Title : Untitled

cast : - Do Kyung Soo, Kim Jongin, Xi Luhan, Kris Wu, Park Chanyeol.

Genre : Drama.

Length : Chaptered

Summary : "Cinta Selalu bisa memaafkan."


Kyungsoo's

.

.

Aku diam menatap pantulan wajah Jongin dibalik kaca jendela. Wajah dengan rahang tegas yang sangat aku sukai. Namun kali ini ada yang mengganggu. Jongin berbeda. Dia tak menampakkan senyumannya pada ku seperti biasa dia menyambutku dipagi hari. Dan aku tau ada sesuatu yang disimpannya. Sesuatu yang mungkin sangat penting, bahkan bisa menyakiti hati ku. Aku bisa merasakannya.

"Apa yang mengganggu pikiran mu Kai?" Tanya ku. Jongin menghela nafasnya perlahan tanpa menoleh pada ku. Hal yang sangat jarang Jongin lakukan selama satu tahun hubungan ku dengan dia.

"Akhiri Soo. Mari kita akhiri semua ini." Jawabnya. Aku tersenyum getir. Aku tau bahwa akhirnya akan seperti ini. Sudah dua minggu semenjak dia bertemu lagi dengan Krystal, cinta pertamanya. Dan semenjak itu pula aku merasakan Jongin berubah. Dan aku bersyukur aku sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang sekarang sudah terjadi. Walaupun ini terlalu cepat.

"Kau yakin Kai?" Tanya ku lagi. Bukan berharap Jongin dapat merubah pikirannya, hanya saja aku ingin Jongin memahami keadaan. Terkadang orang yang merasakan jatuh cinta tak bisa membaca keadaan, dan mereka terjebak didalamnya, lalu mereka menyesal. Aku tak ingin Jongin merasakan itu. Karena saat hubungan kita berakhir, aku tak akan pernah memberikannya kesempatan untuk dapat kembali pada ku.

"Maafkan aku Kyungsoo. Aku benar-benar mencintai Krystal." Jawabnya yakin. Aku menganggukan kepala ku mengerti. Tak ada yang dapat menghalangi semua ini, dan aku pun tak bisa memaksakan kehendak ku. Jongin ingin memperjuangkan cintanya pada Krystal yang selama ini dia pendam dan aku tak akan mungkin bertindak jahat menghalangi kesempatan untuk Jongin mendapatkan cinta Krystal.

"Baiklah jika itu keinginan mu. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya berpesan jagalah Krystal dan buktikan pada ku bahwa kau benar-benar mencintainya. Jika suatu hari nanti kita bertemu lagi anggaplah bahwa kita tak pernah saling mengenal." Kata ku. Jongin menganggukan kepalanya mengerti. Yah Jongin tau aku tak akan pernah memberikan kesemptan pada siapapun yang telah menyakitiku. Menyianyiakan aku.

"Apa kau akan pergi Soo?" tanyanya.

"Hmm. Seminggu ini aku sudah berpikir untuk meninggalkan Korea. Dan sekarang adalah waktunya untuk membulatkan keputusan ku. Amerika menunggu ku. Kau tau sendiri bahwa aku sangat ingin tinggal disana dan meraih cita-cita ku." Jawab ku. Jongin tersenyum.

"Apartement ini kita beli dari tabungan kita. Jadi aku berharap kau bisa menjaganya saat aku pergi." Kata ku lagi. Aku berjalan meninggalkan Jongin. Aku ingin mengemasi barang-barang ku.

"Soo sekali lagi maafkan aku." Tanpa berbalik aku menganggukan kepala ku. Siapa peduli dengan permintaan maaf seperti itu. Itu semua tak akan merubah apa-apa.


