Discalimer : Masashi Kishimoto

Pairing: NaruSasu

Rated: M

Warning: YAOI. mohon maaf kalau ada typo yang gak sengaja nyelip,EYD yang masih banyak salah. OOC banget.

Kita Dan Pantai

By MIAKO UCHIHA

Sasuke adalah seorang siswa junior high school tahun ajaran pertama yang sangat menyukai pantai atau mungkin seseorang yang selalu melewati pantai dengan mendorong sebuah sepeda. Entah sejak kapan Sasuke menyukai orang itu. Orang yang selalu tersenyum padanya walaupun mereka tak saling mengenal. Seorang pemuda yang mungkin lebih tua darinya. Setiap pagi Sasuke bahkan rela berangkat dari rumahnya pagi-pagi dan pura-pura melihat pemandangan pagi pantai hanya untuk agar bisa bertemu dengan pemuda yang memiliki mata sebiru lautan dengan rambut secerah sang matahari meskipun yang Sasuke lakukan hanya diam dengan tatapan datarnya tapi laki-laki itu tetap ternyum padanya.

"Kenapa dia belum lewat?. Padahal sudah lewat 15 menit dari biasanya" gumam Sasuke saat menyadari orang yang ingin dilihatnya tak juga lewat. Tapi Sasuke tetap menunggunya hingga tak terasa waktu menunjukan pukul 07.20 dan 10 menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi lalu pagar sekolah akan langsung dikunci bisa dipastikan jika Sasuke tak cepat bergegas, dia akan segera terlambat masuk dan itu bukan Sesuatu yang bagus untuk siswa yang baru menduduki kelas satu ini.

"Loh. Kau tidak pergi kesekolahmu? Nanti kau akan telat kalau terus disini" Sasuke langsung menolehkan kepalanya kesumber suara dan menemukan seorang yang telah ditunggunya sejak tadi menyapanya. Tanpa sadar Sasuke menahan napasnya. "Hey. Kau baik-baik saja?" ucap orang itu dengan mengibaskan tangannya didepan wajah Sasuke.

"A-Aku akan ter- Eh?" Sasuke langsung mengalihkan tatapannya pada jam yang melingkarari lengan kirinya "Sial. Tingal 10 menit lagi. Aku akan terlambat" gumam Sasuke tapi masih bisa didengar oleh orang itu.

"Bagaimana kalau ku antar dengan sepeda pasti akan lebih cepat" ucap orang itu menawarkan bantuan dengan senyumnya yang lagi-lagi membuat Sasuke terdiam "Ayo naik" dengan gerakan canggung akhirnya Sasuke menduduki tempat boncengan yang ada di sepeda milik orang yang diam-diam selalu diperhatikannya.

"Menyukai pantai boleh saja tapi jangan sampai mengabaikan sekolahmu" nasehat orang itu yang hanya dibalas gumaman oleh Sasuke.

"Hn" guman Sasuke.

"Huh" orang itu hanya mendengus geli mendengar gumaman Sasuke seolah telah terbiasa.

"Terimakasih telah mengantarku" ucap Sasuke setelah turun dari sepeda.

"Tet… tett… tettt…"

"Ya. Masuklah, belnya telah berbunyi" ucap orang itu lalu menggayuh sepedanya menjauh, dengan sedikit keberanian Sasuke mencoba memanggil orang itu.

"Hey. Siapa namamu?" akhirnya pertanyaan yang sejak tadi ada dibenaknya tersuarakan. Tapi jarak yang telah jauh membuat orang itu tak mendengar pertanyaan Sasuke dan terus melaju dengan sepedanya. Dengan perasaan yang terpaksa akhirnya Sasuke memutuskan untuk melangkah memasuki sekolahnya.

.

Sepanjang jam perlajaran Sasuke benar-benar tak bisa berhenti memikirkan pria itu. Pria yang selama ini dikaguminya diam-diam. Pria yang memiliki mata sebiru lautan serta senyuman dan rambut secerah metahari.

"Drrt.. Drrtt…" getaran dari handphonenya membuat Sasuke tersadar dari lamunannya dan langsung melihat pesan yang diterimanya dari sang kakak.

