Chapter 5

Author : ZaKhazaKaizzz

Cast : Byun Baekhyun berganti menjadi Kim Baekhyun

Oh Sehun

Pairing : HunBaek and KrisTao

Other carst : bisa ditemukan sendiri setelah membaca

Warning : GS for Baekhyun

Za mohon maaf sebelumnya karena keterlambatn lanjutan ff ini. seklai lagi za minta maaf #deepbow semoga readers tetp suka sama jalan ceritanya.

Happy reading ^^

~Chapter sebelumnya~

Perlahan sehun mendekat ke arah baekhyun yang masih menunduk. Mungkin masih malu karena pertanyaannya tadi terkesan seperti ia mengajak sehun untuk melakukannya. Diangkatnya dagu kecil baekhyun hingga tatapan mereka saling bertemu. Baekhyun melihat sehun sudah memiringkan kepalanya ka arah kiri, membuatnya menutup kedua matanya dan mempersiapkan dirinya untuk menyambut sehun.

Mereka terus mengeksplor dalam mulut masing-masing lawan, mencari sisa rasa cokelat yang baru saja mereka minum. Membuat keduanya sangat berkonsentrasi pada rasa nikmat yang muncul dari sensasi ciuman malam ini, tidak menyadari ada orang lain yang juga ada di sana.

Sosok yang tadi tidak sempat tertangkap mata, baik oleh baekhyun maupun sehun segera menyembunyikan tubuhnya di balik tangga, masih mencoba mengatur nafasnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat, hingga sekali lagi memberanikan diri untuk sedikit mengintip.

"b-baekhyun-ah..." lirihnya pelan. Matanya menyiratkan rasa sakit yang tiba-tiba saja melanda hatinya. "jadi, mereka benar-benar memiliki hubungan khusus"

.

Sejak hari itu, kris jadi jarang bertemu dengan baekhyun. Ia sengaja menjauh. Bahkan ia juga mengabaikan permintaan baekhyun yang meminta kris untuk main ke rumahnya karena tao sangat ingin bertemu dengannya.

Dan hari ini kris merasa sudah lelah. Ia lelah bersembunyi terus dari baekhyun. Ia sadar bahwa perasaannya pada baekhyun belum hilang. Dan ia juga sudah tidak peduli seperti apa status baekhyun dengan sehun, ia tetap menjadi 'baekhyun lover'. Ia tetap mencintai baekhyun.

Kris datang ke sekolah hanya untuk memberikan tanda tangannya pada surat kelulusan yang nanti akan ia terima saat perpisahan bulan depan. Hanya itu, jadi ia masih memiliki banyak waktu untuk berada di sekolah, sedangkan ia sendiri tidak memiliki alasan lain untuk tetap berada di sini selain untuk melihat baekhyun yang sudha lama tidak ia temui.

"oppa!" kris yang sedang bermain basket, menghela nafas lelahnya. Keringat keluar dari pori-pori, membasahi wajah dan bagian tubuh yang lainnya. Gadis itu, sosok yang ia nanti akhirnya dapat ia lihat, bahkan sekarang menghampirinya.

"eo? Wae?" tanya kris. Ia menghentikan bola yang sejak tadi di-dribble-nya. Beberapa kali ia sudah berhasil memasukkan benda bulat tersebut ke dalam ring.

"oppa, tao sangat ingin kau ke rumah" lagi-lagi ini yang di bahas.

Kris berjalan ke pinggir lapangan, mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut dan lehernya dari keringat, lalu menenggak air mineral di dalam botol kemasan.

"aku-"

"ayolah oppa, ku mohon. Awal liburan musim panas ini kami berencana akan pergi ke luar seoul. Tao sangat ingin sekali bertemu denganmu" kris menatap baekhyun, matanya sangat mengharapkan ia mengabulkan permintaannya barusan.

"kenapa tidak kau ajak saja dia ke sini? Atau kau ajak saja tao ke apartemenku" benar, yang seperti ini bukankah lebih baik daripada harus bertemu dengan...

"ahjussi melarang" orang yang tidak ingin kris dengar, terucap dari bibir kecil milik baekhyun.

"oppa~~ jebbal" dengan ekspresi yang manis, baekhyun menangkupkan kedua tangannya di hadapan kris.

Oh baiklah, kris memang melihat baekhyun berciuman secara langsung dengan sehun dan ia terluka karenanya. Namun, sekali lagi perasaan cintanya membuatnya tetap bertahan, seolah membiarkan hatinya terus merasakan sakit di lain waktu lagi.

"geuraeyo, aku akan ke sana sebelum kalian pergi liburan" padaakhirnya, kris tidak akan bisa menghindar dari baekhyun. Ia akan selalu menuruti keinginan baekhyun.

"jinjja?"

"eo" kris mengangguk.

"gomawo oppa. Tao menunggumu!" baekhyun berlari semakin menjauh dari keberadaan kris di lapangan.

"aku memang sangat mencintainya" gumam kris bermonolog sendiri sambil tersenyum melihat tingkah baekhyun yang terlihat sangat senang mendengar dirinya memenuhi permintaannya tadi.

