"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk berpacaran dengannya !" terlihat pria didepanmu tengah menahan amarahnya.

"A-apa maksud—"

"—aku tau kau masih mencintaiku , karena aku pun juga begitu." Pria didepanmu bersikeras dengan perasaannya, tapi kau tau ini salah.

"Ta-tapi .."

"Tidak akan ku biarkan pria manapun bersamamu, kecuali aku !" kau tersentuh dengan perkataannya, tapi tetap saja—

"Itu benar ! tapi kau tau kan kita tidak mungkin bersama ."

"Persetan, aku tidak peduli kita ini kakak beradik yang mempunyai ikatan darah. Itu tak akan menghalangiku untuk mencintaimu." Benar, inilah yang menjadi tembok pembatas—cinta antara kakak dan adik sedarah.

"K-kakak .."

KLIK

"MOU , SEI ! KENAPA KAU MATIKAN TV NYA ?!"

.

.

FanFiction

Just story about you and Akashi

Anime :: Kuroko no Basuke

Rated: T+ ,Indonesia.

Disclaimer: saya hanya sekedar menculik Akashi seijuurou dari pemilik aslinya, Fujimaki Tadoshi-sensei. #plok\

Genre: Romance

Pairing : Akashi X Reader

Summary: kumpulan drabble kau dan Akashi.

WARNING : Bad language , wibu , scene menjurus *slap\ , typo(maybe) , no flame.

A.K.A.S.H.I

Enjoy and happy reading~

.

.

.

I for Incest

Ini menyabalkan, kau sedang seru-seru nya dan hampir saja menangis menonton sebuah dorama. Tapi disaat bagian paling penting—tanpa aba-aba, Akashi dengan seenak jidat lebarnya mematikan tv . Siapa yang tidak merasa kesal jika seperti itu caranya.

"Kenapa kau matikan Sei ? cepat nyalakan lagi." Katamu marah sambil memandang remote tv yang sedang digenggam nya.

"Tidak . " Jawabnya mutlak, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku novel yang sedang dia baca.

'Uggh.. ' percuma saja kau meminta langsung pada pria keras kepala di depanmu ini, lebih baik kau merebutnya sendiri. Kau pun beranjak dari tempat sofa dan berdiri dihadapan Akashi yang masih tidak mengalihkan pandangannya dari novel.

"Berikan remote nya padaku sekarang juga Sei ." pintamu sambil mengulurkan sebelah tangan kehadapannya. Matanya sedikit melirik ke arahmu, melihat raut wajahmu yang sedang menatapnya kesal—lalu kembali mengalihkan pandangannya pada novel.

Kau diabaikan.

Kau menyeringai kesal padanya, memicingkan sebelah matamu. Lalu dengan tidak sabarnya kau segera merebut remote tv yang berada digenggaman Akashi—namun sayangnya tindakanmu sudah terlebih dahulu dibaca oleh Akashi –sasuga Emperor eye- karena tepat sedetik kau ingin menyentuh remote nya, tangannya sudah menghindarimu. Kau kembali terpancing, lalu terus mencoba merebut remote dari tangan Akashi—namun Akashi selalu berhasil menghindarimu .

setelah berkali-kali selalu gagal dan kau sudah lelah, kau pun akhirnya menyerah.

"Hah.. hah.. kau memang menyebalkan! Sesukamu saja. Aku benci padamu Sei ." Umpatmu dengan nanda kesal yang masih terengah karena kelelahan. Kau pun berjalan kearah dapur untuk mengambil air minum, meninggalkan Akashi diruang keluarga rumahmu.

Sebenarnya apa dengan hari ini , seperti inilah yang terjadi jika Akashi berkunjung kerumahmu . Keheningan—Kebosanan—dan hanya kekesalan yang selalu kau rasakan . dan kali ini , hari minggu—keluargamu sedang pergi kerumah sanak saudaramu yang sedang melahirkan, sebenarnya kau ingin sekali ikut namun sialnya kau malah disuruh menjaga rumah. Dan petaka nya lagi adalah, berhubung keluargamu pulang esok hari—kedua orang tuamu kembali memintanya untuk menemanimu menjaga rumah. Ahh.. kau masih tidak percaya ini, orang tua mana yang rela meninggalkan anak perempuannya bersama seorang pria—kekasihnya pula. Walaupun kau tau Akashi tidak akan bebuat macam-macam padamu, dan sepertinya kedua orang tuamu mempercayai itu.

