Sakura menghentak-hentakkan kaki nya kesal. Bibirnya pun telah maju beberapa senti serta terus-menerus menggerutu. Wajahnya benar-benar terlihat suram. Dan gadis itu tak peduli pada semua orang yang melihat tingkah anehnya ini.
"Baka baka baka baka! Kenapa dia tidak menerima hadiah dariku sih?!" Rutuknya. Sesekali kakinya akan menendang kerikil yang menghalangi jalannya. Netra nya terus saja melihat kebawah.
Hingga dengan tak sengaja, ia menabrak seseorang hingga barang-barang orang tersebut berserakkan. Sakura langsung tersentak dan membantu merapihkan barang-barang orang yang ditabraknya disertai gumaman maaf.
"Go-gomenasai! Hontou ni gomenasai!" Gadis itu membungkukkan badan dan menutup kedua matanya. Setelah itu terdengar orang didepannya tertawa ringan.
"Iie, daijoubu. Aku juga yang salah karena tidak melihat jalan." Sebuah suara lembut memasuki indera auditori Sakura. Membuat sang gadis menegakkan tubuhnya kembali dan membuka matanya.
Saat itu juga, gadis musim semi itu terpana melihat orang didepannya. Wanita dengan rambut panjang berwarna merah. Memiliki iris violet. Serta wajah cantik yang tak termakan usia.
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Notice Me, Please, Senpai!
Chapter 5 : Step Five! Meet His Parent
Namikaze Naruto x Haruno Sakura
WARNING! Probably contain OOC, possible typo, EYD yang tidak sesuai, tema yang pasaran dan semua kekurangan yang ada di fanfic ini. I'm sorry, I'm not perfect, guys~ And don't like don't read!
SO ENJOY~
.
.
.
Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu kembali meminta maaf. "Sekali lagi, aku minta maaf, Bibi."
Perempuan didepannya tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Sudah kubilangkan, ini bukan sepenuhnya salahmu."
Sakura ikut tersenyum. "Baiklah. Sebagai gantinya, aku akan membantu bibi membawakan barang-barang ini." Dan ia kembali membantu membereskan barang-barang yang masih berserakkan dijalan.
"E-eeh? Tidak usah."
Sakura menggelengkan kepalanya dan tersenyum lagi. "Sudahlah, tidak apa-apa, Bibi! Oh iya, Aku Sakura. Haruno Sakura." Ia mengenalkan dirinya. Wanita didepannya ikut tersenyum kembali.
"Haruno-chan baik sekali, ne! Aku Kushina." Perempuan bersurai merah itupun ikut memperkenalkan diri, meski tanpa menyebutkan marganya.
"Panggil saja Sakura, Bibi." Senyuman masih bertengger dibibir tipisnya. Dan Kushina menganggukkan kepalanya. "Lagipula Bibi kenapa membawa belanjaan sebanyak ini sendiri?"
Kushina terkekeh. "Ini bahan-bahan untuk membuat kue. Dan aku memang sedang pergi sendiri, Sakura-chan." Tuturnya. Kini gantian Sakura yang menganggukkan kepalanya. Kemudian ia meraih dua kantong belanja Kushina.
"Rumah Bibi dimana? Biar kuantar. Anggap ini sebagai permintaan maafku."
"Eh? Memangnya tidak apa-apa? Ini sudah sore, Sakura-chan." Ucap Kushina. Sakura tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa!"
Akhirnya Sakura mengantar Kushina pulang dengan membantu wanita itu untuk membawa belanjaannya. Diperjalanan, mereka membicarakan banyak hal. Dan membuat mereka menjadi akrab. Entahlah, Sakura merasa Kushina mirip sekali dengan seseorang.
"Sakura-chan, ini rumahku." Kushina tersenyum sembari membuka gerbang rumahnya.
Sakura terdiam melihat rumah perempuan yang sempat ditabraknya tadi. Bukan. Bukan karena ia terpana dengan rumah mewah didepannya. Ataupun taman didalam kawasan rumah itu yang terlihat sangat indah. Tapi gadis yang identik dengan musim semi itu terpaku melihat nama yang terpampang jelas disamping gerbang besar rumah tersebut.
