LET'S READ
UCHIHA SASUKE
"Grrr... Sialan kau" Dengan geram Kuroka memisahkan paksa Naruto dari pelukan Ophis, dan berakhir dengan saling berhadapannya Kuroka dan Ophis dengan background awan hitam dengan petir menyambar.
'Tap'
Seorang pemuda berambut putih tiba mendarat di dekat Naruto yang memandang sweatdrop 2 gadis yang sepertinya sudah siap saling serang tersebut. Memandang datar dan penuh tanya adegan yang tersaji di hadapannya tersebut Pemuda berambut Putih a.k.a Vali berjalan mendekati Naruto.
"Aku punya kabar bagus untukmu" Ucap pemuda tersebut tanpa melihat lawan bicara, lebih tepatnya matanya justru kembali melihat adegan Kucing-Naga berbentuk Gadis yang saling cakar mencakar.
"Kabar apa Vali?" tanya Naruto yang juga masih melihat adegan di depannya dengan pandangan yang bingung, kasihan, dan memalukan.
"Sepertinya Gadis 'itu' akan bertunangan dengan Phenex Minggu depan.." balasnya Santai. Naruto sedikit kaget namun kemudian terlihat tersenyum dan sedikit menyeringai.
"Jadi apa yang akan kau lakukan?" Tanya Vali kali ini memandang serius lawan bicaranya. Dengan senyum yang tersungging di wajahnya Naruto membalas tatapan Vali.
"Huuuh, terserah padamu apa yang mau kau lakukan.. Aku pergi dulu" Vali pun berjalan pergi meninggalkan Naruto dengan adegan nista 2 Gadis berbeda ras tersebut. Naruto pun nampak menyeringai sedikit kemudian melihat Kuroka dan Ophis yang membuatnya melongo dengan sedikit darah keluar dari hidungnya.
Bagaimana tidak melongo melihat Ophis di atas tubuh Kuroka dengan bagian wajah Ophis tenggelam di belahan dada Kuroka dengan pakaian yang hampir lepas, begitu juga kaki Kuroka yang sedikit tertekuk mengenai bagian bawah Ophis. Dengan wajah yang saling memerah keduanya dan mata sayu keduanya masih bertahan dalam Posisi tersebut. Hingga pergerakan sedikit dari mereka berdua menciptakan.
"Ahhnn~.."
Desahan Super dahsyat dan merdu keluar dari kedua bibir pink Gadis berbeda Ras tersebut. Jangan lupa wajah mereka yang terlihat err sangat menggoda.. Dan Hasilnya
'Crooott'
'Brukk'
'Aku tidak mesum Kami-sama' batin Naruto kejang Air terjun berwarna merah pun keluar deras dari hidung Naruto dan langsung terkapar di tanah. Mendengar suara benda jatuh Kuroka dan Ophis pun mengedarkan pandangan mereka sampai menemukan Naruto yang terkapar tak berdaya.
"Naruto/Naruto-kun"
Mereka pun langsung Mendekati Naruto mencoba membangunkan Naruto yang pingsan.
.
.
Di Tempat Sasuke
Sudah seminggu sejak kekacauan di ruang klub Rias bersamaan dengan Raiser yang datang masalah pertunangannya dengan Rias, Kini di sebuah kamar di ruang Osis terlihat Seorang pemuda yang nampaknya sedang tertidur, tapi terlihat di raut wajahnya tidak tenang, seperti sedang mengalami mimpi buruk.
Di Mimpi Sasuke
Terlihat 2 Pemuda berbeda warna rambut sedang berhadapan di atas 2 patung yang dipisahkan oleh air terjun yang deras. Pemuda dengan rambut berwarna kuning nampak kelelahan dengan pakaian compang-camping dan Pemuda lainnya berambut hitam dengan mata yang berbeda warna juga terlihat kelelahan. Melihat dari wajah bonyok mereka berdua bisa dipastikan bahwa keduanya sama sama kuat dalam pertarungan tersebut.