Libur panjang akhirnya tiba, gemilang sinar matahari begitu cerah dijam yang masih sangat pag ini, bahkan udara luar begitu terasa panas di permukaan kulit, padahal ini baru awal musim panas.

Terlihat di kediaman rumah Oh Sehun tengah terjadi kesibukan seorang gadis yang sejak tadi mondar-mandir kamar dan naik-turun tangga ke ruang tamu karena ada barang yang tertinggal di kamarnya, barang yang lupa untuk ia masukkan ke dalam koper.

"ummmmm, di sana koper bajuku, tao dan ahjussi. Lalu yang ini..." baekhyun membuka salah satu koper berwarna hijau yang tidak terlalu besar. "akasesoris ada, tas panda milik tao juga sudah. Sepatuku dan sepatu tao sudah ada. Apa lagi ya?" ujung telunjuk kanannya mengetuk-ngetuk bibir bawahnya sementara tangan kirinya ia gunakan untuk berkacak pinggang.

"kelisseu hyung belum ada, eomma" kakinya yang terekspos hingga setengah pahanya merasa ada yang menepuk di bagian lutut. Di bawah sana sudah ada bocah kecil yang mendongak ke arahnya dengan tatapan memohon.

"benar, kenapa kris oppa belum datang ya? Dia bilang akan ke sini" baekhyun mengambil ponselnya dan segera ingin menghubungi namja yang begitu ingin ditemui oleh si kecil tao.

Ting tong~~

"ah, itu pasti kris oppa. Cha, palli! Buka pintunya, sayang!"

Tao berlari dengan tidak sabar ke arah pintu yang cukup besar. Pegangan pintu juga cukup jauh untuk ia jangkau, jadi ia harus bersabar menunggu baekhyun datang dan membuka pintunya.

"oppa" sapa baekhyun senang saat melihat ternyata benar kris yang datang.

"mana tao?"

"hyu~~ng, ini tao" kris menundukkan kepalanya saat mendengar ada yang merengek di bawah sana.

Mata tao berkedip lucu karena tidak mendapatkan reaksi apapun dari kris. (kenapa kris mendadak not connected gini? -_-). "hyuuuung"

"hehehe. Mianhae" kris mengambil tao ke dalam gendongannya.

Meskipun tao yang meminta untuk bertemu dengan kris, baekhyun juga tidak memungkiri kalau ia juga ingin bertemu dengan kris. Bertemu dengan teman baik tidak ada saahnya kan? Lagi pula, baekhyun sudah menganggap kris seperti kakaknya sendiri.

Kris yang selalu memiliki waktu untuknya, kris yang selalu membantunya mengerakan tugas, kris yang selalu menuruti apa saja keinginannya dan kris yang selalu memperhatikan semua yang baekhyun lakukan. Ia merasa kehilangan itu semua beberapa hari belakangan ini. ia sadar, kris kan sudah menjalani ujian akhir, ia pasti sedang sibuk-siuknya mengurusi keperluan untuk masuk universitas. Karena itu, ia sangat senang saat kris menerima ajakannya untuk ke rumah.

"hyung tidak ikut tao?" tanya tao. Ia bergelayut manja di atas pangkuan kris yang sedang duduk di atas single sofa.

"tidak, masih ada banyak hal yang harus hyung urus di sini"

Bibir kecil milik tao mengerucut, menandakan bahwa ia sedikit kecewa dengan jawaban kris. "eomma bilang kalau kita akan ada di sana selama dua minggu, itu lama tidak?"

"tidak, rasanya lebih sebentar dari dua hari" jawaban kris mendapatkan anggukan kecil dari tao, bocah polos itu terlihat sangat percaya sekali.

"nanti kalau tao pulang, kelisseu hyung halus ada, ne?" lagi, lagi kris tertawa mendengar ucapan tao. Terdengar masih berantakan sekali bahasanya. "iya, kris hyung akan tunggu tao di depan rumah sini"

"yakseokhae?" tao mengulurkan kelingking kanannya yang disambut baik oleh kelingking besar milik kris. "yakseokhae" ucap kris. Sebuah pinky promise terucap antara kris dan tao, sedikit membuat hati kris lebih menghangat.

.

Tao, sehun dan baekhyun sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka menuju rusia. Karena mereka harus melewati perjalanan yang cukup panjang, baekhyun lebih memilih untuk tidur saja di dalam pesawat. Setelah menyelimuti tao dan memastikan bocah itu terlelap, baekhyun yang berada di tengah-tengah antara sehun dan tao, dengan segera menyusulnya.

Tidak jauh berbeda. Setelah menaruh buku yang sejak tadi ia baca, sehun juga mulai menutupi tubuhnya dengan menggunakan selimut dan menyamankan posisi tidurnya menghadap baekhyun yang memunggunginya.

Kira-kira, lebih dari 10 jam harus mereka lalui untuk sampai di bandara internasional di rusia. Mengahbiskan waktu dengan tidur, makan dan bermain.

