The Pieces of My Heart

ChanBaek as main

Drama

DISCLAIMER: Tokoh miliknya sendiri,keluarga, dan tuhan. Cerita murni dari hati saya /?

+15

Warning: mengandung kata-kata tak senonoh, hal-hal yang tidak logis, GS, drama semi gagal.


Baekhyun berjalan tertatih menuju halte bus terdekat dari apartemen Chanyeol sambil menitikan air matanya. Ia tahu dari awal memang Chanyeol tidak pernah mencintainya, dan ia juga tahu bahwa Chanyeol sangat mencintai Kyungsoo. Baekhyun meruntukki kesalahannya, padahal sejak awal memang tidak ada harapan untuk Baekhyun bersama dengan Chanyeol. Baekhyun merasa dirinya lebih rendah dari pelacur. Sesudah kehilangan kehormatannya, kini harga dirinya juga sudah tidak ada, rasanya ia ingin bunuh diri.

Ia memeluk dirinya sendiri yang di terpa angin pagi sambil menangis pelan, punggung sempitnya bergetar akan nasib, bajunya yang tipis itu tak dapat menghalau dinginnya hawa pagi, air matanya yang bercucuran itu menggambarkan betapa pilu nasibnya. Ia terus menerus menyalahkan dirinya yang begitu bodoh. Ingin rasanya ia menghilang dari permukaan bumi.

"Mulai detik ini, aku tidak ingin melihat wajah jalangmu lagi."

Kata-kata Chanyeol terngiang di kepalanya bagai jarum yang berbisa, kata-kata itu semakin lama semakin membuanya menggigil, tak sanggup ia bayangkan harus jauh dari Chanyeol, laki-laki yang sangat ia cintai.

Baekhyun berjalan dengan lesu tat kala bus yang ia tunggu datang. Dengan langkah gontai ia-pun berjalan memasuki pintu bus tersebut. Langkah-langkah kecilnya menyusuri tangga bus itu. Ia kira kedatangan bus akan menghibur sedikit hatinya namun nyatanya ia salah. Senyuman supir bus juga tidak membantu suasana hatinya.

Di dudukan dirinya di kursi tengah bus itu, beruntung pagi ini bus masih sepi dan ia bisa mencurahkan segala isi hatinya.

Sendiri.

XOXO

Baekhyun berjalan pelan menyusuri lorong kondominiumnya, tangannya meraba permukaan dinding usang itu, ia tersenyum miris. Sekarang ia mengerti, dirinya bukanlah apa-apa, ia hanya setitik pasir di kehidupan gemerlap Chanyeol. Tentu ia tak bisa bersanding dengan Chanyeol, seharusnya dia sadar dari awal. Dia hanya perempuan biasa, tidak cantik, intelek, ataupun bergelimang harta seperti Kyungsoo. Bahkan lebih dari itu, Chanyeol seharusnya bersanding dengan malaikat berambut pirang ataupun putri dari suatu kerajaan, karena tak ada satupun yang kurang dari lelaki itu, ia tampan, pewaris tahta, dan kebaikan hatinya tidak usah diragukan lagi.

Semakin lama Baekhun memandang seisi kondominiumnya semakin besar rasa rendah diri itu, sekarang terlihat jelas di matanya bahwa dia hanya perempuan miskin bernasib malang, bahkan mendapat kebahagiaan saja tidak bisa. Baekhyun berdoa dalam hati, seandainya saja dia bisa mendapatkan keajaiban sehingga mendapat kebahagiaan, walau hanya setitik. Setidaknya ia ingin merasakan itu.


xoxo


Beberapa hari setelah kejadian itu Baekhyun memutuskan untuk bertemu dengan Chanyeol, meminta maaf. Baekhyun sadar kalau kelakuannya sudah sangat diluar batas, bagaimana-pun juga Chanyeol sudah mempunyai tunagan, bagaimanapun Chanyeol tidak pernah mencintainnya, dan bagaimana-pun juga Baekhyun bukanlah apa-apa dimata Chanyeol.

Tak terhitung berapa tetes air mata penyesalan Baekhyun, kadang Baekhyun ingin mati, atau lebih baik tidak usah dilahirkan saja. Karena kemana-pun kakinya menapak hanya penolakan dan kesedihan yang menyertainya, tak ada satupun yang sudi menyambut dirinya dengan kehangatan.

