The Rise of Naruto
Disclaimer : Naruto dan Highschool DxD is not mine!
Author : Akira no Rinnengan
…
"Hei Irina, Apa kita memang bisa mempercayai'nya?" tiba-tiba Xenovia bertanya seperti itu, walaupun nyatanya Naruto masih berada di depannya.
"Kenapa kau berkata seperti Xenovia?"
"Maksudku, adiknya adalah Iblis dan menurut perkataannya tadi ; dia tinggal bersama dua orang Iblis di rumahnya, ku pikir dia telah melakukan kontrak dengan Ib…"
"Aku dapat meyakinkan diriku kalau aku masih suci dan belum membuat kontrak apapun dengan makhluk yang bernama Iblis itu, walaupun aku memang tinggal bersama dua orang Iblis di rumahku, tetapi aku ada masalah tersendiri dengan majikan mereka berdua"
"Masalah apa itu, Naruto-kun?" tiba-tiba Naruto terdiam dibuatnya, permasalahannya dengan Rias bukanlah sesuatu yang harus diketahui oleh Irina dan temannya, "Kurasa kau tidak perlu mengetahuinya Irina-kun, karna ini termasuk masalah pribadi" dan sepertinya Irina menyalah artikan perkataan Naruto tersebut.
"Ka-kau be-be…" sadar akan jawabannya yang kurang tepat, Naruto berkata, "Jangan berfikiran mesum Irina, aku dan majikannya Issei bukanlah pasangan seperti yang kau fikirkan, masalah pribadi ini terlalu rumit untuk kujelaskan, yang pasti aku dan majikaan Issei tidak berhubungan seperti yang kau fikirkan" dan Irina memerah karna malu akibat pemikirannya yang terlalu jelek.
Dan kenapa dia bisa lupa kalau Naruto adalah tipe manusia yang sangat sulit tertarik dengan yang namanya lawan jenis, berbeda dengan saudaranya yang terlampau mesum.
Tiba-tiba air muka Irina dan Xenovia sekarang berubah serius, "Lalu apa tujuanmu ada di sini, Naruto-kun? –kau tahu Vatikan bukan tempat yang bisa dimasuki dengan mudah, kecuali kau dapat izin dari gereja setempat, dan dari yang ku tahu, kau Atheis" Naruto menutup matanya, lalu menghirup nafas sejenak.
"Kau benar, aku memang tidak mempercayai adanya tuhan, aku memasuki Vatikan secara illegal" dengan cepat, gadis berambut biru yang memiliki surai hijau itu melompat kebelakang, lalu menyiapkan kuda-kuda bertarungnya.
"Bisakah kau tenang Nona, aku disini bukan untuk bertarung, lagipula aku ini hanya manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan 'seperti' kalian" Xenovia Quarta hanya diam, dirinya tidak mengindahkan apa yang Naruto ucapkan, baginya kedatangan Naruto di tempat suci pemeluk ajaran ******* ini adalah sebuah pencemaran, dan dirinya tidak suka akan itu.
"Jadi bisa dijelaskan kenapa kau datang ke Negara kecil ini, Naruto-kun?" Naruto menatap serius Irina, "Aku mencari sebuah buku"
"Makhluk sepertimu tidak pantas memegang buku yang berasal dari tempat ini!" keturuanan dari Dewi Amaterasu ini memandang Irina tidak suka, "Kau tidak pantas berkata seperti itu, Nona –aku ini juga makhluk yang mempunyai hak –jika kau memang mengakui dirimu adalah prajurit gerekja, maka kau pasti menyadarinya!" rahang dari gadis biru ini mengeras.
"Buku apa yang kau cari, Naruto-kun?"
"Buku Inga!" mata kedua gadis ini melebar, mereka tahu buku itu, di dalam buku itu tersimpan sebuah cara untuk membuka segel dari makhluk penghisap jiwa, Inga!.
"Da-dari mana kau tahu tentang buku itu Naruto? –buku itu termasuk rahasia terbesar Vatikan!"'
"Rahasia Vatikan? –jangan bercanda denganku Irina, buku itu adalah buku milik ajaran S****O, dan dengan bangganya kalian mengklaim buku itu milik Vatikan? –pencuri, munafik, sepertinya kalian orang Vatikan senang sekali mengklaim sesuatu yang bukan milik kalian ya?" perlahan aura suci di tangan kanan Naruto mulai keluar dari setiap pori-pori kulitnya, dan Xenovia serta Irina memasang mode bertarungnya, karna merasakan bahaya dari manusia di depannya.
"Katakan padaku, dimana buku itu, Irina!" urat saraf mata Naruto membesar, menandakan dia telah mengeluarkan doujutsu mesum milik klan Hyuga,
Irina dan Xenovia terdiam dan mata mereka seperti ikan yang telah mati, Naruto sebenarnya memasang genjutsu kepada mereka, karna bagaimanapun dirinya adalah keturunan dari Dewi Amaterasu, saudara dari Dewi Tsukoyomi, pemilik kekuatan ilusi yang terkuat.