Kau mengambil gelas bening dari meja , lalu membuka lemari es dan mengambil botol air mineral yang dingin itu untuk mengisinya kedalam gelas, lalu meminumnya dengan sekali teguk.

Merasa dahagamu sudah hilang , kau menghempaskan bokongmu pada kursi didepan meja makan dan menjatuhkan kepalamu dengan bertumpu pada lengan. "Hahh.." kau jadi merasa mengantuk. Kau mulai memejamkan matamu, namun membuka kembali saat mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah belakangmu . 'Itu pasti Seijuurou' .

"(Name) , buatkan aku teh ."

'Apa ? setelah membuatku kesal , sekarang dengan seenaknya dia menyuruhku membuatkannya teh ? jangan harap Sei . abaikan saja dia (Name).' Innermu kesal , tanpa merubah posisimu yang masih membelakangi Akashi.

Merasa diabaikan olehmu, Akashi menaikan sebelah alisnya lalu berjalan mendekat ke arahmu. "(Name) jangan membuatku marah ." ujarnya dengan menyentuh bahumu.

Kau sedikit bergidik mendengar perkataannya, namun karena rasa kesalmu kau harus tetap mengabaikannya—dengan berani namun sedikit takut, kau menepis lengan Akashi yang bertengger dibahumu. Melihat tindakanmu yang amat berani, bola matanya membulat kaget lalu menyeringai iblis—entah apa yang dipikirkannya.

"Baiklah , untuk penghargaan atas keberanianmu menentangku—aku akan mengabulkan satu permintaanmu." Jelasnya.

Mendengar penawaran Akashi yang begitu menggiurkan , kau pun terpancing membuka suara.

"A-apapun itu ? " tanyamu ragu.

"Hn. "

Matamu mendadak berbinar, dengan cepat kau mengalihkan pandanganmu pada Akashi dan tersenyum penuh muslihat . ya—kau tau , kapan lagi Akashi akan berbaik hati padamu nanti.

"Ne, kalau begitu aku minta.. "

.

.

.

"Onii-chan , tolong elus kepalaku~ "

"Hn , kemarilah. "

"Onii-chan , apa kau mencintaiku ?"

"Onii-chan mencintaimu (Name) ."

"Onii-chan , suapi aku cake itu ~ "

"Hn , buka mulutmu .. "

"Aaaa~ ump!—Oishi ."

"Apa kau puas (Name) ?"

"Tentu~~ "

Jadi—siapa sebenarnya 'Onii-chan' ini ? jawabannya tentu saja Akashi. Begitu Akashi menawarkanmu mengabulkan permintaan apapun , segera terbesit dipikiranmu adegan dorama kakak beradik yang kau tonton tadi, lalu dengan yakin kau meminta Akashi menjadi kakakmu—kakak yang baik yang menyayangi adiknya dengan jangka waktu hingga makan malam tiba. Yaa.. walaupun begitu singkat mengingat ini sudah jam empat sore . Tapi ini cukup untuk membayar kesalahan Akashi yang membuatmu kesal, serta menyalurkan keinginan—atau lebih tepatnya hasrat memiliki kakak laki-laki—atau malah syndrome Brocon-mu .

Ini menarik , Akashi menuruti segala keingiannmu. Dia sungguh menjadi kakak idaman !

"Aaah.. seandainya saja kau terus menjadi Onii-chan ku seperti ini Sei ~" ucapmu dengan nada merengek.

"Itu tidak mungkin ." jawabnya.

"Kenapa ? bukankah ini lebih baik ? "

"Kau tidak bisa menikah denganku , kalau kau sungguh Adikku ."

"Me-menikah ?! " mendengar ucapannya mendadak membuat wajahmu merona panas seketika. "Si-siapa juga yang mau menikah denganmu ! " Ujarmu , sambil membuang pandangan darinya.

"Hehh.. adik Tsundere ." Akashi menyeringai nakal.

"AKU TIDAK TSUNDERE , HUH !"

"Hmm.. kalau begitu suapi Onii-chan cake itu. " Ujar Akashi menggodamu.

