Wah, Chanyeol tumben KO! Hehe

Horee akhirnya update! Ayo teriakkan ChanKai! Yey!

Agak sedih juga, aku masuk FFn dan searching ChanKai kok udah sepi ya, gak se rame dulu (author ChanKai udah jarang update dan bikin FF baru, hiks)

Jadi Bocah melanjutkan FF ini meski nantinya akan tetep lama update karena Bocah udah kelas 3 SMA, harus fokus UN

So this is! For ChanKai shipper!

TRAP IN DEVIL PLEASURE

©BocahLanang

Facebook:

BocahLanang HunKai (The Real BocahLanang)

Ini FF ChanKai..

Saya ingatkan.. ini FF terlalu sadis..

ChanKai

Chanyeol Sadist..

DRUG ADDICT

Tapi..

Bagi yang tidak suka karakter Chanyeol jahat, jangan baca..

Banyak alur pembunuhan karakter..

DON'T BASH.. DON'T READ IF YOU HATE THIS FF

I told you before

.

.

.

AND THIS IS

TRAP IN DEVIL PLEASURE

.

.

….

"Kau pria idamanku, kau pria paling tampan didunia" Kai tersenyum puas melihat Chanyeol yang kini menenggak sebotol red wine berkelas setelah mendengar pujian yang Kai berikan untuknya.

"Pastikan kau menikah denganku, aku rela mengkonsumsi seluruh drugs disisa hidupku" Chanyeol mengecup pipi Kai, sedang tangan Kai menusukkan jarum suntik berisi cairan heroin pada vena lengan kekar Chanyeol.

Perlahan.. dunia Chanyeol terasa berputar

Kelopak matanya makin berat tapi ia tetap paksa untuk membuka, ingin tetap memandang makhluk indah itu..

Namun pengaruh drugs yang terlalu banyak mengalir ditubuhnya itu,

Tubuhya terasa ringan diterbangkan keatas, begitu lepas, dan perlahan semuanya gelap

-Trap in Devil Pleasure-

Pagi

Apatermen Chanyeol..

06.55 am..

"Erh" Chanyeol terbangun dari tidurnya. Matanya terasa berat sekali untuk dibuka.

"EERRRRHHHHAAAHHHH!" Chanyeol menjambak kasar rambut pirangnya yang sudah panjang sampai dahi itu ketika kepalanya terasa akan pecah.

Sentuhan jemari dingin di dada bidangnya sangat terasa. Seakan tubuhnya sendiri terlalu panas.

"Pelan-pelan saja" suara itu lembut, selembut belaian yang Chanyeol rasakan di dahinya, dan berakhir dengan kecupan di pelipisnya. Semua rasa sakit itu hilang.

"Kai.." suara berat Chanyeol khas orang bangu dari tidurnya, serta ditambah tenggorokannya yang masih terasa terbakar karena alkohol semalam.

"Wah, Chanyeol bangun!" Kai bersorak senang melihat kedua kelopak mata tajam itu terbuka perlahan.

Chanyeol hanya membalas senyum tipis, Kai manis sekali rebahan di lengannya dan menatapnya seperhatian itu.

"Apa semalam aku menyakitimu?" Chanyeol meraba beberapa tanda keunguan di leher Kai yang ia buat semalam. Kai hanya menggeleng ringan.

"Maaf aku membuatmu hingga begini" Kai memutus kontak mata mereka. Menatap sendu pada jemarinya yang ditautkan erat oleh jemari Chanyeol.

"Semua berakhir sesuai yang seharusnya, dengan kau disisiku" Chanyeol mengecup lama dahi Kai.

-Trap in Devil Pleasure-

"Aku melihat surat dengan pengesahan mu itu" mata Kai semakin sendu menunjuk beberapa lembar kertas berwarna biru dan abu-abu, tulisan ketikan mesin tua dan tandatangan Chanyeol disana.

"Astaga!" Chanyeol segera bangkit dari kasur. Tak peduli otot-ototnya yang mungkin akan shock karena gerakan yang terlalu tiba-tiba setelah diistirahatkan semalam.

GREPP! SRAK-SRAK-KSRRAKK

Meraup kertas-kertas itu paksa. Merematnya menjadi bola hanya segenggaman tangannya, dengan dirinya yang dilingkupi penuh emosi.