"Otoutou.. jam 2 sore nanti akan ada orang yang akan membimbing dan mengajarimu les tambahan. Kau akan suka diajarinya. Jangan sampai lupa, ok" begitulah isi pesannya. Sasuke bukanlah siswa yang bodoh malah termasuk pintar. Tapi akhir-akhir ini dia memang sedikit menurun dan membuat sang kepala keluarga Uchiha menyuruh anak sulungnya untuk mencarikan orang untuk membimbing adiknya belajar agar dapat terus mempertahankan prestasinya.

Helaan napas terdengar dari Sasuke "Padahal aku berniat untuk kepantai lagi".

.

.

"Cih, ternyata orang yang aniki bilang tak lebih dari seorang yang suka terlambat" ucap Sasuke yang tengah berguling di ranjangnya saat melihat jam dikamarnya menunjukan jam 2 lewat 20 menit.

"TING…TONG"

Dengan memasang wajah datarnya, Sasuke melangkah menuju pintu depan rumahnya.

"Hay" seketika mata Sasuke membulat saat melihat siapa yang ada didepannya dengan melambaikan tangan padanya.

"Itachi bilang dia butuh orang untuk membimbing dan mengajari adiknya belajar. Dia menawariku dan aku menerimanya" jelas orang itu tapi tak mendapatkan respon dari Sasuke yang hanya diam, tak percaya.

"Hey.. kau baik-baik sajakan?" orang itu mengibaskan tangannya didepan wajah Sasuke. "Oh iya. Panggil saja aku Naruto" ucap orang itu memberitahu namanya pada Sasuke.

"O-Oh iya. Masuklah. Aku akan mengambil cemilan" seketika Sasuke langsung berlari kearah dapur rumahnya. Sedangkan pria yang sekarang diketahui bernama Naruto itu hanya mengendikan bahu dan berjalan menaiki tangga kelantai dua.

Sedangkan Sasuke yang berada di dapur berusaha menahan degub jantungnya yang berdebar keras seperti ingin keluar saat melihat orang yang selalu dikaguminya diam-diam dan kini diketahuinya bernama Naruto ada di rumahnya dan akan menjadi gurunya.

Setelah selesai dengan urusanya menahan degub jantung dan berusaha membuat wajahnya senormal mungkin. Sasuke berjalan dengan membawa nampan ditangannya dan melihat diruang tamu ataupun keluarga tapi sama sekali tidak menemukan sosok Naruto.

Atau mungkin dia ada diatas. Batin Sasuke lalu melangkah menaiki tangga dan melihat pintu kamarnya terbuka. Sasuke masuk perlahan dan menemukan sosok Naruto tersenyum lembut seperti biasa saat mereka bertemu di pantai setiap pagi.

"Maaf menunggu lama" ucap Sasuke tanpa memandang Naruto.

"Oh tidak. Seharusnya aku yang minta maaf karena terlambat datang. Hehe" ucapnya dengan cengirannya yang baru pertama kali Sasuke liat. Sasukepun hanya mengangguk dan duduk dilantai setelah mengambil buku-buku pelajarannya dari atas meja belajar dikuti dengan Naruto yang duduk berhadapan dengannya.

"Sebelumnya namamu siapa? Itachi menyuruhku untuk menanyakan langsung padamu" tanya Naruto pada sasuke.

"Namaku Sasuke. Panggil saja Sasuke" ucap Sasuke berpura-pura sibuk dengan buku yang ada ditangannya.

"Baiklah. Kalau ada yang tidak kau mengerti tanyakan saja padaku, ok?" Sasuke lagi-lagi hanya mengangguk.

Entah karena soal yang memang sulit atau karena orang yang ada didepannya. Sasuke benar-benar tak bisa mengerjakan soal yang sedang dia kerjakan. Tangannya hanya mencoret-coret kertas tanpa menemukan jawaban yang benar.

"Akukan sudah bilang kalau kau kesulitan kau bisa bertanya padaku" ucap Naruto lalu mengambil pena yang ada di tangan Sasuke dan menjelaskan soal yang tadi Sasuke kerjakan. Tanpa sadar pipinya telah memerah karena merasa jarak wajah Naruto dengan wajahnya sangatlah dekat.

"Apa kau sakit, Sasuke? Kenapa wajahmu merah begitu?" tanya Naruto yang melihat wajah Sasuke memerah tiba-tiba.

