'Di sebuah tempat di depan sebuah kolam renang umum, terdapat sebuah rumah sederhana bercat hijau muda dan berpagar hijau lumut. Di halaman depannya, ada sebatang pohon mangga yang sudah tua. Menurut rumor, setahun sekali pohon itu akan berbu-'
"CEPETAN MULAI CERITANYA!"
"Baiklah, akan Sheii mulai. Maaf atas penjelasan rumahku tadi, ya! RnR yo rek!
Warning: AU! OoC, mungkin typo(s), mungkin juga gaje, rated dan genre diubah sewaktu-waktu
.
.
.
PERKENALAN!~ (untuk chapter1)
Di Kota Kediri, ada sebuah kamar besarr dalam apartemen yang dihuni oleh beberapa orang. Dalam kamar besar itu juga ada kamar-kamar tidur yang lumayan besar. Yang menempatinya adalah Akashi Seijuro (ketua), Kise Ryota (babu1), Aomine Daichi (babu2), Midorima Shintaro (babu3), Murasakibara Astuty, eh- Atsushi! (babu4+tukang belanja), dan terakhir, seseorang yang tak menonjol, Kuroko Tetsuya.
AKASHI SEIJUURO, adalah seorang ketua yandere, menyebalkan, gampang ngamuk, dan pen- maksud saya kurang tinggi. Anak orang kaya tapi gak manja. Sangat sensitif kalau ada yang ngomongin keluarga. Dia selalu bawa gunting kemana-mana untuk mengancam teman-temannya (baca: budak-budaknya). Rambutnya berwarna merah (muda).
KISE RYOTA, cowok periang berambut kekuning-kuningan –di kali- yang gak bisa diam. Punya banyak fans, hobi tebar pesona, de el el.. Satu lagi nih, dia penggemar acara TV Yukkkk Keep Snail (nama cara disamarkan).
AOMINE DAIKI, pemalas yang kalau ngomong kadang gak jelas. Rambutnya warna biru tua, kulitnya remang-remang, bicaranya blak-blak an, kesukaannya baca majalah sesuatuh gitu..
MIDORIMA SHINTARO aka Taro -?-, si tsundere (gengsian) pengikut ramalan sesat, oha-asa. Sering sekali membenarkan kacamatanya yang tidak mlorot.
MURASAKIBARA ATSUSHI, penikmat jajan mom*gi dan Q-telo. Suka sekali sama makanan. Mottonya adalah, "tumbuh tuh ke atas, gak ke samping", yang sering membuat Akashi ngamuk.
KUROKO TETSUYA, hanyalah seorang cowok remaja berusia 16 tahun. Sama seperti Akashi, tingginya sangatlah terbatas. Ia sering ngilang dan muncul kapan saja.
OUR RUMBLE
(Kegaduhan Kami)
.
.
HARI TANPA AKASHI
.
.
(CERITA INI ASLI BIKINAN SAYA, SHEILLA.
Tapi karakternya pinjam doang :'v)
.
.
Kurobas © FUJIMAKI TADATOSHI
.
Minggu pagi itu, seperti biasa, begitu bangun tidur Kise langsung mencuci mukanya di wastafel, lalu makan sarapan paginya, yaitu sisa sary roti yang kemarin.
Dilihatnya kamar Akashi, ternyata dia tak ada. Lalu kamar Midorima, dia masih ngorok sambil pegang boneka kalkun. Aomine? sama kayak Midorima tapi dia gak bawa boneka, melainkan majalah. Terakhir, Kuroko? Ah, tuh anak, paling bangun juga jam 9.
Saat menyantap sarapan paginya yang lezat di ruang makan, ada sebuah memo tergantung di kulkas, tepatnya di sebelah meja makan. Memo merah dengan hiasan bunga-bunga milik Momoi yang ditinggal disitu saat dia main disini.
Penasaran, Kise mendekatinya, berusaha membaca tulisan ceker ayam yang ada di memo itu. 'Kira-kira dari siapa, ya? Kalau Akashicchi, sih, jelas gak mungkin-ssu!' batin Kise. Namun, dugaannya salah. Ia membaca ulang memo tersebut dengan tak percaya.
'Teman-temanku yang setia, aku mau pergi selama dua hari satu malam. Jangan tanya aku mau kemana, atau kubunuh!
