Naruto © Masashi Kishimoto.

Fic ini © saya.

Warning(s): Canon-AR, sedikit tidak sesuai dengan komiknya, misstypo, 418 words (story only)

Enjoy

Orang Gagal

.

.

"Shinobi bukan dilihat dari cara hidupnya, tapi kematiannya . Kehidupan shinobi dinilai bukan dari bagaimana menjalaninya, tapi dari apa yang sudah dilakukannya." (Jiraiya, chapter 382)

.

.

Napasku tersengal-sengal. Mataku bahkan sudah tidak bisa melihat dengan jelas. Di tengah-tengah aku merasakan rasa sakit sekarat, aku menyadari suatu hal. Menyadari bahwa aku adalah orang gagal.

Aku tidak berhasil menyelamatkan muridku, sang hokage keempat. Dia adalah muridku yang paling cemerlang. Shinobi yang sangat hebat, bahkan lebih hebat daripada aku, gurunya. Aku sungguh bangga padanya. Dia mengajariku berbagai macam jutsu. Walupun kebalikan dengan pasangan guru murid lain, aku sangat bangga padanya. Akan tetapi yang kulakukan adalah mengubur bakatnya.

Aku tidak berhasil menyelamatkan guruku. Dengan yakin aku berpikir beliau pasti akan baik-baik saja. Berhasil mengehentikan temanku yang terjebak dalam kegelapan tanpa ada kerusakan permanen pada tubuh guruku. Akan tetapi aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolongnya.

Rasanya hidupku dikelilingi Hokage. Guruku hokage ketiga, muridku hokage keempat, dan temanku hokage kelima.

Juga dia. Anak muridku yang juga sekaligus muridku. Muridku yang sangat bodoh, berisik, dan keras kepala. Dia sangat berbeda dengan ayahnya yang sangat apik dan berhati-hati. Namun rasa banggaku padanya sama dengan rasa banggaku pada ayahnya. Aku yakin, dengan kekeraskepalaan dirinya, dia bisa menggapai cita-citanya menjadi seorang hokage.

Orang-orang mengatakan aku adalah shinobi yang hebat. Padahal jika dibandingkan dengan keberhasilan para hokage, aku bukanlah apa-apa.

Orang-orang mengatakan aku adalah shinobi yang pantang menyerah. Padahal jika dibandingkan dengan muridku yang bodoh dan berisik itu, aku terlalu banyak mengeluh.

Meskipun seluruh tubuhku sudah mati rasa dikarenakan banyaknya luka, aku bisa merasakan diriku terjatuh ke dalam air. Inilah akhir hidupku.

Aku memiliki cita-cita. Aku ingin meraih prestasi luar biasa dengan mati sebagai shinobi yang hebat. Akhirnya, aku tidak berhasil menyelamatkan cita-citaku, sama seperti aku tidak berhasil menyelamatkan orang-orang yang aku cintai.

Hidupku konyol. Sungguh sangat konyol.

Di tengah-tengah diriku yang sedang kehabisan napas karena di kelilingi air ini, aku teringat muridku yang sangat keras kepala itu. Aku belum mengatakan kata-kata terakhirku padanya. Jangankan kata-kata terakhir, banyak hal yang ingin aku katakan padanya.

Apa boleh buat. Aku sudah mengikhlaskan kematianku. Semoga muridku itu juga mengikhlaskan kematianku. Kalau dia tidak mengikhlaskan kematianku, dia pasti bertindak sembrono, berusaha mengalahkan para pembunuhku sendirian.

(Walaupun aku yakin dia pasti bisa mengalahkannya—

—karena dia adalah 'anak dalam ramalan'.)

Hei, muridku yang bodoh dan suka bertindak sembrono, aku ingin menyampaikan kata-kata terakhirku padamu. Walaupun kau tidak akan pernah bisa mendengarnya, tetapi tidak apa-apa.

Aku tidak akan mengatakan 'jangan pernah menyerah!' karena aku tahu kau pasti tidak akan pernah menyerah. Apa yang ingin aku katakan adalah …

"Naruto, aku adalah orang gagal. Kau adalah murid dari orang gagal. Akan tetapi, kumohon, jangan mengikuti jejak gurumu ini. Jadilah orang yang berhasil."

.

.

Fin.

a/n

oke selesai juga. Aku rada ga pede sama yang ini. Kayaknya hampir semua fic yang aku buat aku ga pede. Hue.

fic ini atas requestan Bromery. Semoga suka ya. Maaf pendek. Sekarang giliran aku yang request /loh.

saya juga ga yakin sama genre-nya._.

Bersedia untuk memberi kritik dan saran?