Namikaze.
Sebuah marga yang jelas-jelas ia tahu siapa pemiliknya. Orang yang membuatnya uring-uringan sore ini. Orang yang membuat otaknya terus memikirkannya selama 6 bulan ini. Hanya satu nama yang terlintas dibenaknya. Namikaze Naruto. Dan rumah ini jelas-jelas adalah rumah yang sama dengan yang dimasuki Naruto sewaktu Sakura mengikuti pemuda itu.
Jadi… Bibi Kushina adalah orang tua Naruto-senpai?
Dan seketika, Sakura mengingat step kelima dari majalah pemberian Ino yang sempat dibacanya tadi sebelum memutuskan untuk pulang.
.
.
.
Cara kelima : Bertemu dengan orang tuanya.
Tidak. Maksud 'bertemu' disini bukan semacam melamar atau sejenisnya itu. Tapi hanya sekedar bertemu dan mengakrabkan dirimu dengan orang tuanya. Karena jika kau bisa akrab dengan kedua orang tuanya, jalan untuk bisa mendekati senpai mu akan semakin mudah.
.
.
.
"Sakura-chan?" Suara lembut Kushina serta sentuhan di bahunya membuat Sakura tersadar. Perlahan ia menolehkan kepalanya disertai sebuah senyum canggung. "Bagaimana jika kau mampir? Sekalian makan malam dirumah kami mungkin? Nanti kau bisa diantar pulang oleh anakku."
Sebenarnya tawaran Kushina cukup—sangat— menggiurkan untuk Sakura. Tapi mengingat bahwa ia masih kesal dengan Namikaze Naruto dan ia juga masih menjaga harga dirinya—Sakura mempunyai harga diri yang sangat tinggi sebenarnya— ia memilih untuk menolak tawaran menggiurkan tersebut.
"Tidak perlu, Bibi. Aku tidak ingin merepotkan Bibi ataupun keluarga Bibi. Lebih baik aku pulang sekarang." Belum sempat ia membalikkan tubuhnya, suara yang sudah sangat ia kenal kini terdengar. Dan disertai suara langkah kaki yang semakin mendekat padanya—pada Kushina lebih tepatnya.
"Kaachan?"
Kushina mengalihkan pandangannya pada seorang pemuda yang tengah berjalan kearahnya. Lalu wanita itu melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar. "Naru! Kesini! Bantu Kaachan mengangkat belanjaan ini!" Titahnya.
Semakin terdengar dekat langkah kaki tersebut, semakin cepat pula detak jantung Sakura. Keringat dingin mulai berjatuhan di pelipisnya. Ia pun memejamkan matanya. Dan mulutnya terus bergumam sesuatu yang tidak terdengar jelas. Sumpah. Ia sangat berharap bisa lenyap dari keadaan ini dan kembali ke kasurnya yang nyaman.
"Ah, kita juga ke datangan tamu spesial, Naru!" Kushina berseru semangat sambil menarik tangan Sakura untuk mendekat kearahnya.
Mata sewarna laut dalam milik pemuda itu membulat saat melihat gadis yang tengah dirangkul oleh Ibunya. Bahkan mulutnya kini sedikit terbuka karena terlalu kaget.
"Lho? Sakura?" Panggilnya dengan agak ragu. Sakura membuka matanya perlahan dan tersenyum canggung.
"Halo, Naruto-senpai…"
.
.
Kushina tergelak. Kedua remaja didepannya saling tersenyum canggung. Meski beberapa kali keduanya saling mencuri pandang.
"Jadi ternyata kalian ini saling kenal, 'ttebane?" Tanyanya mempertegas. Keduanya mengangguk serempak. Masih enggan membuka suara kembali. "Astaga! Pantas saja sepertinya aku tidak asing dengan seragam yang dipakai Sakura-chan!" Tutur Ibu yang tak pernah terlihat tua itu. Lalu ia kembali tergelak geli.
Sakura menghela napasnya. Akhirnya ia memang tidak bisa pulang lebih dulu. Saat Kushina mendengar Naruto menyebut namanya didepan tadi, Wanita itu langsung menarik keduanya untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut.
