Chap 1: Casting Curse!
.
.
Bagi yang ingin tau rupa Kurama disini, bisa liat gambar di cover. Makasih..
.
Disclaimer: Colab Om Kishi sama ane.. haha..
Genre: Adventure, Humor/Romance/Fantasy
Rating: T+
Pair: Saku/Sasu dan Kyu/Naru
Warning: NotGodlikeNaruto/BitOoc/Femkyuu/Gaje/Typo
.
.
.
.
.
.
Resume:
Cerita kehidupan Naruto yang normal berubah menjadi kutukan. Semuanya menjadi kacau ketika pertamakalinya dia membangkitkan kemampuan Jinchurikinya..
...
...
...
Naruto Namikaze - age:13. Tall:147.5cm
Uchiha Sasuke -age: 13. Tall:153.2cm
Kurama -age:13 (Aslinya uda ribuan tahun). Tall:121.1cm.
.
.
# Naruto pov #
Ugh, sakiiiit! Yo, halo semua, aku adalah Namikaze Naruto, 13 tahun, Main Character terkeren di fic ini. Seorang jenius tampan yang hidup dengan serba kecukupan, damai, tenang dan bahagia. Tapi sayang, hari ini aku sedikit kurang beruntung.
Kabut putih tebal menyelimuti pandanganku dan banyaknya jarum yang menusuk tubuhku membuatnya mati rasa! Sepertinya kali ini aku akan benar-benar mati deh. Padahal masih banyak yang belum kulakukan, hiks.. pacar saja, aku belum punya.
Mimpiku menjadi Hokage rasanya tidak akan pernah terwujud. Dan lebih parahnya lagi, aku tidak bisa menolong Sasuke yang terkapar tidak berdaya dihadapanku.
"Ukh. Sa-Sasuke.."
Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Apakah aku akan menyusulnya.?
# End Naruto pov #
.
.
Naruto jatuh tak berdaya di hadapan Haku.
Disaat Haku mencoba mendekati jasad korban jutsunya. Tiba-tiba, dia dikejutkan dengan aura merah yang menyeruak keluar dan menyelimuti seluruh tubuh bocah kuning itu. Haku pun mundur beberapa langkah. Menyadari ada yang aneh dari bocah dihadapanya yang mulai berdiri dengan perlahan. Dengan cepat, Haku merapal segel untuk sekali lagi memastikan kematian Naruto.
"Hyoton-..."
Belum sempat haku menyelesaikan segelnya. Tiba-tiba, Naruto sudah berada dihadapanya dan melepaskan pukulan ke perut Haku..
Krakk..duakkk...duaaakk..
Diikuti dengan gerakan membenturkan kepalanya ke wajah Haku, menyikutnya, menghempasnya dan diakhiri dengan tendangan yang kuat ke pinggang kiri Haku. Ditengah-tengah keterkejutan dan mulai memudarnya kesadaran Haku akibat serangan yang sangat kuat, terbesit didalam hatinya 'Ap-apa yang terjadi?'
Bummm!
Haku terhempas beberapa puluh meter dengan diiringi suara dentum yang keras. Dan mendapat beberapa patah tulangnya disertai beberapa kerusakan organ dalam. Dengan itu, Haku kehilangan kesadaranya dikarenakan rasa sakit yang tak tertahankan diseluruh tubuhnya.
"Groaaaa...rr...!"
Naruto berteriak mengumandangkan kemenanganya..
Perlahan dia mendekati Sasuke, tetapi pingsan sebelum mencapainya. Tampaknya, luapan cakra Kyuubi terlalu beresiko bagi tubuh kecil Naruto yang belum siap menerimanya.
.
.
.
# Naruto Pov #
'Ugh, dimana ini? Kenapa badanku sakit semua?'
Akupun mencoba membuka kelopak mataku yang terasa sangat berat. Sesudah mengerjapanya beberapa kali dengan susah payah, aku sedikit terkejut dengan apa yang diterima oleh retina mataku.
Kulihat pohon-pohon yang terlihat bergerak cepat disekitarku.
"Uh.. dimana aku?" Tanyaku bingung.
"Kita sedang dalam perjalan ke Konoha rambut Duren!" Jawab Sasuke sambil melompat dari pohon kepohon.
"Sialan kau! Pantat ayam!" Sahut ku otomatis.
