CHAPTER 10
BETWEEN YOU AND US
DISCLAIMER: FUJIMAKI TADATOSHI
ENJOY READING!
.
.
.
New Jersey, US 5 years later
Musim gugur tiba. Hampir seluruh jalanan di New Jersey, US, ditutupi dedaunan kecoklatan. Termasuk Princeton University. Didalam gedung kampus, para mahasiswa dan mahasiswi berselaweran disepanjang koridor kampus dengan menenteng buku diktat tebal ( yang author yakini jika dilempar ke kepala akan mengalami geger otak parah), dan mengenakan sweter tebal. Diantara lautan para mahasiswa, terlihat gadis yang sibuk mengeluarkan buku-buku tebal setara ensiklopedia dari loker dan memasukannya kedalam dus besar . Perawakan gadis itu sedikit berbeda dari mahasiswa kebanyakan. Rambutnya hitam sebahu dan diikat ekor kuda, kulitnya putih mulus, tinggi langsing, dan yang paling mencolok adalah manik mata kuning kehijauannya yang dibingkai kacamata.
"Hana!" Teriak gadis berambut blonde ikal bermata biru laut.
Hana tersenyum "Hi Jocey!" Sapanya balik
"Congrast for you graduation! Mari kita berpesta untuk merayakannya."
"Come on Jocey! Upacara kelulusan baru dilaksanakan minggu depan." Ujar Hana sambil terus mengacak-acak lokernya
Jocey mendengus. "Tapi kelihatannya kau sudah sibuk membersihkan barang didalam lokermu. Dan lagipula bukankah kau sudah mengirimkan surat undangan perayaan kelulusan pada kakakmu di Jepang? Itu artinya kau sudah dipastikan lulus Hana." Jocey melihat barang-barang yang dikeluarkan dalam loker Hana. Selain buku dan peralatan tulis, kebanyakan barang-barang yang dikeluarkan Hana berupa boneka atau miniatur pinguin, bahkan ditas Hana dipasang gantungan pinguin. "You're really pinguin maniac." Ujar Jocey menggelengkan kepalanya
"All of it from my fans. Tiba-tiba sudah tergeletak diatas lokerku." ujar Hana sambil memandangi pernak-pernik pinguin
"Dan dari sekian banyak pria yang memberikanmu hadiah, aku samasekali tidak pernah melihatmu berkencan dengan pria manapun?"
"Because I never dating with anyone." Jawab Hana santai
"You're sick!" Maki Jocey "It's because your first love, right?"
"Shut up Jocey!"
"Oh come on! Forget him. Tidak ada gunanya memikirkan pria yang nama dan wajahnya saja kau tidak tahu." Nasehat Jocey
Hana menatap Jocey dengan malas. " I don't care what you say, Jocey." Hana membopong dus berisi penuh semua barangnya. "I must go now. See you next week!"
.
.
.
Kyoto, Japanese
"Kampai!"
Terdengar suara dentingan gelas Hayama, Reo, Nebuya, Akashi, dan Mayuzumi. Dengan dua-tiga teguk, gelas yang awalnya berisi wine habis tak bersisa.
"Selamat atas kenaikan jabatanmu Reo. Sudahku duga akhirnya kau bekerja di perusahaan ayahmu." ujar Akashi
Reo tersenyum "Kau peramal yang berbakat Aka-chan. Tapi setidaknya aku bekerja dari bawah untuk mencapai posisiku ini. Bukan hanya berharap dan duduk diam."
"Pantaskah seorang presdir perusahaan terkenal memanggilku seperti itu Reo?"
"Menjadi presdir tidak membuatku mengubah nama panggilanmu dariku, Aka-chan. Benar begitukan Kotarou-chan?" ujar Reo merangkul pria berjas hitam dan kemeja jingga didalamnya.
"Jangan memanggilku seperti itu, banci!" Maki Hayama.
"Reo, bukankah akhir minggu ini Hana akan merayakan upacara kelulusannya?" Tanya Nebuya sambil mencicipi hidangan mewah yang telah disiapkan
Reo berhenti 'menggoda' Hayama. "Bagaimana kau tahu?"