"Nah! Karena kalian sudah saling kenal, jadi Sakura-chan mau 'kan makan malam disini?" Setelah menghentikan tawanya, Kushina memberikan tawaran yang sama pada Sakura. Mata ungunya berkilat penuh harap. Dan Sakura hanya bisa mengangguk pasrah. Membuat Kushina bersorak girang.
"Sebentar lagi Ayah Naruto akan pulang. Well, meski hampir semua makan malam kali ini sudah disiapkan oleh maid disini, tapi Sakura-chan mau kan membantuku membuat beberapa makanan kecil untuk dessert?" Kushina bertanya. Bibir yang dipoles oleh lipstick merah itu mengembang lebar. Lagi-lagi Sakura hanya mengangguk patuh dan mengikuti Kushina menuju dapur.
Saat membuat makanan kecil pun mereka tetap mengobrol ringan. Sampai sebuah deru mesin mobil terdengar dari depan rumah. Kushina tersenyum kecil. "Itu Ayah Naruto sudah pulang."
Lalu beberapa saat setelahnya, seorang laki-laki yang sangat mirip dengan Naruto memasuki dapur. Menyapa Kushina dan mengobrol sebentar. Lalu mata biru itu menangkap kehadiran Sakura.
"Sepertinya hari ini kita kedatangan tamu, ya, Kushina?" Tanya Minato—Ayah Naruto. Kushina tersenyum lebar dan menarik tangan Sakura.
"Haruno Sakura desu." Gadis itu membungkukkan badannya sopan. Bibirnya pun melengkungkan sebuah senyuman.
Minato tersenyum tak kalah lebar. "Aku Namikaze Minato. Ayah Naruto."
"Sakura-chan ini teman sekolah Naru." Kushina menjelaskan.
Sebuah suara terdengar dari luar dapur. "Lebih tepatnya, dia itu kouhai ku." Naruto ikut berjalan memasuki dapur. Sakura tersenyum mengiyakannya.
Minato bergumam dan menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu ayo kita makan. Pasti kalian sudah lapar. Benar 'kan, Sakura-chan?" Ajak Minato. Dan Sakura hanya tersenyum. Kemudian mengikuti anggota keluarga Namikaze memasuki ruang makan.
Kushina mengambil tempat disamping Minato. Sedangkan Sakura disamping Naruto dan didepan Kushina. Makan malam itu berlangsung menyenangkan. Serta Kushina pun menceritakan pertemuannya dengan Sakura dan berbagai hal lainnya. Ternyata keluarga Naruto-senpai sangat baik.
Setelah makan malam selesai, Minato serta Kushina meminta mengobrol dengan Sakura lebih lama lagi. Dan Sakura menanggapinya dengan sebuah anggukkan dan senyum yang mengembang lebar. Sekitar jam setengah delapan malam, barulah Sakura berpamitan pulang. Ia yang tadinya bersikukuh bahwa tidak apa-apa jika pulang sendirian, tapi Minato maupun Kushina memaksanya untuk pulang diantar oleh Naruto.
"Mou. Tidak baik jika perempuan jalan sendirian di malam hari, Sakura-chan." Komentar Kushina.
"Benar apa yang dikatakan Kushina. Naruto akan mengantarmu." Tambah Minato.
Sakura melirik Naruto yang menganggukkan kepala pirangnya sembari tersenyum—menyetujui perkataan kedua orang tuanya. Gadis pinkish itu menghela napas dan ikut tersenyum. "Tapi aku tidak ingin merepotkan." Elaknya.
"Sudahlah. Tak usah sungkan. Biarkan aku mengantarmu, Sakura." Bahkan Naruto ikut membujuknya. Gadis itu kembali menghela napas. Kemudian mengusap tengkuknya gugup.
"E-eee, baiklah asal tidak merepotkan…"
Mendengar jawaban akhir Sakura, Kushina tersenyum. "Naru! Jangan memakai motormu untuk mengantar Sakura-chan! Angin malam tidak baik untuk kesehatan."
"Hai', Kaachan."
.
.