"Kau gila? Kau bahkan belum memberitahunya tentang isi perut mu. Bagaimana mungkin dia meninggalkan mu demi gadis seperti Krystal." Teriak Luhan kesal. Aku menyeruput black coffe yang aku pesan, menanggapi teriakan Luhan dengan santai. Dia memang selalu bertingkah berlebihan dengan segala keadaan ku. Tipe kakak perempuan yang tidak diinginkan, namun aku sangat menyayanginya. 2 bulan yang lalu aku memberitahu Luhan bahwa aku hamil. Yah hasil jerih payah Jongin yang dengan bodohnya tak memakai pengaman dan sperma itu berhasil bersarang dirahim ku. Karena saat itu adalah masa subur ku dan Applause untuk Kim Jongin menanam benih yang tidak dia inginkan.

"Kau harus menggugurkan anak ini. Apa yang akan dikatakan orang jika tau anak seorang Cho Kyuhyun sang pemilik Cho Crop hamil diluar nikah! Appa pasti marah besar pada mu Cho Kyungsoo!" kata Luhan lagi. Aku membuang nafas ku berat. Yah mungkin jika appa mengetahuinya aku bisa dipenggal seperti babi.

"Aku akan membujuk appa untuk memindahkan aku ke Amerika. Disana aku akan membesarkan anak ku dan berpura-pura mengangkatnya dari panti asuhan." Kata ku. Luhan berdecak kesal.

"Kau sudah menyusun semua skenario ini, huh? hebat sekali adik kecil ku ini!" aku tersenyum kecut. Yah skenario itu telah aku pikirkan matang-matang hanya untuk melindungi anak ku.

"Kyungsoo kau baru delapan belas tahun mana bisa hidup sendirian dengan perut yang lama-lama akan membesar. Disini saja kau sudah sangat merepotkan. Kau tak akan tau bagaimana menderitanya sorang wanita yang hamil. Kau bahkan tidak memiliki suami, kau akan sangat kesulitan jika menginginkan sesuatu! Gugur kan Soo, atau aku akan memberitahu Kai agar menikahi mu." Aku memeluk luhan mencoba memberi jawaban akan semua kekhawatirannya.

"Aku akan baik-baik saja eonni. Aku adalah gadis yang kuat. Jika kau mengkhawatirkan aku, kau bisa ikut pindah dengan ku ke Amerika dan mengurus cabang perusahaan appa disana." Kata ku. Luhan memukul kepala ku pelan.

"Kau memang sangat merepotkan Soo. Aku akan membunuhmu jika kau mengeluh nanti." Katanya lagi. Aku menganggukan kepala ku sambil tersenyum.

"Aku berjanji tak akan merepotkan mu."


Aku menarik koper ku perlahan sambil menatap punggung Luhan yang berjalan lebih dulu dengan kekasihnya, Kris, sepupu Jongin. Appa mengizinkan aku untuk melanjutkan sekolah ku di Amerika dan tanpa aku atau Luhan yang meminta, appa menyuruh Luhan untuk mengurus cabang perusahaan disana dan untuk mengawasi ku. Aku memang anak yang tak bisa diatur, selalu melakukan hal yang ingin aku lakukan. Appa menganggap bahwa itu adalah faktor umur ku yang baru menginjak dewasa. Luhan berbanding terbalik dengan ku. Dia adalah wanita dewasa yang harus selalu terlihat sempurna. Dan satu lagi oppa ku Chanyeol. Laki-laki dingin namun sangat mencintai keluarganya.

"Jika kau membutuhkan sesuatu segera hubungi aku." Kata Chanyeol. Aku tersenyum kemudian menganggukan kepala ku.

"Kau harus sering menemui ku. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukan pada mu oppa." Kata ku. Chanyeol mengacak rambut ku penuh sayang.

"Pasti. Dan semoga apa yang akan kau tunjukan itu tidak akan merepotkan ku." Katanya sambil terkekeh. Aku memeluknya, kemudian mencium pipinya.

"Aku sangat mencintamu oppa."

"Aku juga. Aku sangat mencintai si bungsu ini." Katanya lagi. Aku kembali memeluknya sebelum memasuki pesawat.


Aku membuka sepatu ku saat memasuki rumah yang sudah disiapkan appa 2 hari yang lalu. Laki-laki tua itu memang tak pernah bisa melepaskan anak-anaknya.

"Akan lebih baik jika kita tinggal di apartment." Kata ku. Luhan terkekeh.

