Exchange

.

Chapter 1

By : Oh AiLu © 2014

Main Cast : Lu Han & Oh Se Hun/Shixun.

Genre : Fantasy, Romance.

-Genderswitch-

.

- AiLu -

.

Sehun dan Shixun terpaksa berpindah tempat untuk merasakan kehidupan baru bersama dengan LuHan sang Tuan Putri dan LuHan sang aktris serta menyelesaikan suatu masalah yang jelas berbeda. Apakah watak keduanya yang sangat berbeda membuat keadaan menjadi lebih parah? Apakah mereka masih mau kembali ke kehidupannya semula? Atau telah merasa terlalu nyaman dengan kehidupan yang sedang mereka jalani.

Perjalanan dari kehidupan modern menuju kehidupan sebelum masehi, dan sebaliknya.

.

- AiLu -

.

Seoul, June 2014

Summer

.

Terik matahari, ngiur ombak pantai, dan segala macam es krim sangat pas jika di kaitkan dengan musim panas. Yah, musim panas. Musim yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang. Untuk berlibur, atau sekedar bermain di pantai. Tapi tak jarang orang-orang bahkan menghindari musim itu. Seperti satu orang ini.

"Cut, cut.. Yak, aktor Oh, kenapa kau tak fokus, hah?" teriak seorang pria muda dengan pengeras suara ditangan kanannya. Pemuda yang di panggil aktor Oh itupun hanya menunjuk kearah atas, tepatnya kearah matahari yang sedang bersinar terik sambil sedikit menyeka aliran keringat di pelipisnya.

"Hah, yasudah, kita istirahat... Take selanjutnya sekitar 15 menit lagi. Scene 51" kata pria muda itu dan berlalu dari tempat duduknya semula. Sedangkan pemuda bermarga Oh itu hanya menghela nafasnya dan berjalan menuju kursi santai miliknya.

Sedikit diperjelas.

Pemuda bermarga Oh, dengan nama lengkap Oh Sehun adalah seorang aktor action yang akhir-akhir ini sedang naik daun. Akhir-akhir ini Sehun sangat populer, sebanding dengan skandal yang selalu ia dapatkan. Seperti merusak fasilitas kota, menghajar penjaga hotel dan berakhir dengan sang manager yang sekarang masih menetap di rumah sakit. Apalagi sekarang dia diberitakan sedang dekat dengan seniornya di bidang perfilman, seorang aktris yang saat ini menjadi lawan mainnya. Sebagai pendatang baru, Oh Sehun memang bisa dikatakan beruntung dapat satu film dengan aktris terkenal yang beberapa bulan lalu baru menyelesaikan filmnya di Hollywood, Lu Han. Seorang gadis kebangsaan China yang empat tahun lebih tua dari Sehun. Seorang aktris yang bisa dikatakan sebagai salah satu harta nasional Korea Selatan-mungkin Sehun dapat termasuk ke katagori itu suatu saat, jika dia lebih menjaga sikapnya untuk mengurangi skandal yang menimpa dirinya. Dengan mengandalkan wajah cantik dan tubuh rampingnya, jangan lupakan seninya dalam berperan, membuat seorang Oh Sehun bertekuk lutut padanya.

"Hun, kemari..." panggil seorang wanita tinggi bak seorang model-sebenarnya memang seorang model-dengan pakaian modis yang melekat di badan rampingnya sambil menyayun-nyayunkan tangannya. Sehun yang melihat wanita itupun tersenyum layaknya seorang anak yang bertemu ibunya. Dengan cepat dia menghampiri wanita itu.

"Aigo, ibu sutradara semakin cantik saja. Bagaimana fashion shownya di Milan? Apa ada oleh-oleh untuk pemuda tampan ini?" tanya Sehun akrab. Wanita itu tersenyum sambil sedikit mengacak rambut Sehun. "Makanya noona memanggilmu, ini noona bawakan parfume kesukaanmu.." kata wanita itu sambil memberikan sebuah paper bag kecil ke tangan Sehun.

Sehun menerimanya dengan mata berbinar. "Tao noona kau memang yang terbaik, aku mencintaimu.." kata Sehun antusias sambil memeluk Tao dan mencuri satu ciuman di pipinya. Wanita yang dipanggil Tao itu tersenyum manis. "Kalau kau berniat menyatakan perasaanmu, maaf aku sudah punya suami.." kata Tao bergurau.

