Pertama kali Sakura melihatnya, ia langsung merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Atau lebih kerennya disebut—love at first sight.
Sungguh. Sakura sangat mengagumi sosoknya yang begitu friendly. Menyukai senyum riangnya. Menyukai mata dengan iris terangnya yang selalu memancarkan keceriaan dan kehangatan disaat yang bersamaan. Menyukai rambut pirangnya yang indah. Menyukai suaranya yang selalu terdengar bersemangat. Ia menyukai semua tentang pemuda itu. Pemuda yang bernama Namikaze Naruto.
Naruto © Masashi Kishimoto
Notice Me, Please, Senpai!
Chapter 1 : The First Meet
Namikaze Naruto x Haruno Sakura
WARNING! Probably contain OOC, possible typo, EYD yang tidak sesuai, tema yang pasaran dan semua kekurangan yang ada di fanfic ini. I'm sorry, I'm not perfect, guys~ And don't like don't read!
SO ENJOY~
Pertama kali Sakura bertemu dengannya adalah saat ia pertama kali menjejakkan kakinya di gerbang Konoha High School. Saat ia tengah berlari karena sudah terlambat dalam upacara penerimaan siswa baru.
"Uh, sial! Aku sudah terlambat sepuluh menit dari waktu yang ditentukan! Sakura no Baka!" Rutuk Sakura dengan terus berlari. Karena terburu-buru, ia tersandung kakinya sendiri ketika berlari. "Kyaaaa!" Pekiknya. Ia jatuh dengan face landing tepat didepan gerbang sekolah barunya. Uuh, poor you, Sakura.
Beberapa detik setelahnya, gadis itu belum juga bangun. Ia terus merutuki kesialannya hari ini. Sampai tiba-tiba ada sebuah suara bariton yang terdengar di indera auditorinya.
"Hmm.. Kau baik-baik saja?" Sontak Sakura menengadahkan kepalanya. Dan langsung mendapati seorang pemuda dengan rambut pirang jabriknya. Ia mengulurkan tangannya guna membantu Sakura untuk bangun. Belum menyambut uluran tangan orang itu, Sakura hanya memandangi wajahnya yang seakan bersinar karena efek sinar matahari.
Saat itu juga, dimata Sakura, ia seakan-akan melihat bunga-bunga bertebaran dengan latar berwarna pink pada pemuda itu. Bahkan telinganya telah terputar sebuah lagu romantis. Terlalu dramatis? Tidak juga! Tidak bagi seseorang yang baru jatuh cinta seperti gadis Haruno ini.
Merasa belum ada tanggapan berarti dari gadis didepannya, pemuda itu mengernyitkan keningnya. "Hei! Kau baik-baik saja?" Tanyanya sekali lagi sembari menepuk bahu Sakura. Seakan tersadar dari lamunan konyolnya, Sakura langsung menyambut uluran tangan pemuda itu dan berhasil berdiri berkat bantuannya.
"Aku baik-baik saja. Terima kasih." Ujar Sakura. Ia menepuk-nepuk roknya guna menghilangkan debu akibat ia terjatuh tadi.
"Yokatta~! Tadi kulihat saat kau terjatuh, kau belum bangun juga, akhirnya karena cemas terjadi apa-apa, aku langsung menghampirimu. Syukurlah kalau kau baik-baik saja, dattebayo!" Ujar pemuda yang menolongnya ini disertai cengirannya. "Ah! Wajahmu jadi kotor, tuh!" Lanjutnya. Ia langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna putih dengan garis-garis berwarna biru disetiap pinggirannya. Lalu meraih tangan Sakura untuk memberikan sapu tangan itu. "Bersihkan dengan ini ya!" Ucapnya.
Dengan canggung, Sakura membungkukkan badannya sembari menggumamkan terima kasih. Ah, sebelumnya ia belum pernah secanggung ini dihadapan seorang pemuda. Bahkan jantungnya terus berdetak cepat saat melihat cengiran pemuda ini. pipinya pun merona samar. Ia melirik pemuda didepannya ini dengan seksama. Sepertinya ia seorang senpai disini, pikirnya.
"Hei, Naruto! Sedang apa kau disana? Cepat ke aula! Sebentar lagi kau harus berpidato, Baka!" Tiba-tiba terdengar sebuah teriakkan yang cukup kencang. Sontak membuat Sakura maupun pemuda yang dipanggil Naruto ini menoleh ke direksi suara tersebut. Jadi namanya Naruto? Batin Sakura sambil melirik sekali lagi pada pemuda berambut pirang disebelahnya.
"Aku segera datang, Kiba!" Naruto segera berlari kearah Kiba. Seakan teringat sesuatu, Naruto menolehkan kembali kepalanya kearah Sakura. Meski sudah cukup jauh, ia berteriak, "kau murid baru, kan? Cepatlah ke aula! Upacara penerimaan murid baru sudah dimulai lho!" Lalu kembali berlari tanpa memedulikan reaksi Sakura.