Seperti sekarang ini. Perut tao baru saja diberikan gizi yang disuapi oleh sang 'eomma', baekhyun sendiri tidak boleh ketinggalan, ia juga harus makan, begitupun dengan sehun. Setelah selesai makan, mereka hanya berbincang-bincang ringan untuk menghabiskan waktu luang.

Warna senja di langit sore menyambut kedatangan sehun, baekhyun dan tao. Begitu kaki mereka menapak di bandara, ada sebuah papan kertas yang bertuliskan nama sehun dan baekhyun yang dipegang oleh seorang pria tampan yang baekhyun sangat cintai. Suho –ayahnya.

Suho yang tadinya tersenyum cerah memandang kedatangan sehun dan baekhyun, sedikit luntur senyumnya karena melihat ada seonggok daging berjalan/? beriringan dengan sehun dan baekhyun.

"jadi, tao waktu itu tersesat?" suho sedang mengakrabkan diri dengan tao yang duduk di pangkuannya.

Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh seorang supir, kemudian suho duduk di depan bersama tao dan di bangku belakang ada sehun dan baekhyun.

Suho sudah mengetahui asal-usul tao kenapa bisa datang bersama sehun dan baekyun mengunjunginya ke sini, dan ia hanya sedang ingin bercakap-cakap saja dengan bocah cadel itu.

"umm. Tao telsesat, untung umma ada, umma bawa tao pulang ke lumah umma. Jadi, tao tidak kediginan dan kelapalan" suho kembali terkikik mendengar penuturan bocah tersebut.

Wajahnya ia usukkan ke dada tao yang terbungkus kaus bergambar panda, membuat tao tertawa karena kegelian mendapatkan perlakuan seperti itu. 'aigo~ aku seperti merasa sedang bersama cucuku' inner suho.

Jauh berbeda dengan suho yang lebih kalem saat ia terkejut melihat keberadaan tao, yixing sang ibu menjerit-jerit mengira kalau anaknya sudah mencuri anak orang lain. Ia begitu terkejut baekhyun dan sehun datang bersama dengan anak semanis tao yang memiliki wajah mirip dengan panda.

Lay yang memang pada dasarnya menyukai anak kecil, muncul kembali aura keibuannya setelah melihat tao, terlebih lagi mendengar yang diceritakan baekhyun alasan kenapa tao bisa bersama mereka. Lay mendadak nangis sampai tersenggal-senggal mendengar kemirisan tao yang harus tertinggal dari kedua orang tuanya.

Malam pertama berada di rusia, tao tidur bersama lay dan suho, ia tidak tidur bersama baekhyun seperti saat mereka ada di seoul. Lay yang meminta atau lebih tepatnya memaksa tao agar tidur bersamanya, karena ia sudah lama tidak memeluk seorang anak kecil.

Tok tok tok

Sehun membuka pintu kamarnya dan yang ia temukan adalah boneka yang berdiri dengan memegang boneka, eh maksudku ia melihat baekhyun yang sedang memegang boneka kodoknya yang besar, kedua mata gadis itu terlihat menahan kantuk.

Tanpa berbicara sedikitpun, ia mendekat ke arah sehun dan memeluk leher sehun dengan tetap memegang bonekanya ke belakang tubuh sehun. Selain itu, ia juga mengangkat kedua kakinya untuk mengapit di pinggang sehun. Sehun mengerti, ia menggendong tubuh yeoja tersebut.

Sehun harus menutup pintu dengan kakinya, karena tangannya ia gunakan untuk menggendong baekhyun yang seenak jidatnya itu nemplok di bagian depan tubuhnya.

Tao sudah selesai gosok gigi paginya, kemudian sesuai perintah dari lay, ia segera ke kmaar baekhyun untuk membangunkan'eomma'nya itu. Namun, yang ia temui hanya seprai yang maish rapih dengan selimut yang menutupi bantal guling, tidak ada baekhyun di dalamnya.

"ahjumma, tao tidak lihat eomma di kamal" adunya pada lay di dapur.

Jika boleh jujur, lay sampai saat ini masih agak canggung mendengar tao memanggil anaknya dengan sebutan 'eomma', ia jadi merasa sudah menjadi nenek saja.

"tao duduk saja sini temani ahjussi" panggil suho yang sudah selesai membaca korannya.

Sementara itu lay mencari baekhyun ke kamarnya, dan ternyata ucapan tao memang benar. Baekhyun tidak ada di kamar. Hatinya sedikit berbisik untuk melangkahkan kakinya ke kamar yang sehun tempati, dan beruntungnya ia karena kamar sehun tidak terkunci.

Lay sedikit terpaku saat melihat ke dalam kamar sehun. Ia mendapati baekhyun yang sedang memeluk sehun dengan erat, begitu juga dengan sehun. Yah~ walaupun sehun hanya memegang lengan baekhyun dan tangan yang satunya memegang kepala baekhyun, tetap saja posisi tidur mereka itu tidak pantas untuk dua orang yang tidak terikat apapun selain hubungan keakraban. Ia sebagai seorang ibu merasakan ada yang janggal dengan kedekatan sehun dan baekhyun ini.

