I'm Not Mama Boy

Title : I'm Not Mama Boy (Chapt8)

Writer : MrsDoubleV

Rated : T

Genre : Family, Drama, Friendship

Cast : DaeBaekTae (Hyun Family) and

others (Lihat sendiri di dlm FF)

Semua Cast disini milik Tuhan, kedua

orang tua dan diri mereka masing-

masing. Bernaung di bawah

entertainment mereka. Dipakai hanya

untuk mengisi Cast di FF ini.

Warning : GS for all Uke(s), OOC,

Typo(s), bahasa non baku, rated

dapat berubah sewaktu-waktu.

Ide dan alur cerita berasal dari ide

saya sendiri. No plagiat plagiat!

Really Hate Plagiator! Don't like?

Don't read! Jangan lupa meninggalkan

jejak sehabis membaca. Let's enjoy

my FanFict~

.

.

MrsDoubleV

.

.

.

Jungkook terlihat sedang menyibukan diri didalam dapur. Ia sedang berusaha menyiapkan sesuatu untuk menyambut kepulangan Jin. Beruntung hari ini adalah hari sabtu dan hari ini juga tepat seminggu Jin dirawat di rumah sakit dan dokter sudah mengijinkannya pulang mengingat kondisinya juga sudah lebih baik. Jungkook pun sudah keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Perban dikepalanya pun sudah dilepas. Jungkook pun sudah nampak sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa. Ia sudah mulai sekolah dan menjaga Jin dirumah sakit sepulangnya dari sekolah.

"Kook ada yang bisa aku bantu?" Tanya Jimin yang baru saja tiba bersama J-Hope. Pasangan kekasih itu memang diundang langsung oleh Jungkook terlebih J-Hope sendiri juga mengenal Jin.

Awalnya pasangan kekasih itu nampak terkejut dikala Jungkook mengabari dirinya harus dirawat di rumah sakit, disusul tidak masuknya Taehyung ke sekolah beberapa hari membuat mereka khawatir. Ditambah lagi dengan penjelasan Jungkook akan kondisi Jin yang mengharuskannya dirawat juga di rumah sakit. Namun saat Jungkook menjelaskan semua yang terjadi, pasangan kekasih itu yang juga merupakan sahabatnya mengerti dan langsung datang ke rumah sakit untuk melihat langsung keadaan Jungkook beserta kakak sepupunya, Jin.

"Tidak perlu, Minnie. Lagipula ini sudah selesai, kok." Balas Jungkook yang sudah menyelesaikan masakannya.

Jungkook memang suka sekali memasak. Hanya tinggal berdua bersama Jin, membuat dirinya harus mandiri dan harus bisa menguasai dapur. Karena jika diantara mereka tak ada yang bisa memasak, mereka harus mengandalkan siapa lagi?

Hari ini Jungkook memasak cukup banyak. Ada Miyeok Guk (sup rumput laut) kesukaan Jin, Japchae, sampai Jangeo Gui. Semuanya Jungkook yang siapkan. Jimin sampai dibuat kagum dengan semua yang dimasak oleh Jungkook karena semuanya kelihatan enak.

"Daebak! Semua ini pasti lezat! Aku jadi ingin segera mencicipinya.." ujar Jimin dan tak bisa mengalihkan perhatiannya dari makanan yang banyak diatas meja makan. Jungkook sangat tahu jika sahabatnya satu ini memang sangat suka makan.

"Sabarlah... Jin oppa sebentar lagi juga pasti akan pulang."

"Wahhh ternyata ada makanan sebanyak ini..." ujar J-Hope yang baru saja memasuki ruang makan.

"Semua ini kau yang masak, Kook?" Tanya J-Hope yang hanya diangguki oleh Jungkook.

"Wah daebak! Kau seorang yeoja idaman sekali, Kook!" Puji J-Hope tanpa menyadari perubahan wajah Jimin.

"Jadi maksudmu, yeoja yang pintar masak itu termasuk yeoja idaman? Jadi aku apa?" Ujar Jimin dengan nada tak sukanya.

"A-aniya.. Bukan begitu maksudku.. Yeoja pintar masak itu idaman semua namja. Tapi yeoja imut dan menggemaskan sepertimu, adalah yeoja idamanku." Ujar J-Hope sedikit menggombal membuat wajah Jimin nampak memerah.

"Ihhh gombal!" Balas Jimin tanpa bisa menutupi senyum manisnya. Melihatnya, Jungkook pun hanya bisa tertawa saja. Biar bagaimana absurdnya tingkah pasangan kekasih dihadapannya ini, mereka juga merupakan sahabat dekatnya.

"Annyeong..." teriak seseorang membuat ketiga orang yang berada di dalam ruang makan langsung berhamburan menuju ke ruang depan.

"Oppa!" Teriak Jungkook saat melihat Jin berjalan perlahan dengan bantuan Taehyung. Ia langsung berhambur memeluk tubuh Jin.

"Oppa! Selamat kembali ke rumah!" Ujar Jungkook didalam pelukannya. Jin pun hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan sayang adik sepupunya itu.

"Ehem.. Mana pelukan untukku juga?" Ujar Taehyung membuat Jungkook menolehkan kepalanya menatap Taehyung.