"Hah, baiklah kalau begitu, pergilah ke sutrada kesayanganmu itu.." kata Sehun berpura-pura kesal. Diapun melangkah meninggalkan Tao, tapi beberapa langkah setelahnya dia berbalik. "Tao noona, terimakasih.. Aku benar-benar mencintaimu.." katanya Sehun dan langsung berlari sebelum sebuah lighting terlempar kearahnya, tentu dari sang sutradara.

"Kau selalu memanjakannya. Dia anak yang nakal, Tao.." kata Kris-sutradara muda- yang akhirnya menghampiri Tao. Tao menggeleng imut. "Dia tak nakal jika denganku.. Ya, walaupun sedikit kurang ajar.." kata Tao. Kris menghela nafasnya.

"Itu maksudku..."

.

- AiLu -

.

"Huh, musim panas..." gumam Sehun sambil meminum air mineralnya dan menyebarkan pandangannya keseluruh penjuru lokasi shooting kali ini. Bahkan mengabaikan semua perkataan managernya yang sedang berada disampingnya.

"Musim panas lebih baik untukmu, Sehun. Kau bahkan langsung sakit ketika terkena dingin sedikit saja.." kata Kai, pemuda berkulit tan yang sekarang berstatus sebagai manager Sehun-setidaknya sebelum manager Sehun yang sesungguhnya pulih dari cidera yang disebabkan oleh Sehun sendiri. Memang anak yang kurang ajar.

Ya memang aneh, Sehun memang tidak cocok dengan dua musim itu. Ketika musim panas, biasanya dia sering mengeluarkan keringat berlebihan dan itu membuat badannya sangat lengket, tapi jika di musim dingin, oh, tak di musim dingin sekalipun jika dia terkena udara dingin, dia akan langsung demam.

Sebenarnya Kai adalah sahabat dari Sehun sendiri. Tidak seperti Sehun yang mengambil aliran peran, Kai malah mengambil aliran dance. Dia mempunyai pusat pelatihan dance terbesar di daerah Gangnam.

"Ya ya, aku tahu.." kata Sehun asal yang sebenarnya dari tadi dia tak mengindahkan perkataan Kai. Tapi itu tak bisa menghentikan Kai berbicara. Dia terus saja mengoceh sambil melihat isi tabletnya tanpa memperhatikan Sehun yang sekarang telah hilang dari tempatnya.

"Selamat siang Luhan noona.." kata Sehun dengan senyuman lima jarinya, lalu menoleh kearah samping. "Selamat siang juga D.O noona yang manis seperti madu dan imut seperti pororo.." kata Sehun lagi membuat D.O yang tadinya menyusun perlengkapan Luhan balas tersenyum.

"Oh iya, kalau aku bisa memberi saran, dan D.O noona sedang tidak sibuk, aku rasa Kai butuh teman berbicara.." kata Sehun sambil melirik Kai yang sampai saat ini masih mengoceh-sendiri. D.O yang melihat keadaan prihatin Kai-yang mungkin sebentar lagi disangka orang gila karna berbicara sendiri- hanya menggeleng dan menyelesaikan aktifitasnya.

"Ya, aku rasa.." kata D.O dan berlalu kearah Kai. Sehun yang melihat kepergian D.O pun menggumamkan kata 'yes' yang sebenarnya masih bisa di dengarkan oleh gadis disampingnya. Membuat gadis itu tak dapat menyembunyikan senyumannya.

"Hannie noona, kau belum take kan?" tanya Sehun. Luhan menggeleng dengan senyum yang masih tersisa di bibirnya. "Memang kenapa?" tanyanya. Sehun lebih melebarkan senyumnya. "Ani, siapa tahu noona mau menemaniku makan siang, bagaimana?" tanya Sehun masih dengan aksen manjanya.

"Hemm..." gumam Luhan sambil berfikir. Sehun yang melihat tingkah Luhan sudah tak sabar dan bangkit dari duduknya. Dengan sedikit membetulkan kerah bajunya. Dia berkata, "Tuan putri, sudikah engkau seandainya menemani hamba makan siang?" dan mengubah nama mereka menjadi karakter yang mereka mainkah di film yang sedang mereka garap ini. Luhan tertawa lembut. Jujur, Luhan sangat menyukai Sehun yang bertingkah dewasa seperti ini. Terlihat sangat gagah dimatanya.

