My Little Brother

©Hyunnie

Cast :

Kim Jongin, Oh Sehun

Cameo :

Kim Heechul!GS, etc

Rated : T

Warning!

Typo(s), bad plot, bored, OoC, Common, Genderswitch (GS)

Disclaimer :

All Cast belong to God and themselves. I just own this plot story.

DONT BE PLAGIATOR!

DONT COPY!

DONT BE SILENT READER!

.

.

.

Enjoy Reading!

.


"' Melihat caramu tersenyum, menangis, tertawa, merajuk... Dan semua yang ada pada dirimu, aku merindukannya. Jika diberi sekali lagi kesempatan, aku hanya ingin mengatakan maaf dan aku menyayangimuー My Little Brother "'


.

.

.


27.05.2014

Semilir angin berhembus, menerbangkan beberapa helaian surai seorang namja yang di semir keputih-putihan, memejamkan matanya menikmati angin dan hangatnya sang mentari dalam diam.

"Kau sudah datang, Sehun-a?"

Mata yang terpejam itu kini terbuka, melihat kearah seseorang berpakaian birawati berdiri disampingnya.

Sehun pemuda itu mengangguk kecil, membenarkan ucapan sang birawati yang tetap terlihat cantik meski tak terelakan beberapa keriput menghiasi wajahnya.

"Apa kau ingin menemui-'nya'?"

Sehun hanya terdiam, memegang rangkaian bunga mawar putih dan mawar ungu ditangannya erat.

" 'Dia' ada di taman belakang sekarang, kau bisa menemuinya"

"Terima kasih, Kepala Birawati Jung"

"Jangan sungkan terhadapku, sudah dua tahun berlalu kau masih saja seperti itu. Temuilah 'dia', jangan hanya melihatnya dari jauh. Tapi itu semua terserah padamu. Kalau begitu aku permisi"

Sehun menundukkan kepalanya sejenak memberi hormat kepada sosok yeoja dihadapannya.

Sepeninggal Kepala Birawati Jung, Sehun mengeluarkan dua buah dadu, hitam dan putih dari saku celananya, menggenggamnya erat penuh rasa sayang.

Sehun berjalan perlahan menuju tempat yang ditunjukkan oleh Kepala Birawati Jung, namun...

BRUGG

"Aish... Paman, kalau berjalan hati-hati. Ini sakit tau"

Seorang yeoja yang terlihat berumur memasuki kepala 4 dengan dandanan layaknya anak kecil berumur 5 tahun, tanpa sengaja menabrak Sehun membuatnya jatuh terduduk mengelus buttnya yang terasa sakit.

"Eo-Eomma?"

Sehun memanggil yeoja dihadapannya lirih, menyamakan tingginya dengan 'Heechul', nama yang terukir di kalung yeoja itu, mengabaikan rangkaian bunga mawar berwarna putih dan ungu berhamburan di atas tanah.

GREBB

Heechul mengerutkan dahinya tak mengerti begitu sebuah pelukan diberikan oleh namja yang ia panggil Paman.

.


_ooOoo_


.

11.04.2000 [23.05 pm]

"EOMMA~"

"Jangan berteriak-teriak, Jongie sayang"

Anak kecil berumur 5 tahun itu hanya tersenyum, memperlihatkan gigi-giginya yang berderet rapi begitu sang Eomma menegurnya.

"Mianhae, Eomma"

Dengan aksen khas anak kecil, Jongin menghampiri Heechul -sang Eomma- yang tengah merangkai bunga dengan seorang anak yang lebih besar darinya sibuk dengan kertas dimejanya.

"Cehun hyung, lagi menggambal ya? Jongie mau liat, mau liat~"

Sehun menoleh, lalu tersenyum melihat Jongin yang tampak penasaran dengan apa yang digambarnya.

Sehun menutup buku gambarnya dan memeluknya erat di depan dada, ingin menggoda adik kecilnya tak masalahkan?