Baekhyun tak pernah meminta jabatan, kekayaan, ataupun tampak yang rupawan, ia hanya menginginkan secerca kebahagiaan untuk hidupnya, namun mengapa rasanya sulit sekali ia terima?

Siang itu setelah beberapa hari mendekam di kondominum kecilnya—menata perasaan—Baekhyun memutuskan untuk pergi ke Apartemen Chanyeol, ia memakai satu stel gaun sederhana miliknya, hanya bedak murahan dan lipstik sponsor kafe tempatnya berkerja yang menghiasi wajah tirusnya, sangat sederhana namun begitu mewah untuk wajah cantiknya.

Baekhun berjalan pelan, menuju halte bus terdekat. Sembari menunggu, ia berdoa di dalam hati semoga Chanyeol mau memaafkannya, dan tentu saja ia juga berdoa untuk kebahagiannya. Lalu bus berwarna kuning terang yang ditunggunya-pun datang, dengan langkah lemasn ia berjalan memasuki bus dan memilih bangku tengah, ia bersyukur bus hari ini tidak terlalu ramai.

Di dalam perjalanan Baekhyun kembali berdoa untuk kebahagiannya, sesekali air matanya berjatuhan, sesekali wajahnya tersenyum. Tiba-tiba terlintas di fikirannya wajah cantik ibunya, ibu yang bahkan tidak pernah mengharapkan dirinya, kehadirannya. Tetapi entah mengapa Baekhyun sangat menyayangi sosok yang tak pernah ditemuinya itu.

Saat Baekhyun berumur 12 tahun seorang kerabat ibunya datang ke pantu asuhan tempatnya tinggal, mengajaknya untuk berziarah ke makam ibunya. Awalnya ia tidak mau, untuk apa datang ke makam wanita yang dengan tega membuang dirinya? Yang tega membiarkannya hidup sendiri, melawan kejamnya dunia, pikirnya. Tetapi saat melihat wajah ibunya, perasaan hangat sekejap hinggap di dadanya. Seperti bercermin, wanita itu sangat mirip dengan wajahnya namun wanita itu terlihat lebih cantik karena kematangan umur.

Itulah saat pertama kalinya ia menangis terharu dan dihinggapi kebahagiaan kecil karena merasa memiliki ibu, walaupun sosok itu tak memeluknya, mengelus pelan surainya, atau menyanyikan alunan lagu yang indah untuknya. Tetapi senyuman wanita itu sudah cukup membuatnya senang.

Baekhyun turun dari bus yang ditumpanginya, kaki mungil yang beralaskan flat shoes sederhana itu melangkah pelan menuju bangunan apartemen Chanyeol. Halte dan bangunan apartemen Chanyeol memang lumayan jauh, namun Baekhyun tidak keberatan sama sekali untuk berjalan kaki. Ia sudah terbiasa berjalan kaki, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Kondisinya yang serba pas-pasan mendorongnya untuk beradaptasi dengan kerasnya dunia, dan Baekhun tak punya waktu untuk menangisinya.

Tak terasa sekitar 3 km ia berjalan, sekarang Baekhyun sudah berada di depan bangunan apartemen Chanyeol. Kaki mungil itu melangkah pelan memasuki lift, kemudian jari kurusnya menekan lantai dimana kamar Chanyeol berada, lalu dengan sabar ia menunggu.

Beberapa saat kemudian pintu lift terbuka, di depannya nampak lorong deretan apartemen yang kosong, dan sayup-sayup terdengar suara orang yang mengobrol pelan. Baekhun terus berjalan menyusuri deretan apartemen itu menuju tempat Chanyeol, namun beberapa lama kemudian langkah kakinya terhenti. Kemudian dengan cepat ia bersembunyi di sudut persimpangan. Di depannya ia melihat Chanyeol dan Kungsoo sedang berpelukan mesra (kaga bisa bayangin asdfghjkl), beberapa kali Chanyeol mengucapkan kata maaf sambil mengecup kening Kyungsoo sayang, dan tak tahu mengapa melihatnya Baekhyun hancur.