"Baiklah panglima..." kata Luhan sambil menerima uluran tangan Sehun. Sejenak Sehun mencium punggung tangan Luhan. "Gomawo noona ku yang cantik seperti bambi.." kata Sehun kembali ke karakter aslinya. Seorang Sehun yang kekanakan dan mungkin-sangat- kurang ajar.

Sementara itu.

"...jangan pergi malam ini, kau belum menyelesaikan tugas kuliahmu dan untuk besok kau bisa libur. Dokter bilang keadaan Chanyeol hyung sudah sedikit membaik, jadi besok kita bisa menjenguknya..." kata Kai masih memperhatikan tabletnya. Tak berselang lama, "Oh iya, eomma mu titip-"

"Apa belum selesai juga? Ayolah Kai, kau sudah berbicara dari 1 jam yang lalu.."

Mendengar suara lembut itu membuat Kai menghentikan kegiatannya dan mengalihkan pandangannya dari benda persegi panjang didepannya kearah samping kirinya, "D.O noona?"

D.O yang menyadari ekspresi terkejut Kai hanya terkekeh pelan. "Kau mau makan siang bersama?" tanya D.O dan sedetik kemudian menoleh kearah belakang, "Sepertinya Sehun dan Luhan sudah pergi duluan, bagaimana?" tawar D.O lagi dan langsung mendapat anggukan gugup dari Kai. Ya, tentu saja Kai gugup, didepannya saat ini sedang duduk sesosok wanita berparas manis yang sudah menjadi incarannya beberapa bulan ini. Ya, walaupun D.O sudah menyandang gelar 'The Beautiful Widow', tapi Kai tak mempersalahkannya. Justru katanya wanita matang adalah wanita yang paling sempurna didunia.

.

- AiLu -

.

Seoul, February 106 SM

Winter

.

Salju, benda menyerupai kapas itupun terus turun walau tak terlalu lebat. Tapi mampu menyelimuti hampir seluruh permukaan sebuah area luas berisi bangunan-bangunan kuno klasik yang berdiri di tengah lebatnya pepohonan hutan yang mengelilinginya. Tak terlalu ditengah, karna dibagian utara bangunan itu, masih terdapat pemukimam warga. Sangat jelas terlihat bahwa bangunan kuno tersebut merupakan sebuah istana super besar dengan lapisan emas disetiap detail bangunannya. Istana yang dikenal sebagai pusat perdagangan ginseng terbesar se-Korea Selatan ini sering disebut sebagai kerajaan Sillim.

Pletuk pletuk pletuk

Suara hentakan kaki kuda sontak membuat gerbang yang semula tertutup rapat terbuka seketika dan terdengar teriakan dari area dalam istana.

"Panglima Shixun telah kembali!" teriak seorang pria berpakaian khas pengawal kerajaan dengan begitu lantang.

Sementara disebuah ruangan yang dipenuhi nuansa klasik kuno, tengah bercengkrama keluarga dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Sillim dan kerajaan Seorbang.

"Panglima Shixun kembali!"

Seorang pengawal dengan langkah cepatnya memasuki ruangan itu dan sedikit mengganggu acara kedua kerajaan itu. Seluruh mata sekarang telah tertuju ke pengawal itu, "Apakah itu benar, pengawal Lee?" tanya raja Yifan, raja kerajaan Sillim.

"Benar yang mulia raja. Sekarang panglima Shixun beserta anggotanya sudah berada dibawah.." kata pengawal itu mantap. Raja Yifan mengangguk mengerti, "Bawa dia kesini.." serunya membuat pengawal itu menunduk mengerti dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Tak berapa lama...

"Maaf yang mulia raja, anda memanggil saya?" tanya seorang pemuda tegap yang sekarang sudah berada diruangan itu, diantara kedua kerajaan yang sedang membicarakan mengenai hubungan kekerajaan.

Raja Yifan mengangguk dari kursinya dan mempersilahkan pemuda bernama Shixun itu duduk. Tapi Shixun menggeleng pelan dan menundukkan kepalanya, "Tak perlu yang mulia raja, saya berdiri saja. Saya tak pantas bila duduk bersebelahan dengan yang mulia raja dan yang mulia raja Junmyeon..." kata Shixun rendah diri. Yifan hanya mengangguk mengerti.