Dengan segera ia turun untuk menemui suho yang sedang bercanda-canda dengan tao.

"mana baekhyun?"

"masih tidur" jawab lay singkat.

"kau tidak membangunkannya untuk makan pagi bersama?"

Lay menepuk jidatnya sendiri, kenapa ia malah balik menemui suho, seharusnya ia tadi membangunkan baekhyun dan sehun.

Ia kembali ke kamar sehun untuk membangunkan dua orang itu, namun saat masuk ke kamar sehun, lay hanya melihat baekhyun yang masih terpejam.

Cklek

Matanya menyorot ke arah pintu kamar mandi, dan ternyata si pelakunya adalah sehun. Namja itu baru saja mandi sepertinya atau hanya sekedar membasuh muka dan gosok gigi? Entahlah, bukankah tadi ia melihat kalau sehun masih memeluk baekhyun? Kenapa sekarang sudah keluar dari kamar mandi.

"eo? N-noona?" sehun agak terkejut saat mendapati lay sudah berdiri di depan pintu. Bukan karena lay yang ingin membangunkan dirinya, tapi karena saat ini di atas kasur yang menjadi tempatnya bermimpi semalam ada baekhyun, anak semata wayang lay. Sehun takut kalau lay berfkiran yang macam-macam.

"bangunkan baekhyun! Kita sarapan bersama di bawah"

"ye, noona. Kami akan segera menyusul"

Yixing segera pergi dari kamar sehun. Ia bertekad pada suho untuk berbicara serius bersama sehun perihal apa yang ia lihat pagi ini di kamar sehun.

.

Sudah sejak beberapa jam yang lalu tao sibuk menyeret tangan sehun dan baekhyun mengelilingi tempat wisata kebun binatang ini. berhubung hari ini bukan merupakan hari berlibur di sini, jadi mereka mendapatkan kebebasan lebih untuk mengunjungi setiap tempat hewan-hewan tersebut berada.

Kebahagiaan tidak dapat terlukiskan oleh ketiganya. Bagi tao ini sangat menyenangkan karena sudah terhitung beberapa bulan ia tidak melihat para binatang secara langsung. Ia tadi sempat memekik

"itu pandaaaaa... idolakuuuuu"

Saat mereka mengunjungi taman dimana terdapat beberapa hewan bertubuh tambun dengan warna hitam yang terlukis di bagian bawah matanya yang menjadikan sebagai ciri khas untuk dikenali.

Baekhyun merasa ini adalah liburan sekolahnya yang menyenangkan. Setelah ia pusing dengan ujian kenaikan kelasnya, memang sudah seharusnya ia mendapatkan bayaran semahal ini bukan? Maksudnya, perjalanan udara, menemui ayah dan ibunya dan bermain ke kebun binatang yang terlebih lagi itu semua dilakukan bersama pangeran ahjussi tercintanya, sehun.

Lain dengan mereka, sehun merasakan hal yang lain. Ia senang bisa berlibur bersama baekhyun dan tao. Tapi dalam hati kecilnya seperti ingin mengatakan sesuatu yang lain mengenai semua ini. semacam sebuah firasat yang akan terjadi.

Mereka bertiga tertawa saat berjalan beriringan keluar dari mobil yang dibawa oleh supir. Tao terus berceloteh tentang panda-panda yang tadi ia lihat, bagaimana lingkar matanya yang semakin besar tanda hitamnya, perutnya yang juga terlihat lebih mebuncit dari hewan panda yang terakhir kali ia lihat. Juga tao bercerita sebanyak apa panda-panda itu memakan bambu.

Sungguh hari yang menyenangkan.

Sehun membuka pintu rumah. Mereka bertiga menyambut lay dan suho dengan senyum kebahagiaan. Namun, sehun melihat ada yang tidak nyaman dari tatapan bahkan raut wajah lay. Dan saat menyadari tatapan lay ke arah mana, sehun segera menurunkan jari-jarinya yang menyelip di pinggang baekhyun. Bahkan senyuman sehun menjadi agak tidak nyaman juga.

"sehun-ah, bisakah kita bicara sebentar?"

"tentu saja, hyung" jawab sehun.

Baekhyun dan tao segera pergi ke kamar mereka untuk beristirahat karena lelah berjalan-jalan seharian ini. lay membersihkan meja bekas makan malam merka, mulai dari makanannya hingga piring dan gelas yang digunakan saat makan tadi.

"ehem" suho berfikir untuk mengawalinya sekarang.

Jujur saja, ia sendiri juga sedikit penasaran dengan hubungan seperti apa yang terjalin antara sehun dan baekhyun. Apakah mereka berdua sungguh-sungguh memerankan keponakan dan paman atau itu semua yang hanya suho dan lay lihat.

"aku belum pernah mendengar hal baik tentang asmaramu" ucap suho.