Dengan sekuat tenaga perempuan mungil itu berlari menjauhi apartemen Chanyeol sambil menangis. Di dalam lift Baekhyun tersedu-sedu entah mengapa, padahal semalam ia sudah memutuskan untuk menerima kenyataan yang telah digariskan oleh tuhan, tetapi ternyata ia tak bisa. Rasanya terlalu sakit melihat laki-laki yang kau cintai berpelukan dengan perempuan lain.

Baekhyun terus berlari sambil menangis, beruntungnya hujan menyamarkan air mata pilunya. Orang-orang melihatnya seperti orang gila, tapi Baekhyun tak mau acuh. Ia terus berlari sambil menangis. Tak peduli riasan bedak murahan dan lipstik sponsor itu luntur, tak peduli gaun sederhana yang ia beli dengan mengorbankan makan malamnya satu bulan kebasahan, dan juga tak peduli flat shoesnya rusak. Ia hanya ingin pulang.

Menenangkan hatinya yang pilu.


xoxo


Selama berhari-hari Baekhyun terus mendekam di kondomiumnya, berfikir, menangis, dan berdoa. Seperti itulah siklus kehidupannya beberapa hari ini. Boro-boro pekerjaannya, untuk makan dan minum saja Baekhyun tak ingat. Hanya kesedihan yang ada di depan matanya.

Beberapa kali Baekhyun mencoba untuk bunuh diri, tapi terus saja bayangan wajah ibunya datang, membuatnya mengurungkan niat untuk mengakhiri hidupnya. Sesungguhnya ia lelah untuk terus bersedih, tetapi secara bersamaan ia juga tidak ingin dilakanat di neraka karena telah menyia-nyiakan hidupnya.

Tiba-tiba perutnya terasa mual dan ia memutuskan untuk memuntahkan isi perutnya di wastafel, tapi tak ada yang keluar, Baekhyun baru sadar ia sudah tak makan dan minum berhari-hari. Dengan langkah lemas ia berjalan ke dapur, menuangkan air ke gelas kaca hadiah mini market yang telah usang itu. Diteguknya air itu perlahan, namun tenggoroknnya sungguh perih, tapi Baekhyun tetap memaksa untuk minum.

Baekhun duduk di sofa ruang tamu, dan matanya tertuju kepada kalender kecil yang menempel pada dinding ruang tamu, sontak ia berdiri mendekati kalender itu.

Badannya tiba-tiba terpaku, ia baru ingat, kalau bulan ini dia belum mendapat jatah bulanan. Seharusnya dia menstruasi sekitar 3 minggu yang lalu, tetapi kali ini ia telat. Apa ia telat karena stress yang berlebihan? Atau… kemudian dengan cepat Baekhyun bersiap ke Rumah Sakit.


xoxo


"Selamat nona Byun anda sedang mengandung 2 minggu." Ucap Dokter di depannya, sontak dunianya tiba-tiba runtuh.

"A-apakah… anda tidak salah dokter?" tanya Baekhyun, dan dokter itu menggeleng pelan.

"A-aku… hamil?" ucap Baekhyun pelan, mengulangi kata dokter itu.

"Ya nona, kau hamil. Selamat." Dokter yang bername tag Kim Joonmyun itu menjabat tangannya sambil tersenyum. Sementara kebalikannya wajah Baekhyun terlihat murung.

Selanjutnya Baekhyun mengundur diri dari ruangan dokter muda itu, ia berjalan pelan menuju halte bus.

Chanyeol harus tau, bagaimana-pun janin yang ada di kandungnannya adalah anaknya, tapi Baekhyun ragu untu mengatakannya kepada Chanyeol, ia takut laki-laki itu tidak mau mengakui bayi-nya, sangat takut.

Tetapi jika difikir-fikir ini memang rencananya sejak awal, mengikat Chanyeol dengan bayi yang ada dikandungnnya, dan sekarang Baekhyun cukup sadar untuk menghentikkan niatan buruk itu. Tapi ini adalah kesempatan yang baik, mungkin ini adalah takdir tuhan untuk Baekhyun menuju jalur kebahagiaan. Baekhyun tersenyum.


xoxo


Baekhyun mengetuk pelan pintu apartemen Chanyeol, sejujurnya ia takut, tapi rasa takut itu tertutup dengan kabut ambisi, matanya telah dibutakan oleh angan-angan kebahagiaan yang sebenarnya belum tentu dia dapatkan.

