I Love You More, Mister Cho

Sudah sebulan semenjak Cho Kyuhyun mengatakan hal tersinting yang pernah aku dengar. Sudah sebulan setelah dia melamarku. Sudah sebulan semenjak aku -sepertinya- resmi menjadi pacar bosku. Sudah sebulan setelah aku bercinta dengan bosku di ruang kerjanya. Sudah sebulan dan aku merasa sedikit kuatir. Cho Kyuhyun bilang dia akan menikahiku. Cho Kyuhyun bilang tidak ada kata 'tapi'. Cho Kyuhyun bilang begitu banyak hal manis yang sekarang mulai aku ragukan. Memang siapa Lee Sungmin sehingga dia bisa bersanding dengan Cho Kyuhyun? Memang siapa Lee Sungmin sehingga dia bisa menikah dengan Cho Kyuhyun? Memang siapa Lee Sungmin dibandingkan Seo Joohyun, si putri kaya raya itu? Oh Tuhan. Tolong aku. Kalau ingat tentang bagaimana cantik, kaya dan tingginya status seorang Seo Joohyun, aku rasanya mau terjun ke jurang. Lee Sungmin, pada tanggal 13 Maret merayu calon suamiku dan bercinta dengannya di ruang kerja calon suamiku. Mungkin Seo Joohyun akan menyebar selembaran seperti itu ditambah dengan fotoku yang sedang mabuk yang sudah tersebar luas di internet karena, Kim Ryeowook, perempuan kurang ajar itu dengan alasan paling konyol di dunia ini; hanya iseng, menyebarkan fotoku saat aku sedang mabuk. Kalau tidak salah waktu itu aku diajak tanding minum oleh Lee Hyukjae, penyanyi di sebuah bar ternama di Apgujeong. Tentu saja, aku dengan percaya diri mengyiakan dan bisa ditebak aku kalah dan berakhir mengenakan kacamata hitam dan selendang selama dua bulan karena malu. Untung saja ibuku tidak melihatnya. Sebenarnya Ryeowook sudah menghapus sumber data foto itu, namun sepertinya semua teman sekelasku waktu SMA sudah menyimpannya di ponsel mereka masing-masing. Oh, selembaran. Kalau Seo Joohyun tahu kalau aku sudah bercinta dengan kekasihnya yang super hot itu, pasti aku akan pindah ke Mars atau... mungkin aku akan gali kuburanku sendiri, menulis pesan singkat pada ibu; memohon ampun karena sudah jadi anak durhaka, dan mengubur diriku sendiri hidup-hidup. Seo Joohyun tidak boleh lihat foto itu. Oh tidak! Satu lagi orang yang lebih penting dari Seo Joohyun adalah Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun tidak boleh melihat foto itu. Sama sekali tidak boleh.

Aku menghela napas panjang. Aku sudah melamun selama hampir dua jam. Aku melirik jam tanganku dengan malas. Sudah hampir jam sepuluh. Apa sih yang dibicarakan Kyuhyun dengan client-nya? Kalau dia akan lama begini, kenapa malah meminta aku menunggunya? Aku hampir saja berteriak saat tiba-tiba seseorang memeluk pinggangku.

"Lama menunggu?" bisik orang itu di telingaku. Cho Kyuhyun. Akhirnya rapatnya selesai juga. Aku kira aku akan menginap di kantor.

"Ya. Aku lapar. Bisa kita makan malam dulu?" Aku biasanya tidak seberani ini dengan Kyuhyun. Bagaimanapun juga, dia tetap bosku.

"Kau mau apa?" Kyuhyun tersenyum setelah menngagguk.

"Em... pasta?" aku mengernyit dan mengelus perutku. Uh, pasta pasti akan terasa sangat enak.

"Baiklah. Aku tahu tempat bagus yang masih buka jam segini." Kyuhyun tersenyum lagi dan mengandeng tanganku ke arah lift. Dia menekan tombol turun dan dalam beberapa saat pintu lift terbuka. Setelah itu dia menekan tombol Ground dan tersenyum kearahku.

"Ini dia kenapa aku suka kau. Tidak pernah ada wanita mana pun yang berani bilang kalau dia mau makan pasta padaku. Mereka semua takut gemuk." Kyuhyun tersenyum sangat manis tapi, di saat bersamaan aku menyadari satu hal penting; Seo Joohyun memiliki postur badan yang tinggi dan sangat langsing. Oh tidak. Tidak boleh ada pasta. Semua pria pasti lebih suka dengan gadis langsing. Kyuhyun pasti lebih suka gadis langsing.

"Eh... sepertinya aku mengantuk. Kita pulang saja ya?" Aku memberikan sebuah senyuman menyesal dan Kyuhyun terlihat bingung untuk beberapa detik.

"Oh... baiklah." Katanya.

Aku tidak boleh lebih gendut dari Seo Joohyun.

.

Aku membuka mataku saat kurasarakan leherku basah. Oh. Apa ini? Aku meleguh pelan dan membuka mataku. Aku mendapati Kyuhyun yang sedang sibuk mencium leherku, bahkan menghisapnya keras.

"Oh... kenapa, Kyuhyun?" Aku mendesah pelan.

"Kalau kau tidak bangun, kita akan terlambat pergi kerja, Sayang." Kyuhyun membisikannya di telingaku. Aku mengeliat kecil dan mataku mencari jam dindingku.

"Oh! Ya! Kita akan terlambat!" Aku berteriak keras dan berlari kecil ke kamar mandi. Setelah aku masuk kamar mandi aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjangku yang penuh dengan warna kemerahan, beberapa ungu. Oh. Waktu Kyuhyun bilang hanya akan minum teh semalam, seharusnya aku tidak mengiyakannya begitu saja. Tapi, kalau ingat kejadian semalam rasanya aku tidak menyesal.

