Title : Rainy Heart.

Genre : Hurt/Comfort. Romance.

Cast : DBSK Member and other.

Pair : YunJae.

Lenght : Chap 2.

Warning : Boy X Boy Dont Like Dont Read, No Bash, No flame, No War (?).

Chapter 2

Langkah kaki Jaejoong terhenti, pandangan matanya tertuju pada sosok pria yang bersandar pada kursi taman di area kampusnya. Ia sedikit menggigit bibir bawahnya, perasaan takut dan bergemuruh hebat mulai melanda.

Bukan takut pada Yunho, hanya saja ia takut pada dirinya sendiri, takut jika perasaan suka yang selama beberapa hari ini berusaha dibunuhnya tidak juga hilang. Sekarang saja jantungnya berdetak teramat cepat. Diaturnya perlahan napasnya sebelum kembali melangkah ke arah Yunho.

"Hnn," gumam Jaejoong saat tepat ia berada di hadapan Yunho. Seketika itu pun kedua kelopak mata musang Yunho yang tadinya menutup membuka, menampakkan musangnya yang menghanyutkan.

Yunho tersenyum manis selama beberapa detik, kemudian ia bangkit dari tempatnya duduk dan menatap lekat Jaejoong, "Hi Kitten."

"Ne, hii," sahut Jaejoong pelan pada sapaan Yunho yang sedikit membuat jantungnya lebih cepat berdetak lagi.

"Ada yang ingin oppa bicarakan, tapi jujur saat ini kepala oppa sakit sekali, " ujar Yunho.

Jaejoong segera mendongakkan kepalanya, ditatapnya lembut Yunho yang ada di depannya. Garis wajah pria itu terlihat lelah.

"Istirahat oppa," ujar Jaejoong, ia tidak ingin hal yang buruk terjadi pada Yunho.

"Hmm oppa tidak bohong Joongie, kepala oppa benar-benar sakit."

"Ne, maka dari itu istirahatlah oppa."

Sejenak mereka terdiam, Jaejoong hanya menunduk menyembunyikan wajahnya dari Yunho. Perasaannya yang tadi menggebu-gebu kian membara ditambah kekhawatiran akan keadaan Yunho sekarang.

Namun, belum ada satu menit keheningan yang tercipta, Yunho mengagetkan Jaejoong dengan pelukannya yang tiba-tiba. Pria itu merengkuh tubuh kurusnya ke dalam pelukan yang nyaman dan hangat.

Awalnya Jaejoong memang sangat terkejut, tapi beberapa detik berlalu pipinya memerah, dan dengan malu-malu ia membalas pelukan Yunho. Sungguh hatinya benar-benar terasa sangat senang dibuat pria itu.

"Oppa istirahat sebentar, nanti oppa akan ke apartemenmu, ada yang ingin oppa bicarakan padamu," bisik Yunho.

Jaejoong mengangguk dalam pelukan Yunho, ia sedikit mendongakkan kepalanya, mempertemukan mata mereka sebelum berucap, "Minum obat dan istirahatlah, oppa."

"Iya Joongie," ucap Yunho sembari menatap gemas pada Jaejoong, sebelum pelukan mereka berakhir dan pertemuan singkat mereka terpisah.

.

.

.

Jaejoong menatap tak percaya pada Yunho yang kini berada di depan pintu apartemennya, ia tersenyum senang saat bibir hati milik Yunho melengkung. Jujur saja, tadinya ia sempat berpikir jika Yunho akan menemuinya besok. Pria itu terlihat lelah dan mengeluh sakit tadi, hal itulah yang membuatnya tidak yakin akan kehadiran Yunho di sini.

"Joongie oppa mau bicara," ujar Yunho tanpa basa-basi, Jaejoong mengangguk pelan, ia membuka lebar pintu apartemennya dan mempersilahkan Yunho untuk masuk, memberi isyarat untuk pria itu duduk di sofa empuk ruang tamunya dan hendak ke arah dapur untuk menjamu sang tamu.

