Ruangan dimana Elsa ditidurkan membeku. Ketakutan yang dirasakan gadis berambut putih tersebut membuatnya tak dapat mengendalikan kekuatannya. Pelayan-pelayan yang ada disitu ketakutan, es ada dimana-mana dan datangnya dari Elsa. Mereka panik, kemudian menemui Anna.

.

.

Disclaimer

Rise Of The Guardians © Dreamworks

Frozen © Disney

.

.

"Princess Anna!" panggil seorang pelayan membangunkan Anna.

Anna bangun sambil menggeliat, lalu menjawab. "Ah,, ya?"

"Bangunlah, ini penting!" ucap pelayan itu lagi.

"Hngg baiklah baiklah.." Anna lalu bangun, mencuci mukanya lalu pergi keluar.

"Ada apa?" tanya Anna kepada pelayan tersebut.

"Begini, orangtua anda meninggal di kecelakaan saat sedang menaiki kapal yang membawa mereka pergi ke pertemuan para raja. Maafkan aku.." ucap pelayan tersebut sambil menunduk. Anna kaget bukan main, dia menutup mulutnya agar tidak kehilangan kendali dan berteriak.

"Mama? Papa? S..sudah tidak ada? Hiks... Hiks... Mama... Papa..." setelah itu Anna menangis sesenggukan. Sang pelayan tidak berani menenangkan gadis berambut coklat itu, dan hanya membiarkan sang putri menangis sesenggukan di depan kamarnya.

"Dan juga, sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi... Kenapa hidupku seperti ini? Hiks.. Mama... Papa..." Anna sesenggukan lagi. Pelayan bingung, bukankah Anna masih mempunyai Elsa?

"E-ekhem, princess Anna... Sa-saya harap anda tidak terlalu bersedih, anda masih mempunyai princess Elsa.." ucap sang pelayan. Anna melihat ke arah pelayan.

"H-haa? Princes..*hiks* Elsa? Aku *hiks* tak kenal siapa dia.. *hiks*..."

Sang pelayan lalu berlari menuju Elsa yang masih duduk di pinggiran tempat tidur karena tekanan yang dia dapat.

"Princess Elsa!" panggil pelayan kepada Elsa. Elsa lalu menoleh ke arah pelayan tersebut dengan lesu dan mendapati wajah sang pelayan yang sangat panik.

"Ada apa?" tanya Elsa.

"Princess Anna, dia... Dia... Dia tidak mengenalimu.." ucap pelayan. Bagaikan petir di siang bolong, Elsa kaget setengah mati. Dia lalu panik luar biasa dan membekukan semua benda mati yang ada di dekatnya, dari meja sampai seluruh kamar. Bahkan air dan udara pun membeku. Setelah itu, Elsa pergi berlari menjauh dari mereka.

.

.

.

.

Apa yang ku lakukan? Apa yang harus ku lakukan? Aku bisa apa? Tanpa kasih sayang dari keluargaku, aku bisa apa?

Aku hanya bisa berlari... Berlari menjauh dari mereka... Aku harap aku dapat menemukan tempat yang cocok untukku...

Aku berlari melewati lautan air, yang kemudian membeku ketika ku injakkan kakiku disana. Aku berlari terus menuju utara. Aku pikir pergi ke gunung tertinggi di pegunungan utara adalah ide yang bagus.

Tiba-tiba aku teringat pada Jack. Dimana dia? Kemana dia selama ini? Sekarang aku sendiri, aku tak mendapatkan kasih sayang lagi. Dan aku harus bagaimana?

Jack.. Aku harap kau disini, memberi solusi atas masalah yang ku hadapi.

Apa Jack marah? Kenapa dia tidak pernah mengunjungiku? Ah.. Itu tidak penting sekarang, aku harus dapat tempat yang nyaman.

"Elsa.." panggil sebuah suara. Aku menengokkan kepalaku ke kiri, tak ada siapapun. Ke kanan, juga aku tak dapat menemukan siapapun.

Aku berusaha mengabaikannya, aku lalu berjalan lagi karna aku sudah lelah berlari.

"Elsa..." suara itu memanggil lagi, kali ini aku menengok ke belakang dan tak ada siapapun. Saat aku membalikkan tubuhku ke depan, seseorang tiba-tiba berada di depanku.

"AAAAAAA" aku berteriak. Kedatangannya yang tiba-tiba mengagetkanku. Aku lalu melihat ke arahnya lagi, dia mengingatkanku dengan seseorang. Rambutnya perak, jaket biru, aku seakan ingat dengan orang itu tapi siapa?