"Ehhh jangan berani peluk-peluk adikku ya!" Ancam Jin membuat semua tertawa kecuali Taehyung sendiri.

"Hello Jin hyung! Selamat datang kembali.. Cepat sembuh ya.." ujar J-Hope disertai anggukan dari Jimin.

"Thanks Hope and Jimin!" Balas Jin lengkap dengan senyumnya.

"Oppa! Kajja! Aku sudah menyiapkan makanan kesukaan oppa!" Jungkook langsung menarik tangan Jin menuju ke ruang makan. J-Hope dan Jimin pun langsung mengikuti dengan sambil bergandengan tangan.

"Loh loh loh? Kok aku ditinggal sendirian? Aishh jinjja!" Keluh Taehyung dan akhirnya ikut berjalan sendirian dibelakang.

...

Baekhyun terlihat sedang bersantai di halaman belakang rumahnya. Ia sedang duduk bersandar dikursi malas sambil membaca sebuah masalah fashion langganannya. Beginilah yang sering ia lakukan jika ia tak memiliki atau sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, bersantai. Menikmati angin sepoi-sepoi dan segelas jus jeruk merupakan hal rutin yang biasa ia lakukan juga.

Seorang namja nampak baru saja memasuki dapur. Ia membuka lemari pendingin untuk mengambil segelas air. Ia merasa haus terlebih setelah melanjutkan pekerjaan kantornya yang ia bawa ke rumah. Meski hari ini adalah hari libur, sebagai atasan Daehyun juga masih selalu menyelesaikan pekerjaannya agar tak banyak menumpuk. Dia merupakan contoh seorang atasan yang baik.

"Hahh sepi sekali.." ujar Daehyun saat tak mendapati seorang pun di rumah. Ia tahu jika Taehyung sedang tak dirumah karena sejak pagi hari putranya itu sudah pamit dan pergi ke rumah sakit. Namun yang ia herankan adalah ia tak menemukan sang istri, Baekhyun di ruang televisi ataupun dapur.

"Baek?" Panggil Daehyun dan tak mendapat jawab dari Baekhyun.

"Kemana dia? Baek?" Panggil Daehyun lagi.

"Aigoo ternyata dia disana.." ujar Daehyun saat melihat siluet seorang wanita yang sedang duduk bersantai membaca sebuah majalah di halaman belakang.

"Ingin aku temani, Nona?" Ujar Daehyun tiba-tiba membuat Baekhyun sedikit tersentak karena kemunculan Daehyun yang tiba-tiba dibelakangnya.

"Aigoo Dae kau mengejutkanku.. Aigoo.." Baekhyun menepuk-nepuk dadanya untuk mengurangi rasa keterkejutannya.

"Hehehehe mianhae.. Lagipula kau serius sekali sih." Daehyun mendudukan dirinya dikursi lain yang bersebelahan dengan kursi Baekhyun.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Sudah selesai?" Tanya Baekhyun dan segera menutup majalah fashion yang tadi dibacanya.

"Hmm. Sudah aku selesaikan. Hahh sepertinya aku butuh liburan.." keluh Daehyun membuat Baekhyun mengerutkan keningnya.

"Liburan?"

"Iya. Apa kau tidak bosan dirumah saja? Aku saja merasa bosan. Aku bosan menatap berkas-berkasku itu setiap hari. Jadi aku rasa liburan selama beberapa hari bukan ide yang buruk, kan?" Usul Daehyun.

"Benar sih.. Tapi.. Taetae kan masih harus sekolah. Apalagi sebentar lagi akan ada ujian kenaikan kelas. Ia masih harus belajar. Kita tunda saja ya sampai Taetae selesai ujian.."

"Mwo? Taetae kan ujian satu bulan lagi. Masih sangat lama, Baek." Keluh Daehyun.

"Lalu? Kau menyuruh Taetae ijin sekolah untuk berlibur begitu? Aku tidak setuju!" Baekhyun langsung saja menyuarakan ketidaksetujuannya akan usul Daehyun.

"Yaaa bukan begitu.. Hmm bagaimana jika kau dan aku saja yang berlibur?"

"Hah? Berdua saja? Dan Taetae ditinggal?"

"Ne. Dengan begitu kan Taetae tidak perlu ijin sekolah dan kita bisa berlibur. Bagaimana?"

"Aniya. Aku tidak mau. Kasian Taetae jika harus ditinggal sendirian.."

"Wae? Lagipula Taetae juga sudah besar. Meninggalkan dia sendiri beberapa hari pasti tak akan apa-apa. Lagipula... Kita bisa banyak memiliki waktu berduaan seperti pengantin baru. Lalu membuat adik untuk Taetae. Kasian Taetae pasti merasa kesepian selama ini. Jadi dengan memberikannya adik di- auuu auuu auuu Baek.. appoyo..." ucapan Daehyun terpotong karena Baekhyun yang tak segan menjewer kupingnya.

"Yak! Buang jauh-jauh pikiran mesummu itu, Jung Daehyun!"

"Auuu ampun Baek... Ampun... Lepaskan..." mohon Daehyun karena merasakan perih pada kuping kanannya akibat jeweran Baekhyun.

"Rasakan itu!"

...