Matanya yang menyorot tajam itu beralih menatap Kai dengan pandangan lembut.

"Jangan lakukan itu.. Yeol" Kai menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, terduduk di kasur putih Chanyeol. Menunduk menyembunyikan wajahnya terlihat sangat sedih.

BRAKK!

"Tidak-. Tidak akan Baby.. Please jangan redup" Chanyeol membanting bola kertas itu keras kelantai dan berlari menangkup kedua pipi Kai.

GREP!

'Jangan redup, air matamu menikam nyawaku. Air matamu membuatku merasa tak dapat melindungimu' lanjut Chanyeol dalam hati.

"T-tapi.." air mata Kai sudah mengalir deras ketika ia mendongak. Chanyeol makin mengumpat dalam hati akan keteledorannya tidak memusnahkan kertas-kertas keparat itu dari meja nakas kamarnya.

"Tidak, aku akan membatalkannya. Aku akan membatalkan upacara kematianku sekarang juga" Chanyeol mendekap erat tubuh Kai. Mengusap pundak bergetar itu.

"Ssstt.. uljima, aku selalu bersamamu" Chanyeol merengkuh tubuh mungil dingin Kai dalam dekapan hangatnya.

"Berjanjilah.. jangan pergi tanpaku" Kai meremat pundak Chanyeol yang kokoh tanpa sehelai benangpun.

"Janji. Aku tidak akan mencoba untuk bunuh diri. Aku akan bersamamu selamanya" Chanyeol memejamkan matanya. Menghirup dalam aroma mawar merah yang menguar lembut dari tubuh halus dalam dekapannya itu.

.

.

.

SURAT PELAKSANAAN EKSEKUSI RESMI

Nama: PARK CHANYEOL

Tempat Tanggal Lahir: FLORIDA, 2 FEBRUARI 2022

Usia: 17 TAHUN

Keterangan: LEGAL

Dengan ini menyatakan bahwa TUAN PARK CHANYEOL resmi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk menjalani eksekusi atas kemauan diri pribadi.

Tertandatangan menyadari bahwa menghilangkan nyawa merupakan sesuatu yang salah dan menginjak martabat sebagai makhluk yang dikaruniai hidup.

Tertandatangan secara sadar akan mengakhiri hidupnya dalam usianya yang ke 17 dengan pengeksekusi dua puluh eksekutor penembak.

Keterangan TUAN PARK CHANYEOL mengakhiri hidup akan dirangkum dalam dokumen resmi pemerintah dunia. Pihak terkait yang tercantum dibawah akan menjadi saksi dan pembawa kunci brankas dokumen kematian sebagai berikut:

Lokasi Eksekusi: PC-355-KJ (UNDERGROWN) ROMA

Saksi, Pembawa Kunci: Kim Kai

Demikian surat bunuh diri resmi yang di legalkan pemerintah dunia.

*lampiran utama biru sebagai bukti penyetoran biaya eksekusi.

**lampiran abu-abu sebagai tanda bukti yang wajib dibawa pemesan eksekusi (pengambilan nyawa).

Pemesan Eksekusi

Tertanda tangan,

Park Chanyeol

.

.

.

"Chan-hiks.. jangan ke Roma-hiks-Jangan bunuh diri" Kai membenamkan wajahnya di pundak lebar Chanyeol.

"Mian.. Mian.. Baby, sshh.. Mian" Chanyeol terus bergumam. Isakan Kai benar-benar melubangi hatinya hingga berdarah.

-Trap in Devil Pleasure-

Chanyeol sedang bersandar di kursi kerjanya.

Setahunya, saat ia mandi tadi, Kai mengatakan untuk pergi pulang.

Sempat ingin ia cegah, tapi apa daya. Kai seolah bisa melemahkannya, mematahkan keangkuhan dan sifat kuasa penuhnya. Meluruhkannya.

Rambutnya menjadi abu-abu, poni itu disibakkan hingga dahi tegasnya terlihat sangat sempurna dengan alis berkerut dan mata yang menatap tajam pada mesin fax didepannya.

Menanti kepastian dari Roma.

Persetan.

Ia harus membatalkan rencananya untuk bunuh diri.