"A-Aku baik-baik saja. Jelaskan saja lagi. Aku memperhatikanmu" ucap Sasuke dengan suara yang kentara terdengar gugup. Naruto pun tersenyum memandang Sasuke lalu tangannya terulur untuk menepuk pelan kepala Sasuke dan mengusapnya lembut.

"Kau jangan gugup begitu. Santai saja, ok?" ucap Naruto kembali menjelaskan. Dalam hati Sasuke merutuki dirinya yang terlihat gugup didepan Naruto.

Setelah selesai menjelaskan, Naruto mengambil salah satu novel Sasuke yang ada di rak bukunya sedangkan Sasuke kembali mengerjakan soal-soalnya lagi. Keheninganpun melanda mereka. Hingga akhirnya Sasuke memberanikan diri untuk bertanya pada Naruto.

"Ano. Apa kau teman kuliah aniki?" tanya Sasuke membuat Naruto mengalihkan pandanganya dan meletakan kembali buku yang dipegangnya lalu duduk kembali didepan Sasuke.

"Apa Itachi tidak mengatakan apapun tentangku padamu?" tanya Naruto.

Dengan kepala yang menunduk Sasuke menjawab "Tidak. Aniki hanya bilang akan ada orang yang akan mengajariku belajar sore ini" kata Sasuke lalu tiba-tiba dia merasakan dagunya di sentuh dan diangkat hingga memperlihatkan wajahnya.

"Tidak baik kalau bicara sambil menunduk begitu. Wajah manismu bisa hilang kalau kau sembunyikan terus" ucap Naruto membuat Sasuke terdiam lalu mengalihkan wajahnya kesamping "Aku dosen Itachi di kampus".

"Hah? Kau serius?" tanya Sasuke tak percaya.

"Tentu saja aku serius" jawab Naruto.

"Be-Berapa umurmu?" tanya Sasuke lagi. Sesaat Naruto terdiam mendengar pertanyaan Sasuke.

"Untuk apa kau bertanya umurku,Sasuke?" Sasuke terlihat salah tingkah ditanyai oleh Naruto.

"A-Aku hanya ingin tahu" ucap Sasuke salah tingkah.

"27 tahun. Apa aku terlihat terlalu tua?" tanya Naruto pada Sasuke yang hanya diam.

Setelah terdiam cukup lama akhirnya Sasuke melanjutkan lagi belajarnya. Melihat Sasuke yang mulai kembali serius belajar Naruto hanya bisa mengendikan bahunya. Waktu pu berlalu dengan cepat.

"Sasuke, belajar kita hari ini sampai sini dulu dan seterusnya aku akan datang kesini jam 2 sore dan belajar kita akan berakhir sampai 4 dore. Ok?" ucap Naruto saat melihat jam yang menunjukan jam 4 lewat 20 menit "Karena tadi aku terlambat 20 menit jadi aku juga melebihkan jam belajar kita hari ini" ucap Naruto mulai berdiri dan berjalan menuju pintu diikuti Sasuke.

"Oh, Naruto-sensei?" suara Itachi tiba-tiba membuat langkah Naruto untuk menuruni tangga terhenti lalu berbalik dan melihat Itachi sedang membungkuk sopan padanya. Naruto pun tersenyum dan mengangguk "Apa Naruto-sensei akan segera pulang?" tanya Itachi.

"Ya. Aku akan segera pulang. Ada apa Itachi?" tanya Naruto dan lagi-lagi tersennyum. Entah kenapa Sasuke merasa senyuman Naruto kali ini membuatnya tidak suka.

"Tidak ada apa-apa, Naruto-sensei" ucap Itachi ikut membalas dengan senyum ramah.

"Oh, ku kira kau merindukanku" canda Naruto diikuti cengirannya dan candaan Naruto sukses membuat Itachi terdiam dengan pipi yang sedikit merona.

"Idiot!" tiba-tiba Sasuke berteriak dan membanting pintu kamarnya membuat Naruto mengernyitkan dahi.

"Ada apa dengan Sasuke, Itachi?" tanya Naruto pada Itachi.

"Entahlah. Mungkin Sasuke cemburu" ucap Itachi.

"Cemburu?" tanya Naruto membuat kernyitan dahinya semakin tebal.

