Author : Park Shita a.k.a Lee Shita
Tittle : G.O.L ( Games of Love chapter 1 )
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Jongin, Do Kyungsoo, Zang Yizing, Wu Yi Fan ( crack pairing awal )
Rating : T maybe T+
Genre : YAOI
.
.
.
Annyeong readers, ada yang kangen gak sama aku?
Gak ada ya? Yah gapapa..
Ini aku datang bawain ff tentang cinta-cintaan, hehehe…
Jangan terkecoh dulu ya? Ini memang crack di awal, tapi akhirnya nggak kok..
Sekian, jangan lupa review ya..
Kekekeke
Fanfiction ini mengisahkan tentang kehidupan percintaan yang sangat rumit
Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak memaksakan perasaan dan dalam suatu hubungan tak hanya butuh cinta.
Happy reading
.
.
.
Cinta semanis madu
Cinta selembut salju
Cinta seindah alunan lagu
Banyak ungkapan mengenai cinta,
Sederhana, tapi penuh makna...
Tapi bagaimana bila itu hanya ilusi semata?
Bagaimana bila cinta tak seindah kedengarannya?
Kejam..
Pahit..
Rumit..
Bila seperti itu, akankah masih ada yang mau merasakannya?
Tak ada yang tahu,
Karena sesungguhnya cinta itu sebuah misteri
Kau menginginkannya, bukan berarti kau mencintainya..
kau memilikinya, bukan berarti cintanya untukmu sepenuhnya..
kata suci yang seharusnya dipegang teguh, harus ternodai oleh dusta...
kedustaan yang berakhir dengan sebuah kata penyesalan...
** Games Of Love **
Games Of Love
Part 1
(Love is? )
Jarum detik pada jam berwarna putih yang terpajang di dinding bergerak seolah berlomba dengan suara kicauan burung-burung gereja yang bertengger di dahan pohon. Bias cahaya mentari menerobos masuk dengan tak sopannya melalui celah-celah tirai yang tertiup angin.
Di salah satu apartemen yang terletak di ibukota negri ginseng, Korea, nampaklah seorang namja tengah tertidur dengan wajah tenangnya. Tangan panjangnya memeluk bantalnya posesif, tubuhnya menggulung di bawah selimut mencari kehangatan, dan bibir penuhnya yang sesekali membuat gerakan seperti mengunyah. Sampai tiba-tiba sebuah sentuhan lembut membuatnya sedikit mengejingkan tubuhnya.
"Yeolli, sampai kapan kau akan tidur seperti ini hah? ireonna ini sudah pagi!" Suara lembut itu terurai keluar dari bibir seorang namja manis, dengan celemek berwarna orange miliknya.
"Euggh.. 5 menit lagi chagi." Sahut namja yang masih enggan membuka kedua kelopak matanya.
"Mwo? ini sudah ketiga kalinya kau mengatakan itu. Apa kau tak berangkat ke kantor?" sahut seseorang yang dengan lancang membangunkan namja itu dari tidur cantiknya.
"Eugh.. ne. Tapi sungguh aku lelah."
"Baiklah terserah padamu, aku mau membuat sarapan dulu." Ucap namja cantik itu dan segera pergi meninggalkan kekasihnya yang masih belum sadar dari alam mimpinya.
Namja cantik itu berkutat di dapur dengan alat-alat memasaknya. Sudah rutinitasnya setiap pagi memasak untuk tunangannya sebelum berangkat bekerja. Tangannya lihai memotong-motong sayuran segar yang baru ia ambil dari kulkas. Sampai sebuah tangan kekar melingkar dipinggangnya.
"Yeolli!" ucap namja cantik itu tanpa menoleh, dan ada sedikit bentakan pada ucapannya.
"Hannie?" ucap namja itu manja.
"Aigoo! Jangan menggodaku, jebal!" kembali lagi namja itu membentak kesal.
"Aku tidak menggodamu." Sahut namja dengan tinggi tubuh di atas rata-rata itu yang masih setia meletakkan tangannya pada pinggang ramping tunangannya.
"Menjauhlah aku sedang memasak!"
"Ani,nan shireo."
