Tittle: Brand new world
Disclaimer: Naruto dan High school DxD bukan punya saya
Genre: Adventure, Friendship
Pairing: nanti aja hehehe
Rated: M (jaga-jaga)
Summary: Naruto dan madara yang telah mati dalam perang dunia Shinobi keempat kini sedang menghadapi putusan dari hakim dunia akhirat untuk memasuki neraka atau surga, tanpa diduga, madara melakukan hal diluar dugaan yang membuat raja dunia akhirat menjatuhi mereka berdua hukuman aneh nan unik. More friendly madara! Strong-Naru!
Warning: OOC,Typo,Adult theme, violence, gore, miss-typo,etc.
A/N : Maaf agak telat, soalnya ada masalah dari ffn-nya sehingga beberapa pengguna tidak bisa login. Baru hari ini bisa. Buat Yusril Setiawan teman dari reader TheFourtySeventh selamat ulang tahun. Maaf telat dan anggap aja ini update sebagai kado hahaha. Buat reader lain yang berulang tahun juga saya ucapkan selamat ulang tahun. Semoga diberi kesehatan dan rejeki yang lancar.
Chapter 34
"Sakura..." Kedua onyx Sasuke membulat tak percaya menyaksikan gadis yang pernah mengejarnya setengah mati dahulu kala kini berdiri dihadapannya. Memberikan tatapan layaknya orang asing pada dirinya.
"Sasuke...kun?" Sakura menjawab gumam pemuda di hadapannya itu dengan nada menggoda namun sarat akan kesan menghina. "Ternyata kau berada di sini."
Sementara itu, Akaba yang penasaran terhadap hubungan kedua orang berbeda pihak itu bertanya sejenak pada rekannya tanpa mengendurkan kewaspadaannya pada pemuda Yato yang masih mengayun-ayunkan pedangnya layak sebuah tongkat kayu.
"Sasuke, Siapa gadis yang ku panggil sakura ini?" Akaba melirik Uchiha muda yang masih terlihat bingung dengan kehadiran pemilik rambut pink tersebut disini.
"Dia rekanku sewaktu berada di dunia Shinobi." Sasuke menjawab singkat sebelum tawa sinis terdengar dari mulut mungil Sakura.
"Khu, khu, khu. Kau memang jahat, Sasuke-kun. Bahkan setelah semua yang kulakukan untukmu kau masih menganggapku sebagai rekan." Sakura tertawa pelan menatap wajah Sasuke namun sebuah aura putih menyeruak keluar dari tubuhnya. Membuat kedua pemuda yang menjadi lawannya merasakan sensasi kurang mengenakkan. Tak terkecuali Yato yang menjauh sedikit dari gadis tersebut.
"Oi, kau bilang mereka harus dibiarkan hidup? Tapi kenapa sekarang kamu yang bersemangat untuk membunuh mereka?" Tangan pucat Yato mengibaskan udara disekitarnya mengusir aura putih Sakura yang mendekat padanya.
"Diam." Sakura berkata pelan namun mampu membuat pemuda di dekatnya itu menutup mulutnya. "Kupikir Tenma-sama tidak akan mempermasalahkan kalau keroco seperti mereka kubantai." Rambut merah jambunya turun menutupi kedua matanya. Membuat sosok tersebut semakin menyeramkan.
Dilain pihak, Akaba yang menyaksikan situasi menjadi semakin tidak membaik memilih mendekat ke arah Sasuke.
"Sasuke, bisakah kau menahan mereka berdua sejenak. Aku akan melakukan sesuatu untuk mengatasi ini." Pria berambut spike itu menatap tajam lawan bicaranya yang mengganguk paham mendengar perkataanya.
"Baiklah. Tapi usahakan secepat mungkin." Kedua onyxnya berputar pelan sebelum membentuk pola mangekyou abadi. "Aku tak yakin bisa terlalu lama menahan mereka." Lanjutnya sebelum mengaktifkan Susano'o miliknya dan menerjang ke arah kedua musuhnya.
