DANGEROUS

Main pairing : KaiHun

Disclaimer : EXO milik EXO stans

Warning : Typos, violence scene

Enjoy!

.


Chapter 1


Dua orang yang terpisah jarak berkilo-kilo meter antara China dan Korea Selatan tengah terlibat pecakapan melalui ponsel sore itu.

"kau yakin akan menghabisinya malam ini?"

"tentu saja. Aku sudah memasang alat pelacak di ponselnya. hanya tinggal memantau melalui monitor kemana dia pergi dan menyerangnya saat dia lengah. mudah kan?"

"well, ku harap usahamu kali ini tidak kembali gagal seperti yang sebelum-sebelumnya"

"kujamin kali ini pasti berhasil. Percayalah. Aku sudah membayar mahal orang suruhan terbaik untuk mengurusnya"

"bagus kalau kau memiliki keyakinan yang begitu besar. Kabari aku kalau sudah beres"

"baiklah."

Pip!

Seringaian menghiasi bibir salah satunya.

Bersiaplah Kim Jong In. malam ini adalah malam terakhirmu di dunia sebelum aku menendangmu ke neraka.


.

Seorang pemuda berkulit pucat berlari seperti kesetanan disepanjang perjalanannya menuju sebuah coffee shop yang berjarak sekitar 8 blok dari sekolahnya. Ia tidak boleh terlambat atau gajinya akan dipotong. Biasanya ia tak perlu terburu-buru seperti ini. Salahkan lee seosangnim—guru matematika—yang seenaknya memberi materi tambahan sepulang sekolah selama 20 menit. Hampir 2 bulan ini si kulit pucat bekerja disana dan sudah mengenal akrab beberapa orang pelanggan, termasuk orang yang secara tak sengaja ia tabrak ketika melewati pintu masuk.

"Maaf, maafkan aku" ia meminta maaf sembari membungkuk berulang-ulang tanpa melihat siapa yang ditabrak.

"sehun?"

Yang dipanggil mengangkat kepalanya, "Luhan-hyung?"

"kenapa baru datang? bukankah sekarang giliranmu?" Luhan yang setiap hari berkunjung kesana sudah hafal betul dengan shift kerja sehun yang dimulai dari pukul 4 sore hingga pukul 10 malam.

"tadi ada pelajaran tambahan di sekolah. Sudah ya hyung, aku buru-buru"

"ah, iya iya."

Sehun meninggalkan Luhan dan segera menuju ke belakang.

"Oi Sehun!" panggil seorang pelayan lain yang sedang membersihkan meja, lagi-lagi Sehun harus berhenti dan menoleh.

"apa?"

"ponsel pelanggan yang akrab denganmu itu tertinggal nih. Cepat kembalikan sebelum terlalu jauh!"

"hhh, dasar Luhan-hyung, kebiasaan. Kemarikan ponselnya!"

Setelah benda pipih persegi itu sudah ditangannya sehun bergegas keluar menyusul Luhan. sayangnya sesampainya di luar sehun melihat mobil sedan silver Luhan baru saja tancap gas dari sana.

"mungkin besok saja" gumam sehun sembari mengantongi ponsel Luhan sebelum berbalik masuk kembali ke toko

BRUK!

Lagi-lagi sehun menabrak orang, membuat ponsel luhan yang masih berada di genggamannya terjatuh, begitu juga dengan ponsel milik orang yang ia tabrak.

"ah, maafkan saya tuan" sehun berjongkok untuk memungut dua buah ponsel yang terlihat identik itu dari aspal lalu menyerahkan salah satunya pada orang dihadapannya. Sehun sedikit terkejut ketika mendapati lelaki berpostur lebih tinggi darinya dengan setelan hitam berdiri tepat di depan wajahnya

"lain kali perhatikan langkahmu" ucap lelaki itu dingin sebelum mengambil ponselnya dan memasukannya ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.

"maafkan saya.." sehun hanya tertunduk ketika pria itu melangkah melewatinya.


.

Fiuhh.

Sehun menghela nafas lega setelah membersihkan meja terakhir. Setelah merapikan peralatan kebersihan pemuda berkulit susu itu kembali memakai seragam sekolahnya dan pulang setelah berpamitan dengan pemilik coffee shop. Karena terlalu lelah ia sampai tidak sadar kalau sedari tadi ada dua sosok pria yang secara intens memperhatikannya dari dalam mobil sedan hitam yang terparkir tak jauh dari sana.