"Saya memanggil kamu kesini ingin mengucapkan selamat karna untuk kesekian kalinya berhasil dalam menjalankan tugas.." kata raja Yifan. Shixun yang memang tak berani menatap rajanya selama ini masih menujukan pandangannya kearah sepatu kulit biawak dengan sedikit tempelan perak dan emas milik sang raja, diapun berkata, "Itu bukan sepenuhnya keberhasilan saya, yang mulia raja. Itu juga berkat para prajurit kerajaan.."

Raja Yifan mengangguk mengerti. "Bagaimana keadaan prajurit? Berapa yang kembali?" tanya raja Yifan.

"Yang kembali hanya 30 orang yang mulia raja, 10 dari jumlah tersebut sudah meninggal dunia diperjalanan menuju kesini.." kata Shixun. Raja Yifan sedikit menggeleng, banyaknya prajurit yang dia kerahkah, hanya 20 orang yang pulang dengan selamat.

"Baiklah panglima Shixun, anda boleh istirahat selama beberapa bulan ini. Saya rasa tugas ini sangat berat buatmu.." kata raja Yifan. Shixun mengangguk mengerti dan membungkuk hormat.

"Kalau begitu saya permisi..." katanya lalu membungkuk hormat ke enam penghuni ruangan itu. Kepada yang mulia raja dan ratu Wu dan juga Kim serta pangeran. Dan yang terakhir kepada tuan putri berparas cantik dengan wajah elegannya. Menguarkan jati dirinya sebagai tuan putri yang paling di incar seluruh kerajaan karna budi luhur serta kecantikan parasnya. Cara jalannya, cara berpakaiannya, semua tentang dirinya selalu menjadi panutan oleh rakyat-rakyat kerajaannya. Tuan putri yang selama ini hanya dapat diperhatikan dari jauh oleh orang-orang yang mungkin tak sederajat dengannya. Ya, tuan putri Wu sangat di jaga oleh yang mulia raja dan ratu. Dan suatu penghargaan dapat bertatapan langsung dengan tuan putri seperti saat ini. Membuat sebuah gejolak kembali terasa di dada kiri Shixun.

'Tuan putri Luhan..' batin Shixun sambil memperhatikan gadis itu sedikit lama dan kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu.

Sedikit diperjelas.

Shixun, atau anggota kerajaan sering memanggilnya 'Panglima Oh' atau 'Panglima Shixun', bernama lengkap Oh Shixun. Seorang pemuda tampan, tinggi, juga tegap. Sesuai dengan julukan yang disandangnya saat ini; penglima termuda di abad ini. Shixun menuruni keahliannya dari sang ayah yang merupakan panglima di kerajaan Sillim sebelum beliau meninggal di medan perang pada pertengahan tahun 116 SM. Awalnya Shixun memang tak pernah berminat menjadi panglima kerajaan. Tapi, pada saat dia mulai mengenal apa itu arti keindahan, yang jelas bukan keindahan alam, tetapi keindahan paras, lekuk wajah, serta garis senyum seorang gadis yang merupakan tuan putri kerajaan Sillim. Dan status itulah akhir-akhir ini membuatnya jadi patah semangat dan... Hampir menyerah, mungkin?

.

- AiLu -

.

Shixun masih memandangi langit-langit kamarnya dengan tangan di dada kiri yang sedang menggenggam sebuah gulungan yang cukup panjang. Dengan mata tertutup dia terus saja menggumamkan dua buah kata.

'Tidak bisa..'

Perlahan dia membuka matanya dan bangkit dari posisi tidurnya. Ditariknya gulungan yang beberapa bulan lalu berhasil dicurinya dari ruang arsip kerajaan. Dengan senyum mengembang dia memperhatikan gulungan itu, sebuah lukisan. Seorang gadis dengan mata yang berbinar dan senyum yang jarang sekali Shixun lihat, hidung yang kecil dan tulang pipi yang tirus. Dengan tinta merah, sebuah tulisan dengan huruf Hangul kuno tertera di kanan-bawah lukisan. Bertuliskan 'Tuan Putri Wu Ke-9'

Tapi senyum itu semakin lama semakin sirna, ketika sekelebat bayangan dirinya dengan Luhan, sang tuan putri selama ini menggerayangi pikirannya. Bagaimana cara gadis itu berjalan lurus melewatinya, tanpa menoleh ataupun tersenyum. Bagaimana gadis itu hanya mengenalnya sebagai panglima kerajaan, tak pernah tahu siapa namanya. Bagaimana gadis itu berbicara tentang derajat yang perlu di junjung tinggi ketika upacara hari besar tahun lalu.