Seorang namja nampak canggung berdiri di depan sebuah pintu kayu bercat cokelat muda. Sesekali namja itu terlihat ingin menekan bell yang ada disamping pintu, namun detik berikutnya ia urungkan niatnya kembali. Berulang kali ia juga mencoba merapikan penampilannya yang sama sekali tak terlihat berantakan. Karena sangkin gugupnya, ia jadi bertindak salah tingkah seperti itu.

"Ayolah Namjoon.. Kau hanya perlu menekan bellnya saja.." ujar namja itu pada dirinya sendiri.

Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang lagi. Sudah kesekian kalinya Namjoon mencoba menenangkan diri namun selalu berakhir gagal. Ia tetap saja merasa sangat gugup.

CKLEK

"Eoh? Mencari siapa?" Ujar seorang yeoja cantik yang merasa terkejut dengan kehadiran Namjoon di depan rumahnya.

Namjoon hanya bisa tersenyum bodoh dengan satu jari yang mengambang di udara. Ia berniat menekan bell rumah, namun belum sempat bell itu ditekan, pintu cokelat itu sudah terbuka dan menampilkan seorang yeoja cantik yang menatapnya penuh keheranan.

"A-ah annyeonghaseyo, ahjumma.. Apa Yoongi ada?" Ujar Namjoon sopan.

"Oh kau temannya ya? Masuk saja. Yoongi ada di dalam." Balas yeoja itu yang merupakan eomma Yoongi, Himchan.

"Kamsahamnida, ahjumma..." ujar Namjoon sambil membungkuk sebelum masuk ke dalam rumah setelah dipersilakan oleh Himchan.

Dengan langkah yang terlihat ragu-ragu, Namjoon pun berjalan masuk ke dalam rumah besar keluar Yoongi. Namjoon, namja yang gemar dengan Hip Hop ini belum pernah merasa segugup ini masuk ke dalam rumah orang lain sebelumnya. Mungkin karena ini pertama kalinya ia datang ke rumah Yoongi terlebih harus berpapasan dengan Himchan, eomma Yoongi membuatnya menjadi semakin canggung.

"Annyeonghaseyo, ahjushi.." ujar Namjoon saat melihat Yongguk, appa Yoongi yang sedang duduk di sofa ruang tengah sedang memperhatikannya.

"Kau teman Yoongi ya? Duduklah dulu. Yoongi masih dikamarnya." Ujar Yongguk dengan suara bass nya yang khas.

"Kamsahamnida, ahjushi.." Namjoon pun segera mendudukkan dirinya pada salah satu sofa di ruangan itu yang letaknya tak berjauhan dari Yongguk yang sedang asik menonton televisi.

"Jadi, kau teman sekelas Yoongi?" Tanya Yongguk.

"Ah bukan, ahjushi. Kami tidak sekelas tapi kami satu tingkatan."

"Oh begitu. Lalu ada keperluan apa kau mengajak anakku pergi? Kalian pacaran?" Tanya Yongguk to the point membuat Namjoon mematung dengan wajah memerah.

"A-ani, ahjushi. Kami tidak pacaran. Hmm itu.. Saya ingin mengajak Yoongi ke studio saya untuk mendengarkan lagu ciptaan saya. Ia bilang ia suka Hip Hop jadi..."

"Jadi kau suka mengkomposeri musik Hip Hop?"

"Ne, ahjushi."

"Wah bagus sekali.."

Yongguk dan Namjoon akhirnya larut dalam obrolan seputar Hip Hop. Dan Namjoon baru tahu jika appa Yoongi ini sangat menggemari musik Hip Hop sama seperti dirinya dan ia juga sudah banyak menciptakan lagu-lagu Hip Hop kepada beberapa penyanyi saat mereka tinggal di LA. Namjoon dibuat kagum olehnya. Apalagi ia bisa mendapat banyak pengetahuan akan Hip Hop dari ahlinya. Yongguk sangat mengenal aliran musik Hip Hop dan tak pelit membagikannya pada Namjoon.

"Wahh sepertinya seru sekali. Apa yang appa bicarakan dengan Namjoon?" Ujar Yoongi tiba-tiba membuat obrolan antara Yongguk dan Namjoon jadi terhenti.

"Aigoo kenapa kau tidak pernah cerita jika kau punya teman yang gemar Hip Hop juga seperti appa, hmm?" Membuat Yoongi hanya bisa memutar matanya.

"Aishh appa! Bukankah aku pernah cerita pada appa? Appa saja yang lupa!"

"Benarkah?"

"Ne! Ahh kajja Joon! Sudah siang sepertinya kita harus pergi sekarang. Appa aku pergi dulu ya!" Pamit Yoongi pada appanya, Yongguk.

"Ahjushi, saya permisi dulu ya."

"Ne. Kapan-kapan datanglah lagi dan kita bisa lanjutkan obrolan kita, ya."

"Ishh appa!" Keluh Yoongi lalu berjalan keluar bersama Namjoon.

...

J-Hope dan Jimin baru saja pamit untuk pulang setelah J-Hope menerima telepon dari orang tuanya. Orang tuanya baru saja kembali dari Jepang dan meminta J-Hope untuk mrnjemput mereka di bandara. Jimin tentu saja ikut. Lagipula yeoja imut itu memang sudah sangat akrab dengan kedua orang tua J-Hope. Wajar saja, karena sebelum mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, mereka merupakan sepasang sahabat sedari kecil. Maka tak heran jika mereka bisa akrab dengan kedua orang tua pasangan mereka.