"Bukankah dia appa mu. Seharusnya kau tau bahwa dia tak akan membiarkan kita lepas begitu saja dari pengawasannya." Kata Luhan. Aku mendengus kesal. Kedua pelayan yang tadi menyambut kami sudah pergi mengantarkan barang ku dan Luhan ke kamar.

"Kalau begitu percuma aku pindah. Appa sebentar lagi pasti tau bahwa aku hamil." Luhan diam. Mungkin dia sadar bahwa ucapan ku amat sangat benar.

"Akan aku bicarakan pada dua pelayan itu." Kata Luhan akhirnya. Aku menganggukan kepala ku. Apapun yang akan terjadi nanti eomma akan tetap mempertahankan mu nak. Eomma janji.

"Aku ke kamar Lu."

.

.

.

1 years later…..

Aku menatap bayi cantik yang ada dipangkuan Luhan. Bayi yang aku lahirkan lima bulan yang lalu, bayi yang aku beri nama Cho Soong In.

"Kyung lihatlah Soongin begitu menggemaskan." Kata Luhan sambil menggenggam tangan Soongin. Aku tersenyum kemudian menghampiri mereka.

"Kau yakin kan Lu bahwa selama ini Kris tak pernah membocorkan rahasia ku pada Kai…"

"Kyungsoo, bahkan orang di Korea sana masih beranggapan bahwa kau kuliah disini. Aku sudah memastikan tak ada yang mengetahui rahasia mu ini. Chanyeol pun tak mengetahuinya." Kata Luhan. Aku menganggukan kepala ku. Bukannya tak mempercayai Luhan tapi aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi.

"Soongin cantik seperti mu Kyung. Aku berharap saat besar nanti tak ada satu persen pun didalam dirinya yang akan mirip dengan Kai." Kata Luhan lagi. Aku tak menanggapinya. Bagaimapun Jongin adalah ayah Soongin, ada darah dia di diri Soongin maka tak menutup kemungkinan jika Soongin suatu hari nanti akan seperti Kim Jongin.

"Aku akan melanjutkan kuliah ku Lu, mungkin aku akan menyewa Babysitter untuk megurus Soongin." Kata ku. Luhan memicingkan matanya.

"Kau yakin?" Tanyanya.

"Hmm. Bagaimana pun aku kesini dengan alasan untuk kuliah. Jika appa tau aku tidak kuliah dan melihat ku memiliki seorang putri dia pasti akan membunuh ku." Jawab ku. Luhan menganggukan kepalanya.

"Akan aku carikan. Yasudah aku berangkat ke kantor dulu, jaga keponakan ku awas jika terjadi apa-apa!" kata Luhan sambil menyerahkan Soongin. Aku mendengus sambil tersenyum.

"Seperti kau ibunya saja." Kata ku. Luhan terkekeh kemudian pergi meninggalkan ku dan Soongin.

Aku menatap Soongin sambil tersenyum, wajah bayi ini sangat mirip dengan ku apalagi matanya yang bulat. Aku terkekeh saat Soongin tiba-tiba menangis. Dia pasti kelaparan.

"Anak eomma lapar ya. Kajja kita makan!"


Kai

.

.

Hari ini tepat satu tahun hubungan ku dengan Krystal namun yang ada dikepala ku adalah Kyungsoo. Entah sejak kapan aku kembali memikirkan gadis bermata owl itu. Aku merasa ada sesuatu yang terjadi padanya. Atau mungkin ini adalah karma ku karena meninggalkannya demi gadis lain.

Aku menatap Krystal dengan pandangan kesal. Gadis itu terus saja berjalan memasuki satu persatu toko yang menarik perhatiannya. Berbeda sekali dengan Kyungsoo yang bahkan saat aku mengajaknya belanja dia akan menolak dan malah memeluk ku, merayu ku untuk mendapatkan sebuat tiket bioskop. Kyungsoo memang maniak film.

"Kai lihat ini apakah cocok dengan ku?" Tanya Krystal memecahkan lamunan ku. Aku tersenyum kemudian menganggukan kepala ku.