Itachi pun hanya bisa tersenyum dan mengendikan bahunya.

.

.

"Idiot! Menyebalkan!" dengan mengunakan bantal Sasuke mencoba meredam suara teriakan kesalnya.

"Haaaah" hela napas Sasuke.

"Apa tidak apa ya menyukai orang yang lebih tua 15 tahun dariku?" gumam Sasuke.

"Ck. Bodoh. Belum tentu juga dia juga menyukaiku, apalagi caranya memandang Itachi. Ck, benar-benar menyebalkan" setelah itu Sasuke langsung menarik selimut ranjangnya hingga tertidur.

.

.

Keesokan paginya, seperti biasa, pukul 06. 30, Sasuke sudah menunggu Naruto lewat dipantai. Jarak rumah Sasuke yang tak terlalu jauh dari pantai hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan berjalan kaki.

"Wah, sepertinya kau rajin sekali kepantai ya, Sasuke?" Sasuke tersentak kaget saat mendapati Naruto yang berdiri disampingnya setelah melepaskan sepedanya dan menatap laut.

"kau suka melihat laut?" tanya Naruto mengalihkan matanya untuk melihat Sasuke yang juga melihat kearahnya.

Sasuke hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kau ini benar-benar Uchiha yang pendiam ya" ucap Naruto.

"Mau ku antar ke sekolah lagi?" tanya Naruto sambil berjalan mendekati sepedanya.

"Ya. Jika tak merepotkanmu, Naruto" ucap Sasuke lalu mata kelamnya melihat Naruto menolehkan kepalanya untuk menatap Sasuke. "Uhm, maksudku Naruto-sensei" ucap Sasuke mengulang ucapannya.

"Haha. Kalau kau mau memanggilku Naruto juga tidak apa. Ku pikir tadi kau tidak akan menjawab ajakanku dan hanya akan mengangguk atau menggeleng saja" Naruto pun menaiki sepedanya "Ayo. Naik" ajak Naruto dan Sasuke pun menurut untuk duduk dikursi boncengan sepeda.

Naruto melirik kebawah saat merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya. Sasuke pun menyadari Naruto melihat tangannya yang melingkari pinggang Naruto "Me-Memangnya kau mau tanggung jawab kalau sampai terjadi sesuatu padaku" ucap Sasuke gugup dan menyembunyikan wajahnya yang memerah dibelakang tubuh Naruto.

"Kau ini. Seolah-olah aku akan memperkosamu saja" gumam Naruto dan mulai menganyuh sepedanya dengan kecepatan yang sedang.

Dengan sedikit sengaja Sasuke membuat dadanya menempel pada punggung Naruto. 'Hangat' batin Sasukemakin menyandarkan tubuhnya pada punggung Naruto.

"Kalau tidak salah Itachi bilang umurmu baru 12 tahun ya?" tanya Naruto.

"Hn"

"Itachi beruntung sekali memiliki adik sepertimu, aku juga ingin punya adik sepertimu" ucap Naruto membuat Sasuke menegakkan tubuhnya.

"Kenapa?" tanya Sasuke polos.

"Karena kau menggemaskan dan manis" ucap Naruto lalu dia merasakan pinggangnya dicubit oleh Sasuke "Aww. Sakit, Sasu-chan".

"Enak saja bilang aku menggemaskan dan manis, aku ini tampan!. Dan jangan panggil aku dengan embel-embel 'chan'. Aku ini laki-laki tahu" ucap Sasuke dengan menggembungkan sebelah pipinya.

"Kau ini menggemaskan sekali ya, Sasu-chan. Aku jadi ingin mencubiti dan menciumi pipimu" mendengarnya membuat pipi Sasuke memerah "Coba kalau kau perempuan dan sudah besar. Aku pasti sudah melamarmu sekarang kekeluargamu untuk jadi istriku" ucap Naruto.

"Memangnya kalau mau jadi kekasihmu harus perempuan dan sudah besar ya?" tanya Sasuke dengan polosnya.

"Iya. Aku ingin sekali memiliki seorang istri yang bisa memberikanku anak yang lucu sepertimu" ucap Naruto.

"Aku lupa. Kalau aku jadi istrimu mana mungkin aku bisa memberikan anak padamu nanti" gumam Sasuke tapi masih dapat didengar Naruto.