Sedetik kemudian otakku menerima respon yang mengejutkan "Pantat ayam? Sukee.. ? Kau masih hidup...? Kukira kau sudah matiii.. Huaaa..." Tangis ku.
.
.
# End Naruro Pov #
.
.
"Diam kau Naruto! Jangan panggil aku 'Suke' aku paling benci itu!"
"Huaaa...Kukira kau benar-benar sudah matiii.. huaaa..."
"DIAM!" Kakashi dan Sakura berteriak.
"Mana ucapan terima kasih darimu Naruto? Sensei sudah susah payah menggendong mu begini. Setidaknya jangan berteriak di dekat telinga orang" sungut Kakashi, meskipun wajahnya tetap seperti biasanya. Mungkin pengaruh masker yang menutupi mulutnya.
Akhirnya Naruto pun sadar kalau posisi dia saat ini ada di pundak Kakashi.
"Hiks..Maaf sensei, habisnya aku sangat terkejut setelah melihat Sasuke. Hiks...A-Apa yang terjadi? A-Apa saja yang kulewatkan?" Tanya Naruto.
"Sehabis pertarungan di jembatan negara Kiri. Kau dan Sasuke tidak sadarkan diri. Aku mengira kalian berdua sudah mati. Tapi, untunglah setelah diperiksa, Sasuke cuma mati suri. Dan kau cuman mendapatkan kerusakan aliran cakra. Satu hari kemudian, Sasuke sadar. Tetapi, karena kau masih tidak sadarkan juga, kami memutuskan untuk menunggumu siuman, selagi Sasuke berusaha memulihkan keadaan tubuhnya. Setelah 2 hari kemudian, kami memutuskan membawamu pulang. Soalnya, kalau berlama-lama di rumah Tazuna-san. Itu hanya akan menambah repot mereka. Kau ini, benar-benar suka membuat yang lain kesusahan!" Jelas Sakura panjang lebar.
"Apaa? Aku sudah pingsan selama tiga harii? Maafkan aku, karena membuat kalian khawatir. Dan makasih Kakashi sensei, sudah menggendong ku"
"Sudahlah, bagaimana keadaan tubuh mu? Apa kau sudah bisa jalan?" Tanya Kakashi
"Hiks, aku masih belum bisa merasakan kedua kaki dan tanganku"
"Cih, seandainya kamu itu perempuan, mengendongmu pasti akan menjadi pengalaman yang lebih 'menyenangkan' " Sahut Kakashi
Mereka yang mendengarnya, hanya bisa mendesah pasrah dengan pikiran mesum sensei mereka.
.
.
.
# Berjam-jam kemudian # *Konoha Gate.
Setibanya di gerbang desa, Kakashi melambaikan tangan kirinya
"Yo Izumo, Kotetsu." Kakashi menyapa dua penjaga.
"Kakashi senpai, bagaimana misinya? Apa yang terjadi dengan Naruto? Sepertinya dia kelelahan?" Kotetsu langsung membanjiri Kakashi pertanyaan dengan wajah khawatir.
Naruto hanya diam dan memperlihatkan senyumnya, meskipun kedua kaki dan tanganya tidak bisa digerakkan.
"Bukan masalah besar siih. Naruto ceroboh seperti biasa. Baiklah, setelah mengantar Naruto kerumah sakit untuk diperiksa. Kami akan kekantor Hokage segera." Jawab Kakashi.
Kakashi pun berlalu diiringi Sakura dan Sasuke dibelakangnya.
.
.
.
Selama diperjalan merekapun banyak menerima pertanyaan yang serupa. Banyak warga Konoha yang penasaran dan khawatir akan keadaan Naruto (ceritanya disini semua orang desa tahu kalau Naruto itu anak Yellow Flash Namikaze Minato dan Bloody Red Kushina Uzumaki dan Jinchuriki Kyuubi. Sehingga mereka mengganggap Naruto sebagai pahlawan dan penyelamat desa. Meskipun para orang tua tidak memberi tahu kalau Naruto adalah Jinchuriki Kyuubi. Merupakan perintah Yondaime, supaya hal itu dirahasiakan. Agar anak mereka bisa menjalani kehidupan normal. Masyarakat pun setuju saja, dan percaya dengan Hokage mereka. Bagaimanapun, Yondaime lah yang berhasil menyegel Kyuubi ketubuh anaknya. Dan masyarakat tidak ragu dan percaya akan kehebatan pemimpin mereka.)