Dengan itu dia menyimpulkan; sang putri memang tak pernah mengenalnya, tak mau mengenalnya, karna derajat yang dimilikinya. Hell, memang sebagai seorang panglima adalah rendahan? Bahkan seorang panglima lebih berjasa dibanding seorang pangeran yang dijodohkan dengan Luhan. Seorang pangeran yang bahkan tak lebih gagah darinya, tak lebih tampan darinya, dan tak lebih putih darinya. Pangeran kerajaan Seorbang, pangeran Kim Jongin.

Shixun menutup matanya yang tiba-tiba buram karna kabut emosi ketika mengingat nama pangeran itu. Bagaimana nanti dia bisa menjaga tuan putri Luhan? Setidaknya Shixun rela jika yang dijodohkan dengan Luhan adalah orang yang melebihinya disegala hal.

Tok Tok Tok Tok Tok

"Shixun? Apa kau ada didalam? Ini aku Kyungsoo.. Kudengar kau tlah kembali, dari perang, perbatasan kota... Bagaimana kabarmu, kau terluka, oh tolong jawab aku... Apa kau ada didalam? Ku ingin lihat kau di dalam..."- Do You Wanna Build a Snowman.

Shixun berjalan perlahan menuju pintu, dengan cepat diputarnya knop pintu sampai terlihat seorang gadis dengan gaun kremnya tersenyum lebar kearahnya.

"Shixun, syukurlah kau selamat. Aku selalu mendoakanmu pulang dengan selamat.." kata gadis itu masih berbicara dengan antusias, tak cocok dengan derajat yang di junjungnya. Shixun tersenyum tipis, "Terimakasih putri Kyungsoo. Ini juga berkat dirimu.." kata Shixun. Gadis itu tersenyum sangat manis, "Kau sudah bertemu calon suami Luhan eonnie?" tanya Kyungsoo lagi. Shixun hanya mengangguk malas.

"Benarkah? Apakah kau sependapat denganku jika pemuda itu sangat hitam. Ouch, aku merinding melihatnya..." kata Kyungsoo yang sukses membuat Shixun terkekeh pelan. Setidaknya ada yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Dan kau tahu, dia-"

"Putri Kyungsoo..." panggilan itu sontak menghentikan perkataan Kyungsoo. Dengan cepat dia berlari meninggalkan Shixun yang sebelumnya mengucapkan kalimat 'Oh, mati aku'.

Tapi langkahnya kembali terhenti ketika mendengar Shixun memanggilnya. Diapun berbalik. Terlihat Shixun tengah menunjukkan gaun bagian bawahnya yang sengaja ia angkat untuk mempermudah larinya. Kyungsoo mengerti, dia segera menurunkan gaunnya dan tersenyum bodoh kearah Shixun.

"Bersikap anggunlah..." kata Shixun. Kyungsoo mengangguk mantap dan mulai berjalan dengan anggun seperti yang diajarkan para maidnya selama ini, tapi itu tak berhasil jika dia sudah bertemu dengan Shixun. Satu-satunya orang yang menerima watak aslinya yang ceroboh, berantakan dan sama sekali tak bisa diam. Hanya bisa bernyanyi dan bernyanyi-salah satu larangan di kerajaan ini-dengan suara merdunya.

.

- AiLu -

.

Seoul, June 2014

Summer

.

"Hun, ada apa hem?" tanya Luhan ketika mereka sudah berada di lokasi shooting setelah beberapa menit yang lalu kembali dari makan siang mereka. Wajah Sehun masih masam sambil memandangi skenario yang akan diperankannya.

"Ada yang salah dengan adeganmu selanjutnya?" kata Luhan lagi. Kini Sehun menoleh, "Noona, apa noona tak pernah merasa lelah dengan rutinitas noona?" tanya Sehun. Luhan mengerutkan keningnya. "Maksudmu?"

"Shooting, apa noona tidak lelah?" tanya Sehun. Luhan tersenyum tipis, "Semua pekerjaan pasti lelah, Sehun. Tapi noona tidak, karna ini adalah mimpi noona sejak kecil.." kata Luhan pengertian. Sehun mendengus, "Aku lelah noona, bosan, setiap hari hanya melalukan aktifitas yang sama. Bangun, kuliah, shooting, tidur. Bangun, kuliah, shooting, tidur.. Aku ingin mencoba rutinitas baru..." kata Sehun. Luhan tertawa pelan melihat kelakuan Sehun yang terlihat kekanak-kanakan.