"Yeolli, jeballeo!" pekik namja manis ini, dan dengan memasang wajah masamnya namja tampan itu melepaskan pelukannya.
"Bajumu sudah aku letakkan di samping meja nakas. Mandilah! Lalu sarapan dan segera berangkat." Ucap namja cantik itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari pisau yang ia pegang.
"Ne arraseo. Hannie, kau tahu? aku sangat lelah dengan semua tugas-tugas itu." Namja tinggi itu mulai mengeluarkan keluh kesahnya sambil memandang tunangannya.
"Bagaimana dengan pemasangan iklan untuk mencari asisten baru? Kau sudah melakukannya kan?"
"Sudah. Aku sudah menyuruh bawahanku melakukannya." Ucap namja tinggi itu, Park Chanyeol sambil memakan apel dan duduk diatas meja.
"Bagus." Namja cantik yang diketahui bernama Xi Luhan, atau sebentar lagi akan merubah marganya menjadi Park Luhan.
" Hanya seperti itu?" tanya Chanyeol karena respon yang ia harapkan berbeda.
"Maksudmu apa Yeolli?" tanya Luhan tak mengerti.
"Hanya seperti itu komentarmu? Tidakkah kau bertanya seperti apa kriteria asistenku? Atau melarangku untuk mempekerjakan asisten yang, errr.. seksi?" ucap Chanyeol dan sedikit berbisik saat mengucapkan kata seksi.
"Tch! Untuk apa aku melakukannya? Itu bukan urusanku." Sahut Luhan acuh dan kini beralih mengaduk telur dengan sayur yang baru ia buat.
"Tapi kau kan tunanganku, tidakkah kau merasa cemburu sedikit pun?" tanya Chanyeol lagi.
"Ani." Sahut Luhan singkat tanpa melihat bagaimana ekspresi calon suaminya.
"Ck! Oh iya hannie. Masalah pernikahan kita, kapan kita akan membuat undangan dan mempersiapkan semuanya?" tanya Chanyeol seolah mengalihkan pembicaraan sekaligus menutupi kekecewaannya.
"Entahlah. Aku belum memikirkannya. Sudah sana kau mandi dulu! Masalah itu kita bahas lain kali saja!" ucap Luhan lagi, walau suara dan nadanya terdengar lembut, tapi Chanyeol tahu tersirat sebuah ketidak inginan saat mereka membahas soal pernikahan.
"Mwo? tapi kan_"
"Yeolli !?" Luhan meninggikan nada suaranya, membuat Chanyeol menghela nafas dan segera berjalan ke kamarnya.
..
..
..
Chanyeol sudah berada di depan meja kerjanya, suasana kantor tak ada bedanya, selalu membuatnya muak. Ia terlalu lelah dengan semua pekerjaan ini, sampai akhirnya sebuah ketukan pintu membuat ia segera memperbaiki posisi duduk bersantainya.
"Tuan, ini beberapa kandidat yang akan melakukan interview." Ucap seorang yoeja sambil menyerahkan sebuah berkas kepada Chanyeol.
"Baiklah! Letakkan saja dimejaku. Hhmm, aku menyerahkan tugas ini padamu. Yang terpenting aku tak ingin orang yang mencolok dan merepotkan." Sahut Chanyeol.
"Baik Tuan." Ucap yoeja itu lalu segera pergi.
"Huuh..membosankan. Kenapa aku bisa terperangkap di tempat ini? Dengan tugas-tugas menjengkelkan ini." Ucap Chanyeol sambil meletakkan kakinya di atas meja, lalu menengadahkan kepalanya menghadap langit-langit. Sampai akhirnya sebuah ide muncul di kepalanya.
….
….
….
" Baiklah! Setelah anda memasukan sayurnya anda tutup pancinya untuk sementara dan tunggu kurang lebih 10 menit." Ucap Luhan sambil mendemonstrasikan cara ! disini Xi Luhan bekerja,namja cantik yang sebentar lagi mengganti namanya menjadi Park Luhan , ia bekerja sebagai guru private memasak.