"Seperti biasa kau dobe. Menarik banyak perhatian dimanapun kau berada" ejek Sasuke.
"Apa maksudmu Sasuke? Mentang-mentang aku tidak bisa bergerak, kau pikir aku akan diam saja mendengar ejekanmu?
"Dasar ekor bebek!"
"Kepala duren!"
"Apa maksudmu emo uchi.."
Duakk..!
Belum sempat Naruto membalas ejekan, dia sudah dihadiahi pukulan manis dari Sakura tepat dipipinya.
"Hiks, bahkan Sakura juga.." tangis Naruto.
Sakura hanya mendengus kesal.
"Seharusnya kau menggunakan tenagamu itu untuk istirahat, biar cepat sembuh Naruto!" Hardiknya.
Sementara Sasuke puas akan kemenanganya. 'Ini kesempatan mengejek Naruto, selagi dia tidak bisa apa-apa.. hahaha..' batin Sasuke.(kejam nian dikau suke)
Akhirnya setelah perjalan yang terasa cukup lama bagi Kakashi (dikarenakan Naruto dan Sasuke tetap bertengkar), mereka sampai di-Konoha Main Hospital. Setelah menunggu Naruto check up selama 10 menit. Kemudian, mereka pergi menuju kantor Hokage untuk laporan misi.
.
.
.
# Kantor Hokage #
Setelah mereka sampai, Naruto segera diserahkan kepada Minato yang segera membuat bunshin dan menyuruh membawa Naruto kerumah dengan hiraishin no jutsu. Dengan alasan, Kushina menjadi sangat khawatir setelah mendengar gosip yang beredar didesa bahwa anak mereka terluka setelah menjalankan misi.
Kakashi pun membubarkan tim setelah mereka memberikan rincian misi kepada Hokage. Mereka pun pulang menuju rumah masing-masing.
.
.
# Street- with Sakura dan Sasuke #
"Nee.. Sasuke kun, boleh kah aku berkunjung kerumah mu? Karena kita mendapatkan istirahat selama beberapa hari karena menunggu Naruto pulih. Jadi apa salahnya aku menjenguk mu, untuk memastikan kesehatan mu juga." Sakura bertanya dengan tatapan penuh harap.
"Tidak Sakura, aku tidak perlu kamu rawat. Dan juga aku yakin, Nii-san ku tak akan membiarkan aku 'beristirahat dengan tenang'. Huff..." Sasuke yang kurang peka hanya menghela nafas diakhir perkataanya.
'Hahh.. benar juga.. Itachi-san yang menderita Brocom Hyper akut itu pasti akan bersama Sasuke selama dirumahnya. Latihan ini lah, latihan itu lah. Kadang-kadang aku juga merasa kasihan dengan Sasuke yang berangkat ke akademi dengan kantung mata yang hitam. Mungkin diakibatkan kelelahan atau kurang tidur. Hmm..hmm.. Aku harus memikirkan cara untuk menyingkirkan si Uchiha super jenius itu' Sakura mangut-mangut tak jelas.
Sasuke yang melihat Sakura hanya diam dan mangut-mangut hanya menatap malas dengan heran. "Baiklah, Sakura. Aku pulang dulu. Bye"
"Ah.. tung-.."
"..."
Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya. Sasuke sudah melakukan Shunshin meninggalkan Sakura seorang diri.
.
.
.
## with Naruto ##
Bunshin Minato langsung menghilang setelah memastikan Naruto terbaring di kamarnya.
Saat ini Naruto berada dikamarnya, dia memandang langit-langit kamarnya di lantai dua yang berwarnakan biru, dinding orange dengan beberapa lambang spiral ciri khas keluarganya. Lemari pakaian dan desk di sudut ruangan. Serta jendela yang menuju langsung ke pekarangan rumah, sehinga mentari pagi bisa langsung masuk kekamarnya di pagi hari. Dari jendela bisa terlihat kebun yang dirawat oleh ayah dan ibunya.
Tap..tap.. tap..
Terdengar suara derap langkah menuju kamarnya.
Sreeek...!
Suara pintu geser kamar Naruto terbuka dengan paksa.
"Narutooo-chaan...! ini ibu buatkan bubur kesukaanmu..." Kushina dengan pakaian jonin lengkap membawakan semangkuk bubur dan minuman di tray yang dibawanya.(sepertinya Kushina langsung pulang selesai menjalankan misi tanpa sempat ganti baju dan langsung menyiapkan bubur untuk Naruto)
"Kaa-san.. bu-bukanya aku lebih suka ramen...?" sahut Naruto.