Dan akhirnya, disinilah Sakura berada. Disamping Naruto yang sedang menyetir sebuah mobil sport hitam. Dengan suasana yang—menurut Sakura— awkward overload. Perlu bukti? Kalau begitu lihatlah Naruto yang sejak masuk ke mobilnya tak pernah mengeluarkan suaranya sedikitpun. Pemuda itu bahkan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Tatapannya pun hanya terfokus pada jalanan.
Sakura mengalihkan pandangannya. Serta sesekali menghela napasnya. Saat helaan napasnya yang kelima, akhirnya suara yang ditunggu-tunggunya kembali terdengar.
"Jangan menghela napas terus-menerus." Naruto mengucapkannya tanpa memandang sang gadis. Sakura kembali memperhatikan Naruto dan memiringkan kepalanya.
"Memangnya kenapa senpai?"
"Katanya, kalau kau menghela napas itu sama saja dengan membuang kebahagianmu sedikit demi sedikit." Meski belum memandang Sakura, tapi gadis itu tahu bahwa Naruto tengah tersenyum saat mengatakannya. Sakura tertawa kecil.
"Benarkah? Baiklah, mulai sekarang aku tidak akan sering-sering menghela napas." Balasnya sembari masih tertawa kecil.
Kemudian keadaan didalam mobil itu kembali hening. Sakura benar-benar merasa tak nyaman dengan ini. Gadis bermanik zamrud itu menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menoleh kearah Naruto.
"Kenapa kau tidak menerima hadiah dariku?" Tanya Sakura to the point. Sekaligus ia berharap Naruto akan memandangnya saat menjawab pertanyaan.
Dan dalam hatinya, gadis itu bersorak saat Naruto benar-benar melihatnya tepat dimata. "Ternyata kau masih membahasnya." Gurau pemuda itu dan mengalihkan netra nya kembali pada jalan.
"Ya. Dan aku masih membawanya jika kau ingin tahu." Jawabnya sarkastik.
Naruto tertawa. "Tentu aku tahu kau masih membawanya. Karena kau pasti belum sempat pulang ke rumah."
"Senpai, kau tak menjawab pertanyaanku." Sakura memicingkan matanya.
"Bukankah sudah kubilang? Aku hanya tak ingin merepotkanmu, Sakura. Lagipula jam itu pasti mahal, 'kan? Sekitar 20.000 yen." Jelas Naruto.
Sakura mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. "E-eh? Bagaimana kau tahu harganya, senpai?"
Dan Naruto hanya menyeringai saat menanggapi pertanyaan Sakura. Karena sang senpai tak juga menjawab pertanyaannya, Sakura kembali merengek. Meski hanya ditanggapi oleh sebuah tawa yang meluncur dibibir pemuda bermata langit itu.
"Senpai, aku serius! Kau tahu darimana memangnyaaa?" Gadis Haruno itu kembali merengek. Dan kini ia menarik-narik lengan jaket Naruto.
"Hei! Hentikan itu, Sakura! Dan juga kurasa sebaiknya kau turun sekarang. Kita sudah sampai didepan rumahmu." Jawab Naruto. Ia masih tergelak.
Sakura mengembungkan pipinya kesal. Akhirnya ia membuka pintu mobil dan turun dari sana. "Pokoknya aku tidak mau tahu! Besok kau harus memakai jam tangan dariku!" Titahnya sembari menunjuk sebuah paper bag yang ia tinggalkan di jok yang tadi ditempatinya.
"He-hei! Tidak perlu, Sakura!" Dan sang gadis tidak mempedulikan protes dari Naruto. Ia malah menjulurkan lidahnya dan langsung menutup pintu mobil. Lalu bergegas masuk ke rumahnya.
Naruto hanya mengerjapkan matanya beberapa kali melihat kejadian itu. Ia melihat paper bag merah yang sengaja ditinggalkan oleh kouhai nya. Kemudian mendengus dan menyeringai—tersenyum—tipis. "Bodoh."
.
.
.
"Sakuraaaa!"
Sakura tak jadi menguap saat mendengar seseorang meneriaki namanya. Dengan mata yang masih mengantuk, ia menoleh kebelakang. Dan seketika itu juga kantuk yang menyerangnya sejak bangun tidur tadi, kini menghilang tanpa bekas setelah melihat Naruto tersenyum cerah sembari berjalan cepat kearahnya.