Setelah melihat Kai, ia merasa lahir kembali. Ia bernyawa, jantungnya berdetak cepat seakan mengkonsumsi stimulan dosis tinggi.

"Kai, aku mencintaimu" bahkan kini Chanyeol sudah meracau kala shabu-shabu serbuk dihirupnya untuk sarapan jam 11 hari ini.

Kedua matanya mulai terpejam dan mencoba rileks memasrahkan tubuhnya pada kursi kerja. Panas. Keringat membanjiri tubuhnya meski suhu ruangan sudah ia atur hingga 9 derajat. Dingin sekali hingga kaca bening disampingnya berembun karena perbedaan suhu dalam dan luar ruangan.

Merasa kaos hitamnya basah keringat, ditanggalkan kain atasan itu dan dibiarkan terpuruk di lantai.

Panas. Ia butuh Kai.

Kai-nya.

Piip-

Lampu indikator mesin tipis itu menyala dan langsung mengeluarkan selembar kertas dengan deret-deret huruf dan nominal angka pembatalan eksekusi.

Kedua matanya sudah terlalu berat untuk membaca. Bayangan seluruh benda menjadi dua. Lucu.

Sesaat Chanyeol tertawa gila merasakan kepalanya yang terasa berat dan terpukul ribuan ton batu itu kini berubah menjadi sangat ringan seperti diterbangkan.

Darahnya berdesir cepat bahkan telinganya mampu mendengar detak jantungnya yang seakan mampu meledak.

"Kai.. aku merasakan apa itu yang namanya craving.. dan itulah yang kurasakan padamu" Chanyeol mengelap peluh di dahinya yang bercucuran.

Menyeringai tajam berupaya berdiri tegak beranjak dari ruang kerjanya yang dapat telapak kakinya rasakan lantai itu sedingin es.

Kedua tangan berototnya itu berpegangan pada pinggir meja kacanya, sempoyongan dengan mata berat dan nafas yang memburu.

Paru-parunya terasa terbakar panas. Ia butuh air tapi tidak berguna juga.

Brugh!

Dan akhirnya tubuh tinggi Chanyeol terjatuh di lantai dingin setelah kehilangan sedetik saja keseimbangan tubuhnya.

"Eraaaaarrgh!" dibenturkan dahinya beberapa kali di lantai marmer putih dingin. Rasanya seperti tertusuk jarum saat dada bidang dan perut six packnya bersentuhan dengan dingin lantai.

Nikmat dan sakit disaat bersamaan.

"Carving.. Kai.." setelah berujar lirih akhirnya namja tampan itu dikaburkan oleh gelap yang mulai menyerangnya.

-Trap in Devil Pleasure-

Kembali dari sadarnya, Chanyeol serasa dihantam truck container atau kapal pesiar.

Tubuhnya terasa remuk, bahkan jemari tangan dan kakinya mati rasa. Termasuk hidungnya yang mengeluarkan darah kental.

Ia mimisan? Buruk sekali karena darah itu mengalir hingga dagunya dan menggenang cukup banyak seperti kolam anggur merah membasahi sisi pipi dan pundak kirinya yang polos karena bajunya yang ia tanggalkan jam 11 tadi.

Kini ia masih kaku seperti mayat dalam ruang pendingin rumah sakit. Tapi dengan posisi telungkup dan darah kental semi kering yang sangat lengket membuat kepalanya yang terasa berat itu semakin susah diangkat karena lem alami bernama darah kental.

Setelah susah payah duduk dan masih saja merasakan kebas pada jemari kaki dan tangannya, ia mencoba menyerka darah yang terus mengalir dari hidung mancungnya.

"Ahaha.. apa otakku sudah rusak hingga berdarah seperti ini, huh?" Chanyeol bertanya sinis. Menengadahkan kepalanya namun yang ada darah itu mengalir ke dalam dan membuatnya terbatuk.

"UHUK! FUCK!" habis sudah kesabarannya, diludahkan darah itu ke lantai. Bersama genangan darah semi kental yang memberi warna kontras pada keramik putih.

Sedikit limbung ia berjalan keluar dari ruangan sembari berpegangan pada rak-rak yang menempel permanen pada dinding.

Meraih kenop pintu.

BLAM!