"Kau tidak fokus! Apa kau bosan menemani ku belanja? Kau tau aku belanja untuk mu juga, agar aku tetap terlihat cantik dan kau tidak meninggalkan ku demi gadis lain." Kata Krystal. Dan aku hanya bisa menghampirinya kemudian memeluknya. Hal yang selalu aku lakukan ketika dia merajuk dengan aku sebagai alasannya.

"Aku mencintaimu Kai." Katanya.

"Aku tau. Maafkan aku, aku hanya sedang kesal karena dosen memberikan banyak tugas. Dan akhir minggu ini aku tak bisa bersama mu untuk mengerjakan tugas-tugas itu." Alasan. Yah… Hanya untuk menyelamatkan diri ku dari rajukan Krystal.

"Arra. Kalau begitu hari ini kita puas-puaskan untuk berkencan." Katanya kegirangan. Aku mengangguk sok menyetujuinya.


Aku mengetuk pintu kamar Kris ragu. Jujur saja semenjak hubungan ku dengan Kyungsoo berakhir Kris marah dan tak ingin bertemu dengan ku. Namun hari ini aku beranikan diriku menemui Kris untuk memastikan sesuatu bahwa Kyungsoo baik-baik saja.

"Mau apa kau menemui ku?" Tanya Kris dingin. Aku tersenyum canggung.

"Aku ingin bertanya tentang Kyungsoo." Jawab ku. Kris menaikan alisnya sambil tersenyum seperti sedang mengejek ku.

"Untuk apa kau menanyakan gadis itu padaku. Aku bahkan tak mengetahui apa-apa tentangnya." Kata Kris. Tentu saja aku tau dia berbohong. Luhan kakak perempuan Kyungsoo masih memiliki hubungan dengan Kris dan tak jarang Kris datang ke Amerika untuk menemui gadis itu yang otomatis pasti akan bertemu dengan Kyungsoo.

"Aku merasa ada sesuatu yang terjadi padanya Kris. Apa dia baik-baik saja?" Tanya ku lagi tak mempedulikan ucapannya. Bukankah kucing akan bertingkah baik jika menginginkan makan? Jadi anggap saja aku Kucing untuk saat ini.

"Apa peduli mu bodoh? Kau bahkan mencampakkannya demi Krystal." Kata Kris. Aku tau dia kesal.

"Aku tau aku bodoh Kris. Tapi aku hanya ingin tau keadaan Kyungsoo. Aku selalu memikirkannya. Dan aku hanya ingin memastikan bahwa dia baik-baik saja." Kata ku lagi. Kris menghela nafanya perlahan.

"Kau tenang saja Kai. Dia baik-baik saja, bersama Luhan dan bayinya." Kata Kris melunak. Aku menatapnya. Bayinya?

"Apa Kyungsoo sudah menikah? Dia memiliki bayi?" Tanya ku penasaran. Hati ku seolah retak saat mendengar perkataan Kris barusan.

"Belum, Kyungsoo belum menikah. Hanya saja ada laki-laki brengsek yang berhasil merebut mahkotanya dan menanamkan benih yang tidak diinginkan." Jelas Kris. Aku sedih mendengarnya. Kasihan sekali Kyungsoo.

"Siapa laki-laki itu Kris? Aku bersumpah akan membunuhnya!" kata ku kesal. Kris menatap mu tajam kemudian tertawa.

"Kau yakin akan membunuhnya Kai? Aku bahkan sudah ratusan kali merencanakan itu." Kata Kris lagi. Aku menganggukan kepala ku. Kris memegang pundak ku dan mendekatkan mulutnya ke telinga ku.

"Kalau begitu kau bunuh diri sekarang. Karena laki-laki brengsek itu adalah sepupuku yang sekarang ada dihadapan ku."

TO BE CONTINUE

jeng-jenggg... ff gaje lagi nih dari aku-_- haha.

review yaaa. kalau banyak review dilajut deh nih ff hehe...

OH IYA minta saran juga dooong buat kasih judul yang pas buat ff ini hehe. belum nemu judul yg sreg hati nih:D