"Hai Elsa, masih ingat denganku?" tanya orang itu. Aku lalu memperhatikannya lagi. Dia tersenyum padaku, siapa dia sebenarnya? Aku menggeleng pelan, tanda bahwa aku masih tidak bisa ingat siapa dia.

"Kau sudah lupa? Apa kau tahu Jack Frost?" tanya orang itu. Aku lalu ingat, Jack Frost!

"Jack! Ohh Jack aku sangat merindukanmu!" teriakku sambil memeluk Jack. Sudah sangat lama sejak dulu, Jack juga sudah tidak pernah mengunjungiku.

"Bagaimana kabarmu Elsa?" tanya Jack sambil memeluk pinggangku. Aku lalu melepaskan pelukanku dari Jack dan memandangi wajahnya.

"Aku tumbuh dengan sehat, Jack. Tapi hari ini aku sangat sedih..." ucapku dengan wajah murung.

"Kenapa kau sedih?" tanya Jack. Aku lalu duduk di salju yang membentuk kursi—tentu saja Jack yang membuat—dan menceritakan bagaimana hal-hal yang tak terduga datang silih berganti dalam satu hari ini. Jack mengelus pundakku.

"Apakah aku belum mengatakannya?" tanya Jack.

"Mengatakan apa?" tanyaku yang masih mengusap air mata yang keluar dari pelupuk mataku.

"Kalau, sebenarnya kekuatan ini tidak hanya memerlukan kasih sayang dari keluarga. Tetapi bisa juga dari kekasih—orang yang kau sayangi." Ucap Jack.

"Lalu siapa yang menyayangiku? Anna sudah tidak mengenaliku, orangtuaku sudah meninggal. Aku bisa dapat kasih sayang dari siapa?" tanyaku frustasi.

"Dariku, aku akan menyayangimu lebih dari orangtuamu dan Anna.." ucap Jack.

"B-bisakah kau?" tanya Elsa. Jack mengangguk.

"Aku menyayangimu, sejak pertama kali kita bertemu. Tapi aku tahu kau tidak bisa bersanding denganku. Kau adalah gadis kecil yang harusnya ku lindungi, bukan ku cintai—dalam artian kekasih. Jadi, aku menunggumu dewasa. Dan yang terjadi malah seperti ini." Ucap Jack. Aku berhenti menangis sebentar, lalu melihat ke arah Jack.

"Jack, kenapa Anna melupakanku?" tanya Elsa.

"Yah, karna kau menggunakan kekuatanmu untuk menyembuhkannya. Jadi dia melupakanmu. Semua memori tentang orang yang telah menyembuhkannya akan hilang jika penyembuhannya dengan kekuatan ini." Ucap Jack.

"Jack bodoh! Kenapa kau tak mengatakannya sejak awal? Kenapa kau menipuku Jack?"

"Aku tak menipumu, aku hanya ingin bersamamu. Tetapi waktu itu kita memang tak bisa bersama lebih lama.. Aku minta maaf jika aku salah, dan aku minta maaf karna aku tak mengatakannya lebih awal.." ucap Jack, nadanya menyiratkan penyesalan. Aku lalu memegang tangannya.

"Tidak apa Jack, kini kau bersamaku saja aku sudah bahagia." Ucapku lalu tersenyum. Jack lalu tersenyum, dan aku merasakan hangat di seluruh tubuhku.

"Terimakasih Elsa, karna kau mau menungguku." Ucap Jack.

"Aku juga berterimakasih, karna kau kembali padaku, Jack.." ucapku. Setelah itu Jack menggendongku dan membawaku ke puncak gunung di pegunungan utara.

"Nah, buatlah sebuah istana." Ucap Jack.

"Ha?" Aku bingung. Aku? Membuat istana? Bagaimana bisa?

"Ya, buatlah istana. Dengan kekuatanmu itu." Ucap Jack.

"A.. Aku tidak bisa.." ucap Elsa.

"Ayolah, kau bisa.." ucap Jack. Aku lalu mencobanya, membuat sebuah istana yang besar. Aku menghentakkan kakiku di tanah—yang tertutup salju—lalu di sekeliling kakiku membuat es keras, seperti lantai. Lalu aku mengangkat tanganku dan lantainya ikut bergerak ke atas dan membuat istana es yang terdiri dari dua lantai. Semuanya es, mulus dan halus. Aku terpesona dengan istana buatanku sendiri.

"Kau juga bisa merubah pakaianmu yang hitam itu menjadi warna seperti salju.." ucap Jack, membuatku tersadar kalau sedari tadi Jack juga bersamaku.