Setelah mendengar teriakkan Naruto, Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia masih mencerna maksud perkataan Naruto, lima detik kemudian, ia membelalakkan matanya dan langsung berlari kencang menuju aula.
.
.
.
Seperti itulah pertemuan pertama mereka. Dan pemuda bernama Namikaze Naruto yang juga seorang ketua OSIS disekolah barunya ini—yang baru ia ketahui tadi saat upacara penerimaan siswa baru— sudah sukses membuat seorang Haruno Sakura jatuh cinta padanya.
Saat ini Sakura sedang duduk dikelas barunya bersama Yamanaka Ino—sahabatnya sedari dulu. "Aku masih tidak menyangka kau akhirnya masuk kesini juga, forehead!" Ujar gadis berambut blonde pucat tersebut.
"Mau bagaimana lagi? Ibuku tidak memperbolehkanku sekolah di Suna, pig!" Sakura mendengus. Ia jadi ingat, saat ia meminta pada Ibunya untuk bersekolah di Suna, ia malah diceramahi panjang lebar mengenai bahwa seorang perempuan tidak baik jika tinggal jauh dengan kedua orang tua nya.
Sahabatnya itu malah tergelak. Membuat gadis Haruno itu mendelik kearahnya. "Tapi sekolah ini juga tidak kalah bagusnya lho, Sakura!" Ya. Sakura juga menyetujui hal itu. Kohona High School memang sekolah yang bisa dibilang paling bagus di Konoha. Bahkan sekolah ini lebih luas dibanding Suna High School. "Dan juga, senpai disini tampan-tampan!" Lanjut Ino disertai pekikkan girangnya.
Sakura memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini memang benar-benar excited jika membicarakan pria tampan. "Apalagi Sasuke-senpai! Dia sangat cool!" Ino mengatakannya dengan mata berbinar.
Sakura ingat dengan senpai yang dibicarakan Ino. Dia Uchiha Sasuke. Berkepribadian dingin. Ia juga dianugerahi wajah yang super tampan. Sakura akui, ia juga mengagumi senpai yang satu itu. Tapi hanya sekadar mengagumi. Tidak lebih.
Jelas saja seperti itu. Karena Sakura sudah menyukai senpai lainnya. Tiba-tiba bayangan wajah Namikaze Naruto yang sedang tersenyum terlintas dikepalanya. Ah, ia jadi mengingat hal memalukan tadi—saat ia ditolong oleh Naruto. Astaga, sapu tangan Naruto-senpai!
Sakura mengambil sesuatu dari saku jas sekolahnya. Sebuah sapu tangan milik Naruto. Tangan Sakura meremas pelan kain itu. "Hei, itu sapu tangan milikmu, forehead? Sebelumnya aku tidak tahu kau punya sapu tangan seperti ini?" Pertanyaan Ino sontak membuat Sakura menoleh kearah gadis itu.
"Bu-bukan! Ini sapu tangan milik Naruto-senpai." Jawab Sakura gugup. Bahkan kini pipinya bersemu merah. Ino memandang sahabatnya bingung. Ada apa dengannya? Pikirnya. Seakan tersadar sesuatu, Ino menyeringai kearah Sakura. "Ada ap—"
"Kau menyukai Naruto-senpai! Aku benar kan forehead?" Ino semakin menyeringai saat melihat rona merah diwajah Sakura semakin pekat. Ino terbahak. Membuat Sakura merenggut.
"Kau berisik, pig! Aku tidak menyukai Naruto-senpai. Tadi dia menolongku. Itu saja kok!" Ujar Sakura sembari menjulurkan lidahnya. Ino menghentikan tawanya. Ia memandang Sakura dengan serius.
"Kau ditolong olehnya? Memangnya kau kenapa?" Tanyanya penasaran. Sakura memutar bola hijaunya malas. "Hei, Sakura! Aku serius! Kau tadi benar-benar ditolong olehnya?" Ino semakin mendesaknya dengan mata berbinar.
"Aku serius, Ino-pig! Tadi aku tidak sengaja terjatuh. Dan yaaaa, begitulah~"
"Begitulah bagaimana, foreheaaaaaad? Beritahu aku!" Kini bahkan Ino mengguncang bahu Sakura.
"Dia membantuku berdiri dan meminjamkan sapu tangan ini padaku. Sudahlah, kau ini berisik sekali, Ino!" Sakura mengatakannya sambil menjulurkan lidahnya kembali. Membuat Ino mengerucutkan bibirnya.
"Aaaah! Aku iri padamu, Sakuraaaa!" Dan Sakura tergelak karena teriakkan frustasi Ino.