"Kenapa tak ambil cuti saja?" tanya Luhan. Sehun menggeleng cepat, "Kalau aku cuti, aku tak bisa bertemu noona lagi dong..." kata Sehun sambil mencolek dagu Luhan. Luhan menggeleng kecil.

"Tapi aku mungkin akan tenang menikmati masa cutiku jika noona mau menjadi pacarku.." kata Sehun membuat Luhan terdiam. Berani sekali anak ini.

"Kau... memintaku jadi pacarmu?" tanya Luhan. Sehun mengangguk lucu, "Saranghaeyo..." kata Sehun sambil membentuk tangannya membentuk love. Luhan terkekeh pelan.

"Kau serius?" tanya Luhan lagi. Sehun menghela nafasnya, "Ya sudah kalau tak percaya, pasti noona tak percaya dengan anak kecil sepertiku.." kata Sehun sambil membalik badannya membelakangi Luhan.

"Aku mau.." kata Luhan dengan tangan yang sudah melingkar diperut Sehun.

"Saranghaeyo Oh Sehun..." kata Luhan lagi. Badan Sehun bergetar, diapun membalik badannya dan menatap Luhan tak percaya, "Noona serius..." tanya Sehun. Luhan mengerucutkan bibirnya lucu, "Sekarang kau yang tak percaya padaku.." kata Luhan. Sehun tersenyum lebar, lebar sekali.

Sedetik kemudian ditangkupnya wajah tirus Luhan dan segera mengecup bibir tipis Luhan. Luhan hanya bisa merona dengan mata melotot. Hell, ini masih di lokasi shooting.

"Yak Oh Sehun! Jika besok aku mendapat kabar tentang kelakukanmu barusan. Aku akan memecatmu dari film ini!" teriak Kris yang sudah ada Tao disampingnya untuk menenangkan.

"Tak masalah hyung, aku sendiri yang akan mengeluarkan berita kalau aku dan Luhan noona sudah pacaran.." kata Sehun dan di hadiahi tatapan terkejut dari seluruh orang di tempat itu.

Hening~

"Hei, ada apa ini?" tanya Kai yang baru sampai di lokasi dengan D.O dibelakangnya.

Krik Krik

.

- AiLu -

.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00, tapi Sehun masih setia berguling-guling diatas tempat tidurnya. Dengan laptop yang masih menyala dan lembaran-lembaran kertas yang berhamburan disekitarnya.

"Ah, bagaimana ini? Tak mungkin aku menyelesaikan ini semua malam ini. Aku bisa gila.." kata Sehun sambil menarik-narik rambutnya, berusaha agar sakit kepalanya berkurang.

"Oh tuhan, jika diperbolehkan memilih kembali jalan hidupku, lebih baik aku menjadi seperti Kai, tapi tetap bertemu dengan Luhan dan menikahinya suatu saat. Daripada menjadi aktor terkenal dengan segudang tugas yang menumpuk.." katanya. Sudah lebih dari 1 jam dia terus mengatakan hal yang sama dan sudah banyak helaian rambutnya yang tercecer di kasurnya.

"Oh, aku perlu minum..." katanya dan bangkit menuju kulkas yang berada di sudut ruangan tempatnya sekarang.

"Hhm, aku rasa soju akan sedikit membantu. Sudah lama aku tak meminumnya.." katanya dan segera menoleh ke kanan dan kiri, "Mumpung Kai sedang tidak ada.."

.

- AiLu -

.

Seoul, February 106 SM

Winter

.

Suasana ruangan itu cukup senyap mengingat hanya keempat orang itu yang berada disana. Raja dan ratu kerajaan Sillim juga Seorbang. Setelah lama berdiam diri, akhirnya raja Yifan membuka suara, "Kami akan ikut kekerajaan mu, sahabatku Junmyeon.."

Raja Junmyeon yang mendengar itupun sedikit terhenyak, "Benarkah? Sebenarnya kau tak perlu kesana, aku dan istriku sudah bisa mengatasinya..." katanya dengan wajah tenang. Raja Yifan menggeleng cepat, "Tak akan, sekalian melihat kerajaanmu, aku sudah lama tak bertamu. Dan masalah pangeran Jongin, dia tinggal disini dulu sampai keadaan mereda.." kata raja Yifan.