Semalam setelah aku membuatkan satu gelas teh hijau hangat untuk Kyuhyun, aku menumpahkan jus jeruk yang akan kuminum ke kemejaku dan Kyuhyun berniat membantuku untuk membersihkan nodanya, malah membantuku melepas semua pakaianku dan kami berakhir di ranjang. Oh sial. Semalam Kyuhyun sangat seksi. Setelah membantuku membuka kemejaku, dia menciumku dengan kasar dan tibat-tiba Kyuhyun sudah menindihku.

Seingatku, setelah itu Kyuhyun melakukan foreplay seperti biasa. Lalu.. ah! Mint! Kyuhyun mengeluarkan sebuah kondom dengan rasa mint. Oh Tuhan. Selama ini dia tidak pernah memakai kondom berasa.

"Mint, Sayang?"

Oh Tuhan. Rasanya wajahku memerah sekarang. Wajahnya waktu itu sangat seksi. Waktu itu dia menyeringai dan rambutnya berantakan. Dasinya terlepas. Kemejanya sudah terbuka beberapa kancing dan aku bisa merasakan betapa kerasnya dia. Oh.

"Sungmin, Sayang. Kita sedang terburu-buru." Suara Kyuhyun dari luar kamar mandi membuyarkan lamunan kotorku dan aku langsung menyelesaikan acara mandiku.

.

Min, Ara ingin bertemu denganmu. Kapan kau ada waktu luang?

Aku hampir saja membanting ponselku. Apa-apaan sih, Kim Jungmo? Jadi, dia serius tentang menemui istrinya. Mana mungkin aku, yang adalah mantan pacarnya, bisa bertemu dengan Ara, yang adalah istrinya? Dia pasti sudah gila. Walaupun sekarang rasanya aku tidak menginginkan Jungmo lagi, tetap saja rasanya kesal. Kim Jungmo seharusnya bisa menbedakan mana yang disebut dengan pernyataan serius dan mana pernyataan yang dilontarkan hanya karena dasar kesopanan. Waktu itu aku mengiyakan ajakannya hanya karena aku merasa kurang sopan jika aku menolaknya. Aku hanya merasa, aku sudah lama tidak bertemu dengannya, tentu saja aku harus besedia utnuk bertemu lagi. Bukankah seharusnya begitu?

Waktu itu, aku berjanji akan membawa pacarku, walaupun aku hanya berjanji kepada diriiku sendiri, tetap saja rasanya aku berhutang. Aku sekarang memang sudah punya pacar. Masalahnya, Kim Jungmo pasti akan terkejut kalau aku membawa Cho Kyuhyun ke acara makan siang itu dan mengenalkannya sebagai pacarku. Tentu saja dia akan mati berdiri. Cho Kyuhyun, salah satu pria muda yang sangat berpengaruh di Seoul, bahkan hampir di Korea Selatan, adalah pacarku. Pasti dia akan jantungan. Aku bahkan belum bilang kalau aku adalah sekretaris pribadi Cho Kyuhyun. Bahkan mungkin jika aku bilang aku adalah sekretaris pribadi Cho Kyuhyun, dia akan melongo dan memberiku selamat.

Memang iya sih. Menjadi sekretaris pribadi Cho Kyuhyun adalah hal yang perlu dibanggakan. Memang. Aku saja tidak tahu kenapa aku bisa diterima. Aku saja, selama hampir setahun, bekerja dengan ragu; apakah ini hanya mimpi?

Duh. Kenapa semua awal masalah dan awal kegembiraanku bersumber dari Cho Kyuhyun sih? Aku masih ragu akan hatinya. Aku masih ragu apakah dia serius atau tidak. Aku masih ragu akan semua kenyamanan yang aku rasakan saat bersama Cho Kyuhyun. Duh.

Setelah beberapa kali menimbang balasan yang pantas untuk Kim Jungo, aku membalasnya dengan hembusan napas yang panjang.

Oh tentu. Kapan kita mau bertemu?

.

Tidak ada yang bilang kalau aku akan bertemu dengan Seo Joohyun hari ini. Tidak ada yang memperingatkan kalau Seo Joohyun ada di ruangan Kyuhyun. Tidak ada. Bahkan Kim Ryeowook pun tidak. Karena sudah biasa, aku langsung masuk saja ke dalam ruangan Kyuhyun. Rencananya, aku ingin mendiskusikan rencana double date dengan Kim Jungmo dan istrinya. Karena aku memang pacarnya, tentu saja seharusnya tidak masalah. Tapi, akhirnya aku malah mendapati Kyuhyun sedang tertawa dengan Seo Joohyun di sampingnya yang sedang memegang sebuah komik. Ditambah lagi, tatapan menusuk gadis itu saat aku masuk tanpa izin. Oh. Aku sudah seperti tipikal sekretaris bos-bos besar. Aku sakarang seperti seorang simpanan. Aku kesal. Huh.

"Oh. Maaf. Saya kira tidak ada orang. Saya hanya akan menyerahkan dokumen ini." Aku berkata dengan nada formal.

"Ya... letakan saja di meja." Kyuhyun membalas dengan nada yang tidak kalah formal. Wow. Apa sekarang dia sedang berakting kalau dia tidak mengenalku? Apa dia lupa tiga hari yang lalu dia bercinta denganku, di apartemenku, dengan kondom rasa mint? Rasanya aku mau pukul wajahnya sampai memar. Tapi, tidak mungkin. Sudah jelas di sini bahwa satus sosialku saat ini adalah yang paling rendah diantara kita bertiga. Lagi pula, Seo Joohyun pasti akan marah kalau wajah calon suaminya aku buat mememar. Dia pasti akan menuntutku. Dia pasti juga akan bertanya banyak hal. Menyebalkan.