"Di ruang bawah tanah pustaka Vatikan"
"Tunjukan jalannya!"
Irina berjalan mendahului Xenovia dengan mata seperti ikan mati, tidak ada gairah menujukkan pada Naruto jalan menuju ke ruang bawah tanah, karna di sini hanya dirinnya yang mengetahui ruangan tersebut, sedangakan Irina? –tidak, para Exorcist yang memilih kelas Aria dan Tamer memiliki hak kusus untuk mencoba naskah kuno yang memiliki kunci untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar.
Di bawah tanah ini Naruto melihat segerombolan orang membentuk lingkaran dengan sebuah buku atau kitab berada di tengah mereka, mengaktifkan Byakungannya, Naruto melihat tulisan kuno yang entah kenapa bisa ia mengerti. Menyeringai penuh dengan kesenang, akhirnya buku yang menghubungkanny dengan kekuatan pemberian ibunya berhasil ia temukan.
"Arrigatou, Irina-kun" Irina tidak menjawab, hanya diam seperti orang yang telah mati.
Naruto berjalan mendekati sekelompok manusia tersebut yang tidak merasakan aura kehadirannya karna mungkin terlalu sibuk dengan aktivitas mereka untuk membuka segel yang ada dalam kitab tersebut.
"Apa urusan kalian telah selesai?" Naruto akhirnya mendapat perhatian mereka, mereka memandang Naruto dengan bingung karna bagaimanapun Naruto merupakan manusia yang belum pernah mereka lihat sebelumnya selama merea hidup di Negara kecil ini.
"Siapa kau?"
"Aku Naruto, Excorcist baru –klasifikasi Tamer" Narutonya sih tentunya bohong, tetapi daripada dia mendapat masalah nantinya, lebih baik dia bohong.
"Buktikan!" entah kenapa Naruto jadi kelabakan karnaya, dirinyakan tidak tahu mantra-mantra untuk memanggil iblis.
'Butuh bantuan, Tou-san?'
'Kurasa aku butuh' Naruto memejamkan matanya, lalu mulutnya berkomat-kamit tidak jelas.
Lingkaran sihir muncul di depannya dan memunculkan seekor Naga kecil berulit merah dan bermata hijau, Shion dalam mode Chibi Dragonnya.
Mata para Exorcist lainnya melebar, mereka tidak menyangka Naruto bisa membuat kontrak dengan ras yang hidup terlama di Bumi, Naga.
"Apa kalian percaya?" mendapati mereka mengangguk, Naruto meminta Shion untuk kembali lagi ke celah dimensi, lalu dia mendekati kitab yang ada di tengah para Exorcist.
"Percuma, tidak akan ada yang bisa membuka segelnya, walaupun kita menyatukan kekuatan yang melantunkan puji-pujian untuknya!" Naruto hanya menatap Exorcits kelas Tamer tersebut datar, dan tanpa mempedulikan ucapan mereka Naruto berjalan ke depan altar tempat kitab tersebut diletakkan.
Tangan kanan Naruto menyentuh kitab tersebut, memejamkan matanya untuk berkonsentrasi agar dirinya bisa menembus ribuan kekkai yang terpasang di kitab tersebut.
Naruto kembali membuka matanya, sekarang di depannya terdapat sebuah istana super megah yang terbuat dari emas dan bertatakan shapire dan berlian. Naruto melihat prajurit yang memancarkan aura suci menjaga istana tersebut.
Dirinya tahu istana ini, ini adalah tempat dimana dirinya lahir saat kehidupan terdahulu, istana tempat ibunya tinggal.
Naruto melangkahkan kakinya menuju gerbang istana yang megah tersebut, tetapi terhalang ketika para penjaga menghentikan gerakannya.
"Siapa kau?" Naruto hanya diam, tidak menjawab karna dirinya sadar dirinya bukan lagi Hotaru, putra Dewi Amaterasu.
"Siapa kau?" Naruto masih diam.
"Siapa kau?" sepertinya penjaga gerbang ini mulai kehilangan kesabaran karna Naruto, tapi Naruto masih diam, tak berniat menjawab. Kesal karna diabaikan, para penjaga mengarahkan pedangnya ke arah Naruto, berniat mengeksekusi Naruto di tempat dengan dalih mengganggu keamanan istana.
"Berhenti!" suara yang terkesan berat, tapi masih menyimpat keanggunan dan kelembutan membuat para penjaga tersebut terdiam. Mereka melihat sang Dewi berjalan ke arah mereka, mereka membungkuk hormat lalu mengambil posisi mereka semula.
"Senang bisa bertemu denganmu kembali, Hotaru-kun" sebenarnya Amaterasu ingin sekali membawa Naruto kepelukanya, melepaskan rasa rindu yang sangat besar.
Para penjaga tersebut tersentak, mereka tahu siapa Hotaru, putra Dewi Amaterasu yang menghilang dahulunya –dan sekarang dirinya kembali dengan wujud yang berbeda.