Namun belum beberapa langkah Jaejoong meninggalkan area ruang tamu, Yunho sudah mengangkat suaranya," Tidak perlu repot-repot, duduklah dan dengarkan oppa berbicara."

Mata besar Jaejoong mengerjap-ngerjap, ia segera membalik badannya dan menatap Yunho lamat-lamat sebelum menghampiri pria itu lagi dan duduk di seberang sofa yang di duduki Yunho.

"Apa yang ingin oppa bicarakan?" tanya Jaejoong sedikit sangsi sebenarnya untuknya bertanya.

Yunho sedikit menghela napasnya, sedikit melirik ke arah Jaejoong dan memutuskan untuk menatap lekat kedua mata besar pria di depannya itu.

"Apa kau masih menyukai oppa?" pertanyaan yang tanpa basa-basi itu langsung disodorkan Yunho pada Jaejoong.

Pipi seputih porselen milik Jaejoong segera dihiasi rona merah muda. Ia tidak menyangka jika Yunho mempertanyakan hal itu. Dan tentu, tanpa berpikir dua kali Jaejoong tahu jawabannya apa. Ia sangat sadar jika waktu menghilangnya untuk membunuh perasaan itu tak pernah bisa.

Faktanya perasaan suka yang ditujukannya untuk Yunho masih sama. Tidak berubah. Malah perasaan rindu lebih menggebu-gebu dari sebelumnya.

"Apa rasa suka akan hilang semudah angin berhembus oppa?" Sahut Jaejoong dengan sebuah pertanyaan yang mengharuskan Yunho untuk mengartikan istilahnya itu.

Jaejoong juga membalas tatapan Yunho yang semakin intens. Selang beberapa detik ia melihat senyuman melengkuh di bibir hati pria itu.

"Dengarkan oppa, Joongie. Oppa tidak akan membuat hubungan dengan siapa pun, sesuka-sukanya oppa, sesayang-sayangnya oppa, atau secinta-cintanya oppa pada orang itu, oppa tidak akan membuat hubungan dengannya, tidak dengan siapa pun. Jadi Joongie, oppa tidak akan melarang jika kau ingin bermanja-manja dengan oppa, minta perhatian oppa dan semacamnya, bisa dikatakan uncomitted, apa kau bisa menerimanya?"

Kedua bola mata Jaejoong sedikit membesar dengan kening tertaut sempurna. Otaknya masih memproses tiap kata yang tadi diucapkan Yunho. Ia paham, sangat paham apa yang dimaksudkan Yunho barusan.

Hanya saja, perasaan kecewanya lebih dominan sekarang, ia berharap jika pria itu mengucapkan kata suka pada dirinya. Bukan sebuah kalimat yang menawarkan hubungan tanpa status apapun itu. Jauh diatas segala keinginannya, ia hanya ingin Yunho membalas perasaan sukanya.

Sebelumnya pria itu sudah mengucapkan jika dirinya adalah type uke kesukaannya. Hal itu membuat Jaejoong cukup semangat untuk membuat Yunho menyukainya, tapi faktanya hingga sekarang pria itu belum mengucap kata sukanya. Miris, jika ia boleh jujur tentang perasaannya sekarang.

Jaejoong sedikit berpikir tentang penawaran Yunho tadi. Ia sedikit memiringkan kepalanya sebelum mendesah pelan. Bagaimana pun ia berpikir, ia tak akan pernah bisa, perasaan mendambanya yang terlalu menyukai Yunho membuatnya kalap mata. Ia hanya ingin Yunho, dekat dengan pria itu dan berpikir jika pria itu adalah miliknya saat bersama dengannya.

Mungkin tidak buruk juga menjalin hubungan tanpa status apapun dengan Yunho. Apa lagi pria itu bilang ia tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun termasuk orang yang dicintainya. Jadi menurut Jaejoong, kondisi siapa pun yang dekat dengan Yunho bisa jadi sama dengannya.

Ia menggeleng pelan, mengingat apa yang dipikirkannya barusan, membuatnya ingin cepat-cepat menepis perasaan sesak yang menjalar ditubuhnya. Ia harus tahu bagaimana posisinya jika ia menyetujui untuk hubungan yang ditawarkan Yunho. Dan ia harus bisa menempatkan dirinya dengan baik dalam hubungannya kelak.