Karena aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya diam meletakan dokumen itu di meja Kyuhyun sambil berusaha keras untuk tidak melemparnya ke wajah Seo Joohyun yang penuh rasa puas. Tatapannya padaku seakan mengakatan; lihat statusmu, jalang! Jadi, aku langsung buru-buru keluar ruangan dan menata hatiku yang berdenyut nyeri. Benar 'kan? Kyuhyun pasti tidak serius.

.

Ini harinya. Seharusnya siang ini aku, Kyuhyun, Kim Jungmo dan Kim Ara sedang makan siang di ELF Kafe. Seharusnya. Tapi, kenyataannya aku malah bermalas-malasan di kasurku. Sejak kemarin aku melihat Kyuhyun dan Seo Joohyun tertawa bersama di ruangannya, aku rasanya malas melakukan apa pun. Rasanya aku hanya ingin tidur saja seharian. Jadi, beginiilah aku. Aku bolos kerja. Sebenarnya aku sudah membuat suarat sakit palsu yang ku titipkan pada Ryeowook. Tapi, tetap saja aku hitung hari ini sebagai hari bolos. Aku tidak sakit. Tubuhku tidak sakit sama sekali. Hatiku yang sakit.

Sekarang sudah hampir jam sebelas dan aku sedang membuat alasan yang pas untuk membatalkan janjiku dengan Kim Jungmo. Akhirnya malah aku yang repot.

.

Jungmo, maafkan aku. Aku harus menghadiri rapat penting nanti sore. Rapatnya mendadak. Jadi, aku harus menyiapkan banyak hal. Bagaimana kalau acara makan siangnya kita tunda? Maaf sekali.

.

Aku tersenyum puas akan pesanku. Begitu saja. Yang penting aku memberi kabar. Setelah itu aku berbaring lagi dan menatap langit-langit kamarku. Sejak kemarin Kyuhyun tidak menghubungiku sama sekali. Apa aku benar-benar tidak ada artinya ya?

Aku benci saat-saat seperti ini. Rasanya aku ingin menangis keras dan berteriak. Aku benci saat aku tidak dipedulikan. Cho Kyuhyun brengsek. Dulu aku pikir dia pria baik. Menyebalkan sekali!

Aku menarik selimutku sampai kepala dan menutup mataku rapat-rapat. Aku sudah terlalu tua untuk menangis karena patah hati. Lebih baik aku tidur.

.

Suara bel menggangu tidurku. Siapa sih yang bertamu jam segini? Dengan malas aku membuka pintu dan terkejut saat tahu siapa yang datang. Bosku! Cho Kyuhyun!

"Ryeowook bilang kau sakit." Katanya datar.

"Sudah lebih baik." Jawabku singkat.

Duh, harus bagaimana sekarang? Padahal aku bolos kerja untuk menghindari pria ini. Aku menatap Kyuhyun bimbang. Aku harus bagaimana? Oh Tuhan, tolong beri aku sebuah keajaiban.

"Masuklah." Akhirnya kata itu yang keluar dari mulutku. Ya, Tuhan. Lee Sungmin, kau bodoh sekali.

Kyuhyun masuk dan menatapku dengan tajam. Dia masih menggunakan pakaian kantornya. Tebakanku sih, dia langsung ke sini setelah selesai bekerja.

"Kau sakit apa?" Kyuhyun membuka suara. Matanya masih tetap memadangku dengan tajam.

"Deman biasa."

"Sudah ke dokter?"

"Sudah."

Lalu hening. Kami berdua hanya terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia duduk di sebelahku.
"Silahkan duduk." Kataku asal. Kalau dia mau bicara lebih baik kami duduk 'kan?

Aku dan Kyuhyun duduk di sebuah sofa panjang di depan TV. Kyuhyun duduk di sampingku tapi, aku terus menatap TV yang tidak menyala.

"Sungmin, dengar, aku bisa jelaskan." Ha! Akhirnya dia merasa bersalah juga. Aku pikir dia tidak peduli.

"Tidak apa-apa." jawabku tanpa minat. Kau sudah membuatku menangis semalaman Cho. Lihat saja! Sakarang aku yang tidak kenal kau.

"Pak Kyuhyun, bukannya ada rapat sore ini?" Aku tidak mengada-ada. Aku tahu persis kok jadwal Kyuhyun.

Aku rasanya ingin tertawa saat matanya sedikit melotot. Dia kesal.

"Sungmin, aku lelah." Kali ini dia malah memberikanku pandangan kesakitan.

"Kau kenapa?" tanyaku khawatir. Dia hanya menggeleng dan meletakan kepalanya di dadaku. Dia menghembuskan napas panjang dan memejamkan matanya.

"Aku lelah. Seohyun bukan gadis yang bisa aku usir sesukaku. Dia pilihan ibu. Ibu menyukainya. Aku belum bilang apa-apa tentang kita kepada ibu. Maaf."

Tentang Seohyun. Baik. Aku dengarkan.

"Pertama-tama, kau harus bekenalan dengan ibu. Kita harus buat dia suka kau." Kalau yang ini... seperti sebuah mission impossible. Tentu saja tidak mungkin. Zaman sekarang mana ada yang mau memilih seorang sekretaris dari keluarga rendah dari pada seorang desainer muda yang berasal dari keluarga terpandang? Tidak mungkin. Mustahil.

"Kyuhyun, bagaimana kalau ibumu tidak setuju?" Akhirnya aku berani bertanya.

"Kita akan berusaha bersama-sama." Katanya lagi. Aku hanya diam, memikirkan semuanya, sambil mengelus kepalanya pelan. Cho Kyuhyun yang dingin sedang putus asa. Hampir. Hampir putus asa.

.

