Summary:
Jangan pernah menyalahkan takdir. Karena setiap takdir memiliki arti tersirat yang akan membuatmu menjadi manusia yang lebih baik lagi
.
Cast:
Cho Kyuhyun
Le Donghae
Others
.
Brothership [THREESHOT]
.
.
BROTHER
.
.
PROLOG
.
.
Donghae tidak pernah setakut ini sebelumnya. Ia terbiasa mendengar suara-suara penuh amarah yang menggema di rumah mewahnya. Telinganya juga sudah kebal terhadap ratusan sumpah serapah yang keluar dari mulut seorang pria dan wanita yang ia akui sebagai orangtuanya. Namun kali ini berbeda, indra pendengarnya tak hanya mendengar teriakan kebencian dari keduanya, tapi juga beberapa guci yang ia yakini pecah entah ulah siapa.
"Hyu..ng. Kyu.. Kyu.. takut..."
Donghae menatap sosok mungil yang tengah meringkuk disampingnya. Tubuh kecilnya bergetar. Tangan-tangan pendeknya saling meremat hingga warna merah menghiasi kesepuluh jemarinya.
"Gwenchana, ada hyung disini. Kyunnie jangan takut, ne?"
Donghae mati-matian menahan getar dalam suaranya. Ia tak ingin membuat adiknya –Kyuhyun semakin ketakutan dengan pertengkaran kedua orang tua mereka. Bocah berusia sepuluh tahun itu sekuat mungkin menahan air mata yang telah menumpuk di kedua kelopaknya.
'Kau wanita jalang!'
PRANG!
Donghae menutup kedua telinga adiknya. Ia meraih Kyuhyun dalam pelukannya dan mendekap bocah berumur delapan tahun itu erat. Hujan deras tak meredam teriakan kesakitan Ibu mereka hingga lengkingannya terdengar jelas oleh kedua kakak beradik itu.
"Hyung.." panggil Kyuhyun. Tangannya berusaha melepaskan tangan besar Donghae dari telinganya. Donghae menatap adiknya, hatinya berdenyut nyeri melihat wajah pucat itu berlinangan air mata.
"Apa Kyu yang menyebabkan Ayah marah pada Ibu? Apa Kyu terlalu nakal, hyung?"
Donghae mati-matian menahan airmatanya mendengar pertanyaan polos dari adiknya. Ditatapnya mata bulat yang penuh air mata itu, mengusap linangan bening di bawahnya sepelan mungkin. Donghae menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebuah senyum ia paksakan tersungging di bibirnya.
"Tidak. Kyu tidak nakal kok." Balas Donghae
Nampaknya bocah mungil itu tidak percaya pada jawaban Donghae. Tubuh kecilnya berusaha beranjak dari rengkuhan kuat sang kakak. Tangannya meronta berusaha melepaskan pelukan Donghae dari tubuhnya. "Kyu akan meminta maaf pada Ayah. Jadi Ayah tidak perlu marah-marah lagi pada Ibu."
"Tidak. Tetaplah disini bersama Hyung." Donghae yang panik semakin mengeratkan pelukannya pada Kyuhyun. Ia menelusupkan tubuh adiknya pada dadanya. Menyembunyikan tubuh mungil itu dari udara dingin yang bisa membuatnya kedinginan.
'Jadi selama ini aku membesarkan Kyuhyun si anak haram itu, huh? Sialan kau!'
"Tuh kan hyung, Ayah menyebut nama Kyu. Ayah pasti sangat marah. Aishh! Bagaimana ini Hyung, aku tidak mau Ayah marah. Hiks... Hiks..."
Kyuhyun kecil terus-terusan menyalahkan diri. Terisak sambil memukul-mukul dada Donghae karena kakaknya tak juga melepaskan pelukannya. Ia tidak tahu apa yang dilakukan ayahnya pada sang Ibu hingga membuat wanita yang disayanginya itu menangis bahkan berteriak kesakitan. Ia hanya ingin meminta maaf pada Ayahnya dan meminta sang Ayah berhenti menyakiti Ibunya.
"Jangan dengarkan apapun, ne. Ayah dan Ibu sangat menyayangi Kyuhyunie. Tidak mungkin mereka marah pada Kyunie. Arraso?"
Donghae kembali berusaha meyakinkan sang adik. Ia mengelus puncak kepala Kyuhyun sayang. Dikecupnya pipi gembul sang adik yang memerah akibat terlalu lama menangis. Ia tersenyum saat sebuah anggukan lemah terasa di dadanya.
"H –Hyung..."
"Hmm"
"Apa itu anak haram?"
Dan pertahanan Donghae runtuh sudah. Air matanya merebak membentuk garis lurus di kedua pipi putihnya. Donghae terisak.
.
.
.
TBC
.
.
.