Mereka saat ini berada di ruang keluarga. Hanya ada sehun, suho dan lay serta tiga minuman yang baru saja lay bawa. Wanita tersebut mengambil duduk di samping suho dengan pandangan yang tidak lepas dari keberadaan sehun di hadapan mereka.

"dikantormu. Apa tidak ada yang menarik untuk menjadi pendamping hidupmu?"

Sehun terdiam, ia mengerti kemana arah yang sedang dibicarakan oleh pria yang sudah ia anggap seperti hyungnya sendiri itu.

"eung, sebenarnya... aku sedang dekat dengan seseorang, hyung" ucap sehun dengan sedikit ragu. Bagaimanapun juga, meskipun suho dan lay adalah orang tua baekhyun, ia masih belum berani mengatakan bahwa ia memiliki hubungan yang khusus dengan baekhyun.

"ahh, masih rahasia ya?" tanya suho.

"ne, b-begitulah. Kalau sudah tepat waktunya, akan ku ceritakan mengenai wanita yang sudah mencuri hatiku itu" jawabnya.

"apakah wanita itu sepandai baekhyun untuk mencuri hatimu?" tanya lay mencoba untuk menyelidiki namun dengan diselingi nada bercanda.

"ne, tentu saja. Aku dengan mudahnya terjerat oleh pesona wanita itu" sehunpun menjawab sekenanya sambil membayangkan 'wanita penjerat hatinya'.

"apa wajahnya cantik seperti baekhyun, anakku?" tanya lay lagi.

"ya, memang seperti baekhyun wajahnya. Cantik, manis dan lembut" jawab sehun lagi.

"jadi, kekasihmu itu adalah anakku?" lay bertanya dengan santainya. Membuat sehun juga menjawab dengan tak kalah santainya. "ne, tentu sa-" ucapan sehun terhenti tiba-tiba. Raut wajahnyapun langsung berubah.

Suasana seketka menjadi hening, bahkan hembusan nafas juga dapat mereka dengar.

"begini. Kami mengenalmu bukan satu atau dua hari, kami sangat mengenal dirimu, sehun-ah. Tapi kami juga ingin yang terbaik untuk baekhyun. Menurutku, masa baekhyun saat ini adalah masanya untuk menuntut ilmu, bukan menjalin hubungan. Kau pun setuju, bukan?" suho mulai membuka suara.

Mungkin di dalam benak lay awalnya adalah ia tidak mau kalau baekhyun anak satu-satunya itu ternyata lebih memilih pria yang umurnya tidak terlalu jauh dengan orang tuanya. Namun, setelah mendapatkan beberapa masukkan dari suho, akhirnya lay tidak dapat memaksa kalau sehunlah yang baekhyun pilih.

Sejujurnya memang sehun bukan orang yang buruk, bahkan ini yang lay inginkan. Baekhyun mencintai orang yang sudah diketahui dengan betul seperti apa latar belakangnya. Dan sehun, baik lay maupun suho bukan hanya mengetahui latar belakang sehun, bahkan mereka pernah tinggal di bawah atap yang sama. Semuanya nanti terserah baekhyun apakah ingin tetap bersama dengan sehun atau tidak, namun untuk sekarang, baekhyun harus fokus dengan sekolahnya. Terlebih ia sudah mulai memasuki kelas akhir. Tidak ada waktu untuk main-main termasuk pacaran.

Tengah malam menjelma seperti ruang hampa bagi oh sehun. Ia hanya menidurkan tubuhnya di ranjang, dengan kedua kakinya yang masih menjuntai di pinggiran ranjang. Menatap buram ke langit-langit kamar, perlahan memori menganai kebersamaannya dengan baekhyun terus berputar dan terbayang, seolah langit-langit kamar adalah layar untuk memutar film.

Sehun menyadari kalau baekhyun memasuki kamarnya. Gadis tersebut lagi-lagi malam ini mengunjungi kamarnya dengan kedua mata yang sangat terlihat sekali kalau ia frustasi karena tidak bisa tidur. Boneka beruang yang sangat besar yang berada di tangan kirinya membuatnya terlihat seperti boneka membawa boneka –di mata sehun.

"tidurmu terganggu lagi?" tanya sehun. Ia bangun untuk menuntun boneka berjalannya menuju kasur.

"um" jawabnya singkat.

Baekhyun menelusuri ranjang dan mulai mencari posisi senyaman mungkin untuk ia bisa berbaring di atas sana.

"adakah pangeran yang tega mengabaikan putri yang ingin tidur?" pertanyaan yang lebih mengarah pada pernyataan tersembunyi itu mampu membuat sehun tersenyum geli.

Sehun memang diam saja semenjak baekhyun sudah tergeletak di atas kasur, ia sibuk memandangi wajah bocah itu yang sengaja dipejamkan. Dan sehun tahu betul kalau baekhyun belum tidur.

Sehun memberikan satu kecupan ringan pada bibir mungil baekhyun.

Namun, baekhyun justru mengerutkan bibirnya dan mata kecilnya itu terbuka sedikit "kenapa sebentar?" keluhnya.