"Ani, Jongie tidak boleh lihat"

Ouh... betapa menggemaskannya Jongin yang tengah merajuk padanya, kaki kecilnya dihentak-hentakkan, kedua matanya terlihat berair, hidung memerah dan bibir yang mengerucut imut.

"Hyung jahat. Hikc... Eomma, Hyung jahat cama Jongie Hikc..."

Heechul hanya tersenyum melihat Jongin menggoyangkan tangan kirinya, selalu bersikap seperti itu jika Sehun anak sulungnya mengganggu Jongin.

HUPP

"Benarkah dia jahat sama Jongie? Nanti Eomma tidak akan memberikannya ice cream, eottae?"

Jongin tersenyum lalu mengangguk, memeluk Heechul yang tengah memangkunya dengan kedua tangan kecilnya.

"Ne Eomma, bial tau laca Cehun Hyung"

"Hei, mana bisa begitu Eomma? Itu tidak adil"

Sehun memprotes tentu saja, ia hanya ingin menggodai adik kecilnya dan tidak diberikan ice cream? Itu jahat sekali oke?

Namun adik menggemaskannya itu justru menjulurkan lidahnya mengejek dirinya dan memeluk erat lengan Heechul.

"Eomma, Jongie juga mau menggambal ne?"

Heechul menurunkan Jongin dari pangkuannya begitu anak berkulit tan itu berusaha keras untuk turun.

Jongin mengambil selembar kertas dan pensil yang ada diatas meja.

"Yakk... Itu punya Hyung, Jongie"

Jongie melirik Sehun sekilas lalu mengalihkan pandangannya melihat kearah kertas dan mulai menggerakkan tangan kecilnya, menggoreskan isi pensil itu pada kertas putih dihadapannya.

Sehun merajuk pada Heechul karena sang adik menghiraukan dirinya, namun hanya elusan di punggungnya yang ia dapatkan.

"Eomma, Sehun mau ke kamar sebentar ne?"

Melihat anggukan yang diterimanya, Sehun membawa buku gambar bersamanya dan berlari menuju kamarnya di lantai dua.

Jongin tersenyum puas melihat hasil gambarannya yang cukup bagus untuk anak ukuran 5 tahun seperti dirinya.

"EOMMA"

"Jongie sayang, bisakah kau menghentikan sikapmu untuk berteriak? Kau hampir membuat Eomma jantungan. Siapa yang mengajarkanmu berteriak seperti itu eo?"

"Eomma yang mengajali Jongie kan? Hehehe"

Heechul rasanya ingin menceburkan dirinya ke Sungai Han begitu menyadari ia lah penyebab sang anak polosnya berteriak meski dalam jarak yang dekat.

Jongin bangun dari duduknya, berlari ke arah Heechul yang cukup jauh untuk kaki kecilnya melangkah.

Namun tanpa sengaja kakinya menyandung lipatan karpet danー

BRUGG

PRANGG

ーia terjatuh menyenggol meja sehingga vas yang berisi rangakaian mawar itu ikut terjatuh dan berhamburan di lantai.

Heechul membulatkan matanya dan menghampiri Jongin yang terduduk.

"Kau tak apa, Jongie?"

Jongin hanya mengangguk dan tersenyum berusaha membuang duri-duri yang menempel.

"Tapi kau terluka sayang, apa ini tak sakit?"

Heechul mencoba menyentuh luka dibeberapa bagian yang terkena beling dan membuangnya.

Namun tak ada reaksi yang didapatnya seperti berteriak, meringis ataupun menangis dari Jongin yang hanya mengerjapkan matanya polos.

Terbersit percakapannya dengan salah seorang dokter pribadi keluarga mereka beberapa minggu yang lalu, membuat yeoja cantik itu tanpa sengaja meneteskan airmata, memandang Jongin takut.

Ia menekan berulang kali luka yang meneteskan darah, namun Jongin tetap memperlihatkan wajah polosnya seakan tak merasakan apa-apa.

"Apa sungguh tak sakit eo?"

"Ne Eomma, Jongie tak cakit"

Heechul yang entah bagaimana, mencoba mencubit tangan Jongin tepat dilukanya.