Saling pandang, di kedua tangan pemuda tersebut perlahan muncul sebuah bola energi. Pada tangan kanan Pemuda berambut Kuning terdapat bola energi berwarna biru, sementara di tangan kiri pemuda berambut hitam terdapat percikkan listrik yang di tengahnya terdapat api hitam.
'Swuussh'
Dalam waktu yang bersamaan keduanya melesat ke arah masing-masing hingga bertemu pada satu titik.
.
.
.
"Naruto/Sasuke..."
Dengan gerakan lambat kedua jurus dari pemuda tersebut bertemu pada satu titik. dengan perlahan titik temu dua jurus tersebut mulai terlihat bersinar, semakin bersinar terang dan berubah menjadi bola energi besar yang terang. Namun, tiba-tiba terlihat siluet hitam dengan secepat kilat masuk ke dalam bola energi itu.
Di Dalam Mindscape Sasuke dan Naruto
Hamparan luas berwarna putih menjadi titik temu mereka. Saling berhadapan dengan mata yang seolah tidak pernah terjadi permusuhan di antara mereka. Kedua kepalan tangan mereka seolah menjadi jembatan hati mereka untuk saling mengetahui isi hati masing-masing.
"Kenapa kau sampai melakukan semua ini Naruto?" tanya Sasuke langsung ke inti permasalahan.
"Bukankah kau dulu pernah berkata 'Bahwa untuk saling memahami cukup untuk menyatukan tinju kita?' " jawab Naruto sambil sedikit tersenyum ke arah Sasuke. "Harusnya kau sudah tau dan paham isi hatiku?" lanjut Naruto.
Dengan sedikit mendecih Sasuke terlihat tak suka. "dari dulu kau tidak pernah berubah?" balas Sasuke sedikit tersenyum dan dibalas senyuman lebar oleh Naruto. "kau memang bodoh? hontou ni..." Lanjutnya terlihat air mengalir dari sudut matanya. naruto pun terlihat senang melihat Sahabat sekaligus rivalnya itu sudah mulai sadar. "kau sahabat terbaikku" dengan suara sedikit lebih kecil Sasuke menambahi.
"Heh, tadi kau bilang apa?" Dengan masih tersenyum naruto mencoba menanyai kalimat terakhir Sasuke karena tidak begitu jelas. sementara Sasuke justru tersenyum dalam tangisnya (menangis bahagia) karena sahabat baiknya masih mau mencoba menyelamatkannya dari lubang kegelapan hatinya.
Tapi sekejap keadaan berubah ketika tiba-tiba siluet hitam muncul dan langsung menjerat Naruto. Dengan menyeringai wajah bayangan hitam itu telah berhasil menyandera Naruto.
"Kau...? Sial apa yang kau lakukan?" ucap Naruto memberontak dari jeratan bayangan hitam itu. Sementara Sasuke terlihat sudah bersiap menyerang bayangan Hitam.
"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja?" Ucapnya menyeringai karena berhasil menangkap salah satu turunan Hagoromo.
"Bukankah kau sudah tersegel bersama Kaguya, Zetsu Hitam?" Ungkap Sasuke bertanya-tanya karena harusnya zetsu hitam sudah tidak ada lagi di dunia.
"Kalian pikir aku tidak menyiapkan rencana?" Zetsu pun menjawab dengan terkekeh. Naruto terlihat mendecih tak suka dengan keadaan seperti saat ini. Sementara Sasuke terlihat memberikan kode pada Naruto untuk bekerja sama mengalahkan Zetsu hitam. Naruto pun memahami apa yang dimaksud Sasuke. seolah menunggu hitungan mundur mereka berdua terlihat siap untuk menyingkirkan Zetsu Hitam.
Mata Rinnengan Sasuke mulai fokus untuk membuat lubang dimensi untuk membuang Zetsu Hitam, namun tiba-tiba muncul segel pada tubuh Naruto.
"Keh.. Kalian pikir aku tidak mempersiapkan kejutan untuk kalian.." Zetsu Hitam pin menyeringai melihat Naruto dan Sasuke terlihat kaget dengan rencana mereka yang gagal. Pusaran dimensi yang dibuat Sasuke terlihat tertahan oleh segel yang muncul pada tubuh Naruto.