"Hana mengirimkan e-mail padaku." Nebuya mengeluarkan i-phone nya dan memperlihat sebuah foto Hana dan e-mail dibawahnya.
Reo merebut ponsel Nebuya "Hana-chan curang! E-mail ku selalu dibalasnya sekali seminggu! Sedangkan kau hampir setiap hari bahkan detik berkirim e-mail! Apa kalian punya hubungan spesial?" Tuduh Reo
"Jangan berbicara seperti itu Reo. Kau membuat tiga pria patah hati dalam satu waktu."Nebuya melirik Akashi dengan wajah datarnya, Hayama dengan wajah merah padam, dan Mayuzumi dengan ekspresi datar namun terlihat jelas patah hati.
Mayuzumi melihat bintang berpijar dari jendela yang tidak jauh darinya. Lima tahun sudah mereka berpisah. Rasa rindu telah menyesak di sudut hati Mayuzumi. Pernah ia berfikir untuk menghubungi Hana, namun ia mengurungkan niatnya. Bagaimana jika Hana melupakannya? Bagaimana jika Hana tidak ingin menemuinya? Atau yang lebih parah lagi, Hana sudah memiliki seseorang yang menggantikan dirinya. Fikiran bodoh. Hanya para pengecut yang berfikir seperti itu sebelum mengetahui kebenarannya. Apakah Hana juga memandangi bintang setiap malam seperti dirinya sekarang? Mendadak fikiran Mayuzumi dipenuhi wajah Hana. Senyumnya begitu jelas dalam fikiran Mayuzumi. Pria itu benar-benar merindukan Hana.
"Jadi Reo, apa kau datang ke acara kelulusan Hana?" Mibuchi membuyarkan lamunan Mayuzumi
Reo mengusap tengkuknya. "Rencananya memang begitu. Aku bahkan sudah memesan tiket dan penginapan. Tapi sepertinya tidak bisa."
"Kalau begitu biar aku saja yang pergi." Ujar Hayama menawarkan diri.
"Tidak Hayama. Kau HARUS menyelesaikan skripsimu dalam dua minggu ini. Hanya kau yang belum lulus kuliah diantara kita. Dan kau sudah berumur 26 TAHUN." ujar Akashi penuh penekanan
"Dasar mahasiswa tua. Aku bahkan lebih dulu lulus darimu." Sindir Mayuzumi yang setahun lebih tua.
"Urusai!" Teriak Hayama
"Itu benar. Hana-chan bahkan sudah menyelesaikan kuliahnya diumurnya yang masih 21 tahun. Aku tidak mau punya adik ipar sepertimu Kotarou-chan."goda Reo
"Reo, aku tahu siapa orang cocok menggantikanmu pergi. Setidaknya, ada seseorang yang mewakilimu menyaksikan kelulusannya. Paling tidak, ia tidak terlalu kecewa." Jelas Mibuchi
Reo mengangguk. "Kau benar. Lalu, siapa orangnya?"
.
.
.
Upacara kelulusan sudah selesai. Hana menoleh kiri-kanan mencari seseorang. Tetapi nihil. Hana menghela nafas kecewa. 'Apa Reo-nii tidak jadi datang? Tapi seharusnya dia mengabariku dulu.' Gumamnya. Hana mengendarkan pandangan sekelilingnya. Terlihat semua teman-temannya sudah didampingi orangtua, sahabat dekat, bahkan kekasih. Sedangkan Hana? Ibunya saja tidak datang. 'I'm so sorry Honey. Masih ada rapat yang tidak bisa ditinggal. Aku akan mengirimi hadiah kelulusan ke apartemen mu. Bye.' Begitu ujar ibunya. Hana nyaris saja menitik air mata saat seseorang memberikan bouqet bunga padanya.