Salam manis,
Akashi Seijuuro ganteng'
"Eh? Masa, sih tulisan Akashicchi seburuk ini? Seingatku tulisannya waktu SD tuh biasa aja deh, kok jadi buruk gini-ssu? Aku jadi ingin nge-flame. Tapi EYDnya udah benar-ssu!" teriak Kise histeris sambil cengengesan, mumpung Akashi gak ada.
"Kau ribut sekali, Kise-chin… ada apa?" tanya Murasakibara sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.
"AKASHI PERGI SELAMA DUA HARI SATU MALAM-SSU!" jawab Kise semangat. Murasakibara melotot.
"OMG!" seru Murasakibara sambil mendekati Kise yang masih tersenyum girang. "Kau pasti senang, kan? Gak ada yang ngatur selama semalam-ssu!"
PLAK
Murasakibara menampar Kise dengan dramatisnya. "Huwaa! Sakit-ssu! Ada apa denganmu!?" Kise mewek, matanya sudah berkaca-kaca.
"Kau… KENAPA MEMAKAN SARY ROTIKU!?" teriak Murasakibara sambil meratapi remahan roti yang berceceran di meja makan, bekas Kise makan tadi.
"E-eh? Kan masih banyak, tuh!" ujar Kise sambil menunjuk beberapa potong roti sobek yang masih ada di meja. Murasakibara menatapnya kesal.
"Kau kan tahu aku gak suka kacang, Kise-chin!"
"Apaan, kau suka permen ting-ting! berarti kau suka kacang-ssu!"
"Pokoknya ganti rugi!"
"Nggak mau-ssu! Salah sendiri ada di meja makan, kenapa gak dibawa ke kemarmu?!"
BLETAK! BLETAK!
"SAKIT!(-SSU)" rintih Kise dan Murasakibara bebarengan. Saat mereka menoleh, ternyata oh ternyata, si Kuroko udah bangun karena terganggu suara berisik mereka.
"Sumimasen, kalian mengganggu tidur kegantenganku, bisakah kalian diam sebentar?" kata Kuroko dengan datar. Kise dan Murasakibara saling bertatapan pandang, lalu mengangguk.
"Arigatou," kata Kuroko lagi sambil kembali ke kamarnya. Mau tidur lagi?
"Kurokocchi!" teriak Kise pada Kuroko yang hendak membuka pintu kamarnya. Sontak Kuroko menoleh, "Apa?"
"Denger deh, Akashicchi sedang pergi selama dua hari semalam!"
"Lalu?"
"Bukannya kau senang, Kurokocchi?"
"Biasa saja," jawab Kuroko dengan jujur, lalu ia kembali ke kamarnya. Kise mingkem. Nanti malam Kise akan berdoa supaya Kuroko bisa berekspresi seperti dirinya.
Aomine dan Midorima terbangun. Mereka senang sekali mendengar topic news tentang kepergian Akashi. Bahkan Midorima berjanji pada Kise untuk bergoyang bersamanya waktu nonton Yuk Keep Snail nanti.
"Khukhukhu… senangnya, nanti bisa bebas baca majalah sesuatuhh.. Hehe.." Aomine terkekeh saat membayangkan betapa leluasanya nanti kalau Akashi tak ada.
"Midorimacchi, Murasakibaracchi, minnacchi! Nanti ke mall, yuk…" ajak Kise dengan aura bahagia di sekitarnya. "Males/kalau sempat-nanodayo/Sana aja sendiri/nggak tahu!" jawab semuanya bersamaan. Kok yang jawab ada 4? Ternyata Kuroko udah bangun dari tidurnya.
Kuroko menyalakan televisi yang ada di ruang tengah. Menonton acara kesukaannya sejak kecil, Dora The Explorer. Sayangnya kalau Akashi ada disini ia tak diperbolehkan menontonnya. Rasanya nyesek banget.
Murasakibara dan Midorima duduk di sofa bersama Aomine yang sedang membaca majalahnya. Mereka sama sekali tak tertarik dengan itu tetapi Aomine tetap saja mempromosikan majalah Mai-chan nya.