Perlahan Jaejoong menatap manik musang Yunho yang teduh, ia sedikit menggigit bibir bawahnya sebelumnya berucap, "Aku mengerti oppa."

"Jadi apa kau masih suka dengan oppa?" Tanya Yunho dan segera diangguki Jaejoong.

"Aku suka oppa, aku mengerti apa yang oppa maksud," sahut Jaejoong, ia malu harus mengakui secara langsung lagi jika ia menyukai Yunho.

Pria itu bergegas berdiri dari sofa yang di dudukinya, membuat Jaejoong bingung dengan pergerakan tiba-tiba Yunho tadi. Namun senyuman manis terkembang di bibirnya setelah Yunho menjatuhkan pantatnya tepat di samping Jaejoong duduk.

"Oppa merindukanmu, Kitten," ujar Yunho seraya memeluk tubuh Jaejoong dari belakang dan mencium pipi seputih susu yang merona itu dengan mesra.

"Aku juga merindukanmu, oppa," sahut Jaejoong dan mengusap lengan besar Yunho yang melingkar di pinggang rampingnya.

"Kenapa kau harus menghilang hmm?" Yunho sedikit melonggarkan pelukannya ia masih mengecupi pipi putih Jaejoong yang semakin merona merah.

"Bukankah aku bilang ingin menghilangkan perasaan suka ku padamu oppa? Aku berusaha menjauh dari semua hal yang mengingatkanku dengan oppa, aku bahkan pindah ke apartemen lain supaya tidak mengingat jika oppa pernah berada di sini bersamaku," Jaejoong mempoutkan bibirnya setelah menyelesaikan kalimatnya, yang dikatakannya sangat benar. Ia membeli apartemen baru hanya untuk menghindari pertemuan dengan Yunho jika pria itu mencarinya.

"Tapi oppa tidak ingin kau menghilang seperti itu, Sayang," ujar Yunho dan membalik tubuh Jaejoong menghadapnya.

"Aku tahu, mereka mengatakannya, oppa mencariku, menitipkan salam pada Changmin, mengatakan merindukanku, dan..."

"Mereka mengetahui di mana kau berada, tapi tak satu pun dari mereka memberitahuku," potong cepat Yunho dan menatap dalam bola mata besar Jaejoong.

"Aku menyuruh mereka merahasiakannya, mianhae oppa," sesal Jaejoong sedikit menundukkan kepalanya dan merasa sangat bersalah karena itu.

"Tidak masalah, sekarang jangan coba menghilang lagi dariku, Kitten. Atau kau akan kumakan jika berani melakukan itu," ancam Yunho yang membuat Jaejoong terkikik geli.

Ancaman Yunho menurutnya hanya main-main saja. Mana berani pria itu melakukan hal semacam itu, sedangkan menurutnya hubungan mereka tidak mempunyai status meski jika disamakan mungkin hubungan yang baru dijalani ini bisa disebut sebagai pacaran. Tapi tentu hal itu jelas berbeda.

"Oppa tidak bisa menjanjikan apa-apa padamu, Joongie. Kau pahamkan bagaimana hubungan yang akan kita jalani?" tanya Yunho tiba-tiba, seolah-olah bisa membaca pikirannya.

Jaejoong hanya mengangguk, jelas ia sangat paham bagaimana itu.

"Aku paham oppa," sahutnya dengan tersenyum tipis yang mulai menyiratkan kekecewaan, lagi. Namun segera tubuhnya direngkuh kembali oleh Yunho dan memeluk erat, seakan-akan pria itu tak ingin kehilangannya lagi.

.

.

.

Sudah selama beberapa hari Jaejoong menjalani hubungan itu dengan Yunho. Hari-harinya seakan sangat berwarna, Yunho benar-benar pria yang selalu diidamkannya menjadi kekasih. Sikap dingin pria itu yang menurutnya sangat keren, gaya bicara pria itu, keromantisan Yunho dan bagaimana manly-nya Yunho menurutnya.