Jungkook terlihat sedang sibuk merapikan semua peralatan makan yang tadi digunakan dan meletakannya ke tempat cuci piring. Semua masakannya sudah habis dimakan dan mendapat beragam pujian menyenangkan dari J-Hope, Jimin, Jin bahkan Taehyung sendiri, membuatnya senang.

"Butuh bantuan?" Tanya Taehyung yang baru saja memasuki dapur setelah membantu membapah Jin ke kamarnya di dekat ruang tengah. Jin memang tak pernah memiliki kamar di lantai atas. Sejak dulu, Jin lebih suka memiliki kamar di lantai bawah.

"Gomawo.." ujar Jungkook saat Taehyung membantunya membawa tumpukan piring kotor.

Setelah mencuci semua piring-piring dan peralatan yang kotor, Jungkook bersama Taehyung pun langsung melangkahkan diri mereka ke halaman belakang rumah yang terdapat sebuah kolam renang yang cukup besar. Meski Jungkook dan Jin hanya tinggal berdua, namun rumah yang mereka tempati memang cukup besar jika hanya ditinggali mereka berdua.

Seperti diketahui sebelumnya jika appa Jungkook dan appa Jin memiliki sebuah perusahaan bersama yang terbilang sangat sukses di era mereka. Namun karena sebuah kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa mereka, akhirnya perusahaan itu pun jatuh ke tangan mereka. Namun karena saat itu usia mereka masih sangat kecil, akhirnya perusahaan itupun dipegang oleh seorang kepercayaan appa mereka dan jika usia mereka sudah mencapai usia 20 tahun, maka perusahaan itu akan resmi menjadi milik mereka.

Dengan kedua kaki yang terjulur ke dalam kolam, Jungkook dan Taehyung sangat menikmati waktu mereka berdua duduk di tepi kolam. Sesekali terdengar canda tawa mereka tanpa menyadari adanya sosok Jin yang memperhatikan mereka dari jauh. Seulas senyum terukir pada wajah tampannya.

"Tae.. apa kau tahu apa yang aku rasakan saat ini?" Tanya Jungkook dengan mata yang menatap tepat ke arah wajah Taehyung.

"Hmm? Apa?"

"Aku merasa sangaaatttt bahagia. Jin oppa sudah sembuh. Dan aku senang ada kau disini, disampingku. Kau tahu? Dulu aku takut sekali saat oppa tidak mengijinkanmu dekat denganku." Ujar Jungkook dengan suara sendunya. Bayangan kejadian dulu membuatnya kembali sedih.

"Sttt jangan ingat-ingat lagi masalah itu. Yang terpenting sekarang adalah aku akan selalu ada disampingmu. Aku akan menjagamu dan membuatmu bahagia persis seperti janjiku pada oppamu." Balas Taehyung dan menggenggam erat sebelah tangan Jungkook.

"Kau tak akan meninggalkanku?"

"Tentu saja tidak. Hanya kau yang aku cintai. Dan akan selalu kau." Ujar Taehyung penuh kesungguhan membuat Jungkook tersenyum.

"Tapi... eommamu?"

"Eommaku? Kau jangan memikirkan ini. Nanti eomma juga pasti akan memberikan ijinnya. Sekarang tinggal kita yang menjalaninya. Kau mencintaiku, kan?"

"Kenapa kau malah bertanya begitu?" Wajah Jungkook nampak memerah.

"Wae? Memang aku tidak mencintaiku?"

"Kau kan sudah tau jawabannya. Untuk apa menanyakannya lagi?" Elak Jungkook dan mencoba memutar kepalanya ke arah lain agar Taehyung tak dapat melihat wajahnya yang sudah memerah.

"Apa? Apa jawabannya?"

"Tentu saja... aku mencintaimu." Lirih Jungkook namun masih dapat di dengar oleh Taehyung.

"Apa? Aku tidak mendengarnya. Coba ulangi sekali lagi!" Taehyung sedikit mengguncang tubuh Jungkook.

"Ishh aku tidak akan mengulanginya!" Tolak Jungkook.

"Ayolah.. ulangi sekali lagi dan katakan aku sangat sangat sangat mencintaimu, Taetae..." mohon Taehyung yang tak diindahkan sama sekali oleh Jungkook.

"Ayolah.. Katakan sekali lagi!" Mohon Taehyung lagi.

"Ne, ne, ne.. aku mencintaimu, Taetae.." ujar Jungkook akhirnya menyerah membuat senyum lebar langsung tercetak diwajah tampan seorang Jung Taehyung.

CUP

"Nado jeongmal, jeongmal saranghae Kookie..." ujar Taehyung setelah mencuri satu ciuman dibibir merah Jungkook.

"Yak! Jangan menciumku tiba-tiba begitu, Tae pabbo!"

...

Hari sudah berganti malam. Taehyung pun sudah kembali ke rumahnya. Sebenarnya ia masih ingin menghabiskan waktunya berdua bersama Jungkook lebih lama. Namun karena hujaman deathglare yang diberikan oleh Jin membuat Taehyung mau tak mau harus pulang ke rumahnya. Meski Jin sudah memberikan ijinnya secara resmi, namun tetap saja Jin masih selalu mengawasi mereka berdua dan memastikan jika Taehyung tak berbuat macam-macam pada adik kesayangannya. Well, meski terkadang Taehyung diam-diam sering mencuri-curi kesempatan dengan mencium bibir merah merekah kekasih imutnya, Jungkook.