"..."
"Araa~.. tenyata anaku sekarang suka sayur yah. Ibu sudah sudah susah bikin bubur dari racikan obat-obatan looh.. sini ibu suapin.. supaya kamu cepat sembuh.." ucap Kushina dengan senyum 'manis' yang membuat anaknya terdiam kaku ketakutan.
Deg..!
Insting Naruto meneriakan "LARII!" Tapi, apa boleh buat, kaki dan tanganya masih kaku.
"Buka mulutnya.. aaaa.." Kushina tersenyum dengan 'lembut' sambil mengulurkan sendok berisi bubur yang sudah ditiup dan mendekatkannya kemulut Naruto.
Naruto yang wajahnya sudah pucat pasi hanya bisa menggeleng dengan kencang dan menutup mulutnya rapat-rapat. Takutnya, kalau dia berbicara dan membuka mulutnya sedikit saja. Bubur yang penuh dengan sayur-sayuran itu akan masuk kemulutnya.
Melihat anaknya yang memberontak tidak ingin makan bubur Kushina berujar
"Mana yang kamu pilih. Memakan bubur ini dengan cara 'damai' atau dengan cara yang 'me-nye-nang-kan'?" Dengan sedikit tekanan nada pada kata 'me-nye-nang-kan'.
Naruto pun akhirnya sadar, sudah saatnya dia menyerah. Meskipun dia memiliki kemampuan regenasi yang lebih tinggi dari Shinobi lainya dan chakra aneh didalam tubunya serta daya tahan hidup yang tinggi warisan klan Uzumaki. Tetap saja, semua akan berakhir dengan buruk kalau berhadapan dengan Kaa-san nya.
"H-ha-haii...Kaa-san. Aku akan memakanya. Aaaa..." Naruto pun membuka mulutnya.
Beberapa menitnya berikutnya berakhir dengan senyum bahagia dari ibunya yang menyuapi Naruto dengan bubur hingga habis.
Tidak lama sesudah makan, Naruto pun terkulai tidak berdaya. Setelah memakan habis bubur itu dengan terpaksa, akhirnya mata Naruto pun mengantuk. Sepertinya, obat buatan ibunya sudah melakukan aktifitasnya didalam tubuh Naruto.
Sebelum dia tertidur, Naruto baru sadar. Bukan kan ini pertama kalinya dia jatuh sakit parah yang membuatnya tidak bisa bergerak dalam waktu yang lama. Bukankah, luka maupun penyakit biasanya cuma bertahan beberapa jam didalam tubuhnya.
'Mungkin cuma kebetulan saja' pikirnya. Mengindahkan pikiran negatifnya itu, dia pun terlelap.
Setelah memastikan anaknya tertidur pulas. Kushina menyelimutinya, membereskan peralatan makan Naruto dan meninggalkan anaknya untuk beristirahat.
.
.
Setelah Kushina turun, dia mendapati suaminya berjalan mendekatinya.
"Bagaimana keadaan Naru?" Tanyanya
"Dia sedang tertidur. Aku sudah memeriksa dan memastikan sekali lagi keadaan Naruto-chan setelah dia tidur.(Kushina juga mempelajari sedikit ilmu medic dasar) Dan seperti apa yang dikatakan dokter, tidak ada yang serius. Hanya terjadi sedikit kekacauan aliran chakra dalam tubuhnya. Mungkin disebabkan karena dia mengalirkan chakra yang besar sekaligus kedalam tubunya. Dengan istirahat sebentar dia akan sembuh dengan sendirinya" Jelas Kushina.
"Benarkah? Apakah tidak berbahaya bagi segel atau tubuhnya? Setelah mendengarkan penjelasan Kakashi dan Sakura tentang aura merah di tubuh Naruto, aku khawatir." Minato kembali bertanya dengan cemas.
