, segelap namanya, Yami no Shinobi.


Time skip 2 tahun kemudian

Naruto melangkah perlahan menuju kantor hokage, setelah test yang menyusahkan yang diberikan kakashi-sensei selaku jounin pembimbing tim 7 tadi, seorang sandaime hokage menemuinya-yang tentu saja membuat tim 7 terkejut-kenapa seorang hokage mau repot-repot datang ketempat latihan hanya untuk menemui bocah yang masih genin. Namun keterkejutan itu segera mereka hapus mengingat kemampuan Naruto tadi dalam test yang diberikan.

"Tok..tok..tok.."

"Masuk." Terdengar perintah dari dalam, Naruto lalu membuka pintu kantor hokage menampakkan sosok sandaime hokage aka Hiruzen yang duduk termenung dibalik tumpukan kertas-kertas dokumen yang entah mengapa tiada habisnya.

"Ah..Naruto, kau sudah datang, kemari mendekatlah!" kata Hiruzen.

"Tumben Jii-san memanggilku sendiri, apakah penting sekali?" Tanya Naruto.

"Ah..ya tentu saja, selama aku mengawasimu Naruto, dan cukup terkejut melihat perkembanganmu. Aku ingin bertanya dari mana kau belajar jurus Hiraishin, setahuku aku hanya mengajarimu cara melemparkan shuriken, control chakra, serta beberapa gulungan untuk kau pelajari sendiri?" Tanya Hiruzen.

"Oh itu, sebenarnya aku belajar dari gulungan jutsu milik ayahku, gulungan tersebut dititipkan pada Shikaku-sama. Saat aku bermain kesana Shikaku memberikan gulungan tersebut kepadaku dan sedikit mengajarkan tentang dasar-dasar hiraishin yaitu fuinjutsu, selebihnya kupelajari sendiri." Jawab Naruto.

"Dengan kemampuan seperti itu, seharusnya kau bisa saja menjadi Rookie of the year, bahkan mungkin aku bisa menaikkan pangkatmu menjadi Chuunin." Tawar Sandaime.

"Itu tidak perlu Hokage-jiji, aku menyembunyikan kemampuanku bukan tanpa sebab. Aku tidak ingin menarik perhatian, dan tentu saja karena Sasuke."

"Sasuke, apa maksudmu Naruto?" tanya Sandaime.

"Sasuke adalah sahabatku, semenjak kejadian 'itu' dia jadi lebih dingin dan sensitif. Dia tidak suka jika ada orang lain yang lebih kuat darinya, karena itulah untuk menghormati Itachi ehh.. salah, maksudku Sasuke aku menyembunyikan Kemampuanku." Naruto gelagapan karena keceplosan menyebut tentang Itachi.

"Itachi?" mata Sandaime memincing tajam ke arah Naruto, sedangkan yang dilihat sudah gugup.

"Naruto, apa ada hal yang kau sembunyikan dariku?" tanya Sandaime tegas.

"Ehh, apa maksud anda Jiji, tidak ada yang kusembunyikan." Jawab Naruto sambil menggaruk bokongnya –eh- salah maksud author kepalanya.

"Kau menyebutkan tentang Itachi tadi? Apa ada hal yang harusnya kuketahui namun tak kuketahui darimu, Naruto?"

"Hah.." Naruto menghela nafas.

"Sepertinya memang tak bisa kusembunyikan lebih lama lagi darimu, Jiji." Naruto lalu mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Hokage-jiji pasti tahu, aku dan Itachi sering berlatih bersama, dari situ kami mulai menjadi seorang sahabat. Malam itu, setelah pembantaian Itachi datang kerumahku, ia berpesan menitipkan Sasuke padaku. Sebagai seorang sahabat, aku tak bisa menolak permintaannya, apalagi melihat keadaannya yang seperti itu." Jelas Naruto.

"Tak kusangka Itachi menceritakan ini padamu, bahkan sampai mempercayakan adiknya juga. Ia pasti sangat percaya padamu, Naruto." Kata Sandaime.