"Hah? Maksudmu apa, Sasuke?" tanya Naruto bingung.

"Eh? Uhm. Ahh! Sudah sampai. Terima kasih sudah mengantarku" ucap Sasuke lalu langsung berlari memasuki gerbang sekolah.

"Tadi aku tidak salah dengar kan?. Dia bilang kalau dia jadi isrtiku? Huh. Dasar bocah" ucapnya lalu berlalu pergi meninggalkan sekolah Sasuke.

Kediaman Namikaze

"Kau sudah pulang, Naruto?" tanya seorang wanita pada Naruto yang baru memasuki dapur.

"Ohayou, kaa-san" Naruto pun berjalan mendekati perempuan yang sedang sibuk menata piring dimeja makan lalu mencium kedua pipi wanita yang dipanggilnya kaa-san itu.

"Akhir-akhir ini kau sering sekali ya keluar pagi-pagi untuk bersepeda" ucap seorang pria yang juga baru memasuki dapur dan duduk di kursi meja makan.

"Haha. Hanya suka tou-san. Lagipula pemandangan dan udaranya sangat bagus" ucap Naruto santai.

"Tapi kenapa baru akhir-akhir ini kau suka. Ehh, apa ada yang menarik perhatianmu, Naruto? Sehingga kau selalu jalan-jalan pagi-pagi sekarang" tanya Minato sang tou-san.

"Waah. Apa itu benar, Naruto? Apa dia seorang gadis? Apa dia cantik?" tanya Kushina yang telah selesai menata piring dan ikut duduk di kursi meja makan.

"Uhm, begitulah. Tapi ini bukan tentang seorang gadis, kaa-san. Akhir-akhir ini setiap lewat pantai aku selalu bertemu dengan seorang bocah yang menurutku manis dan menggemaskan" ucap Naruto sambil memakan sarapannya.

"Bocah?" tanya Minato. Naruto pun mengangguk.

"Anak bungsung dari keluarga Uchiha. Sayang sekali dia masih kecil dan seorang laki-laki" ucap Naruto.

"Eh? Memangnya kenapa?" tanya Kushina.

"Kalau dia perempuan pasti dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik. Aku mau saja menikah dengannya kalau dia perempuan" ucap Naruto.

"Tapikan kau bilang dia masih kecil. Berapa umurnya?" tanya Kushina lagi sedangkan Minato hanya diam memperhatikan obrolan istri dan anaknya tentang anak bungsu keluarga Uchiha.

"12 tahun, kaa-san. Memang dia masih kecil tapi kalau dia perempuan aku tidak masalah, yang jadi masalah dia laki-laki" ucap Naruto.

"Memangnya kenapa kalau dia laki-laki?" tanya Kushina dengan senyum misteriusnya.

"Hah? Ya. Ya. Tentu saja akan aneh kalau aku menyukai laki-laki" ucap Naruto.

"Kau tahu kan Naruto sekarang di kota kita gay bukan lagi masalah, lagipula, tidak apakan Minato-kun kalau anak kita menyukai laki-laki?" tanya Kushina pada suaminya yang hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

"Kalau memang mereka saling suka dan mencintai aku tak masalah" ucap Minato.

"Ne, Naruto kalau kau memang menyukai anak bungsu Uchiha yang kau bilang menggemaskan dan manis itu tenang saja kami sudah memberikan mu restu" ucap Kushina dengan semangat dan senyum misteriusnya.

'Astaga. Aku memiliki orang tua yang aneh' batin Naruto. Lalu Naruto pun mendengus geli.

"Padahal aku niatnya bilang pada kalian kalau aku ingin punya adik"

"DEG" ucapan Naruto sukses membuat Kushina terdiam.

"Na, kalau itu tou-san lebih setuju lagi" kini giliran Minato yang berseru semangat. "Oh ya. Ngomong-ngomong keluarga Uchiha. Nanti malam kita di undang untuk makan malam bersama mereka, sekalian tou-san ada urusan bisnis dengan Fugaku" Naruto dan Kushina pun mengangguk paham. Tak lama kemudian Naruto berpamitan pada orang tuanya.

