Arigatou

Uhm.. no bacot aja deng buat kali ini :D

Yang penting, happy reading ..readers-sama.. ^^

.

.

.

Warning!

Typo(s), Feel nya kurang, Gaje, Alur kecepetan, Aga OOC (maybe), Jauh dari kata 'PERPEK' (?)

Dan masih banyak penyakit lainnya

.

.

.

Arigatou

.

.

.

Gunung es. Ya, kau bagaikan gunung es. Begitu keras, dan.. dingin..

Sungguh butuh waktu yang lama untuk bisa mencairkan mu

Menjadikan mu air yang mengalir, begitu tenang, dan jernih

Ya, begitu lama..

Karena itulah, perjuangan ku dimulai dari sekarang

.

Uchiha Sasuke berdiri tegap didepan gerbang kokoh desa Konoha. Desa yang dulu sempat ditinggalkan nya. Hanya demi membalaskan dendam sesaat terhadap kakak nya sendiri, Uchiha Itachi. Dan sekarang? Hanya sesal yang membekas. Ya, pria dingin ini menyesal telah membunuh kakak kandung nya sendiri tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi. Masih diingat nya dengan jelas senyuman rapuh Itachi yang bersimbah darah karena Sasuke sebelum ia merenggut nyawa, ditangan adik nya sendiri.

"Gomen.. Itachi-nii.." Bibir tipis pemuda 18 tahun ini berucap pelan. Ia menundukan wajah nya. Membuat beberapa helaian biru kelam itu jatuh menutupi pinggiran wajah sempurna nya.

Kini, Sasuke masih berdiri disini. Didepan gerbang desa kelahiran nya. "Apa benar yang kulakukan ini? Hm? Kembali kesini dengan tubuh nista, penghianat desa. Cih kau bahkan takan dilirik oleh mereka nantinya" ia kembali berucap pada dirinya sendiri.

Perlahan, tubuh tegap itu berbalik, bersiap melangkah berlawan arah dari gerbang. Sesaat sebelum_

"Sasuke-kun"

_ada yang memanggilnya.

Tubuh Sasuke sontak menegang mendengar panggilan itu. Suara nya masih sama, tenang, dan mengalun lembut. Sanggupkah dirinya melihat lagi perempuan yang telah ditinggalkan nya selama ini? Yang telah disakitinya berulang-ulang, bahkan sampai mencoba membunuhnya.

Haruno Sakura, salah satu kunoichi handal di desa ini. Gadis kecil yang dulunya terus menerus membututi nya kemanapun ia pergi. Yang dulu nya selalu membawa bekal lebih banyak untuk dibagi dengan nya. Yang dulu nya rela memanjangkan rambut merah muda nya agar Sasuke sedikit meliriknya, karna yang Sakura tau, lelaki yang disukai nya ini menyukai perempuan yang berambut panjang. Banyak yang dikorbankan Sakura. Tapi tidak satupun yang dihiraukan nya.

"Teme! Kau kembali!" kali ini Naruto. Uzumaki Naruto yang berseru memanggil nya. Terselip nada kegembiraan dalam suara shinobi pemilik Kyuubi ini.

Tapi Sasuke tetap tak bergeming. Ia masih memunggungi teman _ralat_ mantan teman satu tim nya dulu. Tim 7

Merasa yang dipanggil masih diam, akhirnya Naruto dan Sakura berjalan mendekat padanya. Dan berdiri tepan dihadapan nya.

"Teme apa yang kau tunggu? Ayo masuk ke gerbang.. Ayo kita kembali.. Kita kembali pada tim 7.. Hidup bersama-sama seperti dulu lagi.."

"Tidak bisa"

"Kenapa Sasuke-kun?" Sakura menundukan wajah nya. Perasaan nya begitu senang ketika tau Sasuke berdiri di gerbang Konoha. Tapi itu hancur saat Sasuke bilang tidak bisa.

"Aku.. terlalu kotor untuk kembali tinggal disini" Gumam Sasuke pelan

"Jangan bilang begitu Teme.. Warga desa pasti mau menerima kau kembali.. Lihat! Kau pahlawan. Kau menyelamatkan dunia dari Madara" Ya, saat perang dunia shinobi, Sasuke malah berbalik menyerang Madara dan membantu Konoha mengalahkan salah satu anggota Uchiha itu. Sampai akhirnya Madara kalah dan mati dalam pertempuran.