"memang harus berapa lama?"

"yang lama, aku ingin mendapatkan ciuman dari oppa malam ini, bukan kecupan yang seperti tadi" jawabnya.

"sejak kapan baekki ku ini menjadi mesum?"

"aku tidak mesum, apa karena meminta ciuman itu dapat dikatakan mesum?" sehun tersenyum mendengar sanggahan baekhyun, sangat menggemaskan sekali.

Sehun sedikit menggerakkan tubuhnya untuk berada di atas separuh tubuh baekhyun, satu tangan kiri melingkari tubuh mungil itu untuk ia rengkuh, dan tangan kanan sudah bergerak ke belakang leher baekhyun.

Ciuman itu terjadi. Berlangsung dengan sehun yang begitu halus membelai bibir baekhyun perlahan-lahan, mencoba menyalurkan suatu perasaan yang sedang ia pendam. Rasa takut kehilangan, rasa akan kerinduan suatu hari nanti, serta rasa cinta yang akan terus ia jaga hingga mereka benar-benar dipersatukan.

Beberapa benang saliva yang terhubung satu demi satu terputus seiring dengan menjauhnya wajah sehun untuk mengakhiri ciuman yang panjang tadi. Ditatapnya sosok malaikat kecilnya di bawah wajahnya.

"kenapa menangis?" tanya sehun. Sehun melihat sudut kedua mata baekhyun meneteskan air mata dan jatuh ke permukaan bantal di bawah kepalanya.

Hanya gelengan dan kalimat "tidak tahu" yang baekhyun jawab.

"sudah malam, ayo tidur"

"um" dan satu kecupan penutup di kening baekhyun terasa beribu-ribu lebih manis malam ini.

Ini adalah semacam ikatan batin keduanya. Saat sehun merasa takut dan bimbang, kemudian kedua perasaan itu melebur lewat ciuman dan membaginya pada baekhyun, perasaan itu tersampaikan, meski secara abstrak namun tetap terasa. Baekhyun merasakan ada yang aneh dengan sehun malam ini. Dan ia berjanji akan menanyakannya esok. Mereka kembali saling memeluk, melindungi yang terlindungi.

.

Pagi indah yang tak bersambut dengan keindahan. Baekhyun uring-uringan sendiri saat bangun tidur tidak mendapati sehun yang sedang memeluknya, atau setidaknya ada di kamarnya. Ia sudah mencari ke seluruh rumah ini, dan kenyataan yang didapat dari ibunya adalah sehun ahjussinya yang sudah kembali ke korea.

Sebenarnya ini hal yang biasa saja. Namun akan menjadi masalah besar karena sehun tidak memberitahunya lebih dulu kalau pagi-pagi sekali akan pulang ke koreanya, terlebih mereka semalam tidur bersama. Bahkan sehun tidur seperti tidak ingin mengatakan apapun perihal kepulangannya ke korea.

Jadilah baekhyun yang sejak tadi mengomel tidak jelas sambil menekan tombol remot tv, mencari channel tv yang tidak sama sekali ia tonton satupun acaranya.

"ck, ini sudah sore. Pak tua itu pasti sudah sampai di korea, kenapa dia tidak menghubungiku?" keluhnya. Ia terus menatap layar ponselnya.

Kisah yang dinanti tak seindah dalam bayangan. Baekhyun kini bak berada di jalan yang ia tidak tahu keberadaannya di mana. Ia telah kehilangan sehunnya, sehun ahjussinya, sehun yang selalu ia sebut sebagai pak tua itu tak terlihat dalam jarak pandangnya, bahkan ia juga tidak mendapatkan kabar apapun mengenai kekasihnya itu. Hal tersebut tak ayal membuat hatinya terasa kosong, terasa amat kehilangan sosok sehun.

Akhir musim semi kemarin, baekhyun harus rela melepaskan tao yang sudah menjadi bagian hidupnya pada pelukan kedua orang tuanya. Tepatnya beberapa minggu semenjak ia kembali dari berliburnya di rusia, pihak kepolisian memberitahukan bahwa keberadaan keluarga tao sudah diketahui, dan pihak kepolisianpun segera menghubungi kedua orang tua tao untuk mengambil alih kembali tao. Lalu baekhyun, semakin kehilangan dunianya. Sehun yang sampai berminggu-minggu ia di korea tidak terlihat batang hidungnya sedikitpun, berali-kali ia ke rumah sehun, namun baekhyun tidak sama sekali mendapati keberadaan ahjussi itu.

Gadis itu memulainya sendirian, walaupun tidak sepenuhnya sendirian karena sang ibu –lay memilih untuk ikut kembali ke korea menemani si anak tunggalnya itu. Baekhyun hanya memiliki sekolah dan ketiga sahabatnya sebagai orang-orang yang memenuhi dunianya hingga setahun berjalan ini. Tidak ada kesibukan lain selain menyentuh buku dan membaca novel. Ia sudah layaknya gadis remaja lain yang terjerat rapuhnya melodi percintaan.