Lama kelamaan muncul percikan listrik dari tabrakan dua jurus tersebut, Sasuke mencoba untuk tetap menggunakan lubang dimensinya untuk membuang Zetsu Hitam, sementara Naruto mencoba memberontak agar bisa lepas dari Zetsu hitam. Namun apa yang Sasuke lakukan justru semakin membuat kedua jurus tersebut saling bertolak belakang hingga memunculkan bola Hitam kecil.
Terkejut melihat justunya tidak berguna, Sasuke pun mencoba menghilangkannya namun terlambat. Bola Hitam kecil tersebut terlihat membesar dan mulai melahap Zetsu Hitam dan Naruto. Zetsu Hitam pun nampak kaget, sementara Naruto terlihat panik dan kesakitan.
"Arrrghh..." Naruto menjerit kesakitan ketika tubuhnya mulai di lahap bola hitam. "Naruto...!" Ucap Sasuke pun mencoba untuk menggapai Naruto yang sudah terlahap bola hitam.
Di Lembah Akhir (Di Mimpi Sasuke)
Beberapa detik setelah siluet hitam masuk ke dalam Bola energi putih terang akibat dua jurus Naruto dan Sasuke tersebut mulai bersinar semakin terang seolah akan meledak. semakin bercahaya seolah ledakan dahsyat akan terjadi. namun tiba tiba bola energi tersebut mulai berubah warna menjadi hitam. dan bukannya semakin membesar boal energi hitam tersebut semakin mengecil. semakin lama semakin mengecil dan kemudian memuntahkan seorang manusia berambut hitam a.k.a Sasuke.
Sasuke nampak lemah dan terlihat masih bergerak namun sepertinya matanya mulai menutup.
.
.
"Naruto.." Panggilnya pada sahabatnya lirih.
.
.
Di Kamar Sasuke
"Naruto..."
Sasuke terbangun dari mimpinya dengan wajah dipenuhi oleh keringat. seperti seseorang yang baru saja lari marathon, keringat mengalir banyak dari wajahnya.
"Mimpi itu lagi.. hemmh" gumam Sasuke mengingat kembali apa yang baru saja terjadi adalah mimpi. mimpi waktu dia dan naruto masih di dunia shinobi, di akhir perang dunia ninja.
Sasuke nampak masih memegangi kepalanya yang sepertinya sedikit sakit. melihat jam wekker di sampingnya yang sepertinya sudah menunjukkan pukul 05.30, dengan perlahan dia menuruni ranjangnya. berjalan gontai menuju ke kamar mandi untuk membasuh muka mungkin akan lebih baik melihat banyaknya keringat yang mengucur akibat mimpi tadi.
Melihat waktu yang masih pagi Sasuke pun memutuskan untuk setidaknya keluar atau pun jalan-jalan pagi di sekitar kompleks sekolahnya.
Di Kamar Sona
Senyum terpampang di wajah Sona yang masih menutup matanya. seolah mimpi yang indah sedang diarunginya. senyum yang mungkin hanya keluarganya saja yang pernah melihatnya kini terlihat jelas di wajahnya yang sedang tertidur. terkadang wajahnya pun memerah seolah malu ataupun entah apalah yang terjadi di mimpinya.
Di Mimpi Sona
Padang rumput yang luas dan diselimuti bunga-bunga menampakkan keindahan mimpi yang sedang dialami Sona saat ini. Sang Gadis (Iblis) sedang berlarian di padang bunga tersebut, dengan memakai gaun ala seorang putri, ya walaupun memang aslinya dia memang putri menambah indah suasana seolah berada pada negeri dongeng.
Dengan riang dia mengejar kupu-kupu yang beterbangan, terkadang kupu-kupu tersebut hinggap di mahkota yang bertengger di rambut Sona seolah menggoda sang gadis untuk bercengkerama. tak jauh darinya terlihat sebuah istana megah, yang juga terdapat Ayah, Ibu dan Kakak perempuannya yang sedang bercengkerama.
Yang menambah lebih indah lagi suasana mungkin kehadiran seorang pangeran berambut hitam yang kini ada di depannya. dengan membawa seikat bunga, seperti pada negeri dongeng sang Pangeran menyerahkannya pada Sona.