Kemudia pintu itu terbuka, nampak Chanyeol di sana.

"Ibu, ku kira—"ucapan Chanyeol terhenti melihat Baekhyun di depan matanya.

"Mau apa kau kesini hah wanita jalang?! Sudah ku katakan aku tidak ingin meliat wajah jalangmu lagi!" ucap Chanyeol geram, Baekhyun sontak menyesal karena telah datang, tapi ia sudah sampai sejauh ini, tidak ada kesempatan untuk mundur.

Baekhyun mearik nafas dalam meyakinkan diri, lalu ia mulai berbicara.

"A-aku.. hamil… Aku hamil anakmu Chanyeol" Baekhyun menunduk. Wajah Chanyeol berubah menjadi merah kesal. Chanyeol mendorong Baekhyun sampai tersungkur ke lantai.

"KAU BILANG KAU HAMIL ANAKKU?! MEMANGNYA AKU TDAK TAHU KALAU DILUAR SANA KAU JUGA MELACURKAN TUBUH JALANGMU KE BANYAK LAKI-LAKI LAIN?!" teriak Chanyeol marah.

"T-tidak Chanyeol… ini benar-benar anakmu…" Baekhyun terisak pelan.

"Oh, jadi kau mengaku aku ayah dari anak haram mu kemudian kau akan meminta pertanggung jawabanku, lalu menguras hartaku? Begitu? ITU MAU MU HAH?!"

"Tidak Chanyeol… tidak… aku mencintaimu…." Isakan Baekhyun semakin terdengar, air matanya bercucuran.

"Dasar kau wanita jalang! Masih sempatnya kau berakting menangis di depanku? Memangnya aku tidak tahu kalau air mata itu palsu?!"

"Chanyeol hentikkan!" Ibu Chanyeol datang lalu dengan cepat membantu Baekhyun berdiri.

"Apa ibu mendidikmu untuk kasar kepada perempuan?!" Ibu Chanyeol berteriak kecewa, selanjutnya wanita paruh baya itu membantu Baekhyun berjalan menuju lobby.


xoxo


Park Junsu—Ibu Chanyeol—menatap Baekhyun sendu, kasian kepada wanita muda itu. Badannya ringkih, wajahnya tirus, padahal ia tidak jelek bahkan bisa dibilang cantik. Sedangkan Baekhyun masih menduduk setelah menceritakan semuanya kepada Junsu. Awalnya wanita paruh baya itu marah kepada Baekhyun, tapi setelah menjelaskan semuanya Junsu malah iba terhadap Baekhyun.

Junsu tau perempuan di depannya pasti bukan wanita licik, ia tahu Baekhyun kelewat polos, dan ia tidak bisa menyalahkan Baekhyun. Cinta Baekhyun kepada Chanyeol memang sedemikian besarnya, Junsu bisa melihat itu dimata Baekhyun, cinta Baekhyun bukanlah main-main, dan Junsu miris membayangkan pengorbanan Baekhyun yang sungguh besar.

Junsu membelai pelan surai coklat Baekhyun, kemudian memeluk badan ringkih itu pelan.

"Aku mengerti, aku tahu kau bukan perempuan jahat, Baekhyun." Ucap Junsu sambil tersenyum, mata Baekhyun berkaca-kaca.

"Apapun yang terjadi kamu harus kuat ya? Sekarang di dalam tubuhmu ada darah dagingmu, darah dagingku. Anakmu, cucuku." Baekhyun dibuat tak percaya dengan kata-kata Junsu. Ia fikir Junsu akan marah.

"Mana bisa aku marah kepada calon menantuku?" ucap Junsu sambil melihat mata Baekhyun, seakan membaca pikirannya.

"B-benarkah… apa Chanyeol mau…."

"Apapun yang terjadi, Chanyeol harus menikahimu." Junsu tersenyum. Baekhyun ikut tersenyum, tapi hatinya gundah.

Sesaat kemudian Junsu mengambil handphonenya, lalu menelfon entah siapa, Baekhyun tidak tahu.

"Halo.. Chanyeol?" wajah Baekhyun mengadah kaget.