Akhirnya Kyuhyun tertidur. Karena aku tidak cukup kuat untuk mengangkatnya ke kasur, aku hanya menyelimuti tubuhnya. Lalu, aku tidur di kamar. Paginya, saat aku bangun Kyuhyun belum bangun. Sepertinya dia bena-benar lelah. Jadi, aku membuatkan beberapa potong sandwich, kopi dan susu. Lalu aku membangunkan Kyuhyun.

"Kyuhyun, kau harus bangun. Mandi dan sarapan. Kita akan terlambat." Aku mengguncang tubuhnya beberapa kali sampai akhirnya dia bangun.

"Nghh..." dia menggeliat dan tersenyum saat melihatku. Uh, sudahkah aku bilang kalau Cho Kyuhyun menjadi 100 kali lebih tampan saat bangun tidur? Aku harus mengusap tengukuk-ku dulu lalu, mulai menyiapkan pakaiannya. Kyuhyun beberapa kali menginap di rumahku. Jadi, aku punya cukup salinan baju bersih untuknya.

Setelah itu, aku berdadan; menyapukan bedak, menggores garis panjang di kedua alisku yang tidak simetris, memberikan sedikit perona pipi, dan sedikit lipstick. Hanya itu. Kalau bekerja. Ibuku bilang, jangan terlalu berlebihan karena aku punya tujuan untuk bekerja, lain halnya kalau aku mau ke pesta. Begitulah kira-kira.

Setelah selesai aku mendapati Kyuhyun yang sibuk memandangiku sambil tersenyum manis.

"Apa?" tanyaku.

"Tidak apa-apa. kau cantik." Dia melebarkan senyumanya dan duduk di depanku.

"Hanya sandwich, ya? Tidak apa-apa 'kan?" aku memberikan tatapan menyesal padanya.

"Hm. Tidak apa-apa. karena kau aku jadi terbiasa makan sandwich di pagi hari." Katanya dengan nada humor. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

.

Cho Kyuhyun pasti sudah gila. Waktu dia bilang kita berangkat bersama, aku pikir kita hanya akan duduk berdua di mobil dan dia akan menurunkanku di halte bus terdekat seperti biasa, bukan malah mengantarku sampai ke lobi diiringi dengan bisikan orang-orang. Dia pasti sudah gila!

Kyuhyun berjalan dengan tenang di depanku, sementara aku dengan gemetar mengikutinya. Setelah ini, aku yakin aku akan jadi bahan gosip. Oh Tuhan! Mungkin saja, Seo Joohyun akan benar-benar membuat selembaran tentang aku. Oh Kyuhhyun!

"Selamat siang, Pak Kyuhyun." Ryeowook menyapa dan mengedipkan matanya kepadaku. Bunuh saja aku. Duh!

Kyuhyun masuk ke dalam ruangannya dan aku langsung duduk di mejaku. Aku lagi-lagi berterima kasih pada sekotak tissue di depan ku. Aku mengambilnya dan menyeka keringatku.

"Sekarang kalian tidak backstreet lagi?" suara Ryeowook mengangetkanku. Setelah memikirkan pertanyaannya dua kali, aku mendengus kesal.

"Aku tidak tahu apa-apa." kataku kesal.

"Maksudnya?"

Kim Ryeowook adalah gadis manis yang sangat tenang tapi, sewaktu-waktu dia bisa jadi sangat menyebalkan. Contohnya sekarang.

"Kim Ryeowook, aku tidak tahu apa-apa. Cho Kyuhyun datang ke rumahku semalam. Dia menginap dan..dan... kami berangkat ke kantor tapi.. ah.. tidak tahu! Aku tidak mengerti. Sekarang tolong selamatkan aku dari Seo Joohyun. Dia akan membuat selembaran bodoh tentangku!" Aku, wanita berusia 27 tahun, Lee Sungmin, berteriak histeris dan mengigiti kuku jariku karena aku takut calon istri pacarku akan membuat selembaran gila tentangku! Ya Tuhan tolong telan aku ke bawah bumi sekarang! Hidupku sangat menyedihkan.

.

Ada banyak hal yang membuat aku jatuh cinta pada Cho Kyuhyun, sangat banyak sampai rasanya aku butuh beberapa hari untuk membuat daftarnya. Tapi ada juga hal yang membuat aku ingin menamparnya. Seperti hari ini, aku Lee Sungmin, sedang duduk di hadapan Cho Hanna, ibu dari bosku, sekaligus pacarku Cho Kyuhyun, yang memandangiku seperti sebuah lelucon.

"Kyuhyun... apa maksudnya ini?" Setelah kami diam selama beberapa menit akhirnya ibu Kyuhyun berbicara dengan nada kuatir.

"Ibu, perkenalkan, dia Lee Sungmin, gadis yang aku ingin nikahi." Kyuhyun tersenyum manis.

Apa... Apa Cho Kyuhyun tidak bisa lebih bodoh lagi dari sekarang? Dia sudah berkata seperti itu dua puluh menit yang lalu! Ya Tuhan! Aku bisa gila! Tolong kirimkan aku petir yang dahsyat supaya aku mati sekarang.

"Ya... maksudnya... siapa dia? Kyuhyun?" Ibu Kyuhyun memberikan tatapan frustrasi. See? Bukan hanya aku yang berpikir Kyuhyun bodoh.

"Lee Sungmin, sekretarisku selama beberapa tahun terakhir." Kyuhyun lagi-lagi mengatakan hal bodoh. Kenapa dia harus menyeretku ke sini tanpa persiapan apa pun? Ya Tuhan! Bahkan aku ingat alisku hari ini sangat tidak simetris. Ibunya pasti akan memandangku sebagai sebuah lelucon murahan. You know, biasanya seorang perempuan akan menilai seorang perempuan lain lewat alisnya, kalau alisnya tdak rapih, apalagi tidak simetris... dia adalah perempuan gagal. Ya. Sekejam dan seektrem itu.