"Putri Sona, anda begitu cantik. Maukah engkau menikah denganku?" Ucap sang pangeran pada Sona. yang langsung disambut wajah blushing Sona. dengan malu-malu Sona menganggukkan kepala tanda dia setuju.
Suasana pun berubah kini mereka berdua sedang mengikat janji pernikahan. dengan baju pengantin yang serasi mereka berdiri di hadapan Ayah Ibu Kakak dan Teman temanya. Perlahan sang pangeran membuka penutup wajah Sona. Sona tampak malu-malu dan senang.
"Putri Sona, ijin kan aku untuk menciummu sebagai Istriku?" Ucap sang Pangeran dengan wajah tersenyum.
"Ba-Baiklah... Pangeran Sa-Sasuke, su-su-suamiku.." Balas Sona tergagap tidak kuat menahan malu di hadapan Pangeran Sasuke, Ya Sasuke. entah sudah selama Sasuke masuk dalam kehidupannya, di mimpinya pun Sasuke selalu hadir sebagai pendampingnya.
Pangeran Sasuke perlahan mendekatkan wajahnya untuk mencium Sona, Begitu pun Sona juga semakin mendekatkan wajahnya kepada Sasuke. Sekain lama semakin mendekat, semakin dekat... semakin dekat lagi dan
.
.
"Kriiing!"
.
.
Kembali ke Kamar Sona
Semakin erat Sona memeluk boneka hewan yang iya peluk. dengan wajah memerah namun matanya masih tertutup Sona mendekatkan wajahnya pada boneka. semakin mendekat dan sedikit mengerucutkan bibirnya seolah dia akan mencium bonekanya.
.
.
"Kriiing!"
.
.
Dengan cepat Sona pun terbangun dari mimpinya, nampak dia masih kaget mendengar suara alarm jamnya. namun perlahan kesadarannya mulai kembali dan wajahnya pun terlihat memerah mengingat apa yang diimpikannya. bantalnya pun ia jadikan sebagai penutup wajahnya yang memerah, dengan geleng-geleng cepat dia mencoba melupakan mimpinya tentang Sasuke. Namun, kembali lagi ia mengingat di mimpinya mereka menjadi suami istri dan kemudian.
"Ci-ci-ci-ciuman..." gumam Sona tergagap. "Ti-tidak tidak-tidak itu tidak mungkin... aku dan Sa-sa-sasuke melakukan itu.." lanjutnya dengan geleng-geleng. "le-lebih baik aku segera cuci muka" perlahan dia turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Dilorong dari arah kamar mandi, terlihat Sona baru saja membasuh mukanya, walaupun sesekali masih geleng-geleng kepala memikirkan hal yang tadi terjadi dalam mimpinya. Tak terasa dia pun melewati suatu kamar yang sedikit terbuka. Kamar Sasuke ya kamar tersebut merupakan kamar Uchiha Sasuke. Dengan penasaran dia mencoba melihat ke dalam kamar tersebut karena memang kamar tersebut sedikit terbuka.
"Sa-sasuke-kun..?" panggil Sona lirih sambil mencoba melihat ke dalam kamar Sasuke. Tidak ada jawaban apa pun dari dalam kamar tersebut. Melihat ke kiri dan ke kanan Sona kali ini dengan berani mulai masuk ke kamar Sasuke.
Sementara itu Sasuke yang telah lelah dan sudah merasa puas melihat kompleks sekolahnya dia pun ingin kembali ke kamarnya. Namun dia sepertinya melihat seekor gadis iblis sedang melingak-linguk di depan kamarnya.
"Mau apa dia?" ucap Sasuke lirih. Dengan saksama dia terus memperhatikan gadis iblis a.k.a Sona di depan kamarnya.
"Pe-permisi...?" Ucap Sona gugup setelah sepenuhnya masuk ke kamar Sasuke. Namun tidak ada siapa-siapa di kamar tersebut. 'Eh, kenapa aku harus permisi? Kamar ini kan memang sepenuhnya milikku' kata dalam hati sweatdrop. Perlahan Sona pun semakin berjalan merangsek ke depan ke arah kasur Sasuke. Namun,
"Brukk!"