"Eomma..." teriak Taehyung saat dirinya baru saja sampai di rumah dan langsung menerjang memeluk tubuh sang eomma yang sedang duduk di sofa ruang tengah bersama dengan appanya.

"Yak! Yak! Apa-apaan ini!" Ujar Daehyun kesal karena kedatangan Taehyung tiba-tiba dan mengganggu romantismenya bersama sang istri tercinta, Baekhyun.

"Eomma... Saranghae.." ujar Taehyung membuat Baekhyun mengerutkan alisnya merasa bingung sementara Daehyun hanya bisa berdecih saja. Ia masih kesal dengan anaknya.

"Eohh ada apa ini? Tumben sekali Taetae mau bermanja-manjaan dengan eomma.." goda Baekhyun tanpa melepaskan pelukan sang anak.

Taehyung pun duduk tepat disamping Baekhyun tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh mungil Baekhyun membuat dirinya benar-benar menjadi penghalang diantara kedua orang tuanya.

"Eomma.. Apa eomma tidak mau melonggarkan peraturan eomma untukku?" Tanya Taehyung dengan suaranya yang merajuk.

"Hmm? Peraturan apa? Eomma kan sudah mengijinkanmu memiliki ponsel, mengijinkanmu membawa mobil, mengijinkanmu pergi dengan teman-temanmu di akhir pekan. Lalu apalagi?" Tanya Baekhyun sambil mengutarakan beberapa peraturan yang sudah mulai dilonggarkannya.

"Bekal?"

"Bekal? Eomma tak akan melonggarkannya. Eomma tetap tak akan membiarkanmu makan makanan yang tidak sehat. Ani, ani, ani.." tolak Baekhyun.

Ya, selama ini Baekhyun masihlah tetap rutin menyiapkan bekal untuk putra kesayangannya itu. Alasannya simple. Selain karena makanan dikantin belum tentu sehat, tentu saja membawa bekal jadi lebih hemat kan? Lagipula meski mereka hidup berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat berkecukupan, Baekhyun tetaplah seorang yeoja yang penuh perhitungan apalagi masalah keuangan.

"Uhh eomma.. Sampai kapan aku harus membawa bekal terus? Aku kan sudah besar, eomma.. Bukan anak kecil lagi." Rajuk Taehyung namun Baekhyun tak mendengarkannya.

"Sampai kau lulus, lalu menikah dan punya istri yang selalu memasak untukmu. Sampai saat itu, eomma akan berhenti membawakanmu bekal." Balas Baekhyun dengan nada tegas.

"Eomma... Kalau begitu boleh dong aku pacaran dengan Kookie?"

"Ehh?"

"Kookie juga pintar masak kok, eomma.. Bahkan masakannya tak kalah enak dengan eomma. Jadi eomma tak perlu membawakan aku bekal lagi. Memang eomma tak lelah harus menyiapkan bekal untukku se- baiklah eomma..." Taehyung pun segera menghentikan perkataannya saat mendapat glare menakutkan dari Baekhyun.

"Jadi kau masih bersih keras untuk diijinkan pacaran dengan Jungkook, begitu?" Tanya Baekhyun dengan matanya yang semakin disipitkan, membuat Taehyung tersudutkan.

"Ne. Lagipula aku kan sudah besar. Aku sudah SMA. Masa aku tak boleh pacaran? Lagipula teman-temanku saja sudah banyak yang pacaran, eomma..."

"Justru karena kau masih SMA eomma tidak mengijinkanmu pacaran. Kau harus sekolah dan fokus untuk belajar. Tak ada pacar-pacaran selama SMA." Balas Baekhyun mutlak.

"Eomma... Appa.. Bantu aku.." Taehyung mencoba merayu sang appa untuk mendapat pembelaan.

"Jangan mencoba merayu appamu! Lagipula meskipun ia membelamu, eomma tetap tak akan mengijinkan! Memangnya kau mau menjadi seperti appamu?" Ujar Baekhyun membuat Daehyun yang tadi sedang asik menonton televisi jadi mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun.

"Wae? Memang apa yang salah denganku?" Tanya Daehyun sedikit tak suka karena merasa tersindir.

"Eomma tak ingin kau jadi seperti appamu yang sering bermain wanita saat SMA dulu."

"Mwo? Aku tidak pernah bermain wanita! Sungguh! Mantanku saja hanya... hmm... 3! Iya hanya 3 saja kok!" Daehyun mencoba membela dirinya.

"3? Kau bilang hanya? Kau dengar kan Tae? Eomma hanya ingin kau fokus belajar. Jangan seperti appamu ini!"

...

Namjoon menghentikan laju motornya tepat di depan pagar sebuah rumah bertingkat bercat putih yang penuh dengan beragam tanaman dihalaman depannya. Yoongi pun segera turun dari motor Namjoon dan mengembalikan helm hitam yang dikenakannya tadi.

"Mau mampir dulu?" Tawar Yoongi namun hanya dibalas gelengan kepala dari Namjoon saja.