"Hm, untuk itulah aku ada untuk sahabatku." Ujar Naruto.

"Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini Naruto, selain kita dan orang yang terlibat dalam rencana pembantaian malam itu, tak ada seorang pun yang boleh tahu, Sasuke sekalipun!" Terang Sandaime.

"Aku mengerti, Jiji." Angguk Naruto.

"Hah..Kau selalu memberi kejutan, Naruto. Andaikan kau bukan jinchuriki , pasti aku sudah membeberkan identitasmu sebagai seorang Namikaze, persetan dengan protes yang mungkin dilayangkan Iwagakure maupun Kumogakure nantinya, dengan begitu setidaknya kau mendapat rasa hormat penduduk desa ini dan bisa mengembangkan kemampuanmu tanpa sembunyi-sembunyi. Kau tahu sebagian penduduk desa ini-kebanyakan dari generasi sebelumnya-masih mengangap jinchuriki adalah jelmaan monster, bukan sebagai manusia seutuhnya." Ujar Hiruzen lirih.

"Hmm..tak apa Jii-san, mungkin menyembunyikan identitasku saat ini adalah yang terbaik, jika sudah tiba saatnya nanti semuanya akan ku ungkap dengan jelas dan tak ada yang perlu dirahasiakan. Tapi, ngomong-ngomong Jii-san tak memanggilku hanya untuk menanyakan hal itu kan?" selidik Naruto.

"Oh ya, tentu saja, aku mau mengenalkanmu dengan salah satu muridku, dia adalah salah satu dari anggota densetsu no sannin, dan yang lebih penting lagi dia adalah sensei dari tou-san mu, Naruto." Ujar hiruzen. Alis Naruto terangkat, menandakan ia sedikit tertarik, Hiruzen yang melihat itu hanya tersenyum simpul, membayangkan apa reaksi Naruto nanti.

"Siapa dia, Jii-san ?" Tanya Naruto.

"Dia adalah…"


Di sebuah pemandian

Terlihat seorang pria paruh baya berambut putih sedang melubangi dinding sebuah pemandian air panas di konoha, pria tersebut cekikan tidak jelas melihat pemandangan melalui lubang kecil tersebut, sesekali darah menetes dari hidungnya.

"Hi..hi..hi.., wah tak kusangka cewek disini sexy-sexy, walaupun masih muda tapi tubuh mereka sudah matang." Ujar sosok tersebut sambil menyeka darah yang keluar dari hidungnya menggunakan tisu.

"Jurus derita seribu tahun." Entah darimana asalnya, setelah mendengar suara itu yang dirasakan oleh sosok tersebut adalah rasa sakit yang amat sangat dipantatnya hingga membuatnya melayang –tercebur- kedalam kolam pemandian yang berisi para gadis-gadis. Sesaat suasana sangat sunyi sekali sampai….

1…

2…

3…

"Kyaa.., ada pengintip." Seketika suasana menjadi gaduh, para gadis itu sibuk mencari barang apa saja yang penting bisa dilempar mulai dari sepatu, sandal, gayung, linggis, cangkul, mobil (oke itu sudah keterlaluan) untuk melempari pengintip tersebut, sedangkan yang menjadi objek sasaran sudah lari terbirit-birit no jutsu entah kemana.

Beberapa jam kemudian

"Cih, sial, siapa yang berani menggangu penelitianku tadi?" ujar pria tersebut berjalan tertatih-tatih sambil celingak-celinguk mencari orang yang berani menggangu kegiatan yang dianggapnya –penelitian- itu.

"Oi.. Ero-jii san." Twitch, muncul perlimaan dikening pria tersebut, menoleh kebelakang mencari siapa gerangan yang memanggilnya paman mesum.

"Ternyata kau bocah, yang berani menggangu penelitianku tadi, sialan kau.." teriak pria tersebut pada bocah didepannya, sedangkan bocah didepannya pun tak kalah emosi dengan pria di hadapannya.

"Penelitian? Penelitian gundulmu, sejak kapan mengintip perempuan mandi disebut penelitian hah, dasar ero ojiisan." Balas bocah itu tak mau kalah.