Dengan tidak elitnya Sona terjatuh ke lantai karena tersandung sesuatu.
"Aduh.. Sakit!" ucap Sona karena sakit akibat terjatuh tersebut. "Apa ini? Siapa sih yang menaruh Pakaian seenak jidatnya dilantai?" Lanjut Sona marah memaki orang yang menaruh pakaian di lantai.
Mengintip dari depan pintu Sasuke terlihat sweatdrop melihat Sona terjatuh dan memaki dirinya yang sekarang sedang memperhatikannya dari pintu. 'Bodoh ini cewek?' batin Sasuke melihat kelakuan Sona.
Berpikir dan memperhatikan saksama, Sona pun tiba-tiba terlihat memerah melihat baju milik Sasuke tersebut.
"I-Ini baju Sasuke-kun?" Wajahnya terlihat memerah. Tangan mungilnya pun mengambil baju Sasuke dari lantai.
"I-Ini belum di cuci kan?" lanjutnya dengan wajah yang semakin memerah lagi. Baju itu pun perlahan terlihat di dekatkan ke wajahnya, atau lebih tepatnya ke hidungnya.
"Ini bau laki-laki kan? A-Aku tidak tahan" Dengan wajah semakin memerah Sona terlihat semakin terangsang mencium bau baju yang juga bau tubuh Sasuke.
Dari kejauhan Sasuke tetap melihat kejadian ganjil tersebut dengan wajah tenang. Dia terus memperhatikan polah dan tingkah Sona yang menurutnya berbeda dari yang dirinya dan orang lain lihat.
Namun mata Sona terlihat ter alihkan oleh sesuatu di depannya. Lebih tepatnya sebuah ranjang atau tempat tidur Sasuke yang ada di depannya. Dengan wajah yang terlihat agak senang dan tersenyum Sona pun, 'Melompat'
"Sudah kuduga" lirih Sasuke melihat Sona yang melompat di kasurnya. Dia terlihat menepuk jidat melihat kelakuan Sona yang Abnormal. Namun ada yang membuatnya lebih melotot lagi, Terlihat Sona sedang...
"Ahhn.. Jangan Sasuke! Ahhn ya di situ.. Ahhn.. Ahhn.. Jangan!" Sona melakukan ritual yang seharusnya gadis sepertinya tidak melakukannya. Dia meremas-remas dadanya dan juga tangan yang satunya dimasukkan ke celana dalamnya sambil terus berguling-guling di tempat tidur Sasuke.
"Sudah kuduga, Dia hanya gadis bodoh yang mesum.." Sasuke terlihat menghela nafas dan memutuskan untuk masuk ke kamarnya yang sedang Sona gunakan untuk ritual pribadinya. Dia pun membuka lemarinya untuk mengambil sebuah Handuk.
"Krreek!"
Suara decitan kayu membuat Sona terbangun dari fantasi ritual pribadinya tersebut.
"Siapa itu?" Ucapnya kaget, yang ternyata eh ternyata adalah pemilik ruangan sekaligus pemilik tempat tidur itu.
"Sa-Sa-Sasuke-kun... Sejak kapan kamu di situ?" Lanjutnya memerah malu dan mulai panik karena Sasuke melihat dirinya yang sedang ritual pribadi di tempat tidur milik Sasuke.
"Sejak tadi kau mulai permainanmu.." balas Sasuke cuek sambil terus mencoba mencari handuknya.
"Bo-Bohong... Aku sudah tidak bisa menikah lagi... Hwaaa" Tangis malu Sona karena Sasuke telah melihat dirinya yang memalukan. Sementara itu Sasuke pergi keluar kamar setelah mengambil handuknya. Pagi yang memalukan bagi Sona.
Di Ruang Kerja Sona
Terlihat dua makhluk berbeda gender sedang duduk, entah apa yang ada di pikiran mereka yang jelas si gadis terlihat tidak nyaman dan wajahnya pun memerah. Sementara si laki-laki terlihat diam dengan wajah datar seperti tidak peduli atau pun mengerti situasi.