"apa benar dia target kita?" Tanya salah satu diantaranya yang duduk di jok pengemudi

"berdasarkan alat pelacak ini memang dia" jawab pria yang duduk disebelahnya sambil melihat ke layar gadget yang ia pegang

"baiklah, kita ikuti dia. segera panggil pasukan untuk segera bersiap."


.

Sehun benar-benar lelah dan ingin segera sampai dirumah lalu beristirahat dengan tenang, karena itu ia tidak melewati jalanan yang biasa ia lewati dan memilih memotong jalan melewati gang sempit dan gelap tanpa peduli bahaya yang mengancam.

Sehun terksentak saat merasakan badan terdorong paksa kedepan, refleks ia menoleh dan langsung mendapat satu tinjuan di hidungnya.

"aak!"

Ia jatuh dengan posisi telentang dan entah datang dari mana tahu-tahu sekumpulan orang berepakaian serba hitam dengn masker langsung datang mengerubungi. Belum hilang rasa perih dihidungnya akibat pukulan pertama sekumpulan orang tadi malah menghajarnya habis-habisan. Menendang perutnya, meninju seluruh bagian wajahnya, memukul betis dan lengannya dengan tongkat, sampai sehun benar-benar tak bisa lagi merasakan tubuhnya sendiri.

Sehun sudah babak belur. Seragamnya berlumuran darah dan tak berbentuk lagi. Sehun merintih sambil meringkuk di aspal, menahan rasa sakit luar biasa dan linu yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Salah apa dia kenapa orang-orang ini memukulinya hingga hampir mati. Sehun sudah tak kuat lagi. Kalaupun dia harus mati sekarang biarlah, toh tak akan ada yang peduli. Ibunya sudah kabur entah kemana dan ayahnya yang selalu mabuk-mabukan tak pernah lagi mengurusnya. Sehun pasrah. Kesadaran Sehun hampir hilang saat tak lagi ia rasakan hantaman bertubi-tubi yang sedari tadi menerjang tubuh ringkihnya. Kerumunan orang bermasker itu malah menyeruak, memberi ruang pada sosok yang lebih berkuasa untuk mendekat.

"jadi ini Tuan Kim Jong In yang terhormat dan disegani itu"

Apa barusan Sehun tak salah dengar?

Kim Jong In?

Sehun mulai paham, sepertinya mereka salah orang. Sehun ingin membuka mulut tapi keadaannya tidak memungkinkan, jangankan untuk menggerakan bibir, menghirup oksigen saja rasanya sulit.

Lelaki tadi berjongkok dihadapan Sehun yang sudah tak berdaya lalu menyeringai.

"tak kusangka kau selemah ini"

Sejenak kemudian ia bangkit dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas hitam yang ia kenakan. Meski pengelihatannya sedikit terganggu karena matanya lebam dan bengkak Sehun dapat mengenali benda yang lelaki itu keluarkan yang tak lain adalah sebuah shotgun yang dilengkapi dengan peredam suara.

Beruntung sekali kau Oh Sehun, dengan begini kematianmu takkan diketahui siapapun dan mungkin mayatmu akan dibuang ke laut hingga jajekmu benar-benar tak bersisa.

Lelaki tadi memain-mainkan shotgun ditangannya.

"sebenarnya bisa saja aku langsung menghabisimu sejak awal, tapi sangat tidak seru jika aku tak membiarkanmu tersiksa terlebih dahulu sebelum menjemput ajal"

Ujung shotgun kini mengarah tepat ke kepala sehun.

"jadi, apa ada kalimat terakhir?"

Sehun tak mampu menjawab, hanya rintihan yang terdengar.

"Baiklah—"

Jari telunjuk bergerak menekan pelatuk secara perlahan. Sehun memejamkan matanya.

to be continued..


whoa! akhirnyaaa hehe ini ff pertamaku yang dipublish disini.

aku newbie. kaihun shipper!

ceritanya sedikit terinspirasi dari ff karangan krisoo yang judulnya Chased or Be Chased, tapi sayang malah gak dilanjut dan dihapus sama authornya :(

oke sekian dan salam kenal :)