Setiap hari bersama Yunho membuatnya seakan melambung tinggi, ia begitu lupa daratan, seluruh teman-teman kampusnya bahkan mengetahui hubungannya dengan Yunho. Meski mungkin dalam asumsi publik mereka berdua berpacaran, hal itu sedikitpun tidak membuat Jaejoong keberatan. Malah bisa dikatakan ia senang.

Ia juga senang mengumbar kemesraan dengan Yunho, pria itu memang sangat dingin jika di luar, tapi Yunho sendiri juga tidak mengelak jika ia dalam hubungan dengan Jaejoong. Sesekali bahkan Yunho kepergok ingin berbuat mesum padanya.

Seperti hari ini, entah kenapa Yunho terlihat sangat liar sekarang. Ia menciumi Jaejoong tanpa henti sejak mereka tiba di apartemen milik Jaejoong. Sesekali juga tangan besar pria itu menangkup buttnya, Jaejoong masih membiarkannya, menurutnya ini cukup wajar.

Tapi setelah tangan besar itu mulai meremas buttnya, Jaejoong melepaskan tautan tubuh mereka dan mengakhiri ciumannya. Ia menatap lekat Yunho yang memasang tampang tak bersalahnya.

"Tangannya mulai nakal, ne," ujar Jaejoong berusaha menyuarakan protesannya secara halus.

"Hmm, tidak boleh?" tanya Yunho polos yang kontan membuat Jaejoong ingin terkekeh.

"Oppa, dalam hubungan seperti ini, aku berhak menolak bukan? Oppa boleh memelukku, menciumku tapi oppa tidak bisa menyentuhku lebih, sudah ku katakan sebelumnya, aku bukan orang yang seperti itu," sahut Jaejoong, ia memundurkan langkahnya sedikit menjauh dari Yunho.

Ekspresi pria itu setelah mendengar penuturan Jaejoong sedikit berbeda, Yunho menjilat bibirnya sekilas, "Oppa mengerti," ucap Yunho singkat dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Hmm ne," Jaejoong sadar keadaan mereka mulai canggung. Yunho type orang yang tak bisa dikekang, dan Jaejoong sendiri paham akan itu.

"Oppa mengantuk lebih baik oppa pulang dan tidur."

Segera Jaejoong menatap ke arah Yunho yang mulai bangkit dari sofa, ia cukup paham pria itu hanya dalam mood yang buruk setelah dirinya menolak sentuhan erotis yang mulai dilancarkan Yunho tadi.

"Baiklah oppa, apa oppa akan menemuiku lagi?" tanya Jaejoong polos.

"Oppa tidak tahu, tapi akan oppa usahakan nanti," jawab Yunho dan mengecup sekilas cherry lips Jaejoong. "Sampai nanti, Kitten," sambungnya dan menghilang dari pintu apartemen Jaejoong.

Jaejoong mendesah cukup panjang, entah sebuah perasaan mengganjal mulai muncul dalam hatinya. Mengingat Yunho yang kontan berubah karena ia tak mau disentuh oleh pria itu membuat berbagai spekulasi memenuhi otaknya.

Apa lagi beberapa pendapat teman dekatnya yang menyatakan jika Yunho hanya ingin mempermainkannya. Ia segera menggeleng menepis hal itu untuk singgah lebih jauh dalam benaknya.

Tapi Jaejoong juga bukan orang yang sangat bodoh yang tak bisa membedakan cinta dan kesenangan semata. Ia tahu jika pria itu mencintainya, maka Yunho tak akan bersikap seperti yang tadi. Sama seperti pacar-pacarnya terdahulu, mereka selalu mengutamakan kenyamanan Jaejoong bukan kenyamanan diri mereka. Tapi Yunho...

"Ck, aku percaya pada oppa," gumam Jaejoong, hanya untuk mengusir pikiran dan rasa gelisahnya yang perlahan menjalarinya. Ia memijit pelan pelipis sebelum memutuskan masuk kamarnya untuk beristirahat.

.

.

.

TBC ?

Singkat banget 1600'an, kata"nya juga aku sembarang (?) milih, alias asal tulis langsung kekeke.