"Ya... dan?" Ibunya mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi seakan mengingatkanku dengan betapa bodohnya alisku hari ini.

"Kami akan menikah." Kyuhyun tersenyum manis. Bukan. Itu tadi tidak manis, seharusnya manis tapi karena dia begitu bodoh hari ini, senyuman itu aku anggap senyuman bodoh.

That's it. Ibu Kyuhyun baru saja menatapku dan memberikan sebuah senyuman sinis. Damn. Itu artinya tidak!

"Bu?" Kali ini Kyuhyun yang menaikan alisnya.

"Kyuhyun, jangan bercanda." Ibunya tertawa hambar.

"Aku tidak bercanda, bu." Kyuhyun memberikan tekanan pada kalimatnya. Matilah aku.

"Kita sudah sepakat, kau akan menikah dengan Seohyun." Ibunya menaikan nada suaranya. Yeah. Aku benar-benar terjebak di sini.

"Aku tidak pernah bilang iya." Kyuhyun juga menaikan nada suaranya. See? Setelah ini mereka akan saling berteriak dan melupakan keberadaanku. Hari apa sih ini? Hari Rabu? Aku selalu sial di hari Rabu. Ugh.

"Tapi... tapi.. Seohyun bilang kau menyukainya." Ada keraguan di nada suara ibu Kyuhyun kali ini dan rasanya aku bahagia.

"Well, sekarang aku mau bilang kalau itu tidak benar." Kyuhyun berdecih. Wow. Aku benar-benar dilupakan.

"Tapi Seohyun bilang kalian sudah tidur bersama!" Eh... apa aku tidak salah dengar...

Kali ini aku menatap Kyuhyun dan menunggu reaksinya. Kalau dia benar-benar sudah tidur dengan Seo Joohyun aku akan menamparnya dan meninggalkan Seoul selamanya. Aku bersumpah.

"Cih... aku bahkan tidak pernah memeluknya, bu!" Kyuhyun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Nah, bagus. Aku baru saja akan berdiri untuk menamparnya kalau dia bilang iya.

Ibu Kyuhyun terdiam. Sepertinya dia dengan naluri keibuaannya mengerti kalau Kyuhyun berbicara jujur. Wow. Apa sekarang ibu Kyuhyun merestui kami?

Semudah itu?

"Lalu apa yang membuat gadis ini spesial sampai kau mau menikahinya bukan Seohyun?" ibunya kali ini memaki, benar. Itu bukan pertanyaan itu makian.

Sudah kuduga tidak akan semudah itu.

"Well... aku sudah tidur dengannya beberapa kali..." Kyuhyun mengangkat bahunya seakan hal yang dia katakan setara dengan, "Aku biasa makan tiga kali sehari." Aku bersumpah akan memukul kepalanya.

Kali ini ibu Kyuhyun menatapku dengan mata terbelak.

"Kyuhyun! Ibu tidak suka dengan gadis ini!" Ibu Kyuhyun berteriak keras dan berlari ke arah kamarnya, mungkin.

Aku tidak kaget. Aku sudah mendunganya. Aku hanya tidak menduga kalau Cho Kyuhyuhn yang terkenal selalu well-prepared bisa menjadi sebodoh ini, di hari yang sangat penting seperti ini. Tuhan tolong buat sebuah lubang besar dan telan aku sekarang.

.

Ada yang tahu hari apa ini? Ini hari Kamis tapi, rasanya kesialan di hari Rabu sudah menghantuiku hari ini. Ibuku, dengan sebuah koper hitam, berdiri di depan pintu kamarku saat Cho Kyuhyun, yang sedang frustrasi karena ibunya, sedang menginap di rumahku dan bahkan... aku tidak sempat menutupi kissmark di leherku. Pasti ibu akan membunuhku.

"I-ibu... hai!" Ups. Bodoh. Lee Sungmin bersikaplah normal.

"Perempuan macam apa yang baru bangun jam segini di hari kerja?" Ibu menatapku penuh amarah. Ini dia yang aku tidak suka dari ibuku: dia selalu menganggap hal spele seperti, aku lupa mencuci piring atau lainnya adalah hal yang perlu dibesar-besarkan.

"Bu, aku kemarin demam. Aku sedang ambil cuti." Well, aku tidak sepenuhnya berbohong. Aku memang sedang ambil cuti tapi, untuk alasan lain.

"Ibu akan menginap di sini selama seminggu." Ibu menarik kopernya dan duduk di sofa.

"Hah?... erm... maksudku untuk apa, bu?"

"Anak dari teman lama ibu akan menikah dua hari lagi."

"Lalu... untuk apa ibu menginap seminggu di sini?" Ups.

"Lee Sungmin, apa ibu tidak boleh tinggal di rumahmu seminggu saja?" Ibu memberikan tatapan penuh amarah. Oke. Mati aku.

"Bukan begitu, bu. Aku hanya penasaran." Aku memberikan senyuman termanis yang aku punya pada ibu.

"Untuk bersenang-senang. Ibu bosan hidup berdua dengan adimu di desa. Ah... rasanya ibu mau pindah ke Seoul saja. Ibu bisa menyewa orang untuk mengawasi kebun kita dan setiap dua bulan sekali pulang ke rumah. Ya 'kan?" Ibu tersenyum senang berbanding terbalik dengan aku yang sedang terbengong-bengong. Ibu.. tinggal di sini?

"Bu, tapi... ah bagaimana ya... ah... ada satu hal penting yang aku mau katakan..." Aku sedikit ragu tapi, aku paling tidak bisa berbohong pada ibu jadi... yah...

"Bu sebe-"

"Sungmin apa itu di lehermu!"

"Sungmin, kau sudah buat sarapan?"