"Kau harus menikahi Baekhyun. Nanti malam kita ke rumah Kyungsoo. Membatalkan pertunangan kalian." Ucap Junsu kemudian menutup telfonnya, balik menatap Baekhyun yang sekarang juga sedang menatapnya was-was.

"Tidak apa-apa." Junsu kembali tersenyum.

Di lain tempat

Mood Chaneol benar-benar buruk setelah kedatangan Baekhyun tadi. Baekhyun membuat ibunya menjadi salah paham. Apa jangan-jangan Baekhun sengaja memanfaatkan kesempatan? Memang keparat pelacur itu, fikir Chanyeol.

Entah sudah berapa gelas-gelas kaca, dan bantal berbulu angsa yang sudah ia rusak karena kemurkaannya. Chanyeol tak habis pikir kenapa Baekhyun kekeuh sekali merusak hidupnya. Tak cukup di malam itu menjebaknya, lalu sekarang Baekhyun meminta pertanggung jawaban. Apa perempuan itu gila? Perempuan seperti Baekhyun pasti sudah terbiasa melakukan hal seperti ini. Setelah meminta pertanggungjawaban lalu pelacur itu akan menguras hartanya, ini bukan mainan baru untuk Chanyeol, ia sudah sangat hapal tipu muslihat seperti ini.

Sesaat kemudian ada telfon masuk, di layarnya bertuliskan 'Ibu' dengan kesal Chanyeol mengangkat telfonnya.

"Halo.. Chanyeol?" ucap ibunya.

"Ya, ada apa bu?" balas Chanyeol sekenanya.

"Kau harus menikahi Baekhyun. Nanti malam kita ke rumah Kyungsoo. Membatalkan pertunangan kalian." Ucap Junsu.

"A-apa aku ti—" tiba-tiba telfonnya mati, Chanyeol bertambah geram.

"Keparat kau Byun Baekhyun!"

To Be Continiued


akhirnya selesai juga chapter 3 ini… fiuh setelah berapa bulan ya hiatus? Maaf kalau mengecewakan….. jangan lupa review!

Maple fujoshi2309 : iya Chanyeol kasar -_- emang parah dia.

Baekkiepyon : maaf ya updatenya lama sekali.

Galaxy Yunjae : ini… semoga udah luamayan panjang ya!

Kim Leera : ya ada lah chansoo nya dikit.. hehe siap nanti kulanjut (kalo ga males hehe).

Dhea485 : lagian siapa suruh sendiri, Baekhyun emang bego /ditimpuk.

SaraswatiNinuk : nah bener banget! Ni ff emang drama ya? Kebaca banget -_-

.39 : maaf updatenya telat, btw makasih buat pujiannya! (/)

Hea: ga diapa-apain ko…. Hehehehe.

Jung Eunhee : lanjuuuut nih.

Melizwufan : ini masih pendek ga?

ParkByun : wehehehehe makasii.

Younlaycious88 : ini suda lanjjuuuuut.

TrinCloudSparkyun : wah susah itu -_- tapi nanti coba dipertimbangin ya!

ShinJiWoo920202 : kalo kata Reuben sama Dimas ini cara memandang dunia dengan mata banyak orang /?

Lieskas407 : lanjuuut.

PrincePink : wah seneng di review author favorit ehehehehehe.

Septhaca: "iya ca.."-Baekhyun.

GaemXian: makasih ya udah nunggu… /seneng.

Afnia2495 : nah bener! Happy ending? Lihatsaja nanti /ketawajahad.

.94: kayaknya chanchan bakal tanggung jawab..

ChanBaekLuv: siappp!

B: wah wah wah -_- wakakakaka.

Deplujung: nah iya! Hidup kaisoo!

Dororoo: kalo trisam ga masalah lah, malah pengen bikin gangbang.. yuk?

Haru: maaf lama…

Guest: lanjut nihh.

Farfarida16: ini lanjuuut.

sparklingChan: abis bosen Chanyeol bego, coba sekali-kali jahad hehe.

Baeklinerbyun: sehun suka kai?...

Vita Willona Venus: tau nih emang Kyungsoo -_-

Rly. : emang hidupnya sedih kaya oshin ….

SeluHana: lanjuuuut.