Akaba mengganguk paham. Dirinya segera memanfaatkan celah yang Sasuke buat untuknya untuk mundur sejenak.
'Naruto...Madara...apa yang sedang kalian lakukan?'
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Sementara itu,
"Madara, apakah kau merasa kalau tekanan cakra milik Sasuke semakin tidak stabil?" Naruto yang sedang berlari dihamparan dataran tandus melirik kepada rekannya, Uchiha Madara yang juga menemaninya.
"Ya, kau benar. Sepertinya ada hal yang tidak kita duga sudah terjadi pada mereka." Balas Uchiha tersebut. Dirinya dan Naruto merasa cukup yakin bahwa rencana yang mereka lakukan sudah sangat detail. Namun, bila terjadi sesuatu diluar dugaan pastilah mereka semua akan sangat kerepotan.
Deg!
Tiba-tiba saja adrenalin keduanya mengalir kencang. Mereka dalam sekejap mata menyingkir dari tempat keduanya berdiri. Mundur kebelakang dan menyaksikan seekor srigala berukuran sebesar Truk hendak menerkam keduanya.
'Fenrir?!' Keduanya menatap tak percaya pada apa yang dilihat. Dua pasang bola mata mereka menyaksikan sosok Fenrir, anak dari Loki yang seharusnya sudah terikat oleh rantai Gleipnir kini mengamuk mencoba menerkam mereka berdua.
"Madara, apakah kita harus mengurus anjing ini terlebih dahulu?" Naruto menengok ke arah Madara yang berada di seberangnya. Keduanya sedang dalam posisi siaga menggunakan jurus terkuat mereka masing-masing. Keduanya sangat paham bahwa sekali terkena taring makhluk ini maka kematian adalah jaminan pasti bagi mereka.
"..." Madara belum menjawab. Dirinya terfokus pada suatu hal lain. sesuatu yang menurutnya lebih mengejutkan dari Fenrir itu sendiri.
"Madara! Apakah kau tidak mendengarku?!" Naruto berteriak kesal karena merasa diacuhkan. Namun, sorot mata Madara yang terkejut membuatnya ikut penasaran dengan apa yang dilihat oleh sang Uchiha. Dirinya kemudian menatap fokus yang sama dengan sang Uchiha.
"!" Naruto tercekat dengan apa yang dilihatnya. "R-rinnegan?!" Ia hampir tidak bisa mempercayai penglihatannya sendiri. Safirnya menangkap pola riak air mata mata sang Fenrir. Ditambah lagi sebuah batangan hitam melekat di lehernya. Memperkuat bukti bahwa sang srigala pembunuh Tuhan sudah menjadi hewan Kuchiyose seorang pemilik Rinnegan.
BOOF!
Fenrir yang hadir kini menghilang secara tiba-tiba. Meninggalkan kepulan asap yang didalamnya secara samar terlihat sesosok tubuh. Tubuh itu terekspos jelas saat kepulan asap tersebut tertiup habis oleh angin. Mengenakan pakaian layaknya pendeta Shinto serta mengenakan topeng putih bermotif Rinne-sharingan. Berdiri diantara keduanya dengan sepasang tangan menenteng sabit yang saling tersambung oleh rantai hitam.
'Siapa itu?' Madara dan Naruto memikirkan hal yang sama. Namun, keduanya tidak dapat berpikir lebih jauh lagi saat tubuh mereka tertarik oleh sebuah kekuatan misterius. Membuat keduanya meluncur kencang kearah sosok tersebut. membiarkan tubuh mereka siap menjadi santapan sabit tajam tersebut.
'Sial!' Naruto yang sadar nyawanya dalam bahaya segera melempar kunai hiraishin miliknya ke sembarang arah asalkan menjauh dari sosok tersebut. Sementara itu, tangan cakranya menangkap tubuh Madara.
"Berhasil." Dirinya kemudian mengaktifkan jurus teleportasi warisan Nidaime Hokage itu dan menghilang dalam sekejap dari sosok misterius itu bersama Madara.
Wush!