Tuhan. Tuhan dimana pun Kau berada, selamatkan aku dari bencana ini. Aku, ibu dan Cho Kyuhyun baru saja berbicara bersamaan dan... tatapan tajam ibu dari leherku sekarang pindah ke Cho Kyuhyun. Ibu sibuk menatap Kyuhyun penuh tanya sementara aku menatap ibu takut.

"Erm... ibu... kenalkan... Cho Kyuhyun, pacarku."

Semoga ibu tidak membunuhku.

.

Setelah hampir dua jam ibu memberikan nasehat tentang 'seks pra-nikah' dan tips mengencani pria kayal' akhirnya ibu memutuskan untuk menyetujui hubungan kami. Mudah. Setidaknya tidak serumit, Cho Hanna, ibu Kyuhyun.

Setelah ibu dan Kyuhyun berbincang sebentar, Kyuhyun memutuskan untuk pulang. Sepertinya setelah dapat restu dari ibu Kyuhyun mendapatkan semangatnya kembali untuk mendapat restu ibunya.

"Ibu sudah punya gaun untuk pesta lusa?" Karena ibu sudah sangat baik dan tidak memukulku, aku akan membelikan ibu sebuah gaun cantik. Ibu akan jadi wanita tercantik di pesta itu, tentu saja setelah pengantin wanitanya.

"Gaun? Ibu bawa gaun hitam ibu." Ibu terus memerhatikan TV tanpa menoleh ke arahku.

"Ibu tidak boleh menggunakan gaun kusam itu,. Bagaimana kalau kita beli gaun baru?' Aku hampir menjerit. Untung saja aku tanya.

"Kau mau belikan ibu gaun baru?" Ibu menatapku ragu.

"Tentu saja!" Aku mengangguk senang. Aku bahkan akan membelikan ibu dunia ini kalau aku bisa.

.

Akhirnya ibu memintaku ikut ke pesta pernikahan anak dari teman lamanya. Sepertinya pesta ini sekaligus menjadi ajang perjodohan, karena hampir semua ibu-ibu di sini saling memeperkenalkan anak mereka satu sama lain. Tentu saja ibu tidak. Ibu memintaku menemaninya karena ibu takut terlihat sangat kesepian di pesta.

Sebenarnya aku bosan di pesta ini sampai pada saat aku melihat seorang lelaki tampang mengandeng seorang wanita paruh baya aku hampir melompat. Oh my... Cho Kyuhyun juga menghadiri pesta in dengan ibunya. Aku harus apa sekarang?

Aku memtuskan untuk menundukan kepalaku. Semoga saja ibu tidak lihat Kyuhyun.

Semuanya berjalan lancar. Aku dan ibu menikmati pestanya, bahkan ibu menangis saat kedua mempelai resmi menjadi suami-istri, ibu bilang dia ingin segera melihat aku berjalan di altar. Namun, tiba-tiba seorang wanita menepuk punggung ibu.

"Omo... kau datang?" Aku dan ibu menoleh bersamaan dan pada saat itulah aku melihat Cho Kyuhyun dan ibunya mentapku tajam.

"Cho Hanna, annyeong haseyo." Ibu tersenyum tapi kemudian dia mengerutkan keningnya.

"Huh? Kenapa..."

"Gadis ini anakmu?" Ibu Kyuhyun bertanya dengan nada menusuk.

"Ya? Kenapa?"

"Wah. Sepertinya kita perlu bicara panjang lebar." Ibu Kyuhyun menambahkan dan saat itulah ibu melihat Kyuhyun di belakang ibunya.

Oh Tuhan. Aku punya firasat yang sangat buruk.

.

Aku, ibu, Kyuhyun dan ibu Kyuhyun duduk di sebuah restoran Jepang. Sudah hampir lima belas menit kami diam saja sambil saling menatap.

"Jadi... " Ibu yang memulai pmebicaraan. Ibu Kyuhyun menatap ibu dengan pandangan menusuk, "Jadi?" katanya.

"Kyuhyun anakmu." Nada suara ibu terdengar kecewa.

"Ya... jadi?" Ibu Kyuhyun berkata lagi.

"Kau tidak kenal, Sungmin anakku?" kali ini ibu yang memberikan pandangan menusuk.

"Ya. Lee Sungmin. Dia sekretaris anakku." Nada suara ibu Kyuhyun terdengan sangat menusuk.

"Ya. Cho Kyuhyun, anakmu sudah meminta izin untuk menikahi anakku." Ibu membalasnya dengan tatapan penuh kemenangan dan benar saja, ibu Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari ibu dan menatap Kyuhyun penuh amarah. "Cho Kyuhyun, jelaskan pada ibu." Katanya. Mereka berbisik-bisik untuk beberapa waktu, kemudian ibu Kyuhyun menatap aku dengan pandangan menilai.

"Jadi, Lee Sungmin ya?" Pandangan ibu Kyuhyun beralih ke arahku.

"Ya, ahjumma." Sebenarnya aku bingung harus panggil dia apa jadi... ya... ahjumma adalah pilihan yang tepat.

"Baiklah, bagaimana kalau kita selesaikan urusan kita dulu?" Ibu Kyuhyun tersenyum lagi.

"Ya... walaupun aku tidak tahu apa masalah kita." Ibu mengangkat bahunya.

"Selamat ya, kau berhasil menjadi Mrs Lee, walaupun ini sangat terlambat tapi, selamat."

Setelah itu ibu dan ibu Kyuhyun tersenyum sementara, aku dan Kyuhyun kebingungan. Satu lagi hal aneh. Susananya tiba-tiba melembut, bahkan ibu dan ibu Kyuhyun sempat bercanda bersama.

.