"Tidak ada masalah Anata... aku pun juga pernah menjadi Jinchuriki dari Kyuubi. Apa kau sudah lupa? Aku sudah memastikan segel diperutnya masih terkunci, dan tubuhnya tidak kenapa-kenapa. Kacaunya aliran chakra Naruto tidak disebabkan oleh Kyuubi, melainkan tubuhnya hanya belum terbiasa dan mampu menerima cakra yang disalurkan dari segel. Aku pun dulu pernah mengalaminya. Yah, meskipun tidak separah dengan apa yang terjadi dengan Naruto sekarang. Sudahlah, mungkin saja ini adalah langkah awal bagi Naruto untuk mengendalikan Kyuubi?" Ucap Kushina dengan senyum.
"Syukurlah kalau begitu. Ayo kita kekamar"
"Baiklah Anata.."
.
.
Malam itu, Naruto mendapatkan mimpi yang aneh. Desa, bangunan, masyarakat, serta semua orang yang berbicara denganya adalah orang yang tidak dikenal Naruto. Seakan dia berada di dunia yang berbeda. Tidak ada yang familiar dimata Naruto. Mimpi itu berjalan dengan cepat. Bagaikan memori yang mengalir deras berusaha melewati alam mimpinya.
Mimpi itu diakhiri dengan senyuman dari seorang kakek tinggi besar yang berambut dan berjanggut putih tersenyum lembut dan berkata.
"Jadilah anak yang baik..Kurama"
"Hai Jii-san!"
.
.
# Morning #
"Pagi Naru Kuun.." terdengar ucapan lembut dari seorang ibu.
Kushina menghampiri jendela, dan membuka tirai. Sehingga cahaya matahari masuk dan membuat Naruto menggeliat. Berusaha memalingkan dari cahaya pagi yang silau.
"Pagi Kaa-san..." sahut Naruto dengan malas.
"Bagaimana tubuhmu?" Tanya kusina seraya memandang selimut yang menutup seluruh tubuh Naruto hingga lehernya.
"Sudah mendingan.." Naruto pun mencoba menggerakan kaki dan tanganya..
Tiba-tiba, ... ... ... Gyuuut ...!*
*suara tersentuh benda lembut.
Dengan sangat perlahan Naruto mengintip apa yang dia pegang di balik selimutnya.
'Seperinya aku kenal dengan benda 'itu' batin Naruto.
*Gyuuut..*... Naruto menyentuhnya kembali.
Selimut yang menyelimuti tubuhnya bergerak sedikit.
Insting Naruto langsung berteriak "ALERT! DANGER! CAUTION! BAHAYA!"
(Bayangkan saja, Chibi-chibi Naruto yang ada di otaknya lari kalang kabut sambil teriak-teriak. Dengan seluruh background ruangan merah kerlap-kerlip)
"Bagaimana?" Tanya Kushina sambil mendekat ke Naruto.
"Bi-bisa digerakkan kok Kaa-san.. Ahaha ha ha haa... Bu-bukan kah hari ini Kaa-san sibuk mengajar?" Naruto menjawab dengan keringat dingin. Dia berpikir dengan keras untuk mengalihkan perhatian dan menghindari kejadian yang tak diinginkan.
"Ya sudah. Cepat mandi sana. Ibu sudah siapkan sarapan. Ayahmu juga sudah bersiap-siap. Habis ini ibu juga akan pergi akademi**. Masih ada beberapa dokumen yang harus ibu selesaikan" Suruhnya, seraya mengarah keluar kamar Naruto.
**(Kushina merupakan jounin pengajar elit Konoha. Dia mengajar karena merasa bosan ditinggal oleh anak dan suaminya dirumah. Kadang-kadang dia juga membantu suaminya dikantor Hokage).
"Ba-baik Kaa-san" balas Naruto sambil memegang seprainya dengan erat. 'Save...' batinya.
Setelah merasa yakin dengan kepergian ibunya. Dengan cepat Naruto menarik seprei kasurnya...
Kemudian, darah diwajahnya telah menghilang! Digantikan warna putih pucat pasi. Terlihat dia sangat terkejut dengan apa yang ada dihadapanya kini.
Seorang anak kecil yang umurnya terlihat kurang lebih 8 tahun, pikirnya.
Dia masih dengan damainya tidur tanpa sehelai benang pun melapisi tubuhnya yang putih mulus. Tidur dalam keadaan menindih bagian dadanya yang masih dalam masa tumbuh. Dengan kedua tangan mengarah sebelah kiri badanya menghadap Naruto. Sehingga Naruto bisa melihat dengan jelas bentuk tubuk anak gadis itu. Rambut merah panjangan tergerai menutupi sebagian tubuhnya yang polos itu.
DEG!