Naruto beserta Madara berpindah menuju sebuah bukit berbatu yang letaknya tak jauh dari lokasi mereka tadi. Keduanya saling bertatapan sejenak. mencerna apa yang baru saja mereka alami.
"Kau lihat itu?" Naruto bertanya kepada Uchiha didepannya itu. Meskipun ia sudah tahu bahwa lawan bicaranya sudah paham betul dengan situasi mereka dengan sekali lihat.
"Rinnegan." Madara menjawab singkat. Sebagai pengguna serta pemilik Doujutsu terkuat itu dahulu, tentunya ia tahu pasti apa saja kekuatan dari sebuah Rinnegan. Kekuatan yang dapat menjungkir-balikkan dunia.
Naruto terdiam sejenak. otaknya berusaha mencari cara untuk menghadapi lawan mereka yang misterius ini. "Madara, apakah kita harus menyerangnya bersamaan?" Tanya pemilik surai pirang itu kepada Uchiha tersebut. Namun hanya dibalas sebuah gelengan pelan.
"Tidak." Madara menggeleng. "Kita harus berpencar menghadapi 'mereka'." Ujarnya pelan. Membuat Naruto yang penasaran dengan kata 'mereka' kemudian berbalik arah dan menatap dari tempat persembunyian mereka. Dimana keempat anak Loki sedang maju merangsek kearah mereka.
'Sial!' Decih Naruto dari dalam hatinya.
"Kau urus pengguna jurus itu. Aku akan menghadapi binatang-binatang itu." Madara berkata sejenak kepada Naruto sebelum ia menghilang dari pandangan sang Uzumaki.
"Tck!" Naruto hanya bisa mendecih kesal. Dirinya lalu mengaktikan mode bijunya dan menghilang dalam sekejap. Menantang sosok misterius itu untuk bertarung melawannya.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Wush!
Dalam kecepatan kilat, Naruto segera berhadapan satu lawan satu dengan sosok misterius itu. Pemuda pirang ini merasakan semacam aura tidak mengenakan terpancar dari tubuh tersebut.
"Siapa kau?" Naruto menatap tajam lawan bicaranya. Namun, dirinya tidak mendapat jawaban sama sekali. Malah sabit yang digenggam oleh sosok itu melesat kencang menuju dirinya.
Trank!
Tangan Naruto dengan sigap menarik kunai miliknya dan mementalkan senjata lawannya. "!" Namun, sabit yang lainnya ikut meluncur kearah perutnya. "Tidak akan kubiarkan!" Tangan kirinya menahan benda mematikan tersebut. sementara sebuah tangan cakra muncul dari pinggangnya. Membuat Rasengan untuk menghantam sosok bertopeng tersebut.
"Shinra Tensei!" Tiba-tiba saja sebuah gelombang kejut tercipta. Membuat Naruto terpental belasan meter. Sebelum akhirnya secara mengejutkan menghilang dari pandangan mata sang musuh.
"Terima ini!" Tiba-tiba saja Naruto muncul di samping sosok tersebut. Tangan cakranya memberikan sebuah bola energi biru raksasa kepada lawannya. "Cho Odama Rasengan!"
Tap!
"Gakido!"
Bola Rasengan raksasa milik Naruto secara perlahan terhisap oleh sosok bertopeng tadi. "Cih!" Naruto yang tidak ingin membiarkan dirinya kembali dengan tangan hampa memberikan sebuah tendangan keras kepada lawannya. Membuat sosok tersebut terpental belasan meter sebelum akhirnya menghantam tanah.
'Sial, dia juga bisa menggunakan itu.' Pemuda pirang ini menggerutu kesal. Namun, dirinya sesaat menyadari sesuatu. 'Mungkin 'itu' bisa kucoba.' Dirinya memikirkan sebuah Hipotesa ia harap benar-benar terjadi.
"Baiklah!" Naruto mengumpulkan cakra miliknya. Kedua safir miliknya menatap tajam sosok musuh yang perlahan kembali berdiri itu. "Rasakan ini!"
Tap!
Kedua kaki pemuda pirang itu membuat sebuah kuda-kuda. Tangannya membentuk segel harimau. Dirinya akan mengeluarkan sebuah jurus yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.