Untuk menjaga kenyamanan serta keamanan ia pun membatasi jumlah muridnya sekali mengajar. Maksimal 5 – 6 orang per kelas. Walaupun ia namja, kepandaiannya dalam memasak tak bisa diragukan lagi. Ia sempat sekolah di Paris dan mendapat gelar chef disana, lalu pulang ke Korea dan bekerja disini. Sebenarnya ia memiliki restourant, namun Chanyeol melarangnya bekerja alasannya agar ia tak terlalu lelah dan akhirnya Luhan hanya berstatus sebagai owner disana.
Tapi ia tak bisa berdiam diri saja dirumah, dengan susah payah ia merayu tunangannya agar memperbolehkan ia bekerja dan memasak. Akhirnya, PresDir sekaligus pemegang saham terbesar PARK Coorperation itu membuatkan sebuah tempat kursus bagi Luhan.
Luhan nampak menerangkan dengan perlahan pada semua muridnya yang rata-rata yoeja itu, dan semua mendengarkannya dengan antusias. Bahkan beberapa diantaranya sampai tak mengedipkan matanya, entah karena terlalu antusias atau karena kagum dengan kecantikan Luhan.
Luhan tak pernah memikirkan itu, yang penting semua muridnya bisa pandai memasak itu sudah cukup. Tapi tanpa Luhan sadari, ada seorang namja tengah memperhatikannya dengan seksama melalui jendela. Namja itu hanya tersenyum kecil menyaksikan Luhan, sesekali senyumannya melebar saat melihat Luhan tertawa. Entah karena memiliki feeling kuat atau apa, Luhan melihat ke arah jendela dan sedikit terkejut dengan sosok yang terus menatapnya dan kemudian sosok itu tersenyum ke arahnya.
" Baiklah sekian dulu pelajaran untuk hari ini. Besok kita akan mulai menuju desert."
"Ne.."
"Selamat sore semuanya."
"Ne.. selamat sore Luhan sshi." setelah semua murid-muridnya bubar, Luhan kembali melihat ke arah jendela. Namun sosok itu sudah tidak ada, tapi beberapa detik kemudian sebuah tangan melingkar di pinggangnya membuatnya sedikit terkejut.
"Apa yang kau lakukan disini hah?" tanya Luhan.
"Melihatmu." Sahut sosok itu.
"Sudah aku katakan berulang kali jangan menemuiku saat jam kerja."
"Kenapa ? kau takut calon suamimu itu melihat kita? Melihatku sedang memelukmu?" bisik sosok itu lagi.
"Ani. Aku tak takut."
"Wae?"
"Pabbo." Gerutu Luhan sambil tetap membereskan sisa-sisa makanan selesai belajar tadi walaupun tangan namja itu masih melingkar.
"Karena kaulah tunanganku Yeolli. Sudahlah! Berhenti bercanda! Aku sedang sibuk." Walaupun nadanya terdengar marah, tapi wajahnya tetap terlihat tenang dan tentu saja cantik.
"Jinja?"
"Yeolli!?" pekik Luhan jengkel.
"Hannie?" balas Chanyeol mengikuti nada Luhan.
"Ck! Berhenti mengangguku."
"Ani nan shireo." Ucap Chanyeol sambil membalik tubuh Luhan dan mengangkatnya ke atas meja. Luhan melempar wajahnya kesamping dengan bibir yang ditekuk.
"Kenapa hannie? Ayolah tatap aku!" ucap Chanyeol sambil menarik dagu Luhan agar menghadap ke arahnya. Namun Luhan enggan melakukannya.
"Aku tahu ini sulit. Ini juga tak mudah untukku, tapi tidak bisakah kau menjalaninya? Jika kau tak mau melakukannya untukku, anggap saja ini sebagi rasa bakti kita pada kedua orangtua kita." Ucap Chanyeol, yang membuat Luhan menatapnya dengan wajah bersalah.
" Aku sudah berusaha keras hannie, dari 0 % kini menjadi 50%. Tidakkah ini kemajuan pesat? Aku akan berusaha untuk membuatnya menjadi 100 %, jadi mulai sekarang ayo kita belajar untuk saling mencintai!" ucap Chanyeol sambil tersenyum, walaupun sebuah senyuman kesedihan. Mendengar itu Luhan merasa bersalah, ia menatap Chanyeol yang masih setia memamerkan barisan giginya.
