Title: Daily Lives

Disclaimer: Masashi kishimoto

Rate: T

Author: Kadalbotak

Summary:Sebuah kumpulan cerita sehari-hari yang tidak jelas tentang Naruto dan teman-temannya. AU, OOC, and anything else. Enjoy.


Video

Hinata mengikat rambutnya yang panjang kebelakang dan mulai menyapu lantai ruang tengah sambil bersenandung kecil. Ia menikmati minggu pagi yang cerah sambil beres-beres rumah seperti yang biasa ia lakukan. Ia sapu ruangan itu dengan seksama, memastikan bahwa tak ada debu-debu menjengkelkan yang tertinggal. Jika saja penyedot debu rumahnya tidak rusak, mungkin ia akan menggunakannya dan pekerjaan pun akan sedikit lebih mudah.

Hinata menyapu sedikit ke pojok ruangan sebelum akhirnya terhenti sejenak.

"Boneka ini!"

Matanya sedikit berbinar ketika melihat boneka beruang kecil berwarna coklat yang ada diatas lemari. Ia kembali mengingat saat pertama mendapat boneka itu dari ayahnya di ulang tahunnya yang ke tujuh.

Saat itu pesta ulang tahunnya begitu meriah, semua teman sekelasnya hadir dan memeriahkan pesta itu. ruangan rumahnya dipenuhi dengan berbagai macam warna, pita-pita dan balon-balon yang beterbangan. Tapi dibalik semua keceriaan itu, ia sedikit sedih karena ibunya bilang bahwa ayahnya tidak bisa pulang untuk merayakannya. Namun, ternyata itu hanya kebohongan, karena yang sebenarnya adalah ayahnya bersembunyi untuk memberikannya hadiah kejutan berupa boneka beruang yang saat itu benar-benar ia inginkan.

Setelah selesai bernostalgia, ia kembali melanjutkan kegiatan menyapunya. 5 menit. 10 menit. Ia akhirnya kelelahan dan memutuskan untuk sedikit beristirahat dikamarnya. Ia buka notebook miliknya dan mendapati sebuah e-mail masuk. Ternyata itu adalah e-mail dari pacarnya, Naruto.

Hinata penasaran apa yang dikirim Naruto padanya. Ia buka e-mail itu dan tak ada isi apa-apa kecuali sebuah file video. Ia lalu membuka file itu.

Hai, apa yang sedang kau lakukan? kau tahu, aku sangat merindukanmu. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu saat ini. Pikiranku dipenuhi olehmu sepanjang waktu. Sejak pertama bertemu di tempat itu, aku tahu bahwa kau memang pilihan yang tepat untukku. Hatiku tak pernah menipu. Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersamamu selama mungkin-

Sesaat kemudian Hinata menutup notebooknya. Ia tak sanggup lagi melihat video itu, wajahnya memerah, jantungnya berdebar cepat. Ia berpikir apakah Naruto begitu rindunya sampai-sampai mengirimkan Video itu. Pikiran Hinata bercampur aduk antara senang, bingung, dan penasaran akan maksud dari Naruto.

Suara bel pintu terdengar dari arah depan, dan dengan cepat Hinata melaju untuk membuka pintu. Dan saat ia membuka, wajahnya kembali memerah saat ia tahu yang datang adalah Naruto.

"M-Masuklah." Hinata mempersilahkan Naruto masuk. Ia lalu menutup Pintu itu dengan lembut hampir tanpa suara.

Mereka lalu duduk berdekatan di sofa panjang yang ada di ruang tamu.

"Kenapa sepi sekali?" Naruto menengok ke ujung ruangan.

"Tou-san dan Kaa-san pergi bersama Hanabi ke taman hiburan."

"Lalu, kenapa kau tidak ikut?"

"Um, aku malas."

"Begitu," singkat Naruto.

"N-Naruto-kun, tentang video yang kau kirimkan." Hinata sedikit curi-curi pandang pada Naruto.

"Ya, aku pun kemari ingin membahas tentang video itu." Naruto terlihat sedikit ragu-ragu untuk membicarakan masalah video itu. Ia putar bola matanya sambil memikirkan sesuatu.

"Kau tahu, aku sangat senang." Hinata menunduk menyembunyikan rona merah wajahnya.

"k-kau, senang." Naruto terlihat sedikit kaget. "Kau pasti tidak menontonnya sampai habis kan?"

"Y-Ya, aku memang tidak menontonnya sampai habis."

Naruto menghela nafas, ia seperti ragu-ragu untuk mengatakannya. "Sebenarnya, video itu bukan untukmu, aku salah mengirim." Naruto mengalihkan pandangannya dari Hinata.

Hinata kaget, raut wajahnya berubah seketika. "Apa maksudmu?"

"Ya, video itu bukan untukmu."

"Jadi, kau memberikan video itu untuk wanita lain?! Siapa dia, apa dia selingkuhanmu?!"

Naruto menelan ludahnya. "B-Bukan, Bukan seperti itu."

"Lantas apa?!." Hinata menatap tajam Naruto seolah-olah menembus keadalam tubuhnya. Naruto berpikir mungkin inilah akhir hidupnya, wanita yang sedang marah memang luar biasa menakutkan. Ketika semua baik-baik saja Hinata terlihat seperti malaikat, namun ketika marah ia terlihat seperti malaikat pencabut nyawa dengan satu -tidak, malahan dua sabit sekaligus. Benar-benar menakutkan.

"M-Mungkin lebih baik kau menontonnya sampai habis."

Hinata masih menunjukan pandangan peperangan pada Naruto. "Baik, kalau sampai benar apa yang kuduga, lihat saja nanti." Hinata lalu dengan cepat pergi mengambil notebook-nya dan menaruhnya di ruang tamu, ia lalu menyalakan video itu lagi.

Hai, apa yang sedang kau lakukan? kau tahu, aku sangat merindukanmu. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu saat ini. Pikiranku dipenuhi olehmu sepanjang waktu. Sejak pertama bertemu di tempat itu, aku tahu bahwa kau memang pilihan yang tepat untukku. Hatiku tak pernah menipu. Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersamamu selama mungkin. Pochi, jaga baik-baik dirimu ya, jangan rewel di rumah Shikamaru, jika ada waktu aku pasti akan segera kesana.

Sesaat setelah video itu berakhir Naruto mendekati Hinata yang masih melongo. "Pochi itu nama anjingku, aku menitipkannya di rumah shikamaru untuk sementara, aku kadang-kadang mengirimkan video padanya, mungkin terlihat sedikit aneh, tapi itu membuatku nyaman."

Hinata hanya terdiam,matanya mulai berkaca-kaca.

"Tak perlu menangis, juga minta maaf. Aku sudah memaafkanmu."

"Ta-Tapi Naruto-kun." Hinata mulai sesunggukan.

"Sudah-sudah ingusmu keluar tuh." Naruto tertawa-tawa melihat ekspresi pacarnya.

END


Gimana ceritanya, bagus, jelek, ancur, lanjut, stop? kalo gitu, review aja :D