Tiba-tiba tubuh Naruto merasakan panas dari ujung kaki hingga ubun-ubunya. Dan merasakan gejolak aneh. Terutama disekitar perut bagian bawahnya…?
Dengan cepat dan panik Naruto menutup kembali kasur dengan seprei yang dipegangya.
'Ap-apa yang baru saja kulihat? Apakah aku masih bermimpi?' Batin Naruto seraya mencubit pipinya dan mengaduh kesakitan.
'GAWAT! Ini nyata! Kenapa dia disini? Kapan masuknya? Bagaimana caranya? Kenapa tidur disampinya? Siapa dia?' Muncul pertanyan demi pertanyaan di kepala Naruto.
"Yang lebih penting apa yang harus kulakukan? Lapor ibu? Tidak! Ayah? Mana mungkin!"
"..."
"…"
"Narutooo.. apa sarapanya perlu ibu bawa kekamarmu?" Tanya Kushina dari bawah yang tiba-tiba membuyarkan pikiran Naruto.
"Ti-tidak perlu Kaa-san! Biar Naru yang turun" Naruto yang tersadar dari kepanikanya dan bergegas keluar dari kamar. Kemudian dia mengunci pintunya dari luar. Harap-harap gadis itu belum bangun sampai keadaan jadi aman.
Setelah Naruto mandi, dia pun bergabung untuk sarapan didapur. Mereka pun makan dengan tenang diisi dengan percakapan ringan.
"Kaa-san, Tou-san, apakah naru boleh membawa gadis kerumah?" Pertanyaan yang tiba-tiba ini sontak membuat kedua orang tuanya terkejut dan memandang Naruto dengan heran.
"Mi-misalnya saja.. A-apakah boleh?" Selama makan dia berpikir. 'Lebih baik mencari 'kemungkinan kecil' selamat daripada diam-diam menyembunyikan sesuatu yang nantinya membawakan petaka bagi dirinya nanti.'
"Tentu saja boleh kalau kau sudah dewasa nanti, dan bisa bertangung jawab terhadapnya" jawab Minato dengan santai sambil mengunyah roti telur serta menyeruput kopi beberapa kali.
"Tapi, untuk sekarang kamu harus memikirkan masa depanmu dulu sebelum memikirkan untuk berkeluarga Naru. Ibu juga ingin bayi yang banyak nantinya. Fufu.." seru Kushina.
Naruto yang saat ini ditengah makan hanya bisa terdiam mendengar jawaban ayah dan ibunya. Sebenarnya tidak salah apa yang dikatakan keduanya. Tapi, dengan posisi Naruto sekarang. Apakah ini bisa memberikanya jalan keluar? Dia pun kemudian mencoba berpikir, mencari beberapa skenario-skenario yang bisa menyelamatkanya dari situasi ini.
Mulai dari alasan menemukan gadis yang tersesat, gadis yang pingsan dihutan, adik dari temanya yang berkunjung, gadis yang jatuh dari langit, dan alasan-alasan lainya yang cukup masuk akal.
Ketika Naruto berfikir sambil menikmati susu digelasnya terdengar suara keras dari lantai dua.
BRAKKKK!
Naruto pun tersedak diikuti dengan wajahnya yang memucat.
"Apa itu?" Tanya Minato.
"Sepertinya berasal dari kamar Naru" sahut Kushina sambil menatap wajah anaknya yang kini seputih kertas. Bagaikan tubuh yang nyawanya bisa melayang kelangit dengan sedikit hembusan angin. "Kenapa Naru?" Tanyanya kembali.
"I-i-i-ituu..."Yang ditanya hanya diam membatu ketika mendengar langkah kecil menuruni tangga.
Tap
Tap
Tap..
"Hei Naruto! Adakah pakaian yang bisa kupakai?" Tanya seorang gadis manis dengan wajah tanpa dosanya. Meskipun seluruh mata yang di ruangan memandangnya yang saat ini tanpa menggunakan busana sehelai pun.
"NARUTO! Bisa kah kau menjelaskan semua ini?" Bentak Minato sambil menggebrak meja dan menatap Naruto dengan pandangan tajam. Sementara Naruto, saat itu tubuhya kaku dan mulutnya sudah bebusa.
Ketika Kushina yang baru sadar dari shock diterimanya bertanya.. "Si-siapa kau?"