"Hah ? kenapa aku yang harus menyuapimu ?"

"Karena kau adikku ." Akashi kembali menyeringai

"Tidak mau. "

"Ah.. apa kau tau akibatnya menjadi adik pembangkang ?" kau bergidik seketika.

"I-itu .." kau menggaruk pipimu yang tidak gatal "Mou ! Baiklah—" lalu bergegas mengambil cake yang tersisa dimeja karena tidak ingin ambil resiko. "—Cepat buka mulutmu. "

Akashi perlahan membuka mulutnya, dengan tidak sabar kau cepat-cepat memasukan suapan cake itu ke dalam mulutnya.

"Heh.. adik yang baik." Ujar Akashi sembari membersihkan bibirnya yang terkena cream cake dengan lidahnya.

Melihat yang Akashi lakukan barusan , sontak wajahmu merona merah karena terlihat—err.. entah mengapa terasa erotis dimatamu. Kau segera memalingkan wajahmu dan beranjak dari sofa.

"A-aku ingin memasak untuk makan malam." Ucapmu, lalu melangkahkan kakimu sesegera mungkin. Namun mendadak Akashi menarik pergelangan tanganmu dan membuat kau hilang keseimbangan dan jatuh terduduk disofa—tepat dipangkuan Akashi.

"N-n-na-na-nani ?! apa yang kau lakukan ? cepat lepaskan Aku. " Kau tergagap malu saat menyadari kau jatuh tepat dipangkuan Akashi, tangan kananya masih menggenggam pergelangan tanganmu sedangkan tangan kirinya memeluk pinggangmu.

"Hanya ingin memeluk Adikku. " Akashi kembali menyeringai nakal. Kau bisa merasakannya karena wajahnya menempel dengan pipimu. Kau benar-benar merasa Awkward !

"Le-lepaskan aku ! baka ! hentai ! " umpatmu, karena sudah tidak kuat menahan malu. Wajammu pasti sudah semerah rambut Akashi, ini memalukan .

"Hentai ?" Akashi mengernyitkan dahinya . " Bukankah kau menginginkan hubungan terlarang antara adik dan kakak ?"

"U-urusai ! lepaskan aku ! " kau malu karena Akashi lagi-lagi membaca pikiranmu.

CUP

'Eh ?' apa itu barusan ? Akashi baru saja mengecup pipimu. "A-apa yang kau—"

CUP

Lagi-lagi Akashi mengecup pipimu. Wajahmu benar-benar terasa panas, jantungmu serasa ingin keluar karena begitu cepatnya pacu jantungmu. "S-sei apa yang sedang—"

CUP

Lagi-lagi .. ini ketiga kalinya Akashi mengecup pipimu sebelum kau selesai bertanya. Kau ingin sekali memberontak dari pelukannya, sungguh tidak tahan dengan posisi yang awkward begini, ditambah nafasnya begitu ketara dilehermu yang membuatmu merasakan sensasi aneh . Kau menolehkan kepalamu kebelakang dengan sedikit mendongak agar dapat melihat wajahnya "SEI , HENTI—kan…. "

Matamu membulat kaget saat melihat seringai—tidak , itu adalah senyuman. Senyuman hangat yang jarang sekali kau lihat—senyuman yang mampu meluluhkanmu. Kini tangan kanannya yang tadi menggenggam pergelangan tanganmu berpindah memegang dagumu agar sedikit berhadapan dengan wajahnya. Sedangkan tangan kirinya berpindah mengelus suraimu—kau memejamkan matamu erat saat wajahnya mendekat dan mengecup dahimu.

Kau membuka matamu perlahan disertai wajahmu yang panas dibuatnya. Lalu Akashi pun turun ke area lehermu dan menegecupnya singkat disana—yang membuatmu sontak sedikit menggeser lehermu karena merasa geli. Setelah itu Akashi memandang wajahmu sejenak yang tengah memejamkan mata. Tak lupa dengan seringai diwajahnya.

"Bukalah matamu (Name) , dan tatap Onii-chan mu ."Akashi pun membuka suara, yang membuatmu perlahan membuka mata.

"S-sei .." panggilmu lirih, karena sedaritadi menahan malu yang amat sangat.