"Terimakasih wahai sahabat baikku. Aku tak pernah mengira ini akan terjadi. Yang aku tahu semua rakyatku sudah hidup tentram. Ternyata masih ada komplotan-komplotan yang berani menghancurkannya.." kata raja Junmyeon. Raja Yifan mengangguk dan memanggil dua pengawalnya.

"Kau panggil putri Kyungsoo kesini. Aku akan memberitahukan perihal kepergianku. Untuk putri Luhan aku saja yang mendatanginya nanti..."

"Kau, panggil Shixun. Selama aku pergi, putri Luhan pasti akan membutuhkan penjagaan yang ketat. Kurasa dia cocok menjadi pengawal pribadi putri Luhan.."

.

- AiLu -

.

"Tuan putri.."

"Kyungsoo, panggil aku Kyungsoo, okey?"

"Emm, putri Kyungsoo.."

"Oh baiklah, terserahmu.."

"Putri tidak kedinginan?"

"Tidak, berada didekatmu cukup hangat buatku.."

Kedua orang itu kembali terdiam, menikmati suara alam pada malam hari. Dengan duduk memeluk lutut di taman belakang kerajaan, tepatnya di depan sebuah jurang dangkal yang terdapat danau dibawahnya. Terdapat sedikit jarak diantara mereka, melihat Kyungsoo adalah tuan putri di kerajaan yang sangat menjunjung tinggi derajat mereka sebagai seorang bangsawan. Ya, walaupun Kyungsoo tak termasuk salah satu diantara mereka. Kyungsoo cenderung lebih sering bermain dengan pengasuh, pengawal dan Shixun tentunya ketimbang dengan eonnienya yang selalu sibuk belajar tentang kekerajaan. Untunglah Kyungsoo bukan anak pertama disini, jadi dia tak perlu mempelajari itu semua.

"Putri Kyungsoo, aku ingin bertanya.." kata Shixun setelah cukup lama mereka terdiam. Kyungsoo menoleh dan tersenyum, tak tahu apa sebabnya, gadis ini selalu tersenyum ketika bertatap muka dengan Shixun.

"Menurutmu, bagaimana sifat tuan putri Luhan?" tanya Shixun hati-hati.

"Luhan eonnie? Dia baik, tentu saja. Dia sangat penyayangiku, eomma, juga appa. Dia selalu mementingkan keperluanku daripada keperluannya.." kata Kyungsoo tanpa merasa curiga sedikitpun. Dia kembali menarik nafas, "Ya, walaupun dia jarang tersenyum. Tapi kau mengakuinya sendirikan? Dia sangat cantik..." kata Kyungsoo dan kembali memandang kedepan.

"Ya.." kata Shixun sambli tersenyum tipis. Seketika Kyungsoo tersadar sesuatu, "Kau menyukai Luhan eonnie?" tanya Kyungsoo antusias. Shixun terlihat gelagapan dan menggeleng cepat, "Tentu saja tidak, putri. Tuan putri Luhan tidak sederajat dengan saya. Itu tidak mungkin..." kata Shixun. Kyungsoo menghela nafasnya, "Aku rasa mungkin.." gumamnya pelan, bahkan Shixun tak dapat mendengarnya.

"Putri Kyungsoo mengatakan sesuatu?" tanya Shixun, Kyungsoo hanya menggeleng.

"Oh iya, mmm, tadi kau bilang kau tak menyukai Luhan eonnie.." kata Kyungsoo menggantung perkataannya. "Bagaimana denganku?"

Shixun terdiam, lama sekali. Tak menyangka dengan perkataan Kyungsoo saat ini. Apakah tuan putrinya itu menyukainya? Shixun bahkan sudah menganggap Kyungsoo sebagai adiknya sendiri.

"Tuan putri Kyungsoo?!", sontak panggilan itu membuyarkan keheningan diantara mereka. Dan seketika Kyungsoo bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Shixun. Sekilas Kyungsoo tersenyum manis kearah Shixun sebelum beranjak dari tempat itu. Masih sempat dia berkata 'Yang tadi tak usah difikirkan' yang jujur saja membuat Shixun lega.