"Chihirou-kun?!" Hana terkejut
"Selamat atas kelulusanmu." Ujar Mayuzumi. "Reo tidak bisa datang karena ada rapat yang tidak bisa ditinggal." Ujarnya
"Memang menyebalkan punya keluarga yang gila bekerja." Omelnya. "Ngomong-ngomong, terima kasih bunganya."
"Douita."
Hening diantara mereka berdua. Hana hanya menatap hana-maksudnya bunga-yang ada didepannya. Sesekali ia melirik Mayuzumi yang selalu menampilkan ekspresi datarnya. Entah kenapa, perut Hana seperti ada sekumpulan kupu-kupu didalamnya. Gugup, resah dan jantung yang berdetak tidak seirama. Perasaan yang sudah lama tidak ia rasakan.
"So.. why do you come here Chihiro-kun?" Tanya Hana. Berusaha mencari topik
"I wanna see my fiancee." Jawab Mayuzumi singkat.
Hana berusaha menyembunyikan ketekejutannya. "Chihirou-kun ma-mau menikah?" Mayuzumi mengangguk. "Se-selamat kalau begitu." Ujar Hana sambil menatap bunga yang dipegangnya
Mayuzumi memberikan sebuah kado besar. Hana menatapnya bingung. "Kado kelulusanmu."
Hana menerima kado itu dengan bingung dan enggan. "Arigatou. Tidak masalah kalau aku menerimanya?"
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Kalau tunanganmu melihatnya dan salah faham bagaimana? Aku tidak mau merusak hubungan seseorang." Gerutu Hana
"Siapa yang merusak hubungan siapa? Buka dulu hadiahnya." Ujar Mayuzumi
Hana menatap ragu dus yang dipegangnya dan membuka perlahan. Mata Hana membulat melihat isi dus yang dipegangnya. Sebuah boneka pinguin. Hanya saja boneka itu mengenakan pita pink dikepalanya, bukan dasi kupu-kupu. Hana lebih terkejut lagi saat melihat dua pasang cincin yang menggantung dileher boneka itu. Mata Hana terpaku pada 'sesuatu' didalam dus. Sebuah topeng hitam.
"What the h.." Hana menatap Mayuzumi bingung. "What the meaning of this?" Hana merogoh tas tangannya dan mengambil sebuah boneka pinguin berdasi kupu-kupu. "Apa boneka pinguin berpita ini pasangan dari boneka pinguin berdasi?" Mayuzumi mengangguk. "Lalu, topeng ini? Apa maksud semua ini Chihiro-kun? Bukankah kau bilang ingin menemui tunanganmu? Tapi kena.."
"I wanna see my fiancee.." Mayuzumi melepaskan sepasang cincin diboneka pinguin berpita. "And now, my fiancee stand up right in front of me." Hana menatap Mayuzumi terkejut. Mayuzumi memegang tangan Hana, ingin memberikan cincin.
Hana menarik tangannya. "I don't wanna be your wife.." Giliran Mayuzumi yang terkejut. Terlihat perasaan kecewa dari wajahnya. "Before you said 'that' to me." Hana tertawa jahil
Mayuzumi tersenyum dan menarik nafas gugup. Ia sadar sedari tadi semua orang menatap dirinya. Hana tersenyum pada Mayuzumi, menunggu. "I'm not a romantic guy." Mayuzumi menarik nafas panjang "I just can say, will you marry me?"
Hana tersenyum puas. "I just can say.. yes."
Sontak semua orang yang ada disana bertepuk tangan. Mayuzumi menyematkan cincin dijari manis Hana dan mengecup keningnya.
Hana menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menyangka akan menikah semuda ini."
Mayuzumi mengerutkan alis. "Kalau tidak mau kenapa menerimanya?" Tanya sewot
"Siapa bilang aku tidak terima? Untuk apa usahaku menunggumu selama bertahun-tahun kalau aku menolaknya?" Balas Hana lebih sewot
Mayuzumi mengacak-ngacak rambut Hana gemas
Hana cemberut. "Jadi seperti ini perlakuanmu terhadap calon istrimu?"
"Walaupun kau calon istriku, kau tetap saja seperti anak kecil dimataku."