Naruto tersenyum, "Senang juga bisa bertemu dengamu, Okaa-sama" Naruto berjalan mendekati sang ibu, lalu memeluk sang ibu, melepaskan segala kerinduan yang membebaninya, waluapun baru beberapa hari yang lalu bertemu, tapi tetap saja kerinduannya sangat besar.
Amaterasu membalas pelukan sang putra. Setelah acara melepas kerinduan tersebut selasai, Naruto menatap sang bunda, "Apa aku bisa bertemu dengan Inga?" Amaterasu hanya tersenyum, dan mengangguk.
"Dia ada di Pavilum selatan" Naruto membungkuk hormat lalu berjalan menuju tempat yang diberi tahu oleh sang bunda.
…
Inga –banyak orang yang menganggapnya adalah iblis pelahap jiwa, tetapi sejatinya dia adalah utusan yang Dewi Amaterasu untuk menghilangkan jeritan dari para manusia. Sekarang gadis ini menatap pemandangan indah di depannya.
Kalau ada yang bertanya seperti apa wujudnya, dia memiliki rambut perak yang indah, tubuh yang bisa membuat para lelaki ileran karna keanggunananya, kulit putih seperti porselen, walaupun bagian kanan matanya berwarna hitam.
Entah apa yang dia pikirkan, tetapi matanya memancarkan kerinduan yang tidak bisa lagi di tahan.
Sebentar lagi kau akan bertemu dengan Hotaru
Dirinya kembali mengingat kembali perkataan Sang Dewi, dan karna hal diriny merasa tidak tahan lagi untuk melepaskan kerinduannya –karna Hotaru adalah sahabatnya yang sangat disayanginya.
"Sedang apa?" Inga mendengar seseorang berbicara, tapi dia tidak melihat jasadnya.
"Di atas!" Inga melihat kelangit-langit pavilum, di sana berdiri seorang pemuda dengan rambut pirang dan mata yang berbeda warnya, Naruto Hyoudo!.
Inga memicingkan matanya, kalau dilihat-lihat pemuda di depannya ini mirip dengan seseoarang….
100% Completed.
"Mana ciuman selamat datangnya, Black or White?" Inga melebarkan matanya, karna satu-satunya yang boleh memanggilnya seperti itu hanyalah…
"Ho-Hotaru!"
"Yo, Hisshashiburi Inga, Genki ?"
…
…
Para Exorcist klasifikasi Aria dan Tamer hanya diam dan bingung mengamatai apa yang Naruto lakukan.
"Hei, apa yang akan terjadia kalau segelnya lepas?" tiba-tiba Naruto berbica kepada mereka.
"Apaun makhluk yang tersegel di dalam sana, bebas menjadi milikmu!" Naruto menyeringai, "Tap sayangnya itu percuma, karna kitab tersebut dilindungi dengan segel berlapis yang tak mungkin bisa dilepas oleh manusia biasa"
"Oh~" Naruto mengirimkan kekuatan pemberian ibunya untuk melepas segel yang ada di dalam buku tersebut, lalu menggigit jarinya sampai berdarah dan mengoleskannya di segel.
"Inga!"
POOF
Sebuah patung tiba-tiba muncul di atas altar tersebut –patung tersebut sama dengan patung yang biasa menggambarkan bentuk Dewa atau Dewi dari ajaran S****O.
"Mustahil!"
Darah Naruto perlahan mengalir mambasahi patung Inga.
SRINHGGG
Patung tersebut menghilang dan yang sekarang yang tinggal adalah kitab yang menyegel patung Inga.
"Sesuai perkataan kalian tadi, benda ini menjadi milikku!" Naruto mengambil kitab tersebut dan berjalan keluar dari ruang bawah tanah, meninggalkan para Exorcist yang masih syok akibat perbuatan Naruto.
"Kemana tujuan kita setelah ini, Naruto?" Inga muncul dengan versi kecilnya di samping Naruto yang berjalan keluar dari pustaka.
"Sudah pasti kita akan kembali ke Jepang, aku merindukan adikku dan yang lainnya"
"Oh~, terserahlah, yang penting aku bisa bersama denganmu lagi, Hotaru" Naruto hanya tersenyum, lalu di depan mereka muncul sebuah portal buatan milik Shion yang akan membawa mereka pulang ke Jepang.
Ah~, sepertinya Naruto melupakan sesuatu –ya sudahlah!
"NARUTO!" dan itu adalah Irina Shido yang tadi masuk ke dalam ilusinya!
TBC
Fyuh, maaf sepertinya hanya ini yang bisa saya kerjakan karna saya masih dalam masa ujian –idenya hanya dapat segini –tapi yang sudahlah.
Fic Xover dengan Yu-Gi Oh Dule monster akan saya up di akun yang satu lagi –tapi di tahun baru nanti karna saya sedang mencari riverensi untuk deck yang cocok dengan Naruto.
Jaa.