"Mokuton: Juukai Kotan!"
Akar pepohonan mulai timbul dari permukaan tanah. mencoba menjerat sang lawan yang melompati setiap dahan tersebut secara mudah. Tanpa memikirkan posisinya yang semakin masuk kedalam gempuran hutan itu.
Sementara itu, senyum tipis terkembang dibibir Naruto. Dengan cepat tangannya mengubah segel yang ia gunakan dan membuat belasan naga kayu muncul dari batang pepohonan buatannya itu. Meliuk-liuk diantara lebatnya pohon. Mencoba melilit sosok bertopeng tadi.
Akan tetapi, seolah mengetahui bahwa lawannya akan melancarkan serangan demikian, sosok itu dengan cepat melakukan sebuah lompatan amat tinggi. Mencoba mencapai Kanopi tertinggi dari hutan tersebut dengan tangan yang sudah merapal beberapa segel.
"Katon: Goka Messhitsu!"
Dari kedua telapak tangannya menyembur kobaran api yang dengan ganas melalap hutan tersebut. membuat batang-batang pohon itu berjatuhan dan menimpah Naruto yang berada di bawah sana.
"Sial!" Naruto kembali merubah segelnya sesaat sebelum tertimpah pohon. Membuat naga kayunya yang sudah terbakar habis membuka mulutnya dan menembakkan ratusan tombak kayu kepada sang lawan.
Namun, sosok bertopeng itu tetap tenang dan hanya meregangkan kedua tangannya. "Shinra Tensei!" Dirinya membuat tombak kayu itu dengan mudahnya terpental kesegala arah. Menjauhi dirinya.
"Belum selesai!" Namun, dalam gerakan secepat kilat tba-tiba saja sosok Naruto sudah berada si samping lawannya. Memberikan sebuah bogem mentah berkekuatan Senjutsu kepada orang bertopeng itu. Membuatnya meluncur jatuh menghantam tanah. terkepung oleh api yang ia buat tadi.
"Masih belum!" Naruto kali ini mengarahkan telunjuk serta jari tengah bagian kanannya yang sudah ia satukan kepada sosok bertopeng tadi. "Terima ini!" Dari kedua ujung jarinya keluarlah sebuah petir hitam yang meluncur cepat kebawah. Menuju sang lawan.
"Gakido!" Sosok itu kembali menggunakan jurus penghisap segala serangan elemen tersebut. membuat petir hitam milik Naruto perlahan terhisap olehnya.
"!" Namun, dirinya terkejut bukan main saat menyaksikan petir itu tiba-tiba saja menghilang sekejap mata dan kembali muncul dari balik punggungnya. Memberikan sebuah kerusakan yang cukup berarti bagi sosok bertopeng itu.
'Sesuai dugaanku.' Naruto yang melayang diudara menggunakan sayap iblis miliknya tersenyum puas menyaksikan hipotesanya berbuah hasil positif. 'Dia bisa menggunakan Tendo dan Gakido secara beruntun. Namun setelah itu dia tidak bisa menggunakan teknik lain lagi untuk jangka waktu sekitar 5 detik. Cukup merepotkan, namun untungnya tongkat serta punggungnya sudah kutandai' Pemuda pirang itu melirik kepada lawannya dari atas.
'semoga ini berjalan sesuai dengan harapanku.'
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Sementara itu, beberapa ratus meter dari tempat Naruto terjadi pertempuran seru lainnya yang juga mengundang decak kagum para penyimaknya. Jika pertarungan Naruto adalah sebuah lomba taktik maka pertarungan seorang Uchiha Madara kali ini adalah sebuah perkelahian para raksasa.
Zrat!
Susano'o Madara yang sudah memasuki tahap sempurna namun lebih kecil menebaskan pedangnya kearah Fenrir yang mencoba menerkamnya. Pertarungan antara keduanya berlangsung tidak seimbang karena Sang Serigala pembunuh Tuhan dibantu oleh anak serta Saudaranya yakni, Midgardsormr, Hati, dan Skoll.