"Apa kau bilang, namaku bukan ero jii-san bocah, perkenalkan aku adalah shinobi yang ditakuti diseluruh Genso no kuni, pertapa suci dari gunung myouboku, Jiraiya-sama no gama sennin, ha..ha..ha.." pria tersebut memperkenalkan diri dengan narsisnya, diikuti tawa yang mengelegar. Sedangkan bocah yang menjadi lawan bacotnya tadi hanya bisa berjungkir balik ria mendengar narsisnya orang tua bau tanah ini.

"Jadi orang inikah yang dimaksud Hiruzen-Jiji, jauh dari yang kubayangkan." Batin bocah itu.

"Oi paman, apa kau yang dimaksud kakek hokage itu, yang akan menjadi guruku?" Tanya bocah itu.

Tawa pria tersebut aka Jiraiya kemudia terhenti, memasang pose berpikir sambil melirik bocah dihadapanya.

"Jadi inikah putra Minato dan Kushina, rasanya sudah lama sekali." Batin Jiraiya.

"Ohh, jadi kau ya bocah kurang ajar yang akan jadi muridku? Siapa namamu nak?" Tanya Jiraiya.

"Oh ayolah Jiraiya-sama, kau adalah kakek angkatku mana mungkin kau tidak tahu namaku." Kata Naruto.

Jiraiya tertegun sejenak, "Hah..kelihatannya kakek tua itu menceritakan banyak padamu, Naruto." Katanya sambil diiringi senyum tulus.

FLASHBACK NO JUTSU

"Jadi, Hiruzen Jiisan siapa orang itu?" Tanya Naruto.

"Dia adalah Jiraiya no gama sennin, salah satu sannin legendaris, sensei tou-san mu dan juga kakek angkatmu." Jawab Hiruzen.

"Apa, jadi dia juga kakek angkatku begitu?" sembur Naruto.

"Iya, Minato sudah menanggap Jiraiya keluarganya, bahkan namamu berasal dari nama tokoh disalah satu novel karangan Jiraiya." Jelas hiruzen.

"Souka, jadi kapan aku bisa bertemu dengannya?"

"Kau selalu terburu-buru Naruto, tapi baiklah semakin cepat semakin baik, sekarang carilah dia di sekitar tempat pemandian!" titah Hiruzen.

"Baiklah, sampai jumpa Hiruzen-Jiji." Pamit Naruto sambil menutup pintu.

END FLASHBACK

"Ya..begitulah." kata Naruto.

"Jadi, sekarang apa kegiatan kita?" lanjutnya lagi.

"Sebelum kau menjadi muridku ada test yang harus kau lalui, test ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihanmu." Kata Jiraiya.

"Jadi ceritanya kita harus sparing nih?"

"yah kurang lebih begitulah."

"Baiklah ero-sennin, jadi dimana kita akan sparing?" Tanya Naruto.

"Hmm, ikut aku!" perintah Jiraiya sambil berjalan diikuti Naruto dibelakangnya, setelah beberapa menit mereka akhirnya sampai di training ground 27.

"Ini..?"

"Ya, ini adalah training ground 27, training ground legendaris yang banyak melahirkan ninja-ninja hebat, termasuk tou-san mu, Naruto." Jelas Jiraiya, Naruto dan Jiraiya telah berdiri berhadap-hadapan memasang kuda-kuda bertarung masing-masing.

"Bisakah kita mulai sekarang?"

"Kau terlalu terburu-buru, bocah. Tapi, majulah..!" kata Jiraiya.

TBC

Nama : Uzumaki/Namikaze Naruto (dirahasiakan)

Usia :12 Tahun

Peringkat :Genin

Gelar :Belum ada

Class :A-class Shinobi

Elemen :Fuuton,Suiton,Katon

Tipe jurus :Taijutsu,Ninjutsu,Fuinjutsu

Kekkai Genkai :Hiraishin, sisanya belum menguasai

Minal aidzin wal fai'idzin mohon maaf lahir dan batin.