Lalu dengan Akashi dengan cepat melanjutkan meraup bibirmu , melumatnya dengan lembut yang perlahan menjadi lumatan kasar dan menuntut, namun masih terasa manis bagimu . Kau mencengkram kerah baju yang Akashi pakai untuk memerinya isyarat bahwa kau membutuhkan udara—dia pun mengerti dan melepaskan ciumannya untuk memerimu udara sejenak, namun belum selesai kau menghirup udara sebanyak-banyaknya Akashi kembali meraup bibirmu yang masih terbuka—bola matamu membulat kaget saat Akashi memasukan lidahnya kedalam mulutmu dan mulai memainkannya didalam. Sensasi aneh menjalar disekujur tubuhmu, membuatmu memejamkan mata dengan erat dan mengalungkan lenganmu pada lehernya yang dibalas dengan menekan kepalamu untuk memperdalam ciumannya .

Tak lama Akashi pun melepaskan ciumannya , dan menatap wajahmu yang kini semerah surainya sedang menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan tatapan sayu serta bulir keringat yang jatuh dari lehermu.

"Apa kau senang dengan hubungan terlarang Kakak dan adik yang kita lakukan ?" Tanya Akashi yang masih menetralkan nafasnya disertai seringai yang menghiasi wajah tampannya.

"Hah..Hah.. B-baka .." Jawabmu sambil mengusap bibirmu dengan bagian luar telapak tangan, yang Akashi tau bahwa kau sedang berusaha mengelap bibirnya yang baru saja 'tersentuh' olehnya. Lalu segera menarik lenganmu itu dan membawanya kedepan bibirnya—dan menciumnya, yang sontak membuatmu kaget dan wajahmu kembali memanas.

"A-apa mau-mu sebenarnya Sei .. ?" Tanyamu dengan memalingkan wajahmu kesamping.

"Heh.. ? mau-ku ? entahlah .. tapi—batas permintaanmu sudah habis ."

Kau berkedut begitu mendengar perkataannya dan reflek berdiri melepaskan diri dari pelukan Akashi.

"Ha-habis ? harusnya masih satu jam lagi kan ?" tanyamu protes.

"Oh ? kau masih ingin melanjutkan simulasi hubungan terlarang tadi ?"

"Bu-bukan begitu maksudku…" katamu panik.

"Hn, jaa ..bagaimana kalau sisa waktunya ku ganti—" Akashi kembali menarik tanganmu ,membuat wajahnya tepat berada disamping telingamu dan berbisik " –simulasi suami dan istri ?" Akashi menyeringai.

BLUSSH , Dengan cepat darahmu naik ke kepala.

"SEIJUUROU NO BAKAAAA ! "

Apakah kau tau arti dari Ciumanku di pipimu ?

itu tanda bahwa aku sangat menyayangimu.

Apakah kau tau arti dari Ciumanku di dahimu ?

itu tanda bahwa aku selalu memikirkanmu.

Apakah kau tau arti dari ciumanku di lehermu ?

Itu tanda bahwa kau milikku selamanya.

Apakah kau tau arti dari ciumanku di bibirmu ?

itu tanda bahwa aku mencintaimu selamanya.

Dan.. Apakah kau tau arti dari ciumanku di telapak tanganmu ?

Itu artinya 'Will you marry me ?'

.

.

.

END

A/N :

Gyaaaa XD ini kayanya emang chapter climax ! akhinya selesai juga, dan karna chapter terakhir saya sudah berusaha semaksimal mungkin bikinnya. Dan saya kabulkan permintaan scene kissu readers-san sekalian … **)/~~ maaf kalo kurang memuaskan. *bungkuk*

Selain udah mati-matian bikin chapter terakhir ini, saya juga kasih cover special lohh.. bikinan saya sendiri :,D *duk\ kalo ga suka juga gapapa sih Xp

Um.. untuk yang minta sequel atau yang lainnya, mungkin saya akan bikin. Ya pokoknya tergantung sedatangnya inspirasin dan mood saya ngetik *slap\ XD

Oh, iya maaf karena chapter ini ngga di edit karna saya update lewat hp. Dan maaf juga untuk review saya belum bisa bales ;_; mungkin akan saya bales kalo udah on lewat laptop.

DOUMO ARIGATOU GOZAIMASU ! untuk semuanya~ \(^u^)/

Matta ne~ (^^)/~*