Kise menyikat giginya. Lalu mengambil sabun muka bermerk Garn*er man. Namun ia tak sengaja menjatuhkan sesuatu ke kloset. Kira-kira apa yang jatuh? Ia menengoknya. Jantungnya berdebar kencang, ternyata sikat gigi Akashi yang jatuh. Kise pun mengembalikannya ke tempat semula –tanpa mencucinya- tanpa rasa bersalah sedikitpun. Jijik bingit.. Lalu Kise mencuci tangannya dengan sabun berlebihan.
"Yosh! Saatnya santai tanpa latihan~ Syalalalalaa…" gumam Kise sambil memberikan gel rambut mister kid milik Akashi ke rambutnya. Ia menatap kagum pada dirinya sendiri. Rambutnya yang njeprak sangatlah tampan –baginya- "Waaww, keren! Aku akan membeli ini saat ke supermarket-ssu!" jerit Kise heboh.
-oOo-
Siangnya, Momoi datang sambil membawa makanan ringan yang langsung disambut norak oleh Murasakibara. Kuroko mengamati kresek makanan ringan yang dibawa Momoi, "ano, Momoi-san, apa kau tak membeli vanilla milkshake?"
"…"
"…"
"…"
"…"
"…"
"?"
"Maaf, Tetsu-kun, aku tak mampir ke café tadi."
"Lain kali kalau kemari bawa vanilla milkshake. Atau aku tak akan mau jadi pacarmu," kata Kuroko dengan judes. Kerasukan apa dia?
"Hee.. gomen! Bahkan aku akan membelikanmu ratusan kalau kita jadian, Tetsu-kun!" seru Momoi sambil memeluk Kuroko. "Terimakasih, Momoi-san, semoga kau tak bohong mengenai itu."
"Cih, mentang-mentang Momoi suka padamu kau jadi matre', Kurokocchi!" ujar Kise sambil mengerucutkan bibirnya.
"Maaf, aku hanya bercanda," jawab Kuroko dengan wajah datar andalannya. 'Itu tidak lucu…' batin semuanya kompak.
"Hei, mumpung gak ada Akashi, ayo belanja! Kalau ada dia kita pasti diatur-atur," usul Aomine. Jarang-jarang dia punya usul yang seperti ini. Momoi langsung menatapnya dengan curiga. "Jangan-jangan kau mau beli majalah Mai-chan lagi, ya?" komentar Momoi. Aomine mengangguk. Midorima menghela napas, "dasar!".
"Aku juga mau belanja!" rengek Kise. Hati mereka semua langsung luluh saat Kise mengeluarkan puppy eyes. Tapi tidak bagi Kuroko. Ia sama sekali tak tersentuh. Hanya saja, ia akan ikut teman-temannya pergi belanja, di apartemen seorang diri itu gak enak!
.
.
.
Jarak apartemen mereka dengan mall yang bernama 'Matahati' cukup dekat. Jadi, mereka akan jalan kaki. Lha wong sepeda motornya aja cuma ada 2 (punya Momoi dan Kise), gimana cara mereka boncengan kalau naik motor?
Akhirnya mereka sampai di pintu masuk mall itu. Kise langsung disambut senang oleh para penjaga toko. Bukan karena kegantengan Kise. Tapi karena pada dasarnya, tampang Kise itu tergambar gampang ketipu produk murahan.
"Ini, lho, mas! Sekali pake aja jerawat langsung minggat! Kulit akan jadi kinclong, lebih dari ini! Hanya dua juta tiga ratus ribu!" seru seorang penjaga toko sambil nunjuk-nunjuk wajah Kise. Kayak mau nyolok matanya.
"Masa, sih?" Kise malah tertarik, ia lalu melihat-lihat wadah produk itu. Midorima rupanya sudah sangat bosan menunggu.
"Kise! Kalau kau tak cepat, akan kami tinggal –nanodayo!" ancam Midorima, disetujui oleh anggukan yang lainnya.
"Hidoi –ssu, Midorimacchi! See you, mbak!" Kise kembali ke rombongan sambil melambaikan tangan dengan dramatisnya ke mbak-mbak tukang promosi yang wajahnya tampak kecewa.
"Dasar," Aomine menjitak kepala Kise. Kise nangis bombay kayak biasa. "Mine-chin, jangan kasar," tak seperti biasanya, Murasakibara berkomentar, lalu menjitak kepala Aomine. "Woi, kau sendiri juga gitu, raksasa!" marah Aomine. Kemudian mereka bertengkar layaknya anak SD. Ish…ish…ish…, tak patut…
Mereka datang ke bagian game-game. Tempat yang tak pernah mereka datangi kalau ada Akashi. Dengan semangat, mereka membeli kartu gesek untuk main game. Midorima dan Kuroko yang biasanya poker face itu wajahnya jadi kegirangan, sungguh out of character.
