SNK Behind The Scene
SnK belongs to Isayama Hajime
Rate: T
Warning: OOC parah, Typo (s), AU, bahasa agak kasar, contain some spoiler maybe?
ENJOY!
Take 7.
Petra dan Levi.
Levi berdiri di atas ranting pohon dan melihat sosok Petra yang berada di bawahnya dengan posisi bersandar di pohon—kepalanya menghadap ke arah Levi dengan wajah yang berlumuran darah buatan, suasana begitu intens. Levi menatap Petra dengan tatapan perih, "Petra…" bisiknya pelan. Para staff dan sutradara sedikit terkejut mendengar improve actor berusia 29 tahun itu. Toh improve pemuda berdarah Perancis itu mendukung suasana pengambilan adegan, maka mereka pun membiarkan Levi memainkan perannya.
Suasana masih terbangun dengan bagus dan berjalan lancar ketika pengambilan adegan itu sampai kalimat iseng dari mulut Levi langsung membuyarkan suasana yang tadinya sudah berjalan dengan mulus.
"Kamu mimisan ya?"
"CUT!"
Petra menolak bicara dengan co-workernya selama seminggu penuh setelah kejadian itu.
Take 8.
Jean!
"Jadi dibagian ini nanti kamu salto dengan sedikit mengayunkan pedangnya lalu mendaratlah dengan kaki sedikit ditekuk," instruksi sutradara itu. Jean mengangguk tanda mengerti dengan instruksi pria yang berada di depannya.
Setelah Jean sedikit didandani oleh makeup artist, pengambilan gambar pun dimulai. "Oke, kamera mulai!"
Musik Feuerroter Pfeil und Bogen diputar untuk mencocokkan gerakan Jean. Pemuda bermanik coklat itu mengambil kuda-kuda untuk melompat dan bersalto seperti yang sudah diperintahkan. Ketika mau salto di udara terdengar suara yang amat nyaring sehingga semua orang disana hanya bisa membulatkan mata mereka secara bersamaan.
Breet!
Hanya Tuhan, orang-orang disana dan para pembaca sekalian yang tahu apa yang terjadi dengan celana Jean.
Take 9.
Tulang ayam.
Api unggun berkobar di tengah-tengah para aktor yang kebetulan mendapat peran di sana, Connie terduduk di pinggir sambil menangis—bohongan tentunya—yang ditemani oleh Jean, Ymir dan Krista di pinggir Connie. Jean menoleh ke arah pemuda plontos sebentar lalu maju kedepan, dia berjongkok untuk meraih serpihan-serpihan tulang—bohongan—yang tersebar disana. Ditatapnya serpihan-serpihan tulang itu dengan pandangan sedih untuk waktu yang agak lama.
Suasana hening untuk beberapa saat di adegan ini.
"Jean? Itu tulang ayam bekas makan siangku dan Armin loh yang kamu pegang." Marco dan Armin masuk ke stage dengan santai sambil makan ayam goreng dengan nikmat—menghancurkan pengambilan gambar adegan Jean.
Dafuq.
Marco dan Armin dihukum oleh sutradara dan direktor film yang marah besar, kedua aktor muda itu disuruh mengangkat ember berisi berbagai macam serangga beracun yang diambil dari hutan Australia.
Take 10.
Awas ada bom!
"Ini perintah, Eren. Buatlah itu terjadi," kata Levi dengan nada perintah yang jelas di kalimatnya. Pria itu kemudian melenggang pergi untuk meminum tehnya ditemani oleh sosok wanita bermata ginger di sampingnya.
"Baik, sir." Eren berkata sambil menyentuh tangannya yang diperban kemudian sedikit berjengit kesakitan. Dia menoleh ke arah senior-seniornya yang tengah minum.
"Jangan khawatir, Ren. Pelan-pelan saja." Erd angkat bicara sambil meminum kopi hitamnya.
"Justru dengan begini kamu terlihat lebih manusiawi 'kan? Akan lebih menakutkan jika kamu bertransformasi dengan lancar tanpa ada gangguan," kata Gunther menenangkan.
"Yah, tapi sebaiknya kamu tidak membuat Levi-san kerepotan mengurusimu, shitty brat," kata Auruo sinis kemudian meneguk kopi susunya.
Remaja bermata hijau tua itu menoleh ke arah kanan dan kirinya, bergumam.
Plek.
Eren menyenggol sendoknya—sengaja sih—, "Kau tidak apa-apa?" tanya Erd.
"Err, ya. Aku tidak apa-apa," kata Eren berusaha mengambil benda logam itu dengan susah payah.
Crek.
"Gah!" Eren berseru kesakitan ketika dia berhasil menggapai benda dingin tersebut, seruan itu dianggap tanda oleh bagian staff suara* untuk memulai ledakan di adegan ini.
DUARRRRR!
Dalam sekejam mata tempat itu langsung luluh lantak oleh ledakan barusan.
"Uohokkk! Uhukkk! WOIIII! INI KENAPA MALAH MELEDAK?! SIAPA YANG NARUH BOM DISINI?!" seru sebuah gumpalan hitam yang ternyata teridentifikasi sebagai sang direktor film sementara sang pelaku yang tak lain adalah Connie dan Sasha memasang muka polos anak tak berdosa di belakang kamera bersama dengan pencetus ide laknat tersebut, Erwin Smith.
"Kita impas," ucap Erwin dengan nada puas. Rupanya dia masih dendam dengan kejadian di chapter satu.
A/N: Halo #dikeplak.
Maaf kalo apdetannya telat banget, maklum, derita anak kelas 12 yang mau menghadapi UN waktu itu sangatlah ribet jadinya yah telat semua apdetannya #bows
Bersedia kasih saran atau masukan?
Pojok review:
Black Beyond Birthday: makasih udah baca~ kan ga seru ya kalo Marco jadi anak baik terus jadinya kubikin Marco berjiwa rusuh pake banget. #dor
Sakura: here you go.
Syalala uyee: bayangin aja cobaaa~ :3 #dibom
Rayhan Watanabe: ini lanjutannya, selamat menikmati #dikirakatering
Io-Aruka: makasih udah di-fave~
Skizzeonpaper: ini dia~ maaf ya lama apdetannya :(
Kim arlein17: here you go~
Azuki-hazl: syukurlah kalo suka, ini lanjutannya~
SKETmachine: ini dia~
BlackAzure29: ini dia~ maaf ya lama :(
Bakero: maunya sih nulis gitu tapi kokoro ane belum siap #dibantai
AiKi Aeru: ini lanjutannya~
Meira R-A: makasih udah baca~
PS: kok yang following cerita saya mendadak berkurang? Did I do something wrong?