"Baiklah, aku pergi mengajar dulu ya, okaa-san, otou-san" ucap Naruto lalu berjalan menuju garasi mobil dan pergi dengan menggunakan mobilnya.

Universitas Konoha

"Selamat pagi, Sensei"

"Selamat pagi, Namikaze-sensei"

Begitulah sapaan dari para mahasiswa dan mahasiswi disini yang selalu menyapa ramah Naruto yang tentu saja juga selalu dibalas ramah oleh Naruto.

"Naruto-sensei" Naruto mendapati sosok Itachi yang berjalan disampingnya "Selamat pagi" ucap Itachi diikuti senyum ramahnya.

"Ya. Selamat pagi, Itachi" balas Naruto.

"Oh ya. Sensei, terimakasih karena sensei sudah benar-benar mau menjadi guru adikku" ucap Itachi.

"Ya. Adikmu pintar, tidak susah mengajarinya dan dia juga cepat mengerti. Aku juga sempat melihat beberapa piala dan piagam milik Sasuke lalu kenapa tou-san mu ingin Sasuke mendapat tambahan belajar?" tanya Naruto.

"Sasuke, memang pintar tapi akhir-akhir ini tou-san mendapat laporan dari guru di sekolah Sasuke, kalau Sasuke sedikit menurun dan suka melamun. Walaupun menurunnya Sasuke tidak membuat nilainya benar-benar menurun drastis tapi tetap saja otou-san ingin Sasuke dapat tambahan belajar" ucap Itachi.

"Lalu kenapa kau memintaku untuk mengajari Sasuke, hm?" tanya Naruto.

"Itu.. itu karena aku rasa Sasuke akan suka diajari sensei" jawab Itachi.

"Uhm. Alasanmu sedikit aneh tapi ya sudah toh aku juga senang bisa mengajarinya. Ngomong-ngomong tadi itu ucapanmu yang cukup panjang loh hari ini" ucap Naruto, Itachipun hanya bisa mendengus mendengarnya.

"Kalau begitu aku ingin permisi ke perpustakaan, sampai bejumpa makan malam nanti, Naruto-sensei" Naruto pun menganguk mengijinkan, lalu Itachi pergi berjalan kearah perpustakaan.

Junior high school

"Sasuke-kun, hari ini kami akan pergi ke toko buku. Apa Sasuke-kun mau ikut?" tanya seorang perempuan saat bel pulang sekolah telah berbunyi pada Sasuke yang sedang membereskan mejanya.

"Tidak" ucap Sasuke lalu berlalu pergi keluar kelas untuk pulang ke rumahnya.

"Sudahlah, Sakura. Kau tahukan akhir-akhir ini Sasuke-kun terlihat menurun jadi yang aku dengar Sasuke-kun diberi pelajaran tambahan di rumahnya karena itu pulang sekolah mungkin dia harus langsung pulang" ucap Ino sahabat Sakura, menenangkan sahabatnya yang selalu saja diabaikan Sasuke. Sakura pun mengangguk "Baiklah, ayo kita pergi" ucap Ino.

.

.

"Hah" Naruto segera mengalihkan pandangannya pada Sasuke yang menghela napas.

"Kau baik-baik saja?" tanya Naruto.

Sasuke mengangguk "Aku hanya bosan belajar terus" ucap Sasuke.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan keluar?" ajak Naruto.

"Kemana?" terlihat wajah antusias dari Sasuke.

"Kepantai. Kau sukakan?" Naruto pun berdiri dan menjulurkan tanganya pada Sasuke dan disambut oleh Sasuke.

"Lalu bagaimana dengan ini?" ucap Sasuke menunjuk buku-bukunya.

"Kaukan pintar. Aku yakin jalan-jalan sebentar tidak akan membuatmu jadi bodoh" ucap Naruto. Sasuke pun mengangguk. Dalam hatinya merasa cukup senang karena dipuji Naruto.

"Naik sepeda?" tanya Sasuke.

"Iya. Ayo" mereka pun berjalan beriringan keluar dari kamar Sasuke. Sasuke terlihat seperti berlari kecil karena mengimbangi langkah Naruto yang besar.

"Naruto pelan-pelan. Langkahku tidak sebesar dirimu tahu" dengus Sasuke saat mereka telah sampai dihalaman kediaman Uchiha dan Naruto telah menaiki sepedanya.