Jika boleh jujur aku malas teramat sangat malas untuk menulis ff ini. Eeerrrr udah aku bilangkan ya ini pengalaman aku di RPW (RolePlayers World) yang dimana si Jaejoong itu adalah aku sendiri -_- -plaak- aku ngeRP'in Jaejoong, dengan Nick Name Kitty'Jung Jaejoongie.

Well, sekali lagi aku bener" ilfeel buat ini ff, selain aku merasa dibodohi habis"an sama RP Yunho yang aku ceritain ini. Trus masih sakitnya tuh di sini -tunjuk dada- xD . Aku ga akan ngakhiri ini dengan sad ending kok, meski di RPnya emang sad broken dan apa lah itu. Aku akan bikin happy ending, tapi ya itu aku ogah"an nulisnya. Tinggal 2 chap lagi sih karena ini pendek ._.

Maaf eyd ga beraturan typo di mana"

Spesial : Jung Yunho type es batu ~ makasih semua"nya ya hun ~ . i'm so sorry for this story line, and love you, hun. Happy anniversary 28 month.

Balas review :

Shim JaeCho : annyeong, iya lanjut maaf ya aku asal nulisnya ._.

DaeMinJae : gomawo ne ~ ga ada yoosu. yunjae fokus.

Vic89 : next.

DahsyatNyaff : hee iya manis banget emang -plaak-

Ai Rin Lee : kurang pahamnya dimana ? kekeke ~ mungkin emang pendeskripsiannya aku kurang disini.

ShinJiWoo920202 : -ketawa miris- itu yang terjadi ~ PHP hnnn u,u

yunkissjae : Iya anak rp ._. Dorm Dbsk ada kok, dorm khusus rp db indo cari aja. DBSK Dorm Indo ++ aku ownernya sih kebetulan -plaak-

vianashim : lanjut...

Guest : Chwaaaaang ~~~ aku malas lanjutinnya, kamu tau sendiri aku udah keburu ilfil sama itu orang -_- kampret emang xD

yuunicorn : iya yuu ~ dan ini pun umma nulisnya asal"an. Sebenarnya malas tapi tanggung jawab sama ff ini. Lagian kalau nanti" umma beneran ga mau nulis ff ini. terlanjur ilfeel banget (?) sama yang diceritain.

AulChan12 : gomawo ~ . Kalau menceritain itu mesti flashback dong ~ dan eerr malas nostalgia gimana dulu si JJ -cough- dket sama Yuno.

HunHanCherry1220 : kok kamu tau sih nick name fbnya Yuno O.o . iya berasa hidup di ff banget banget banget. banyak cerita sebenarnya dirp itu cuma yang membekas itu yang paling eerrr... Jawabannya yunho ga suka JJ. tapi endingnya ga akan sad.

nickeYJcassie : Ooh, RP itu role players, yang kita (?) memainkan character idol yang di peranin, jadi tugasnya Fans service dan semacamnya gitu, di samping itu juga bisa bercouple. Saya yunjae shipper jadi dirp saya -sebagai rp JJ- mencari Yunho sebagai pasangan saya. Ini cuma salah satu kisah di rp ._.

Yang snow queen udah update chap 6 . Yang unfaithfull itu belum ada ending storynya di rp ._.

Iya kesukaan beda" dan lagian aku anak baru kok unn (?) updatenya lama juga jadi ga apa" lah :)

makasih sudah menyukai gaya penulisan aku :D -bow-

IroChang Kewerr-Kewerr : apa sih naaaaak ~ . Kan emak udah bilang cerita emak nak u,u . Emang di cerita emak sama si kampret (?) ada Changminnya ya ? cuma ada si Minn dikit xD

nidayjshero : kayaknya disini sudah aku jelasin ya ._.

princesssparkyu : ada si putri jaejoong (?) -3- kamu kan tau kisah ini udah meluber ke rp dbsk lain xD

MaxMin : lanjut :)

Thank buat yang mau baca, nyempetin baca dan kasih reviews nya.

Thank ^^

.

.

.