Di umurku yang ke-28 tahun, aku merasa Tuhan sangat baik padaku. setelah seminggu ibu melarangku bertemu dengan Kyuhyun, akhirnya ibu Kyuhyun datang ke rumahku. Awalnya aku kaget. Aku kira dia akan menamparku atau apa tapi ternyata, dia malah memelukku dan berkata, "Sungmin-ah! Undangannya sudah jadi. Selamat ulang tahun!" rasanya aku ingin menangis. Aku bahkan menghabiskan waktuku sehari penuh di Gereja. Aku berdoa dan berterimakasih sepanjang waktu. Ternyata ibu dan ibu Kyuhyun sudah merestui kami bahkan memberikan sampel undangan pernikahanku dan Kyuhyun sebagai kado ulang tahunku. Aku merasa aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.

Dulu ada satu hal konyol yang terjadi sebelum aku lahir. Siapa yang kira kalau ternyata ibu dan ibu Kyuhyun-yang sebentar lagi akan jadi ibu mertuaku- adalah teman dekat? Saat mereka remaja ibu dan ibu Kyuhyun menyukai satu pria yang sama: ayahku. Ayah menyukai ibu dan ibu Kyuhyun merasa ibu mengkhianati dia. Jadi saat hari pernikahan ibu, ibu Kyuhyun hanya datang untuk memberitahu ibu kalau mereka bukan sahabat lagi dan setalah itu mereka tidak pernah bertemu lagi sampai saat mereka bertemu di pesta pernikahan putri Mrs Kwon beberapa saat yang lalu. Singkatnya, ibu Kyuhyun akhirnya setuju untuk dijodohkan dengan ayah Kyuhyun dan akhirnya jatuh cinta pada ayah Kyuhyun. Rasanya aku dan Kyuhyun memang benar-benar jodoh. Sayangnya ayahku sudah tiada. Mungkin aku akan lebih bahagia lagi.

Ibu Kyuhyun bilang Kyuhyun membisikan hal penting padanya di restoran waktu itu. Hanya satu kata penuh canda yang membuat ibu Kyuhyun akhirnya menyetujui pernikahan kami. Konyol memang, tapi siapa peduli?

"Ibu bisa lihat 'kan? Ibu tidak bisa mendapatkan Mr Lee tapi bisa dapat anaknya sebagai menantu." Hanya itu. Konyol. Sepertinya ibu Kyuhyun sangat menyukai ayahku. Dia bilang aku harus punya anak laki-laki yang mirip ayahku. Hanya karena alasan yang tidak aku mengerti akhirnya ibu Kyuhyun menyetujui pernikahan kami. Hidup kadang bisa seaneh ini.

.

Saat aku pualng ke rumah, aku mendapati Cho Kyuhyun berdiri di depan pintu kamarku dengan sebuah kotak beludru berwarna biru dan seikat mawar merah. Aku sepertinya tahu isi kotak itu.

"Selamat ulang tahun." Kyuhyun memberikan aku bunga mawar yang dia bawa dan berlutut di hadapanku.

Sebelum aku bisa berkata apa-apa, dia sudah berkata, "Will you marry me? I don't accept a no."

"Lalu, kenapa masih bertanya." Aku tersenyum saat dia membuka kotak beludru berwarna biru tadi dan memasangkan sebuah cincin di jari manisku. Dia mengecup punggung tanganku untuk beberapa saat dan berdiri.

"Jadi?" katanya jahil.

"Ya, Kyuhyun. Tentu saja, ya." Kataku dengan senyuman.

.

Seperti tidak mungkin baru saja aku dan Kyuhyun menikah. Baru saja aku melihat wajah penuh dendam Seo Joohyun dengan pacar barunya. Baru saja aku memeluk Ryeowook dengan bahagia. Baru saja aku menangis di dada ibuku karena bahagia. Baru saja aku memeluk ibu mertuaku. Semuanya berjalan cepat sampai rasanya semuanya hanya mimpi.

Jungmo juga datang. Jungmo dan istrinya datang dan, tentu saja, dengan si kecil Jay. Jay memberikan aku sebuah bunga mawar putih yang cantik dan berkata, "Happy weeding , noona." Oh sangat menggemaskan. Aku juga mau cepat-cepat punya anak!

Banyak sekali hal aneh hari ini. Seo Joohyun tibat-tiba mengandeng suamiku. Lalu, mereka berdua berbicara di sudut rungan. Setelah beberapa menit akhirnya aku melihat Seo Joohyun menangis dan lari dari pesta. Sepertinya aku tahu apa yang mereka bicarakan.

Bahkan, sekarang aku dan Cho kyuhyun sudah sampai di rumah kami, Cho Kyuhyun seenaknya membelikan sebuah rumah mewah untuk kami tinggali. Ya, itu adalah risiko menikahi pria kaya. Aku tidak kesal akan itu. Cho Kyuhyun memang lebih kaya dan aku senang akan hal itu. Rasanya aku adalah seorang ratu, Cho Kyuhyun rasanya akan memberikan apa saja yang aku mau. Benar-benar sepeti mimpi.

Aku menatap diriku sendiri di cermin dan tersenyum.

"Lee Sungmin, kau terlihat sangat bahagia." Kataku pada diriku sendiri. Sungguh aku tidak bisa berhenti tersenyum.

"Sudah selesai?" begitu aku keluar dari kamar mandi aku mendapati Kyuhyun tersenyum manis kepadaku. Oh, betapa aku mencintai pria ini.

"Ya, kau mau pakai kamar mandinya?" tanyaku ragu.

"Tidak. Aku sudah mandi di bawah."

"Oh, oke."

"Mau makan?"

"Ya, tentu."

Oh. Sangat canggung. Rasanya seperti kami baru pertama kali bertemu atau apa. Hal seperti ini harus dihentikan.

"Kyuhyun-"

"Sungmin-"

"Kau duluan-"

"Kau duluan-"

"Tidak kau-"

"Kau duluan, Sungmin."

"Baik, aku duluan." Akhirnya Kyuhyun yang mengalah.