"Pokoknya kamu harus rahasiakan ini dari yang lainnya.." Perintah si gadis a.k.a Sona pada si laki-laki. Di terlihat memaksakan perkataan tersebut harus dipatuhi oleh si laki-laki a.k.a Sasuke.
Sasuke tampak mengernyitkan dahi, seolah bertanya 'memang harus begitu' namun kemudian dia menghela nafas memberikan isyarat mengiyakan perkataan Sona.
"I-Itu bagus..." Sona tampak menghela nafas lega dengan jawaban Sasuke. 'Sukurlah.. dia mau menyembunyikan hal memalukan itu dari yang lainnya' pikir Sona dalam hati.
Muncullah Lingkaran sihir di dekat telinga Sona, Seperti telepon lingkaran sihir tersebut mengeluarkan suara. Sedikit kaget karena baru saja meeting berduaan tingkat dewa dengan Sasuke.
"Halo Kaicho... Kami Semua sudah berada di pesta pertunangan Rias-sama" Ucap dari orang di seberang sihir komunikasi jarak jauh tersebut.
"Baiklah... Aku dan Sasuke akan segera ke sana" Balas Sona mencoba terlihat tetap berwibawa walaupun wajahnya masih terlihat memerah. Sihir komunikasi pun menghilang dari telinga Sona.
"A-Ayo kita pergi..." Sona mengajak Sasuke segera berangkat ke pesta. Sasuke pun berdiri dan ikut Sona ke dalam sihir teleportasi.
Sebelumnya Di tempat Lain
Diruang yang gelap hanya terlihat percikan kembang api yang dihasilkan oleh 2 logam yang saling ber gesekkan.
"Tring!"
"Tring!"
"Tring!"
Suara tersebut terus bergema dalam ruang gelap tersebut. Seolah pertarungan dari orang yang memegang logam tersebut belum berakhir.
"Brukk!" terdengar suara terjatuh, mungkin ada yang sudah kalah dalam pertarungan tersebut. Terlihat pedang tertancap pada dada seseorang yang terjatuh kalah tersebut. Di sampingnya terdapat bayangan seseorang dengan mata Merah seperti mata Hewan buas memakai jubah menutupi kepalanya, dengan sedikit tersenyum perlahan dia menghilang.
Sementara itu seseorang yang kalah tadi pun perlahan menghilang seperti kertas yang hangus terbakar oleh api.
Di tempat Pesta Rias
Semua orang, ehem Iblis yang ada di pesta tersebut tampak bersenang-senang dan bahagia. Namun tidak untuk Rias si mempelai wanita dan juga Lucius Gremory ayah Rias. Sang ayah terlihat seperti orang yang baru saja kehilangan harta paling berharga dalam hidupnya. Berjalan dari kiri ke kanan kembali ke kiri terus menerus, sementara Sang Istri Venelana Gremory mencoba menenangkan sang Suami.
Sirzechs kakak dari Rias yang juga salah satu Mao malah terlihat tertawa bersama Malaikat jatuh mesum bernama Azazel, di sampingnya ada sang istri Grayfia yang dengan setia memandang dingin sang Mao, yang kemudian membuat sang Mao dan Azazel tertawa kikuk.
Dari jauh keluarga iblis Rias tampak terlihat tersenyum namun entah di hati mereka. Sementara itu Issei terlihat tidak begitu peduli kecuali pada Asia yang menurutnya sangat wow saat mengenakan gaun pesta.
Sang Pria a.k.a Raiser dengan percaya diri dan sombong, berjalan angkuh ke arah Rias. Dengan gaya romantisnya dia membawa bunga dan bersujud di depan Rias sambil menyerahkan bunga tersebut. Rias bingung harus berbuat apa, di satu sisi dia memang tidak menyukai Raiser di sisi lain dia dengan bodohnya sudah menerima pertunangan ini.
"Stop..." Tiba-tiba sang Mao yang juga kakak Rias menghentikan adegan yang menurut Raiser romantis tersebut. Dia pun mengambil bunga Raiser untuk Rias.