"Sampaikan salamku pada ahjushi dan ahjumma saja.." balas Namjoon yang diangguki oleh Yoongi.

Kemudian tak ada pembicaraan diantara keduanya lagi. Keduanya masih nampak terdiam dengan pikirannya masing-masing. Bahkan Yoongi saja sampai tak sadar jika Namjoon kini sudah berdiri dihadapannya.

"Hmm Yoongi-ya. Ada yang ingin aku bicarakan padamu." Ujar Namjoon membuyarkan lamunan Yoongi.

"Ne?"

"Mungkin ini terlalu cepat. Kita pun belum lama saling mengenal. Namun selama ini aku merasa sangat nyaman bersamamu. Kau yeoja yang sangat menyenangkan dan sangat baik. Dan karena kedekatan kita, belakangan ini aku merasa aneh. Dan aku rasa... aku menyukaimu." Ujar Namjoon jujur membuat Yoongi hanya bisa diam dan mengerjapkan matanya karna terkejut mendengar pengakuan dari Namjoon.

"Y-yaa aku tahu mungkin ini memang terlalu cepat. Aku juga merasa bodoh saat mengatakan ini. Tapi.. aku tak bisa menyimpan perasaanku ini lebih lama dan..."

Grebb

Belum sempat Namjoon menyelesaikan perkataannya, tubuhnya sudah dipeluk oleh Yoongi. Namjoon pun hanya bisa diam mematung saat mendapat pelukan tiba-tiba dari Yoongi.

"Aku juga menyukaimu, Namjoon." Ujar Yoongi di dalam pelukannya pada dada bidang Namjoon.

"N-ne?"

"Aku juga menyukaimu, Namjoon." Ulang Yoongi. Sepersekian detik Namjoon masih belum merespon apapun. Ia masih sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Yoongi. Namun setelahnya ia pun langsung membalas pelukan Yoongi.

"Jinjja? Ahh gomawo Yoongi-ah..." ujar Namjoon cerah. Wajahnya pun terlihat sangat gembira. Bahkan kedua dimplenya pun ikut terlihat lebih nyata saat ia tersenyum lebar.

"Hmm baiklah. Sepertinya aku harus segera kembali." Ujar Namjoon setelah melepaskan pelukannya pada tubuh Yoongi.

"Hmm.. Hati-hati.." balas Yoongi dengan wajah yang sudah bersemu merah karena malu dan juga senang. Beruntung suasana disekitarnya cukup gelap jadi Namjoon tak bisa melihat dengan jelas wajahnya yang memerah.

"Hmm Yoongi-ah.. Sampai ketemu.." ujar Namjoon dari atas motornya.

"Ne.."

"Hmm Yoongi-ah.."

CUP

Satu kecupan mendarat mulus pada pipi kiri Yoongi membuat Yoongi diam mematung dengan mata yang membelalak lebar.

"Annyeong.." pamit Namjoon lalu segera menjalankan motornya meninggalkan Yoongi yang masih diam mematung pada posisinya.

...

Ujian kenaikan kelas pun baru saja berakhir. Semua murid pun menyambutnya dengan gembira. Setelah berhari-hari harus larut dan berhadapan dengan beragam ujian untuk setiap mata pelajaran, hari ini mereka bisa bernafas lega. Tak ada lagi yang harus mereka pusingkan dan hari libur pun sudah menyambut mereka.

Dengan tangan saling bertautan, Taehyung dan Jungkook pun berjalan menuju ke kantin tempat dimana kedua sahabatnya J-Hope dan Jimin sudah menunggu mereka. Sesekali mereka bersenda gurau bahkan tertawa. Mereka nampak sangat bahagia sebelum..

"Ehem.. Lepaskan tanganmu itu dari tangan adikku." Ujar Jin yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka.

"Ahh mian hyung.." ujar Taehyung lalu melepaskan tautan tangannya dengan Jungkook. Jin pun langsung berjalan diantara mereka berdua, memberikan batasan pada mereka membuat wajah Taehyung dan Jungkook cemberut tak suka.

"Tae! Kook! Disini!" Teriak Jimin saat melihat kehadiran kedua sahabatnya dikantin.

"Ahh annyeong oppa.." sapa Jimin saat menyadari jika ada Jin diantara kedua sahabatnya itu.

"Annyeong. Jadi boleh aku bergabung dengan kalian?" Tanya Jin yang dibalas anggukan kepala oleh Jimin.

Jin memposisikan dirinya berada ditengah, diantara Taehyung dan Jungkook lagi membuat keduanya hanya bisa mendesah dan menghela nafasnya. Karena adanya Jin, mereka jadi tak bisa duduk bersebelahan.

"Oppa ingin memesan apa? Nanti biar aku yang pesankan. Kebetulan juga Hopie ada di counter sana." Tawar Jimin lengkap dengan senyum manisnya yang tak pernah hilang pada wajah imutnya.

"Pesankan aku 1 jjangmyeon dan es jeruk saja." Balas Jin yang langsung diangguki Jimin dan melesat langsung ke counter pemesanan.

"Lalu kenapa dia tidak menawarkan kalian?" Tanya Jin pada Taehyung dan Jungkook.