"Tapi aku sempat menghianati desa. Aku pernah membunuh beberapa shinobi Konoha" Sasuke diam sejenak. "bahkan hampir membunuh kalian"

"Aku yakin mereka akan mengerti Sasuke-kun.. Dulu kau sedang jatuh dalam kegelapan sementara. Tapi aku yakin kau sudah berubah" Sakura berucap parau

"Satu-satunya orang yang kusayangi sudah mati. Bahkan aku sendiri yang membunuhnya. Aku sendirian"

"Ja-jadi kau tidak menyayangi kami?"

"Kalian kusayangi dalam arti yang berbeda"

Diam. Semua merasa tersakiti disini. Hingga Naruto berdecih pelan.

"Kau tidak sekuat yang ku kukira Teme" Ucap Naruto sambil tersenyum sinis. "Kalau sendiri kan ada teman"

"Kau tidak tau susah nya hidup sendirian selama 10 tahun!" Sasuke meninggikan nada biacara nya. Setelah seluruh keluarga nya dibantai habis oleh Itachi, ia memang hidup sendirian. Itulah sebab munculnya sifat dingin pada diri Sasuke

"Kau fikir kami semua itu apa?! Hantu?! Selama ini kami menemani mu!" Naruto benar-benar naik pitam. Mukanya memerah menahan amarah yang siap keluar. Namun redam kala Sakura mengelus pelan punggung nya. Sentuhan Sakura membuat nya sedikit tenang. Ya, sedikit.

"Sabar Naruto.. Biacaralah baik-baik.." Ujar Sakura lembut sambil masih mengelus punggung Naruto

"Buka mata mu Sasuke. Kalau kau lari kau akan semakin sepi"

Uchiha bunsu ini tersenyum miris "Sudahlah.. dari dulu aku memang selalu sendiri"

"Kau sendiri karena kau menutup diri pada semua yang tersenyum pada mu. Kau tidak pernah memikirkan itu?" Naruto masih dengan wajah kesal nya. Ia kini membuang muka

"Aku sudah mencoba terbuka. Tapi hasilnya sama. Hatiku sudah terlanjur membeku"

Atmosfer dingin disekitar tiga orang dewasa ini begitu terasa. Hingga Sasuke mulai mengambil ancang-ancang untuk pergi, kearah hutan. Ia begitu tak yakin untuk kembali.

TAP

Bahkan sudah satu langkah ia beranjak_

SET

_tapi sebuah tangan halus menahan tangan nya. Membuatnya diam, tak melanjutkan langkah-langkah selanjutnya

"Jangan.. pergi lagi.. Sasuke-kun.." Sakura, gadis musim semi ini mencengkram erat tangan kokoh Sasuke. Suara nya mulai bergetar. Bibir pink nya digigitnya keras-keras.

'Tidak.. Jangan menangis. Sasuke-kun tidak suka gadis cengeng' lirih Sakura dalam hati. Walaupun jauh didasar hatinya, ingin rasanya menangis meraung-raung menahan Sasuke. Tapi ia tahan, ia tak ingin terlihat lemah didepan sosok yang dicintainya.

"A-aku.. Tidak ingin.. Kehilanganmu untuk yang kedua kalinya.. Hiks.." Sakura kembali berucap tapi kali ini disertai tetesan-tetesan bening yang lolos dari pelupuk matanya. Pertahan nya rubuh..

Naruto yang melihat kejadian ini, hanya bisa menahan sakit didada nya, kala melihat wanita yang dicintainya begitu takut kehilangan Sasuke. 'Ya, Sasuke memang selalu ada didalam hati mu'

Sedangkan Sasuke, ia masih mempertahankan wajah datarnya. Jangan salah, pria ini juga tidak tega mendengar isakan Sakura. Ini.. membuatnya sedikit goyah

Naruto menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan nya perlahan. "Kutub Utara yang begitu dingin saja bisa mencair. Kehangatan dan waktu itu ajaib, bisa mencairkan gunung-gunung es disana. Begitupun dengan mu. Kalau kau terus mendapat kehangatan, seiring berjalan nya waktu kau akan cair"

"Hn. Itu tidak berlaku bagiku"

Naruto menggeram pelan "Kau ini memang apa? Semua manusia sama Teme. Pasti ada alasan untuk bertahan"

"Yang dikatakan Naruto itu benar Sasuke-kun.. Masih ada harapan, jangan berkata seolah kau adalah orang yang paling menyedihkan didunia. Semua orang punya masalah. Dan mereka mau mencari jalan keluar nya. Kau hanya membutuhkan kehangatan dari teman-teman" Ucap Sakura. Kini kepala nya tak lagi menunduk. Dan air matanya pun sudah berhenti, digantikan dengan senyuman tulus yang dituju pada Sasuke.