"Sebelum bunga ini benar-benar jadi awal ikatan kalian, aku ingin kau melewati satu rintanganku Raiser?" Dengan berwibawa Sirzechs berkata pada Raiser
"Tsk... Apa itu Mao-sama?" Tanya Raiser dengan mendecih tak suka.
"Kau harus bertanding lagi, namun kali ini dengan Kesatria pilihanku? Apa kau sanggup Raiser?" lanjut Sirzehs dengan menjentikkan jari yang disusul munculnya Seseorang berkerudung hitam.
"Jika itu yang Anda inginkan akan saya lakukan untuk Rias.." balas Raiser dengan menyeringai pada akhirnya.
Sementara bagi iblis lain yang tak tahu kelakuan Raiser pasti akan menganggap hal tersebut merupakan kata-kata romantis, namun tidak untuk Rias dan keluarganya yang sudah tahu kelakuan Raiser menganggap hal tersebut hanya lah gomabalan semata.
Disisi lain sesosok berkerudung hitam tampak menyeringai sadis pada Raiser tanpa diketahui oleh orang lain kecuali Rias. Tampak jantung Rias berdetak keras, entah itu perasaan takut atau perasaan yang hampir sama dulu ketika merasakan kehadiran dari seseorang yang dulu pernah bersamanya.
"Bawa mereka berdua ke Arena.." Perintah sang Mao yang langsung disanggupi oleh Grayfia dan kedua Petarung.
Di depan Gerbang Rumah Rias
Tampak Sona berjalan jauh lebih cepat dari Sasuke. Terlihat wajahnya memerah. Kali ini bukan memerah malu, tapi terlihat sedikit agak marah. Sementara Sasuke terlihat bingung, merasakan hal yang aneh, bukan karena Sona marah tapi entah hal yang berbeda.
"Ga-Gara gara kau.. kiat harus berjalan?" Ucap Sona dengan wajah memerah sambil menunjuk-nunjuk ke arah Sasuke.
"Kau salah paham..." balas Sasuke datar, yang langsung di beri tatapan kesal Sona. Sasuke yang tak mau ambil pusing mengabaikannya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua, kita lihat
Sebelumnya Di Ruang OSIS
Sasuke dan Sona sudah berdandan rapi akan pergi ke pesta pertunangan Rias. Terlihat Sasuke tampan bak pangeran yang ada di mimpi Sona. Membuat Sona tak henti-hentinya mengumpat kenapa Sasuke terlihat sama dengan Sasuke yang ada dimimpinya. Begitu ahh, menggoda Sona untuk tetap memandangi keindahannya.
Sasuke, dia tak mau ambil pusing memikirkan gadis Iblis di depannya ini. Malu-malu Sona memberikan isyarat pada Sasuke untuk segera mendekat dan ber teleportasi.
Perlahan mereka berdua masuk dalam sihir teleportasi. Se per sekian detik memasuki dimensi ruang dan waktu tiba-tiba Sasuke merasakan hal yang tidak begitu baik, dan terpaksa harus bertumpu pada tubuh Sona. Namun hal tersebut tampaknya disalah artikan oleh Sona.
Sona yang sedang tidak begitu fokus dan konsentrasi, dan tiba-tiba mendapati Sasuke memeluknya dari belakang...? bukan seperti itu, itu hanya perasaan Sona saja. Sesungguhnya Sasuke sedikit hilang keseimbangan.
"Kyaaa... Hentai! Plaakk!" Reflek Cepat langsung menoleh ke belakang dan menampar Sasuke, itulah yang dilakukan Sona. Sasuke yang sedang dalam keadaan tidak bagus pun harus menerima, pertama kalinya di tampar gadis. Alhasil teleportasi Sona pun harus berakhir dengan kegagalan teleportasi Sona tepat pada tempat tujuannya. Mereka harus berakhir sejauh 500m dari Rumah Rias.
Kembali ke Sasuke dan Sona yang sekarang
Dan karena Sona tak mau tiba-tiba di peluk dari belakang lagi oleh Sasuke (Sebenarnya Sona salah paham), dia lebih memilih berjalan kaki. Di sini akhirnya mereka sampai pintu utama masuk ke Pesta.