"Hehe, maaf-maaf" ucap Naruto dengan cengiranya "Ayo, naik, Sasuke" ucap Naruto. Lalu dengan cepat Sasuke segera duduk di boncengan sepeda.

"Kau siap?" tanya Naruto bersiap mengayuh sepedanya.

"Iya!" ucap Sasuke bersemangat.

.

.

Sesampainya di pantai Sasuke langsung berlari kearah laut diikuti Naruto yang telah turun dan menstandar sepedanya.

"Sasuke. Hati-hati nanti kau jatuh" teriak Naruto yang ikut mengejar Sasuke. Tapi Sasuke malah menjulurkan lidahnya dan tak meperdulikan Naruto dengan terus berlari lalu sesekali tertawa riang sambil menendang ombak kecil yang mendekatinya. Ciri khas seorang anak kecil. Hey bagaimanapun Sasuke adalah anak kecil yang baru berusia 12 tahun bukan, meskipun dia sudah menginjak kelas 1 junior high school?.

"Kena kau!" ucap Naruto saat menangkap lengan kanan Sasuke "Dasar nakal. Terima hukumanmu, ya" setelahnya yang Sasuke rasakan adalah sensai geli di tubuhnya karena Naruto yang mengelitikinya.

"Haha… geli Naruto. Ampun.. haha.. geli" tapi Naruto sama sekali tak memperdulikan Sasuke dan terus mengelitiki Sasuke.

Dengan tangan kirinya yang bebas, Sasuke menggapai air yang ada dibawahnya lalu memercikan air yang digapainya kearah Naruto hingga Naruto berhenti mengelitiknya. Sasuke pun terus menyiram Naruto dengan kedua tangannya yang telah bebas.

"Hei. Hentikan, Sasuke" ucap Naruto sambil menangkis air yang membasahi tubuhnya.

"Tidak mau" teriak Sasuke sambil tertawa senang. Entah apa yang terjadi. Tiba-tiba Naruto terdiam melihat Sasuke yang tertawa. Seperti terpesona oleh sang bungsu Uchiha. Tanpa sadar Naruto menunjukan senyum kecilnya lalu mendengus geli.

'Bisa-bisanya aku terpesona dengan anak kecil ini' batinya.

"Tidak mau berhenti ya" setelah itu Naruto pun ikut menyirami Sasuke dengan air laut "Terima ini balasanku".

Segera Sasuke berlari menghindari serangan balasan dari Naruto.

"Hey. Jangan lari, Sasuke" teriak Naruto.

"Kejar saja kalau bisa" lagi-lagi dengan menjulurkan lidahnya kearah Naruto.

"Awas kau yaa. Akan ku tangkap kau" ucap Narutp lalu berlari mengerjar Sasuke.

Sasuke yang memang hanya memiliki langkah kecil dengan mudah dikejar oleh Naruto.

Naruto pun menangkap Sasuke dari belakang lalu tiba-tiba memeluknya, membuat Sasuke sempat terkejut namun selanjutnya Naruto langsung mengakat tubuh yang masih kecil itu dan membuat tubuh itu melayang berputar dengan Naruto yang memeluknya dari belakang. Sasukepun berteriak senang menikmati bermain bersama Naruto.

Ahh! Naruto tak tahu betapa bahagianya Sasuke sekarang bisa bermain bersamanya seperti ini hingga membuat wajahnya merona.

Naruto berhenti dan menurunkan Sasuke dari gendongannya lalu menatap bungsu Uchiha.

"Wajahmu memerah. Apa kau sudah kelelahan, Sasuke?" tanya Naruto yang dibalas gelengan cepat dari Sasuke.

"Aku masih ingin main" ucap Sasuke lalu berlari meninggalkan Naruto. Narutopun mengendikan bahu dan mengikuti Sasuke.

"Sasuke, Awas!" tiba-tiba Sasuke terlihat akan jatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri dan dengan cepat Naruto menangkap tubuh Sasuke yang akan menghempas ke pasir pantai namun karena gerakan yang tiba-tiba dan tidak siap, Naruto malah ikut menarik tubuhnya untuk terjatuh diatas tubuh Sasuke.

Tak ada pergerakan sama sekali dari mereka setelah terjatuh. Sasuke hanya bisa membeku dengan wajah yang merah sangat merona saat merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir Naruto yang berada diatas tubuhnya.