"Karena aku sudah membawa bekal." Balas Taehyung lalu mengeluarkan kotak bekalnya.

"Aku juga." Balas Jungkook yang juga mengeluarkan kotak bekalnya.

"Loh kau membawa bekal, Kook? Kenapa tidak membawakan untuk oppa juga?"

"Bukannya oppa tak suka membawa bekal? Jadi aku tak buatkan." Balas Jungkook cuek dan segera menyantap bekal buatannya.

"Aishh jinjja!"

Tak lama J-Hope dan Jimin pun datang dengan dua nampan yang berisi penuh dengan makanan pesanan mereka dan juga Jin.

"Halo hyung!" Sapa J-Hope yang dibalas seulas senyum saja oleh Jin.

"Oh iya Tae. Tadi aku bertemu dengan yeoja tomboy itu di counter." Ujar J-Hope.

"Hmm? Yeoja tomboy? Siapa?"

"Yeoja pindahan yang dulu mengaku-ngaku yeojachingumu itu.."

"Uhuk uhuk.." mendengar perkataan J-Hope, Taehyung jadi tersedak bekalnya.

"Pelan-pelan saja, Tae makannya.." ujar Jungkook lalu memberikan botol minumnya pada Taehyung.

"Aku lihat dia bersama sunbae kita. Sepertinya sih satu tingkat dengannya. Dan yang mengejutkan, tangan mereka saling bertautan. Apa mereka pacaran?"

"Ahh mungkin yang kau maksud itu Yoongi dan Namjoon hyung ya? Mereka memang pacaran." Balas Taehyung dengan santai.

"Kau kenal?"

"Tentu saja. Namjoon hyung itu kan tetanggaku.."

...

Baekhyun nampak sibuk mengecek semua barang bawannya. Sebuah koper besar dengan satu tas jinjing berwarna putih senada dengan dress musim panas yang dikenakannya adalah bawaannya. Disampingnya, Daehyun yang hanya mengenakan sebuah polo shirt berwarna biru dan celana jeans setengah tiang hanya berdiri tenang dengan satu koper besar berwarna hitam miliknya yang berisi seluruh keperluannya. Hari ini keluarga Jung memang akan berlibur, sesuai yang pernah dikatakan Daehyun.

"Taetae, cepatlah!" Teriak Baekhyun memanggil putranya yang nampak belum siap.

"Ne, eomma.." balas Taehyung yang kini berjalan turun dari lantai atas dengan sebuah koper besar miliknya yang berwarna cokelat.

"Eomma.. Apa tak bisa aku tinggal disini saja?" Ujar Taehyung memelas. Ia mencoba membujuk sang eomma agar mengijinkannya tak ikut dalam liburan mereka kali ini.

"Tidak bisa. Appa dan eomma sudah menyiapkan tiket dan juga kamar hotel. Masa membatalkannya begitu saja? Jadi kajja kita pergi!" Ujar Baekhyun gembira berbanding terbalik dengan wajah Taehyung yang murung.

Taehyung berpikir, liburan kali ini ia bisa menghabiskan waktunya lebih banyak bersama Jungkook. Terlebih Jungkook berkata kepadanya jika ia dan Jin memang tak memiliki rencana untuk berlibur. Namun apa daya? Appa, terlebih eommanya memaksanya untuk ikut berlibur bersama mereka. Jadi liburan kali ini membuat Taehyung harus berpisah dan tak bisa bertemu dengan Jungkook. Itulah alasannya kenapa ia tak suka dengan acara liburannya hari ini.

Daehyun, Baekhyun dan Taehyung kini sudah berada di dalam bandara. Mereka sedang menunggu panggilan pesawat mereka. Daehyun dan Baekhyun keduanya nampak gembira sementara putra mereka nampak sangat sedih dan hanya menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Wae? Kenapa kau diam saja?" Tanya Baekhyun pada Taehyung.

"Eomma... Aku tak ikut saja ya.. Yaa..." bujuk Taehyung namun Baekhyun menggelengkan kepalanya.

"Kau harus ikut!" Ucap Baekhyun mutlak membuat Taehyung hanya bisa menghela nafasnya saja.

Selama di dalam pesawat pun lebih banyak diam. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan game di ponselnya daripada mendengarkan celotehan kedua orang tuanya. Suasana hatinta sedang sangat buruk sekarang. Bahkan sampai pesawat mendaratpun, wajah Taehyung tetap saja terlihat mendung.

"Hey senyumlah.. Kita ini sedang berlibur, Tae.." ujar Baekhyun membuat Taehyung hanya bisa menyunggingkan senyum paksanya.

"Hahh biarlah. Nanti dia juga akan menikmati liburannya disini, di Bali. Kajja sebaiknya kita segera ke hotel. Aku lelah sekali dengan perjalanan panjang kita ini.." keluh Daehyun yang langsung diangguki sang istri.

Daehyun bersama istri dan anaknya kini sudah tiba di sebuah resort dipinggir pantai. Resort ini merupakan salah satu resort pinggir pantai terbaik yang ada di Bali. Daehyun sengaja memilihnya karena selain resort ini indah, resort ini juga memiliki banyak fasilitas lengkap mulai dari spa, kolam renang, bahkan tempat gym. Dan jangan lupakan lokasinya yang tepat berada dibibir pantai memberikan nilai plus sendiri untuk resort ini.