.
.
.
Sejak saat itu, Sakura selalu memperhatikan Naruto. Hanya memperhatikan. Tidak lebih. Alasannya? Tentu saja karena Sakura masih malu pada Naruto. Bahkan ia belum mengembalikan sapu tangan pemuda itu. Sakura tidak berani hanya untuk sekedar bertukar sapa. Dan inilah yang membuat Sakura frustasi sendiri.
Kini Sakura yang sedang berada dirumah Ino—dikamarnya lebih tepatnya— akan melampiaskan ke frustasiannya.
"AAARRGHHH!" Teriakkan Sakura membuat alis Ino berkedut kesal. Ia pun melempar bantalnya kearah Sakura. Sakura yang tidak terima akan perlakuan Ino, langsung mengerucutkan bibirnya sebal. "Pig! Kau ini apa-apaan sih?!"
Ino mendegus. "Harusnya aku yang bertanya seperti itu, forehead! Akhir-akhir ini kau seperti orang tidak waras!"
Sakura menggeram gemas. "Aku masih waras, Ino-pig!"
"Lalu kenapa kau terlihat sangat frustasi seperti itu?" Pertanyaan Ino membuat Sakura menundukkan kepalanya. Ino semakin bingung saat melihat reaksi sahabat pinkish nya itu.
"Ino," Ujar Sakura dengan suara lirih.
"I-iya, Sakura?"
"Kau tahu 'kan… Kita sudah masuk Konoha High School selama hampir enam bulan?"
Ino menganggukkan kepalanya ragu. "Lalu?"
"Dan sampai sekarang aku belum mengembalikan sapu tangan Naruto-senpai. Bahkan tidak pernah saling bertegur sapa. Padahal aku ingin sekali di notice olehnya, INOOOOO! SHANNAROOOOO!" Teriakkan Sakura diakhir kalimatnya membuat Ino tersentak kaget. Dan melempar kembali bantalnya kearah Sakura. "Piiiggg!" Dan Sakura kembali memekik sebal karena kelakuan Ino.
"Salahmu sendiri yang tiba-tiba berteriak seperti orang kesetanan, dekorin!" Ino melipat kedua tangannya didepan dada. "Jadi… Kau ingin sekali di notice oleh Naruto-senpai?" Tanya Ino dengan seringaian yang bertengger dibibirnya. Tanpa ragu Sakura mengangguk antusias. Ino tergelak. Dan bangkit dari ranjangnya.
Sakura menaikkan kedua alisnya. "Kau mau kemana, Ino?" Tapi Ino sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sakura. Ia malah membuka laci meja belajarnya dan mengobrak-abrik isinya. Sakura yang kesal karena tidak ditanggapi, mulai merengek. "Piiiigggg~!"
"Ah! Ini dia yang kucari-cari, forehead!" Ino berteriak girang sembari memegang sebuah majalah.
Sakura menautkan kedua alisnya. "Majalah? Untuk apa?" Tanyanya. Ino langsung melempar majalah tersebut ke Sakura. Dengan sigap Sakura menangkapnya.
"Pig! Kau ini senang sekali melempariku dengan barang-barang sih!" Keluh Sakura.
"Cepat kau buka halaman duapuluh dan baca artikel disana, Sakura!" Perintah Ino. Ia kembali ke ranjangnya dan duduk disamping Sakura. Tanpa mengeluh lagi, Sakura lantas membuka halaman yang Ino katakan.
Bola hijau Sakura melebar saat melihat judul di artikel tersebut. Ia mengalihkan pandangannya pada sahabatnya dan melihat Ino menyeringai. "I-Ino.. Ini..." Sakura tergagap. Matanya masih terbelalak.
Ino mengangguk antusias. "Yap! 'Cara-Cara Jitu Untuk di Notice Oleh Senpaimu!' Coba baca itu, forehead!"
Mata Sakura seketika langsung berbinar-binar. Dengan gesit gadis itu langsung membaca artikel tersebut.
.
.
.
TBC
A/N : Yosh! Ini fic NaruSaku pertama Kirari yang Multichap. hehehe. X/D /blushing(?)/ gimana? ancur kah? aneh? nggak jelas? mengcewakan? uuhh. gomen ne. uwu
tapi Kirari harap sih fic ini nggak terlalu mengecewakan. ini juga Kirari harus tebelin muka (?) bua nge publish. hiksu. :"3
maaf kalo ada OOC ataupun ada typo~ di warning juga tadi udah Kirari tulis kan~ hehehe.
daaann.. boleh minta saran atau kritik atau konkrit? Kirari terima dengan sangaaaat senang hati! XDb
hmm... keep or delete? .w.
oke. ini aja deh A/N dari Kirari~ dan jugaaa... review? Arigatou! /grin/