"Mianhe Yeolli. Aku sudah berusaha semampuku. Mianhe kalau terkadang sikapku kasar padamu."
"Gwenchana, saranghae hannie."
"Ne. Na do."ucap Luhan sambil tersenyum saat tangan Chanyeol menyentuh pipinya.
Chanyeol mendekatkan wajahnya ke arah Luhan lalu mencium keningnya,kemudian turun mencium sekilas bibirnya, lalu hidungnya, dan kedua pipinya. Luhan hanya menutup matanya menerima perlakuan hangat dari Chanyeol.
"Hannie? Sebentar lagi pernikahan kita aku sudah tak sabar."
"Ne. Aku juga Yeolli."
Chu~
Chanyeol kembali menempelkan bibirnya di bibir Luhan, dengan kedua tangan yang masih menakup kedua pipi Luhan.
"Bolehkah?" tanya Chanyeol dan Luhan hanya mengangguk. Akhirnya Chanyeol melumat bibir manis itu perlahan, Luhan kini mengalungkan kedua tangannya dileher jenjang tunangannya untuk memperdalam ciumannya. Luhan menutup matanya, dan membuka sedikit mulutnya untuk memberi celah akses masuk untuk lidah Chanyeol.
"Silyehamnida, apakah ada_ oohh mianhe.." ucap seseorang membuat Chanyeol dan Luhan segera melepas ciumannya.
"Oh mianhaeyo. Kami.. kami sedang_" Luhan nampak gugup dengan wajahnya yang sudah semerah tomat. Namja tadi segera keluar dan kembali menutup pintu. Sedangkan Luhan menghela nafas sambil menundukan wajahnya.
"Lihatlah akibat perbuatanmu Yeolli! Mau ditaruh dimana wajahku?"
"Hehehe.. ini diluar perkiraan. Aku fikir semua muridmu sudah pulang."
"Kau benar! Lalu siapa dia?" tanya Luhan heran. Chanyeol tersenyum, lalu mengelap ujung bibir Luhan dengan jarinya.
" Sebaiknya kau temui dia!" ucap Chanyeol sambil menurunkan tubuh Luhan.
"Ne."
Mereka berdua berjalan keluar, dan masih nampak sedikit canggung saat melihat namja itu duduk di sebuah kursi di depan ruangan mereka.
"Jeongseonghamnida. Kalau aku boleh tahu ada perlu apa anda datang kemari?" tanya Luhan.
"Hhmm.. apa ini benar tempat kursus untuk memasak ?"
"Ne.."
"Hhmm.. aku.. aku.." ucap namja itu kebingungan namun dengan wajah yang datar menatap Luhan dan Chanyeol bergiliran.
"Aku tunggu di mobil saja chagi." Ucap Chanyeol menepuk pundak Luhan.
"Ne."
...
...
…..
Ceklek..
Blam
"Bagaimana?" tanya Chanyeol.
"Oh ternyata dia ingin mendaftar di tempat kursusku."
"Jinja? Hahahaha.. sepertinya dia pemalu."
"Benar yeolli. Aku harus menunggunya beberapa saat untuk membuatnya bicara."
"Hhmm.. dia sepertinya pendiam."
"Ne benar. Tapi terkadang aku menyukai yang seperti itu."
"Maksudmu apa Hannie?"
"Hah? bukan apa-apa. Ayo kita segera pulang!"
08.30 am WKS
Chanyeol berjalan dengan santainya di koridor kantor. Walaupun sekarang ia sudah terlambat, tapi itu bukan masalah untuknya mengingat statusnya dalam perusahaan ini. Tapi bukan berarti ia semena-mena, ia hanya tak mau ambil pusing dengan keterlambatannya.
Brukk~
"Ah jeongseonghamnida, jeongseonghamnida." Ucap seorang namja yang baru saja menabrak Chanyeol.
"Perhatikan jalanmu!" ucap Chanyeol ketus lalu melewati namja itu.
"Aigoo, sombong sekali. Padahal aku sudah minta maaf." Gerutu namja itu, sambil merapikan jas kerjanya. Namun sepertinya telinga Chanyeol sangat peka. Ia menoleh.
"Apa yang kau ucapkan barusan?"
"Hah? aku..aku.."