Anak gadis itu kemudian membusungkan dada kecilnya dan berkacak pinggang dan berkata "Aku adalah Kurama Kitsune, Biju terkuat yang pernah ada yang dikenal dengan sebutan Kyuubi no Kitsune! Hahahahaha..." tawanya dengan penuh percaya diri.
Sementara Naruto, Kushina dan Minato hanya mematung tak berdaya. Otak mereka bersuaha menangkap apa yang didengar dan dilihat saat ini.
Beberap detik kemudian, Naruto yang sudah melewati masa kritisnya berlari menuju gadis yang mengaku bernama Kurama. Sambil melepas piyama yang digunakanya untuk menutupi tubuh gadis itu.
"He-hei! Apa yang kau lakukan?" Sentak gadis itu sambil memelototi Naruto yang berusaha memakaikan piyama orange dengan corak lambang Uzumaki dibelangnya ke tubuh mungil Kurama.
KRUYUUUUUKKK..~~
Terdengar suara dari arah gadis yang wajahnya sudah merah merona itu.
"Be-berikan persembahanmu untukku!. De-dengan begitu A-aku tidak akan membunuh kalian semua.. hmph!"
.
.
.
TBC
.
.
.
.
***OMAKE***
10 Oktober ...
Setelah Tobi melepaskan Kyuubi ke alam liar, dia harus berhadapan dengan Minato 1 vs 1. Yang mana Tobi kalah telak dari Yondaime. Yaitu, manakala mereka showdown menetukan pertarungan dengan jurus andalan mereka (Kamui vs Hiraishin) Tobi tidak sengaja terpeleset kulit pisang sehingga dia terjerembab dengan tidak elitnya. Yang berakibat fatal sehingga dia terluka parah dari serangan Rasengan Yondaime.(JANGAN PERNAH MEREMEHKAN KEMAMPUAN KULIT PISANG!) Dengan berat hari dia melarikan diri ke tempat Madara asli. Karena berusaha sekeras apapun melawan Yondaime pada saat itu hanya sia-sia dan buang nyawa. Yondaime selalu saja bisa menghilang dan muncul didekatnya dan memberikan luka serius di tubuhnya (Tobi belum sadar kalo ada segel hiraisin ditempelkan di badanya)
Sementara Kyuubi yang masih dalam pengaruh genjutsu Mangekyo Sharingan dihadapi oleh gabungan klan dari Konoha (Hyuuga, Uchiha, Nara, dll). Awalnya para Uchiha menggunakan genjutsu mereka berusaha untuk mengurangi gerak Kyuubi. Dibantu oleh formasi 'ino Shika cho' dan klan lainya yang menghentikanya dengan pasti, sementara Kyuubi kena genjutsu, diperkuat oleh pengendalian pikiran oleh beberapa elit klan Yamanaka. Sedangkan tubuh aslinya dihentikan oleh beberapa elit klan Akamichi (menjadi raksasa) dan Nara (mengkikat bayangan Kyuubi)
Sedangkan elit Hyuuga (dengan Jyuuken mengacaukan sedikit aliran chakra dan gerak Kyuubi ) dan Aburame (berusaha memparalize sedikit, dengan racun serangga). Mereka hanya berusaha menghentikan gerak Kyuubi dan menunggu bantuan datangnya Yondaime Hokage.
Mereka berusaha tidak mengambil salah langkah, karena telah melihat kemampuan Bijudama Kyuubi. Dan hanya Yondaime yang bisa menghentikannya dengan 'jikukan no jutsu'.
Setelah Minato datang, barulah klan-klan lain seperti klan Hatake, klan Sarutobi dan klan lainya beserta elit-elit Konoha lainya seperti Tsunade, Orochimaru, dan Jiraiya yang kebetulan berada diKonoha melancarkan serangan untuk melemahkan Kyuubi.
Barulah Namikaze Minato bersama Kushina Uzumaki berhasil mensegel biju secara keseluruhan kedalam tubuh Naruto (meskipun mereka berdua hampir mati).
Sejak itulah 10 oktober merupakan hari pahlawan di Konaha.
.
.
.
A/N. Chap 1-4 epiloge. Akatsuki Arc dimulai dari chap 5 keatas. Thanks.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thanks buat reader n' silen reader.
Silakan review, buat ngasih ide, saran, kritik, pertanyaan ato nge-flame juga nga masalah!**Author dah siapin tabung pemadam kebakaran!**