"Eomma, kenapa mencubit tangan Jongie?"

"Tak sakit?"

Jongin menggeleng bingung.

Heechul kembali mencubit Jongin lebih keras meski airmata terus menetes namun ia hiraukan.

"Masih tak sakit?"

Jongin menggeleng takut, melihat wajah Heechul yang menurutnya berbeda.

PLAKK

"Hikc... Eo-Eomma hikc... Kenapa memukul Jongie hikc?"

"Apa kau sekarang merasa sakit?"

Namun lagi-lagi Jongin menggelengkan kepalanya namun ia terlihat takut.

PLAKK

Heechul terus-terusan melayangkan pukulan hingga tak dapat dihindari tangan beserta kaki Jongin memerah bahkan bercak darah tak sedik pun mulai menempel di tangannya.

"Apa sakit?"

Dan Jongin menggeleng sekali lagi.

PLAKK

"Seharusnya kau mengatakan ini sakit hiksー"

PLAKK

"Seharusnya kau memohon hiks... Dan mengatakan ini sakitー"

PLAKK

PLAKK

"Joー EOMMA!?"

Sehun yang baru turun menatap tidak percaya kearah Heechul sang Eomma yang terus memukul adiknya yang kini menangis.

"Eomma, kenapa memukul Jongie?"

Sehun memegang tangan Heechul yang ingin dilayangkan kembali menyentuh kulit mulus Jongin yang kini dipenuhi luka dan bercak darah.

"Kau tak apa, Jonginie?"

Jongin hanya mengangguk meski airmata itu terus menetes jangan lupakan bibirnya yang bergetar ketakutan.

"Dia sedang apa-apa Sehun, hiks... Uri Jongin sedang tidak baik-baik saja hiks.."

Sehun mengerutkan dahinya tak mengerti racauan Eommanya yang masih saja menangis.

"Appa puー eh ada apa ini?"

Kim Young Woon atau Kangin yang baru melangkahkan kakinya memasuki rumah menemukan pemandangan aneh di hadapannya.

Jongin yang tengah menangis dengan luka dan bercak darah disekitar kaki dan tangannya jangan lupakan bunga mawar dan pecahan vas berserakan disekitarnya, lalu ada Sehun yang menenangkan Heechul yang tengah menangis.

"Ada apa denganmu, Chagiya?"

Kangin mengambil alih Heechul dari Sehun, dan memeluk istri tercintanya.

"Uri Jongie hiks... Dia hiks..."

"Sehun, bawa adikmu kekamar. Bersihkan dan obati lukanya Arra?"

Sehun yang mendengarnya hanya mengangguk paham, berusaha memegang tangan Jongin untuk menuntunnya namun adiknya itu menggeleng.

"Jongie bica cendili, Hyung"

Dan Jongin berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Sehun yang masih diam melihat adiknya seakan tak kesakitan dengan luka disekujur tubuhnya.

"Lihat hiks... Anakku tidak baik-baik saja, Kanginie. Dia tidak baik-baik saja hiks... Ia tidak menangis hiks... Ketika aku memukulnya. Bahkan vas itu masuk cukup dalam hiks... Dan ia tidak merasakan apa-apa. Aku takut hiks..."

Heechul kembali menangis bahkan sekarang ia lebih mengarah ke histeris, Sehun melirik Kangin sejenak lalu berlari menyusul Jongin.

"Sudahlah, ia akan baik-baik saja. Uri Jonginie aka baik-baik saja" ucap Kangin berusaha menenangkan Heechul meski hatinya berkata lain.

.


_ooOoo_


.

[23.58 pm]

"Apa... Ini sungguh tak sakit?"

Jongin yang tengah meminum susu coklat yang dibuat oleh Sehun hanya mengangguk setelah seluruh lukanya diberi antibiotik.

"Cudah Jongie bilang hyung, ini tidak cakit"

"Kalau tidak sakit, kenapa kau menangis?"