Dan hasil dari kerja keras yang terpaksa ia lakukan itu adalah baekhyun yang lulus dari sekolah High Schoolnya dengab nilai yang memuaskan. Sebenarnya belum terlalu lama ia mendapat kabar ini, karena baru tadi pagi menteri pendidikan mengumumkan hasil ujian di seluruh sekolah. Dan siang ini rencananya ia akan merayakannya bersama luhan dan kyungsoo.

"baekhyun?"

Si pemilik nama menoleh saat ada yang memanggilnya dengan nada ragu. Ia mendapati si wajah oriental mantan kakak kelasnya yang berjalan menghampiri meja dimana ia berada.

"kris oppa? Sedang apa di sini?" sapanya

"aku baru pulang dari kampus dan sedang mencari makan siang, kau sendiri sedang apa di sini? Sendirian?!"

"ah tidak, aku sedang menunggu kyungsoo dan luhan"

"bukankah kelas tiga sudah selesai dengan ujian?, bagaimana nilai ujianmu?"

"aku bahkan ragu itu benar-benar nilaiku" jawabnya sambil tersenyum membayangkan kembali daftar nilai yang ia dapatkan.

"apakah aku akan mendapatkan gratis makan hari ini?" tanya kris penuh candaan, yang disambut baik oleh baekhyun. "makanlah sepuasnya, aku segera mengabari luhan dan kyungsoountuk membawa uang lebih" candanya juga.

"perutku tidak sebesar itu sampai kalian bertiga harus membayari makan siangku"

Dan berbagai perbincangan akrabpun terjadi diantara mereka, terlebih lagi ketika kyungsoo dan luhan sudah ikut bergabung. Mereka saling menceritakan masa-masa berada di satu sekolah yang sama, dan sesekali juga menanyakan seputar suasana kuliah diawal semester mahasiswa baru. Karena mereka bertiga memutuskan untuk melanjutkan kuliah, meskipun ujian masuk ke perguruan tinggi masih satu bulan lagi, tapi informasi itukan penting. Baekhyun dan kedua temannya tidak ingin terlalu gugup saat menjalani masa kuliah pertamanya.

Hanya makan siang. Itu adalah rencana awal kris, tapi karena bertemu dengan ketiga gadis yang sangat banyak bicara ini ia jadi harus merelakan waktu sorenya yang biasa ia habiskan di lapangan basket bersama teman-teman klubnya hanya untuk menghabiskan waktu bersama luhan, baekhyun dan kyungsoo. Hitung-hitung reuni antara mereka berempat yang mulai dekat sejak menjalani salah satu tugas mata pelajaran saat di senior high school.

Setelah berjalan bersama, akhirnya mereka berempatpun berpisah di persimpanan yang tepat. Kembali ke rumah masing-masing.

"menara namsan pukul 7 malam. Aku menunggumu di sana malam ini" baekhyun membaca satu baris pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

Satu yang matanya temui ketika ia menuruti pesan itu dengan datang ke menara namsan, sosok pria yang memiliki punggung yang kokoh. Kakinya yang melangkah dengan perlahan itu semakin lambat melangkah ketika ia menyadari satu hal dari sosok pria tersebut. Baekhyun berhenti melangkah di satu titik, sisi si pria yang sedang duduk, dan entah sudah tetes ke berapa airmatanya itu mengalir.

"aku tahu kau pasti merasa bingung untuk mengatakan apa. Sama akupun begitu" ya, baekhyun memang tidak berkata apapun termasuk sekedar menyapa. Ia terlalu terkejut dengan ini.

"aku tidak tahu apa yang harus kulakukan ketika suho hyung dan lay noona mengetahui hubungan kita. Akal pendekku saat itu memaksa untuk membawamu pergi saja. Tapi tidak,aku tidak ingin kita menyesal suatu hari nanti. Jadi aku memutuskan untuk menerima tawaran kedua orang tuamu" pria itu mulai bercerita.

Baekhyun semakin rapat dengan kursi yang diduduki oleh pria itu.

"mereka bilang, aku harus melepasmu untuk sesaat sampai kau lulus SMA. Dan setelahnya mereka menyerahkan semua ini pada kita" ucapnya. "tapi, ku kira yang berhak atas semua ini adalah kau. Aku pergi tanpa kabar, dan sekarang kembali dengan tiba-tiba. Aku... aku hanya tidak ingin kau merasa terbebani jika aku menceritakan semua ini saat itu"

Sejenak Baekhyun hanya memejamkan matanya, membuat air matanya kembali menetes. "oppa aku menunggumu, aku menunggumu tahun lalu, kemarin dan hari ini. Aku..." ia hembuskan nafasnya.

Baekhyun tahu kalau ia tengah ditatap, namun bagaimanapun ia tetap harus mengungkapkan semua rasa yang selalu ia pendam sendiri. Perasaan kesepian, dan rasanya ditinggalkan. Dan sekarang kekasihnya telah kembali, ia tidak mampu menolak. Bahkan ia bertekad, apapun dan bagaimanapun asalkan sehun bisa kembali padanya, baekhyun tidak mempermasalahkan itu semua.