"A-ah, iya.. Akan ku coba.." ucapku, aku lalu mengonsentrasikan kekuatanku di bagian pakaianku, lalu membuatnya menjadi gaun berwarna hijau tosca-pudar, dan lengannya ku buat putih. Aku juga membuat jubah tipis yang terbuat dari salju. Lucu? Ya begitulah.

"Waw, kau terlihat sangat cantik.." puji Jack. Aku lalu tersenyum padanya.

"Aku akan membuatmu abadi mulai sekarang.." ucap Jack. Dia lalu memegang keningku dan menyalurkan kekuatannya, entah itu apa aku tak tahu.

"Nah, sudah. Sekarang kau tidak akan mengalami penuaan atau apapun itu, dan aku juga akan menjadikanmu guardian pendampingku." Ucap Jack.

"Benarkah? Kau bisa?" tanyaku antusias.

"Tentu saja bisa, kau sudah immortal sekarang." Ucap Jack.

"Dan juga, mari kita selesaikan kekacauan yang kau buat hari ini." Ucap Jack.

"Kekacauan apa?" aku bertanya.

"Kau membekukan seluruh kota, ingat? Ayo kita bereskan." Ucap Jack. Lalu dia mengajakku terbang, melewati lembah-lembah gunung, dan sampai di kerajaan Arandelle.

"Semuanya membeku.." ucapku. Ya, semuanya membeku. Orang-orang menggigil kedinginan.

"Ayo kita bereskan ini.." ucap Jack, lalu mengayunkan tongkatnya dan membuat salju-salju disitu menghilang dan matahari datang.

"Kau membereskannya!" ucap Elsa.

"Ya, aku bisa. Karna kita saling melengkapi.." ucap Jack. Setelah itu Jack membawaku ke istana es yang ku buat di pegunungan utara.

.

.

.

.

Beberapa bulan setelah badai es dari Elsa datang dan telah dibereskan oleh Jack, kini kerajaan Arandelle sedang melakukan pelantikan ratu baru, Ratu Anna.

"Jack, ayo kita pergi ke upacara pelantikan Anna.." ajak Elsa.

"Ayo! Kau pasti merindukannya.." ucap Jack. Mereka berdua lalu datang dengan terbang. Mereka tiba saat Anna sedang melakukan pidato untuk warganya.

"Lihat, Anna terlihat sangat cantik.." ucap Elsa. Jack melihat ke arah Anna, Anna sangat cantik dengan gaun merah yang dia pakai.

"Iya, dia sangat cantik." Ucap Jack. Tak terasa, tetesan-tetesan bening keluar dari pelupuk mata Elsa. Elsa terlihat sangat bahagia, tapi juga sedih karna tidak bisa bersama-sama lagi dengan Anna.

Tanpa mereka sadari, airmata Elsa jatuh tepat di mata Anna. Dan ketika Anna melihat ke arah atas, yang dia temukan adalah dua manusia—atau apapun itu—sedang terbang berdua. Anna seakan pernah melihat mereka berdua. Dan keajaiban terjadi.

"Elsa... Jack..?" Anna mengingat mereka berdua.

"Anna? Kau mengingatku?" tanya Elsa sambil mendekat ke arah Anna. Jack mengikutinya.

"Elsa... Kau kakakku kan? Jack? Kau Jack Frost kan?" tanya Anna. Elsa dan Jack mengangguk, kemudian mereka berdua berpelukan, Anna memeluk Elsa dan juga sebaliknya.

Selama ini yang Anna rasakan adalah, hampa, kosong. Seperti ada yang hilang. Tapi Anna tidak tahu apa itu, ternyata itu adalah kenangannya dengan Elsa.

"Elsa,, jangan pernah tinggalkan aku lagi.. Kau juga, Jack.." ucap Anna sambil menangis. Para rakyat yang berada di lapangan bawah terheran-heran dengan sikap Ratu Anna yang menangis sendiri.

"Aku tidak bisa Anna, kau harus disini memimpin kerajaan ini. Aku akan tinggal dengan Jack, aku akan sering mengunjungimu tetapi maaf, aku tidak bisa menemanimu disini.." ucap Elsa.

"Baiklah.. Aku mengerti, jaga dirimu Elsa.. Kau juga Jack, jagalah kakakku." Ucap Anna. Setelah itu, Elsa dan Jack kembali ke istana mereka. Dan Anna menjadi ratu yang baik untuk kerajaannya.

.

.

Fin~~

Heheh.. Cuma tiga chapter yah? Yah? Yah yaudahlahya.. huee TwT maaf kalau mengecewakan.. Udah gak dapet ide buat ini /slapped

RnR Please?