"Ohayou." Sapa sang senpai setelah sampai didepan gadis keluarga Haruno itu.
"E-eee, ohayou, senpai!" Sakura tersenyum lebar.
"Hei, Ibuku memberimu ini," Naruto menyodorkan tas kecil yang entah apa isinya pada Sakura. "Katanya kau harus memakannya nanti dengan temanmu." Lanjutnya.
"Eh? Ini makanan? Untukku?" Tanya Sakura tak percaya. Ia meraih tas yang dimaksud. Naruto mengangguk dan kembali tersenyum.
"Kalau begitu, aku duluan ya!" Naruto berlari mendahului Sakura sembari melambaikan tangan kirinya. Sakura menganggukkan kepalanya singkat. Dan saat melihat lebih detail pada tangan kiri Naruto, Sakura kembali terbelalak. Pipinya terasa memanas saat tahu bahwa jam yang dipakai Naruto barusan adalah jam pemberiannya.
.
.
.
TBC
A/n : Heyhoooo~! Kirari dateng lagiii~! /gelindingan/
ogenki desuka, minnacchi? X3
akhirnya Kirari bisa update chapter 5 nya, ne! ureshi naa~ ohiya, step di chapter ini tuh rikues dari immanuel febriano~! arigachuu karena sudah memberikan rikues yoo~ eh, ada yang mau rikues step selanjtnya lagi? Kirari terima dengan senang hati! XDb
tapi ini update ataupun publish terakhir Kirari sebelum UTS! (uuhh. minggu depan udah UTS aja ya. uwu) tapi setelah UTS aku bakal ngelanjut ngetik apdetan ini ataupun yang lain. fufufu. :3
yosh. spesial thanks to : lutfisyahrizal, Kei Deiken, Pixie YANK Sora, anto borok, alvin wijaya 984349, Ae Hatake, Sora no Aoiro, galura lucky22, Saikari Nafiel, AL Blue Blossom, Prisoner Max Bright, NamikazeARES (guest), jokowi widodo (guest), narusaku lovers (guest), guest 1, naruchibi (guest), guest 2, harunami56, guest 3, chika dan narusaku lovers (guest 2) (eh ataukah ini orang yang sama kayak sebelumnya? .w.)
and then, kayak biasa, Kirari akan bales-balesin review dari para guest, ne!
NamikazeARES : Etto... dari sudut pandang Naruto ya? niatnya sih ntar mau dibikin gitu. tapi gatau jadi atau engga. doain aja semoga Kirari jadi bikin sudut pandang Naruto ya! xD dan terima kasih sudah mereview~!
jokowi widodo : woaaa~! arigatou sudah bilang fic ini keren! /.\ terima kasih juga sudah mereview, ne!
narusaku lovers : nyaaaaan~! arigatou pujiannya! duh. Kirari jadi melayang nih(?) Seneng banget deh kalo ada yang tersenyum setelah baca fic ini. X"3 /peyuk/ /oi terima kasih sudah mereview yaaa~!
guest 1 : ini sudah dilanjut~ terima kasih sudah mereview~! :3
naruchibi : aiih~ saya terharu kamu review tiga kali. X"3 arigatou, ne! betewe ini sudah lanjut kok. fufufufu. terima kasih sudah mereview~!
guest 2 : Eh? HN itu apa ya? ._. /plak tapi terima kasih yo sudah mereview~!
guest 3 : arigatou karena sudah bilang keren~ XD dan terima kasih sudah mereview~!
Chika : ini sudah dilanjut kookkkk~ arigatou sudah mereview~! X3
narusaku lovers 2 : ehehehe. ada alesan coretgapentingcoret kenapa naru nggak nerima hadiah saku kok. etapi disini akhirnya diterima juga kaaan? ;3 /wink/ betewe arigatou sudah mereview~!
oke, segitu dulu dari Kirari! sekali lagi, hontou ni arigatou untuk semuanya~! /big bear haggu untuk semuanya(?)/ minnacchi ga daisuki~~~! /tebar lopelope diudara/
hei~ boleh minta review lagi? ;) /kedipin(?)/