"Tae kajja kita ke pantai! Bukankah kau senang bermain dipantai?" Ajak Baekhyun.

"Aniyo eomma. Aku ingin disini saja." Tolak Taehyung dan lebih memilih untuk diam di dalam resort.

"Ishh sebentar lagi sunset. Apa kau tidak mau melihat sunset?"

"Aniya."

"Ishhh sudahlah kajja cepat..." Tanpa banyak bicara, Baekhyun langsung saja menarik tangan Taehyung keluar dari resort.

Taehyung mendudukkan dirinya diatas pasir pantai. Sementara kedua orang tuanya, entahlah ia sendiri tidak tahu kemana perginya mereka. Taehyung lebih memilih duduk sendiri dan menatap ke arah pantai yang nampak berwarna jingga karena pantulan matahari.

"Taetae.." panggil seseorang membuat Taehyung menegang lalu menggelengkan kepalanya. Mungkin karena terlalu memikirkan Jungkook, ia jadi berhalusinasi mendengar Jungkook yang memanggil dirinya.

"Taetae..." dan kedua kalinya, Taehyung merasa suara itu terdengar sangat nyata. Ia pun mencoba menolehkan kepalanya dan seketika langsung membelalakan matanya saat mendapati Jungkook dengan dress musim panas berwarna kuning kini berdiri dan tersenyum ke arahnya.

"A-aku pasti bermimpi. Kook? Kau disini?" Ujar Taehyung pada dirinya sendiri. Ia pun bangkit dan mengucek matanya, mengecek jika ia memang sedang tak berhalusinasi.

"Kau tidak bermimpi, Tae. Itu memang Jungkook." Ujar Baekhyun yang berdiri di samping Taehyung.

"Mwo?"

"Bagaimana? Dengan begini kau masih ingin berniat pulang ke Seoul, eoh?" Tanya Baekhyun disertai kekehan dari Daehyun.

"A-aniya. Tentu saja tidak! Tapi.. bagaimana bisa Kookie disini?" Tanya Taehyung terkejut.

"Tentu saja bisa. Apa sih yang tak bisa buat appa?" Balas Daehyun membuat seulas senyum terukir diwajah tampan Taehyung.

"Oh ya satu lagi. Setelah eomma pikir-pikir, eomma akan melonggarkan peraturan eomma lagi." Ujar Baekhyun membuat kening Taehyung berkerut.

"Maksud eomma? Peraturan apa?"

"Setelah eomma pikir-pikir, kau ini anak yang baik jadi tak akan mungkin menjadi seperti appamu yang suka bermain wanita. Jadi... ya eomma longgarkan peraturan eomma."

"M-mwo? Ja-jadi.. eomma mengijinkanku berpacaran? Dengan Jungkook?" Taehyung langsung membelalakan matanya lagi. Sungguh hari ini sangatlah penuh kejutan untuknya.

"Ya boleh dibilang begitu. Kau tak senang?"

"Tentu saja aku senang, eomma. Gomawo!" Teriak Taehyung kesenangan lalu langsung memeluk tubuh Baekhyun dan mengecup kedua pipinya.

"Kookie-ya! Akhirnya! Akhirnya eomma mengijinkan kita pacaran juga!" Teriak Taehyung lalu berlari dan berniat memeluk tubuh Jungkook.

"Tapi tunggu! Eomma mengijinkanmu pacaran, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya peluk-peluk Jungkook seperti itu. Jaga jarak 10 meter dengannya!" Ujar Baekhyun yang langsung mendapatkan beragam protes dari Taehyung.

"Eomma.. Masa begitu sih?"

"Tak ada protes! Peraturan eomma tetaplah peraturan eomma! Jaga jarak 10 meter dari Jungkook dan itu mutlak!" Ujar Baekhyun lalu segera menarik tangan Jungkook agar menjauh dari putranya.

"Eommaaaa..."

.

.

.

END

.

.

.

Finally END dengan tidak elitnya hahahhaa.. maafkan aku dengan adegan terakhir yang engga banget. Habis mau gimana? Peraturan mama Baek adalah mutlak dan aku tidak bisa membantu apa-apa buat Taetae. Tapi untunglah setidaknya mama Baek udah ngijinin Tae pacaran sm Kook hahahah

Terima kasih untuk semua yang selalu mendukung aku dan yang selalu menunggu FF ini dengan sabar sampai tamat. Aku tahu mungkin FF ini berjalan gak sesuai bayangan kalian. Aku mengertiiii banget. Dan well ini aku udah berikan yang maksimal yang aku bisa jadi maaf jika masih banyak kekurangan, kurang feel, gak jelas dan sebagainya. Yang penting semua cast di FF ini berakhir bahagia hahahhaa

So karena FF ini udah selesai, aku akan lanjutin FF aku yang satu lagi yang mulai terbengkalai, You're My Reason. Karena FF ini udah selesai, aku jadi bisa lebih fokus ke sana dan bantu aku berikan semangat agar bisa membuat FF itu jadi lebih baik dan maksimal ya..

Akhir kata, aku mau mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk semua readersdul, reviewer, follower bahkan yang udah favoritein ini FF hehehe.. mau tanya" ke aku? Askfm/Viee30 :) see youuuu :)))