Dibantingnya pintu itu hingga terpental terbuka kembali. Engselnya rusak satu. Sial! Tangannya masih mati rasa sehingga ia tidak mampu mengatur kekuatannya.

Sebaiknya ia segera berendam kedalam bathub berisi air panas sekarang juga.

"Chanyeol?" telinga lebarnya yang juga dingin hingga berwarna kuning memperlihatkan jaringan ikat tulang rawan itu entah kenapa mampu menangkap suara lembut sosok yang bahkan suaranya terekam rapih dalam otaknya yang mulai busuk digerogoti drugs.

Kedua matanya ia paksa buka dan edarkan kesekeliling ruang tengah yang luas itu. Perih dan panas serasa terbakar, sialan matanya itu.

"Gwenchana?" suara itu kembali terdengar disamping kirinya saat Chanyeol memaksakan lehernye menengok ke kanan.

"Kai.." Chanyeol merasa makin pusing dan lehernya cukup lelah untuk sekedar berputar ke kiri.

"Pejamkan kedua matamu, kau hanya kelelahan, Chanyeol" Kai tersenyum dan menuntun Chanyeol yang mulai memejamkan kedua matanya yang memerah kering dan panas.

"Jam berapa sekarang, sayang?" Chanyeol bertanya dengan suara seraknya dan mata yang masih terpejam. Ia pasrah dituntun jemari dingin itu untuk berjalan kemanapun.

Asal tetap bersama.

Asal selalu disamping Kai.

"Jam? Tidak biasanya kau memikirkan waktu.." Kai mengeratkan pegangannya di lengan kekar Chanyeol kala namja tinggi itu hendak limbung terjerembab.

"Sekarang jam 9 malam" tapi pada akhirnya Kai menjawab juga. Dengan senyum tipis yang Chanyeol tidak lihat karena mata tajamnya yang tertutup rapat.

Sekitar 10 jam ia pingsan? Hebat sekali tubuhnya masih bisa hidup padahal terbaring telungkup di lantai yang suhunya minus dan suhu ruangan 9 derajat itu.

Mungkin inilah yang mereka sebut sebagai tubuh zombie. Drugs menggerogoti tubuh, tapi disisi lain drugs mengabadikan sebagian lainnya untuk tetap kekal.

-Trap in Devil Pleasure-

Kepulan uap panas beraroma lavender itu mengunggung hingga atas.

Chanyeol merilekskan tubuh tinggi kokohnya dalam bathub sembari memejamkan kedua matanya. Merebahkan kepalanya pada bantalan ujung bathub.

"Jangan berfikir terlalu berat" suara Kai kembali menyapa gendang telinganya. Dan senyum bahagianya terukir begitu saja tanpa aba-aba.

Jemari lentik Kai meneteskan air hangat pada telinganya yang kuning kedinginan. Menghangatkan kapiler darah sehingga kembali berfungsi normal. Dan rona kedua cuping telinganya kembali hidup.

Bagai sugesti, perkataan Kai tadi melemaskan kedua tangan Chanyeol yang semula terkepal erat di kanan kiri bathub. Direndamkan kedua lengan kekarnya sehingga jemari-jemarinya mulai dapat merasa lagi.

Nafasnya mulai lembut dan teratur ketika Kai dengan pelan membersihkan hidungnya dari sisa darah mimisannya.

"Ini pasti karena hidungmu tidak bisa beradaptasi dengan suhu ekstrim yang sangat dingin" Kai kembali membasuh hidung mancung itu hingga bersih dari noda darah.

Menyerka lekuk wajah tampan itu dengan handuk basah.

Chanyeol tampan sekali.

"Kai, jemarimu dingin. Kau sakit?" akhirnya suara Chanyeol kembali normal meski sedikit sumbang di akhir penggalan kata. Pita suaranya kering karena kelenjar ludahnya sudah tidak bisa berfungsi normal sejak ia umur sepuluh.

Sedikit aneh ketika ia memakan sepuluh cabai habanero ludahnya tetap sulit keluar.

"Menurutmu begitu?" Kai tertawa dengan suara lirihnya dan kedua mata yang membentuk bulan sabit indah.

Chanyeol ingin mencium amfetaminnya itu lagi.

Senyum itu menandakan Kai baik-baik saja.