Ting~
Elevator pun terbuka, membuat kegiatan mereka terinterupsi. Namja itu segera berlari dan masuk, membuat Chanyeol geram. Sepertinya namja itu ingin menghindari Chanyeol, namun sebelum pintu elevator itu tertutup Chanyeol menggunakan kakinya untuk mengganjal pintu elevator agar tak tertutup. Mereka sempat saling berpandangan sengit sebelum akhirnya elevator itu tertutup.
Ting~
Elevator itu berhenti tepat dilantai 12, dan mereka berdua bersamaan keluar. Namja itu segera berlari terbirit-birit, membuat Chanyeol heran. Namun masa bodoh, lagipula itu bukan urusannya.
Drrt..drrtt..
Ponsel Chanyeol berdering dan dia melihat kearah ponsel lalu tersenyum.
"Yeobbuseyo Hannie?"
"Yeollie aku ada di kantormu."
"Eih? Wae?"
"Kau melupakan bekal makan siangmu."
"Ah jinja? Aigoo maafkan aku. Aku turun sekarang."
"Tak usah aku sudah hampir mencapai lift, aku keruanganmu sekarang."
"Gomawo." Ucap Chanyeol lalu segera berlari ke dalam ruangannya. Ia tak mau Luhan melihatnya baru tiba di kantor, padahal ia sudah berangkat pukul 08.00 pagi, tapi Chanyeol tertidur di mobilnya.
Seolah bertindak biasa, Chanyeol duduk di kursinya sambil membaca acak sebuah berkas.
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuklah Hannie!"
Dan pintu terbuka menampakan seorang namja cantik berdiri dengan jas yang rapi.
"eih kau?"
"Kau?"
Seru keduanya keheranan.
"Kenapa kau yang datang? Lagipula kau itu sebenarnya siapa?"
"Ah, maafkan aku Tuan. Dan masalah di lift tadi.. aku.. aku. Sungguh aku menyesal. Perkenalkan aku Byun Baekhyun imnida. Aku adalah asisten baru anda."
"Mwo? kau?"
"Ne, aku. Oh iya tadi seorang namja memberikan aku ini. Katanya ini milik anda." Ucap Baekhyun sambil memberikan sebuah bungkusan pada Chanyeol yang masih menatapnya mengambil ponselnya tanpa menggubris ucapan Baekhyun.
"Hannie? Kenapa kau tak jadi ke ruanganku?"
"Mianhe Yeolli, aku sudah terlambat ke tempat kursus. Aku menitipkannya pada salah satu karyawanmu. Apa kau sudah menerimanya?"
"Ne. Tapi_"
Tuut..tuut..
Chanyeol menatap ponselnya kecewa lalu menatap namja yang berdiri di depannya.
"Tadi siapa namamu?"
"Byun Baekhyun Tuan."
"Hm. Baekhyun sshi. Mulai sekarang kau menjadi asistenku, dan ini semua adalah pekerjaan yang harus kau selesaikan. Jika ada kesulitan kau bisa tanyakan pada nona Shin. Kau sudah menemuinya kan?"
"Sudah Tuan."
"Bagus! Kau bisa bertanya padanya. Itu mejamu!" ucap Chanyeol sedikit tegas, lalu kembali mengerjakan beberapa berkasnya.
…..
Siapa yang tahu bagaimana masa depan, siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Semuanya adalah misteri, kau boleh senang karena kau memiliki mata, namun siapa yang tahu jika sedetik kemudian semua duniamu menjadi gelap. Kau boleh senang jika memiliki bibir, namun siapa yang tahu jika dalam sekali kedipan kau mendadak bisu. Kau boleh senang jika memiliki cinta, tapi bagaimana bila sedetik kemudian cinta itu berubah menjadi benci atau sebaliknya. Itu adalah takdir, dan ini adalah sebuah permainan, permainan cinta yang aku sebut Games Of Love.
**G.O.L **
bersambung
Gimana? Gimana? Menarik gak?
Mau dilanjutin gak?
Ini baru satu cerita lho chingu, masih ada cerita-cerita berikutnya yang nantinya akan saling berkaitan..
Mohon reviewnya ya..
Review kalian pasti sangat membantu…