"Nee, nee, minna! main ini yuk!" Momoi menunjuk game pump it up yang kosong dengan semangat.
"Aku ingin naik itu!" Midorima menunjuk wahana kuda putar yang ada di sebelahnya. "Itu buat anak kecil, Midorima-kun…"
"Kau bisa main itu, Satsuki?" tanya Aomine tak yakin pada Momoi. Momoi menggaruk pipinya yang tidak gatal, "aku juga belum pernah nyoba… Makanya ayo kita cobaa!"
"Baiklah, kau yang pertama mencobanya, Momoi-san. Aku ingin tahu wahana ini aman atau tidak…" ujar Kuroko. Kuroko menggesekkan kartunya di permainan itu dan menyilahkan Momoi memainkannya.
"Aku duluan –ssu!" seru Kise. Momoi mengangguk, "silakan, Ki-chan!"
Kise pun memilih lagu yang diinginkannya dengan memencet tombol panah-panah yang tersedia dengan kakinya. Akhirnya ia menemukan lagu yang disukainya, lagu opening Tom and Jerry Kids…
Lalu music dan video lagu itu berputar. Dengan panah-panah yang keluar dari bawah layar. Bak udah professional, Kise bermain sambil joget-joget. Jelas saja, dia milih level super easy.
Permainan Kise berakhir saat terpampang nilai C di layar. Semua hanya bisa menyorakki Kise dengan "huuu…". Dengan sangat percaya dirinya, Aomine menaiki permainan itu.
"Aku pengen coba," Aomine memilih level hard lalu memilih lagu kesukaannya, 'Layang Swara'.
Saat permainan sudah dimulai, panah-panah berdatangan dengan cepat. Membuat Aomine kuwalahan. Saking bingungnya, ia malah melompat-lompat di atas permainan itu sambil mengacak-acak rambutnya, "susah!"
Orang-orang yang ada disitu menatapnya dengan heran. Ada yang cekikikan, ada juga yang bisik-bisik "Jangan bermain yang ini, nanti bisa ketularan gila…".
Akhirnya, Aomine mendapat nilai D. Momoi ngakak, "makanya jangan sok bisa!". Aomine menggeram, "berisik, Satsuki! Coba saja kalau kau berani!"
Momoi pun mencobanya, dan BINGO! Dia dapat nilai A, nilai sempurna! Kuroko dan Murasakibara juga turut mencoba permainan itu. Sama seperti Kise, mereka berdua dapat nilai C.
"Hei, Midorimacchi dimana?" pertanyaan Kise membuat semuanya menengok kanan-kiri. Pantas saja dari tadi kayak ada yang kurang, ternyata Midorima ngilang. Lama kemudian, Kuroko menunjuk sesosok rambut ijo lumut sedang naik kuda putar dengan wajah berseri-seri.
"Tak kusangka tsundere itu MKKB…" gumam Aomine. Mereka menatap Midorima yang tak menyadari kehadiran mereka.
.
.
.
Mereka kembali ke apartemen. Pada akhirnya mereka tak belanja apa-apa selain bedaknya Momoi. Soalnya tadi keasyikan main.
Karena sudah sore, Momoi pun pulang. Kuroko dan kawan-kawan segera mandi lalu beristirahat. Dan mereka melalaikan sesuatu yang penting! Besok pagi Akashi sudah pulang! Dengan loyo mereka berpesta. Pesta kecil-kecilan sebagai bentuk syukur Akashi pergi. Cuma nonton TV dan makan jajan bareng.
Tanpa sadar, ruang tamu sudah sangat berantakan karena mereka. Anggota Kisedai… bersiaplah mendapat hadiah dari Akashi…
Hari Tanpa Akashi
TAMAT
.
.
Ini nanti setiap chapter beda cerita, beda judul,
tapi intinya sama, tentang kegaduhan Kisedai.
Jadi jangan kaget kalau suatu saat aku bikin Akashi jadi penjual peyek!
Jaa, lanjut atau stop?
Jika mau, silakan review^^
#Sheilla