Jongin menaruh gelas yang sudah kosong ke atas meja dan menghapus sisa coklat yang kemungkinan menempel di sekitar bibirnya.

"Eomma menyelamkan Hyung, Jongie jadi takut dan menangic"

Jongin tersenyum polos menatap Sehun yang hanya mengangguk mengerti, meski berbagai macam pertanyaan terlintas di benaknya.

"Eo? Hyung, sudah tengah malam"

Jongin memekik begitu matanya melihat kearah jam berbentuk beruang dimana kedua panahnya mengarah keatas.

Sehun lagi-lagi mengerutkan dahinya tak mengerti.

Jongin yang menyadari kelemotan otak kakaknya, loncat turun dari atas tempat tidur mengambil sebuah... Kertas?

"Hyung Celamat Ulang Tahun, maaf Jongie nggak kacih hyung hadiah tapi cuma gambalan ini aja"

Sehun yang disodorkan kertas itu segera mengambilnya dan tersenyum begitu melihat gambaran yang tersaji disana.

Sebuah tulisan besar yang berada diatasnya, tertulis 'Orang-orang yang Jongie paling cayangi dan belhalga'.

Lalu dibagian bawahnya ada gambar dirinya yang memegang tangan Jongin, lalu ada Eomma dan Appa mereka yang tersenyum.

Ia akui, gambaran Jongin lebih baik dari dirinya yang terpaut 3 tahun diatasnya.

"Gomawo, Jongie sayang. Hyung yakin kalau sudah besar kau nanti akan menjadi seorang pelukis terkenal"

Jongin hanya mengangguk lucu menyetujui ucapan Sehun.

"Hyung, Hyung macih punya dadu?"

Sehun segera mengeluarkan dadu putih dari kantong celananya tanpa memberi jawaban.

Melihat apa yang ia tanyakan berada ditangan sang Hyung, Jongin tersenyum hingga kedua matanya menyipit terlihat begitu menggemaskan.

Ia menaruh dadu lainnya yang berwarna hitam keatas tangan Sehun dimana sudah berada dadu putih disana.

"Hyung cimpan ya? Dengan begitu kita celalu belcama, yang putih itu Cehun hyung dan yang hitamnya Jongie. Jadi kalau hyung lindu tinggal pegang dadunya aja"

,


_ooOoo_


.

KRIETT

Sosok Heechul dalam kegelapan, terlihat berjalan mengendap-endap memasuki kamar yang dihuni kedua anaknya yang tengah tertidur pulas.

Manik matanya melihat sebuah kertas dan dua buah dadu berbeda warna yang ditaruh diatasnya.

Karena rasa penasaran muncul, ia melihat gambaran itu dan seketika matanya memanas.

Namun ia bertekad yang ia lakukan hanyalah membuat Jonginnya sembuh.

Ia meraih Jongin yang masih tertidur dan menggendongnya secara perlahan.

"Happy Birthday My Son, dan Maafkan Eomma. Eomma menyayangimu"

Heechul mengecup dahi Sehun cukup lama, memejamkan matanya hingga kristal bening itu jatuh membasahi dahi Sehun yang masih berada di dunia mimpi.

.

.

.

.

.

.

Next Chapter :
"Hyung!?" | "Eomma... Dan Jongie, meninggalkan kita?" | "Cari dan temukan dia" | "Hyung, kenapa pergi begitu saja? Apa Hyung tak mengenalku? Aku Jongin Hyung" | "mana yang sakit? Kita pergi ke Rumah Sakit sekarang" | "Aku yang akan merawat dan memenuhi semua kebutuhanmu, aku berjanji" | "dia sedang kritis bodoh, aku menemukannya pingsan bersimbah darah di arena tinju. CEPAT KEMARI ATAU KAU AKAN KEHILANGANNYA?!"

.

.

.

.

.

.


TBC or END!?


Tertarik?

For Liaoktaviani, this is your request. Maaf ffnya aneh dan bahasanya hancur, sepertinya ff ini mudah ditebak right? Sepertinya 3-5 chapter cukup untuk ff ini.

Review?