"Huh, apa yang kufikirkan.." gumamnya sambil berjalan kepinggir jurang, dan menengok kearak bawah, tepatnya kearah air danau yang sangat tenang. Dengan keberanian yang tinggi, Shixun pun mendekati ujung jurang dan berdiri disana.

"Hah, apa yang harus aku lakukan?" gumam Shixun lagi, diapun melirik kebawah, "Oh, aku tak mungkin berfikiran untuk bunuh diri..." katanya sambil memundurkan satu kakinya.

"Tapi... Apa jika aku mati aku akan bertemu dengan Luhan di kehidupan selanjutnya? Luhan yang lembut dan menerimaku apa adanya?" tanyanya lagi. Dia kembali menerawang di gelapnya malam pada hari itu. Masih terasa jelas dingin musim salju yang menusuk tulang, tapi dia bahkan tak merasakannya.

Shixun mulai menutup matanya dan merapatkan telapak tangannya di depan dada, seraya berdo'a, "Tuhan, jika memang aku tak dapat bersama Luhan di kehidupan ini, maka satukanlah kami dikehidupan selanjutnya..." kata Shixun dengan hikmad, ditambah suasana yang sunyi membuatnya enggan membuka matanya. Terus merafalkan permintaan kepada sang pencipta alam.

.

- AiLu -

.

Seoul, June 2014

Summer

.

Sehun terus cegukan sambil memainkan botol yang berada digenggamannya. Dengan langkah gontai dia mengambil ponselnya yang berdering nyaring sedari tadi.

"Yeob-hik seyo.."

"Hun, ini aku Luhan. Ada apa dengan suaramu?" kata Luhan dari sebrang sana. Sehun tersenyum mendengar nada khawatir Luhan, "Tidak terjadi apa-apa sayang..". Luhan terdiam sebentar, "Kau mau aku menemuimu?" tanya Luhan ragu. Sedangkan Sehun mulai berjalan kearah tangga yang menghubungkan lantai atas ruang pribadinya dan lantai bawah.

"Aku akan menunggumu.." kata Sehun dan tak terjadi percakapan lagi diantara mereka setelah Luhan mengatakan kalimat 'saranghae' diakhir sambungannya. Sehun terus berjalan menuju tangga spiral itu sambil terus menggumam, "Luhan datang, aku harus menyambutnya.." atau, "Oh, shit! Aku bersumpah akan berhenti menjadi aktor mulai besok..".

Sampai pada anak tangga pertama dia melangkahkan kakinya. Tak menyadari sebuah lembaran yang memang sengaja dia hamburkan tadi dan..

Brug brug brug..

.

- AiLu -

.

Seoul, February 106 SM

Winter

.

"Panglima Shixun..."

Shixun terlonjak. Dengan pergerakan cepat dia membalikkan badannya, tak sadar tempatnya bertapak sangat terbatas. Dan semua pun terjadi, awal dari semua yang mungkin akan menyelesaikan segala permasalahan di sini. Atau bahkan lebih memperburuknya.

"Oh ya ampun. Panglima Shixun terjatuh ke jurang..!"

To Be Continue

HALOhan!

Gimana ceritanya? Menyecewakan? Menyenangkan? Membosankan?

Haha, udah tau kok. Tapi Ai masih perlu review chingu semua ya..

Maaf kalo ceritanya terkesan absurd, masih rookie soalnya..

Untuk penjelasan aja, fanfic ini menceritakan tentang Sehun dan Shixun yang berganti tempat dengan watak mereka yang jelas berbeda. sehun yang kekanakan dan kurang ajar, diharuskan untuk memperjuangkan kembali cintanya dengan Luhan yang angkuh. dan Shixun yang dingin, diharuskan untuk memperbaiki perasaannya yang pada awal kedatangannya terkesan terlalu dingin-sebenarnya takut- kepada Luhan, dan ketika mereka kembali menjalin hubungan, dia menjadi terlalu protektif dan itu merupakan hal yang tidak di sukai Luhan, dan nanti mereka sempet putus...

Nanti ada adegan actionnya kok. Ingatkan, bukan cuma permasalahan cintanya HunHan yang menjadi konfliknya, masih ada lagi...

Jadi untuk semuanya, mohon ditunggu lanjutannya...

Oiya, Ai baru buat akun IG, Follow dong readers... nanti aku follback juga..

oh_ailu

Udah ah, mau lanjut ngetik chap-2...

And... Review, please?