"aku masih tetap mencintaimu, sehunnie oppa" suaranya teredam oleh bisikan angin yang menerbangkan dedaunan kering di sekitar. Tubuhnya terasa diterjang dengan cukup keras dan kini ia kembali merasakan kehangatan itu. Sebuah pelukan yang membuat jantungnya terus berdegup lebih kencang.

"mianhae. Jeongmal mianhada" gumam sehun. Ia mendekap baekhyun begitu erat. Tubuh yang selalu pas untuk ia peluk.

"anhi. Kau pasti telah mengalami masa-masa yang sulit. Maafkan ayah dan ibu"

Sehun sedikit menjauhkan tubuh mereka untuk melihat wajah sang gadis. Menatap kedua mata kelam yang selalu penuh cinta itu kembali. Akhirnya, setelah cukup lama bersembunyi dari gadis kecilnya ini, ia dapat bertemu kembali. Ia fikir, baekhyun akan menyerah dan berpaling, namun sepertinya cinta yang selalu baekhyun miliki untuknya ini patut ia terus dekap.

Malam ini adalah waktunya mereka kembali bersatu, kembali dipertemukan. Sebuah ciuman hangat juga membuka awal kehidupan mereka lagi, saling menyalurkan perasaan yang rasanya ingin meledak saat ini juga.

Entah apa yang membuat ciuman ini begitu lama mereka lakukan. Sehun yang masih setia memegang kedua pipi baekhyun yang kini lebih tirus jika dibandingkan terakhir kali ia melihat gadis pujaannya ini. Sementara baekhyun yang sudah merasa semua emosinya tersalurkan lewat ciuman ini, kini sedikit lebih lega meski satu tetes air mata kembali menetes. Mungkin karena terlalu bahagianya ia.

Sehun memutuskan kontak ciuman mereka namun masih tetap menangkup wajah baekhyun dan mentapa kedua mata begitu indah yang baekhyun miliki.

"kapan kau siap untuk menjadi nyonya oh?" tanya sehun

"euh?"

"aku sudah menyiapkan semuanya, jadi kapan kau siap untuk ku nikahi?" ucap sehun mencoba membuat pertanyaannya lebih jelas.

"aish. Oppa~~" gadis itu bukannya menjawab, ia memberikan pukulan kesal pada dada si pria. "tsk. Tidak romantis sekali"kesalnya dengan bersila tangan.

Sehun tersenyum melihatnya. Ia kemudian berlutut, mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah hati dan membukanya.

Tidak dapat dipungkiri, baekhyun tak bisa menyembunyikan senyumnya meski ditengah kekesalannya itu. Terlebih lagi sehun memakaikannya langsung di lehernya. Sebuah kalung yang terlihat semakin cantik untuk baekhyun kenakan.

.

"oppa kau yakin?" tanya baekhyun.

Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil yang terparikir tepat di depan rumah baekhyun. Sehun mengajak baekhyun untuk bertemu dengan kedua orang tua baekhyun. Ia ingin menunjukkan keseriusannya pada orang tua gadis yang dicintainya itu. Ia tidak ingin dipisahkan lagi seperti setahun yang lalu.

Meski sehun juga gugup, ia tetap menampilkan wajah tenangnya. Berbeda sekali dengan baekhyun yang nampak gelisah dengan menggigit bibir bawahnya dan terus menggumamkan pertanyaan "apa kau yakin" atau "kembalilah lain waktu".

"oppa, aku takut appa dan eomma menendangmu jauh lagi dariku, aku tidak mau"

"itu tidak akan terjadi, suho hyung sudah berjanji kita yang memutuskan setelah kau lulus SMA, ia tidak akan menentang hubungan kita lagi"

"tapi oppa, aku tidak yakin. Lebih baik kita pergi saja ke luar negeri, kita menikah dan tinggal di sana" satu ide konyol singgah di kepala pintar putri tunggal keluarga kim.

Sehun yang mendengarnya juga tersenyum melihat tingkah menggemaskan baekhyun. "tenanglah, genggam tanganku jika kau masih terus merasa gugup. Kita perlu restu dari kedua orang tuamu, dan aku akan memastika kalau malam ini kita medapatkannya".

"neo-"

Cup

Baekhyun sedikit terkejut, namun perlahan dadanya yang tadi bergemuruh naik turun, kini ia membuat nafasnya menjadi lebih teratur setelah mendapatkan satu kecupan dari sehun.

"akan aku pastikan kita dapat restu malam ini juga" ucap sehun.

"um. Aku percayakan semuanya pada oppa"

TBC / END

Aaaaaaaaaah maaf yeorobundeul lama banget ya za lanjut ff ini. Padahal tinggal bikin akhirnya doang, tapi ketunda mulu sama tugas-tugas sekolah.

Bagi yang punya ide buat dilanjutin, silahkan review. Za selalu baca satu persatu kok

Dan za ucapin terima kasih buat yang chapter kemarin sudah review dan nungguin kelanjutan ff ini.