"Bukan begitu. Aku tidak bermaksud" sungguh Chanyeol tidak menyinggung kondisi tubuh Kai yang memang sejak dulu bertubuh dingin. Berbanding dengan tubuhnya yang panas terbakar.

"Baiklah, aku ikut berendam" Kai mengalirkan kembali air hangat untuk menambah volume yang ada didalam bathub. Chanyeol mengrenyitkan dahinya melihat air yang mengepul itu membludak begitusaja membanjiri lantai kamar mandi.

Dan Kai yang pergi entah kemana meninggalkannya dibelakang.

"Kai?" Chanyeol masih tidak bisa menggerakkan punggungnya untuk sekedar duduk. Pinggang dan tulang punggungnya terasa kaku dan mati rasa.

Air yang mengalir turun itu benar-benar membuatnya seperti berendam di sungai. Bunyi gemericik yang kian deras dan air aroma terapi lavender berwarna keunguan itu mulai pudar tergantikan warna bening.

Samar-samar namja Park itu dapat melihat kedua kakinya yang kurus panjang ada didasar bathub. Dan bayangan dari atas yang memberi kesan gelap.

Merasa bayangan itu bergerak, dan sepasang mata menatapi dirinya, Chanyeol akhirnya mendongak.

"Siapa?" Chanyeol mendongak dan membelalakkan kedua matanya. Pupilnya yang hitam itu bergetar dengan jantung yang terpacu cepat.

"Aku akan membantu menggosok punggungmu.." Kai. Sosok itu Kai? Kenapa bisa Kai berpenampilan seperti itu? Ada yang berbeda.

Keringat dingin mengalir dari dahinya.

Chanyeol seakan lupa cara untuk bernafas. Bukan.

Tapi aura kelam itu membawa sesak masuk ke paru-parunya yang rusak nikotin.

Ada sosok lain dibelakangnya, berwarna hitam, sebuah bayangan tanpa wajah.

Sayap hitam kelam yang terbentang megah.

-Trap in Devil Pleasure-

-TBC-

Readers: Itu surat apa sih author sii? Kok ada surat bunuh diri segala? Chanyeol mau bunuh diri di roma gitu?

Bocah: Yup! Kalian benar! Chanyeol itu atheis (di ff ini) jadi dia kayak hilang arah pas Kai ilang tiba-tiba waktu itu. Jadi dia milih mengakhiri hidupnya di tempat eksekusi orang-orang jahat kriminal yang diwanted di seluruh dunia, tempat eksekusinya itu di bawah tanah roma (gak tau disana ada beneran apa enggak, Bocah cuma ngawur oke? Kalo salah ya mian jangan diambil hati) dan tempat itu rahasia banget, cuma para penjahat dunia dan PBB yang tahu letaknya.

Readers:Chanyeol rambutnya cepet panjangnya, kemaren cepak, semalem langsung nutupin dahi

Bocah: haha, karena Chanyeol tetep manly meskipun poninya udah sepanjang dahi. *lirik Exo performance-Hurt

Readers: Chanyeol di FF ini aneh, mana ada orang yang pasang surut minum drugs kayak dia, terus sebenernya Chanyeol itu addict ke drugs jenis apa? Kok minum drugsnya macem-macem -_-

Bocah: Hmm.. secara umum memang bener sih, orang yang udah addict sama drugs kayak Yeol itu gak mungkin surut, kalo jatahnya dikurangin dikit aja nanti dia bisa sakaw ato mati. Jadi harusnya dia selalu nambah porsi drugsnya. Hehe. Kalo masalah addict, tentusaja Chanyeol addict sama Kai, Kai kan drugs eternalnya Chanyeol, hehe

Readers: BL, Carving itu apa e?

Bocah: Itu istilah, jadi bukan arti sebenarnya oke? Kan kalau arti sebenarnya itu artinya adalah mengukir, nah kalau di dunia drugs Carving itu semacam rasa rindu pada narkoba, ingin mengkonsumsi lagi gitu.

Readers: Itu yang dilihat Chanyeol apakah makhluk yang sama dengan yang dilihat Luhan?

Bocah: Yup! Seratus buat kalian! Ayo yang lupa kalian bisa baca dari CH1 biar seru dan nyambung, hehe

Oke, Review ya! Gomawo all! Salam ChanKai! :D