Aku duduk di sofa besar dekat balkon dan menghela napas panjang.

"Kenapa kita canggung begini?" Aku mengerutkan keningku.

"Tidak tahu... mungkin semua pengantin baru seperti ini." Kyuhyun ikut duduk di sampingku dan tersenyum. Lalu aku tertawa. Kyuhyun hanya tersenyum dan mengelus tanganku.

"Dan... oh... bisakah kita bertemu dengan Jungmo dan istrinya? Maksudku... ya kita bertemu dengan mereka di pernikahan kita tapi, aku sudah janji akan makan siang bersama, please?" Aku tersenyum.

"Tentu." Kyuhyun mengangguk.

"Tell me, what's next?" Aku mengerutkan keningku lagi.

"I don't know. You tell me. Sex?" Kyuhyun tersenyum jahil.

"Sex? Mr Cho, that's so you." Aku tertawa lagi.

"Aku serius." Kyuhyun ikut mengerutkan keningnya.

"Hahaha. Ya, tapi sungguh. Don't fake it. Aku suka kau yang bossy dan menyebalkan." Aku tersenyum senang. Kyuhyun mengerutkan keningnya lebih dalam dan menatapku sebal, "Bossy?"

"Ya, bossy dan aku suka itu."

"Fine. Let's see how bossy I could. Now strip." Kyuhyun menyeringai.

Oh. Mr Cho ingin bermain-main. Aku hanya tersenyum dan dengan sengaja membuka ikatan jubah mandiku. Aku menaikan alisku dan Kyuhyun langsung menciumku.

Awalnya ciuman Kyuhyun kasar, mungkin karena sudah beberapa minggu kami tidak tidur bersama tapi, lama kelamaan ciumannya berubah kasar. Kyuhyun mulai meraba tubuhku dan menahan tengkukku. Saat Kyuhyun menghisap bibirku aku melenguh pelan dan saat itu juga Kyuhyun mengangkat tubuhku ke tempat tidur. Kali ini Kyuhyun menindihku.

"Oh Kyuhyun!" aku menjerit saat Kyuhyun meraba dadaku.

Kyuhyun sepertinya tidak sabaran jadi aku menekan kepalanya ke dadaku membiarkan Kyuhyun mengulum putingku. Entah sejak kapan Kyuhyun sudah membuka jubah mandiku.

"Emhhh..." Kali ini Kyuhyun yang mendesah karena aku baru saja mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi dan melilitnya di pinggang Kyuhyun. Aku mendesah lagi saat ciuman Kyuhyun turun jauh ke bagian tengah pahaku. Aku selalu suka saat Kyuhyun melakukan itu. Perasaan saat lidah Kyuhyun menusukku membuat aku rasanya hampir gila. Then in no time, I came.

Aku menjerit keras setelah itu.

Lalu aku membantu Kyuhyun membuka bajunya. Sekarang Kyuhyun membalikan posisi kami. Kyuhyun yang di bawah.

"Do whatever you want." Kyuhyun menyeringai dan aku tersenyum puas.

"With pleasure."

Awalnya aku mencium Kyuhyun lembut. Kyuhyun membiarkan aku memimpin. Lalu aku meraba dadanya dan dengan lututku aku menekan membernya yang keras. Setelah itu Kyuhyun bahkan tidak membiarkan aku benapas. Dia mermas payudaraku lembut sambil membalas ciumanku.

"Uhhh..." aku yang pertama kali melepaskan diri. Aku memulai aksiku yang lain, kalau tidak pasti aku akan datang sekali lagi. Jadi, aku mulai membuka celana Kyuhyun dan boxernya. Aku membuangnya ke sudut ruangan dan tersenyum senang saat melihat miliknya. It's been awhile.

Seperti biasa, mata Kyuhyun tidak pernah lepas dari semua gerakanku. Saat aku memeras miliknya, Kyuhyunmemejamkan matanya dan mendesis. Lalu, dengan perlahan aku memasukannya ke dalam mulutku. Aku menjilat ujungnya perlahan sampai akhirnya Kyuhyun mendesah.

Setelah itu aku membuat Kyuhyun datang dengan blow job yang cukup lama. Such a strong man. Akhirnya Kyuhyun kembali menindihku dan memasukan miliknya ke dalam milikku. Perlahan dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya dan mulai bergerak dengan tempo lambat. Sangat lambat sampai aku memelototinya.

"Tidak sabar, huh?" Kyuhyun menyeringai lagi.

Lalu Kyuhyun mengabulkan keinginanku. Dia bergerak lebih cepat sampai aku datang lagi. Kyuhyun sempat berhenti sebentar sebelum akhirnya dia mengangkat tubuhku ke atasnya. Aku duduk di atas pangkuannya dan kami saling berhadapan.

"Bergerak Sungmin. Enjoy it." Kyuhyun menarik kedua tangaku dan meletakannya di atas bahunya. Kemudia aku bergerak dengan tempo yang berantakan sampai kami berdua datang lagi. Benar-benar malam yang menyengkan.

"It was a great sex." Kyuhyun menjatuhkan tubuh kami berdua di tempat tidur dan menyelitmuti tubuh kami.

"It's always a great sex." Balasku sambil memeluknya.

"Ya, selalu yang terbaik. Aku mencintaimu, Sayang." Kyuhyun mengecup keningnku dan balas memeluk tubuhku.

"I love you more Mr Cho." Balasku lagi. Tuhan, kalau ini mimpi, jangan pernah bangunkan aku.

.

Fin.

a/n: aneh bangettttttttttttt. Gak ngerti kenapa tiba-tiba saya ngetik ginian. Itu nc-nya maksa bgt pula. Ceritanya aneh bangettttttttttt. Dimaklumin aja ya. Terima kasih udah baca. Sorry for typo.