'Manis. apa rasa tubuhnya yang lain juga sama manis?' batin Naruto.

Naruto sedikit mengangkat tubuh dan kepalanya memandang Sasuke yang masih diam membeku dengan wajah yang masih merona. 'Lucu sekali' batin Naruto lagi.

"Ciuman pertama ya Sasuke?" tanya Naruto dengan idoitnya "Maaf ya, aku sudah merebut ciuman pertamamu" ucap Naruto lalu beranjak dari tubuh Sasuke dan menidurkan tubuhnya disamping tubuh Sasuke yang masih terdiam dan tak bergerak.

Mereka terdiam cukup lama hingga Naruto memanggil Sasuke.

"Sasuke?" panggil Naruto menolehkan kepalanya untuk melihat sasuke.

"Hn?" tapi Sasuke hanya membalas dengan gumamannya tanpa melihat Naruto dan lebih memilih menatap langit dengan wajahnya yang masih memerah dan jantungnya yang memang sudah bertetak terlalu cepat sejak tadi.

"Ayo pulang. Sekarang sudah jam 4 sore. Aku akan mengantarmu pulang" ucap Naruto lalu berdiri untuk menatap Sasuke yang masih diam saja. Tak lama kemudian akhirnya Sasuke mengangguk dan ikut berdiri berjalan dibelakang Naruto menuju sepedanya.

"Kenapa kau diam saja?" tanya Naruto sambil menganyuh sepedanya.

Sasuke terlihat menunduk sebelum akhirnya bersuara "Ciuman tadi apa itu juga ciuman pertamamu?" tanya Sasuke polos.

"Tidak juga" jawab Naruto singkat.

"Begitu ya" ucap Sasuke pelan.

"Na sudah sampai" ucap Naruto lalu Sasuke pun turun dari sepeda dan berdiri didepan Naruto.

"Aku pulang dulu ya" setelah itu Naruto bersiap untuk memutar sepedanya tapi tiba-tiba dia merasa lengan kanannya ditahan lengan putih yang ternyata adalah Sasuke "Ada apa, Sasuke?" tanyanya lembut.

"Aku…" Naruto pun mengernyitkan dahinya saat Sasuke menghentikan ucapanya.

"Aku apa?" tanya Naruto.

"A-Aku…" Sasuke terlihat melirik panik memandang sekitar menolak untuk menatap Naruto.

"Sasuke, Aku apa?" tanya Naruto lagi terlihat menunggu dan penasaran.

Dengan menghela napas akhirnya Sasuke berani untuk menatap mata biru Naruto "Aku menyukaimu" ucap Sasuke yang membuat Naruto terdiam. Tak lama kemudian Naruto pun tersenyum lembut pada Sasuke dan mengacak lembut rambut Sasuke.

"Aku juga menyukaimu. Kau anak yang pintar dan manis. aku sangat ingin memiliki adik sepertimu" ucap Naruto yang membuat Sasuke terdiam karena bukan jawaban seperti itu yang Sasuke harapkan. Mungkin Naruto salah mengartikan kata-katanya pikir Sasuke.

"Bukan! Bukan begitu yang ku maksud" ucap Sasuke membuat Naruto terdiam kaget "Aku… Aku mencintaimu. Sudah sangat lama" ucap Sasuke pelan lalu menatap mata biru itu seakan takut mengatakannya. Melihat tak ada respon dari Naruto, Sasuke segera berlari memasuki rumahnya.

"Kali ini aku tidak salah dengarkan?" gumam Naruto pada dirinya sendiri lalu menganyuh sepedanya untuk pulang.

TBC

Hay. Miako balik dengan Fic yang kemungkinan bakal jadi OOC banget. Miako lagi suka banget denger lagu terbarunya JKT48. Na, Minna, ada yang bisa tebak kira-kira ini nyambung sama lagu JKT48 yang mana? Hoho. Ok. Review yang banyak ya biar Miako semangat buat lanjutin Fic ini dan Sasu-Neko. Hoho. Ok, segitu aja. Maaf kalau ada Typo's dan kesalahan lainnya ya. Salam Cinta dari Miako Uchiha. Daaahh… daaahhh..