"Laki-laki mesum"
"Laki-laki mesum"
"Laki-laki mesum"
"Laki-laki mesum"
Gumam Sona terus menerus tanpa henti, membuat Sasuke semakin pusing. Menghela nafas Sasuke pun mencoba sabar dan mengabaikan kata-kata gadis iblis di depannya. 'Gadis merepotkan..' pikir Sasuke dalam hati menirukan Shikamaru.
Di Arena Pertarungan
Dua petarung saling berhadapan. Grayfia yang tadi ikut pun sudah pergi menjauh atau lebih tepatnya kembali ke samping Sirzechs.
"kalian bisa Mulai..." ucap Sirzechs yang entah kapan sudah bergema di Arena pertarungan.
.
.
"Kehh... Aku akan menghabisimu secepatnya..." tiba-tiba di sekeliling Raiser dan orang ber jubah Hitam dikelilingi api setinggi 5 meter. Dengan membabi buta, api besar dan banyak langsung menghantam orang ber jubah hitam. Tak diberi kesempatan sedetik pun, orang ber jubah hitam pun dilahap api Raiser.
"Keh keh keh... Hahahaha..." Raiser pun tertawa keras seolah merayakan kemenangannya tas lawannya. Di Aula pesta pun semua orang terlihat kaget namun kemudian bertepuk tangan dan bersorak-sorai, berbeda dengan Sirzechs yang masih kaget melihat petarungnya tak diberi kesempatan oleh Raiser. Rias juga tampak tidak percaya betapa sadisnya Raiser.
Cukup lama Arena pertarungan di selimuti api. Merasa sudah memenangkan pertandingan Raiser mulai menghilangkan apinya. Orang ber jubah hitam itu pun tampak sudah tergeletak tak berdaya di tanah. Raiser dengan sombong dan angkuh berjalan mendekat orang ber jubah hitam tersebut.
"Kehh.. kau-"
"Slassh!"
"Buaagh!" Ucapan Raiser terpotong ketika sebuah benda hitam tajam langsung membelah tubuhnya tepat di perut, belum lepas terkejut tubuh bagian atasnya langsung terkena tendangan yang harus membuatnya meluncur jauh ke tembok di belakangnya.
"Ap-... itu kaki ku... Tu-Tubuhku... Aaaarrggghh" Raiser mulai menjerit kesakitan melihat tubuhnya menjadi dua, di kejauhan dia melihat tubuh bagian bawahnya. Dengan pandangan semakin buram Raiser terus menjerit kesakitan. Bahkan meronta ronta seperti ikan yang berada di tanah.
"Aaarrrgggh.. Sakittt!... Aaarrrgghh!" teriak Raiser terus menerus. Sementara itu di Aula semua terlihat terdiam kaget, sunyi sampai-sampai tidak ada satu pun yang bersuara. Berbeda dengan tadi yang kemudian bersorak lini yang terlihat seperti kekalahan dan kasihan melihat kondisi Raiser. Tak terkecuali Sirzechs yang melihat petarungnya beraksi, dia terlihat merasa ada yang aneh dengan petarungnya. Sementara Serafall Sitri yang juga Mao tampak semakin suka melihat pertarungan, dia mengira itu merupakan rencana Sirzechs.
Di Aren jubah hitam yang membungkus seseorang tersebut perlahan menghilang, dan kini terlihat Rambut kuning, Mata merah bak binatang buas di mana di sekeliling tubuhnya terdapat bola hitam, ditangannya terdapat benda hitam tajam seperti katana. Dia terus berjalan ke arah Raiser berada dengan wajah menyeringai sadis.
.
.
"Saatnya bersenang-senang..."
.
.
.
.
.
TBC
.
.
Yosh, jika ada kata/jurus/nama/kekuatan atau apapun itu yang salah saya mohon maaf, itu karena keterbatasan pengetahuan dari saya...
Maaf Menunggu Lama... Semoga terhibur walaupun agak pendek Chapternya ^_^
Maaf, dan terima kasih..