Naruto yang melihat ambisi Sakura kembali tersenyum miris 'Aku hanya bisa berdiri didepan pintu hatimu saja'

Sasuke berbalik, berdiri didepan Sakura. Menatap Sakura dengan tatapan datar "Kau yakin dengan kata-katamu?"

Rambut merah muda milik Sakura bergoyang-goyang, seiring dengan anggukan mantap yang diciptakan nya. Juga senyum semangat nya. "Tentu saja Sasuke-kun.. Kita semua akan membantumu keluar dari neraka kesepian, dan membawamu pada surga persahabatan.. Yakin lah.." Senyuman Sakura semakin lebar. Semakin antusias karena mendapat respon berarti dari pria dihadapan nya.

"Kalian yakin bisa melakukan apa yang kalian katakan?" Suara barithone Sasuke terdengar lagi. Kali ini ia juga menatap Naruto yang berusaha menyembunyikan raut sakit hatinya, dengan sebuah anggukan seperti yang dilakukan Sakura.

"Kupegang kata-kata kalian"

"ITU BAGUS!" Naruto melompat-lompat kegirangan, yang malah mendapat tatapan tajam dari Sasuke dan Sakura.

"AYO KITA MASUK TEME!" Pria berambut duren ini tak menghiraukan death glare yang diluncurkan kedua teman nya pada nya. Ia menunjuk-nunjuk kedalam gerbang Konoha yang terbuka lebar. "SEMUA PASTI SENANG KAU KEMBALI!"

BUAK!

Satu bogem mentah didapat nya dari Sakura. Kini kepala duren nya terdapat benjolan besar akibat hadiah dari Sakura barusan.

"Tidak usah teriak-teriak begitu Baka!" Seru Sakura dengan alis yang berkedut

"Hn" Sasuke ikut menimpal. Bukan, tapi bergumam

"Ittai~ Sakura-chan.. Kau jahat sekali ttebayo.." Naruto meringis kesakitan, kedua tangan nya kini bertengger manis mengusap kepala yang dibogem Sakura

"Suruh siapa teriak-teriak" Ucap Sakura dengan tampang watados

"Aish.. Yasudah, aku duluan ya.. Oh ya, SasuTeme, selamat datang kembali di desa Konoha" Kata Naruto dengan senyum tipis. Ia mulai berjalan mendahului Sasuke dan Sakura yang masih diam ditempat. Sambil berjalan, Naruto kembali tersenyum. Tapi kali ini bukan senyuman miris, melainkan senyum yang lebih lembut dari sebelumnya. Ya..semacam senyum penguat. 'Karena Sasuke yang kini ada dalam hatimu, akan selalu berada ditempat nya'

"Okaeri.. Sasuke-kun.." Sakura berucap pelan sembari menatap tulus pada Sasuke. Pipi nya kini diwarnai garis-garis merah muda

"Hn. Tadaima"

Mendapat jawaban tak terduga dari Sasuke, pipi Sakura semakin memerah. Senyuman tipis terbentuk di bibir nya. "Un" Sakura mengangguk lagi.

Dan mereka pun berjalan santai memasuki Desa. Dalam hatinya, Sasuke sudah memantapkan hatinya untuk kembali mengabdi pada Konoha. Dan tidak akan pernah lagi meninggalkan tempat ini.. Juga.. Gadis disamping nya

'Kau benar.. Yang kubutuhkan sekarang hanyalah.. Kehangatan dari teman-teman'

~OWARI or TBC?~

.

Huaaa.. Fanfict abal macam apa ini?! ToT tunggu".. sebelum readers gebukin Grey, biar Grey sendiri yang gebukin diri sendiri. Aheheh.. :D

Maap ff nya kependekan gini.. Pasaran, OOC, ga seru, datar, huaaa,, Grey ampe ga bisa sebutin kekurangan nya satu-satu.. T_T

Jadi.. sebenernya ini cerita belum selsai..

Tergantung kalian yang mau dilanjut apa enggak..

Pliiisss.. maapin Grey .. *gelundungan*

Jadi.. mau kasih kritik saran dikolom review..? ^_^

#Grey