"Dasar phedofil." Gerutu Hana
Mayuzumi mengecup bibir Hana lembut dan singkat. "Tidak sopan mengatai suamimu seperti itu. Mrs. Mayuzumi."
Hana menimpuk Mayuzumi dengan bouqet bunga yang dipegangnya.
.
.
.
Seorang bocah laki-laki bersurai hitam dan manik keabuan berlari menuju pria berambut jingga yang memegang bola dan berada di pinggir lapangan basket
"Tou-san, ajari aku cara bermain basket seperti Tou-san." Pinta bocah berumur 5 tahun
Pria bersurai jingga-Hayama-tersenyum. "Baiklah, akan aku aj.."
BUUKKK!
Sebuah bola basket menimpuk kepala belakang Hayama. Seorang pria berusia 32 tahun bersurai dan manik abu-abu muncul di belakang Hayama dengan siku-siku dikeningnya.
"Berhenti mengajari Hachiro memanggilmu 'tou-san'. Aku adalah Tou-sannya." Ujar Mayuzumi penuh penekanan. Bocah bernama Hachiro itu berlari menuju 'otou-san' aslinya. Mayuzumi berjongkok dan mengelus kepala putranya itu. "Hachiro, berhenti memanggil Kotarou 'tou-san'. Panggil dia Kotarou-jii. Mengerti?"
Bocah itu mengangguk. Hachiro tersenyum cerah saat melihat Hana-ibunya-yang sedang menggendong bayi berumur setahun, Reo, Akashi, dan Nebuya berjalan mendekati mereka.
"Ka-san!" Teriaknya girang.
Hana tersenyum. "Jangan teriak Hachiro, Sakura sedang tidur."
"Tapi aku juga ingin digendong Ka-san~" rengeknya
Mayuzumi berjongkok didepan Hachiro "Tou-san yang akan menggendongmu. Ayo naik."
Hachiro naik dan tersenyum bahagia. "Konichiwa Reo-jii, Nebuya-jii, Sei-nii." Sapa Hachiro saat melihat mereka
"Hachiro curang! Kenapa hanya Akashi yang dipanggil 'nii-san'? Aku juga mau~" rengek Hayama
SLAPP!
Sebuah gunting melesat hampir mengenai telinga Hayama
"Kau mengatakan sesuatu Kotarou?" Hayama menggeleng dengan wajah pucat. "Bagus."
"Kakkoi!" Teriak Hachiro "Se-nii lakukan lagi!"
"Dengan senang hati." Akashi langsung mengeluarkan lima gunting sekaligus dan Hayama berlari ketakutan
"Hachiro jangan minta yang aneh-aneh." Tegur Mayuzumi
"Wah..wah..wah.. Chihiro-chan benar-benar Tou-san yang baik." Puji Reo yang walaupun sudah berumur 30 tahunan dan menjadi pengusaha sukses tetap setia dengan kejombloannya.
"Mayuzumi kau terlihat makin tua." Ujar Nebuya. Mayuzumi hanya faceplam walau dalam hati ingin melenyap Nabuya secepatnya. "Hana seharusnya kau menikah dengan Akashi. Umur kalian tidak terlalu jauh."
Hana hanya terkekeh sambil mengelus putrinya yang tidur. "Tidak. Mau bagaimanapun kondisinya aku akan tetap memilih Chihiro-kun."
Mayuzumi ngeblush ria. Hachiro yang ada dipunggung menatap ayahnya bingung. "Ka-san, sepertinya tou-san demam."
Reo hanya terkekeh. "Tidak apa-apa Hachiro-chan. Tou-san mu sedang demam cinta." Hachiro hanya menatap ji-san nya bingung
Dan begitulah. Seperti akhir dari cerita dongeng, dan mereka hidup bahagia selamanya..
End
Arigatou mina-san! Author sangat senang para reader senantiasa membaca ff karya author hingga sekarang.#terharu#menangistersedu-sedu. Berakhirnya ff ini bukan berarti author berhenti berkarya. Nantikan terus ff karya author lainnya. Jaa~