"GRAAAHH!" Skoll yang tubuhnya kini berukuran sama besarnya dengan sang induk mencoba menerkam pundak Susano'o milik Madara. Namun, tangan kiri Madara berhasil menangkap binatang buas tersebut dan mencekiknya. Sebelum kemudian dibuang kearah Hati yang ikut menyerangnya.
'Sekarang.' Madara mencabut salah satu Katanannya dan berniat menebas kedua makhluk tersebut. Tetapi ia sekali lagi harus dibuat repot saat Midgardsormr melilit tangannya yang mencabut Katana tersebut.
"Tch!" Madara mendecih kesal. Ditatapnya ular raksasa tersebut secara tajam. Hingga muncullah api hitam yang membakar tubuh makhluk melata tersebut.
"SHAAAA!" Midgardsormr secara paksa melepas lilitannya. Merontah kesakitan ditanah. Ekornya yang sangat panjang itu menampar habis bebatuan di tempat tersebut hingga menciptakan sebuah pemandangan mengerikan.
"Berisik!" Madara hendak menebas ular tersebut sebelum tangan Susano'o miliknya ditahan oleh taring mematikan milik Fenrir.
Krak!
"!" Madara menaikkan alisnya karena terkejut menyaksikan taring milik Fenrir berhasil membuat tangan astral miliknya retak. Namun, ia tidak membiarkan hal tersebut berlangsung lama. Tangannya dengan segera merapalkan segel. Memanggil seekor naga kayu dari tanah yang muncul untuk melilit serigala tersebut.
"Mokuryuu no Jutsu!"
"GRAAA!"
Jerit kesakitan sang Serigala dataran utara mewarnai area tersebut. meskipun terdengar sama saja namun Madara mampu menangkap semacam rasa pilu dari teriakannya. Walaupun hal tersebut tidak membuatnya menjadi iba dengan sang lawan.
"Sebaiknya kuakhiri ini secepat mungkin." Dirinya kembali mencabut pedang biru tersebut. mengayunkannya kearah Fenrir yang masih terjebak tak berdaya. " Salahkan ayahmu yang gila itu." Ujarnya sembari mengayunkan senjata miliknya.
Greb!
Namun, pedangnya kembali ditahan oleh sesuatu. Kedua iris Madara sedikit terkejut saat menyaksikan tangan astral hitam muncul dari bawah pedangnya. Mengangkat senjata miliknya secara paksa. Bahkan hampir membuat Madara kehilangan keseimbangan.
"Siapa itu?" Madara bergumam tak percaya menyaksikan Susano'o miliknya berhasil dilawan oleh sosok misterius tersebut.
Sosok yang dimaksud hanya tersenyum tipis. Ia kemudian melayang kehadapan Madara. "Namaku Yato. Dan akulah yang akan menjadi lawanmu." Pemilik iris safir itu membiarkan aura hitam dari dalam tubuhnya menguar keluar dan membentuk sebuah tubuh astral seukuran milik sang Uchiha. Tubuh tersebut memiliki bentuk seperti seorang Samurai namun membiarkan rambutnya yang panjang tergerai. Persis menyerupai Susano'o namun kedua mata Yato yang tidak berubah seolah menyanggah anggapan tersebut.
"Majulah, Hantu Uchiha." Yato menggerakkan tubuh ciptaannya itu. Dari tangan kanannya muncul sebuah Naginata panjang yang mengacung ke arah Madara.
Madara hanya membalas dengan mengayunkan Katana miliknya tanpa banyak berbicara. Kedua raksasa tersebut saling mempercepat langkahnya. Membuat tanah bergoncang hebat layaknya gempa besar sedang terjadi. Saat jarak antar keduanya menipis, kedua senjata yang mereka miliki saling bertabrakan. Membuat sebuah gelombang kejut yang mampu dirasakan oleh Naruto dari kejauhan.
BRUHHH!
"A-ada apa ini?!" Naruto berusaha melindungi kedua matanya dari ganasnya badai pasir yang tercipta akibat pertempuran antara Madara dan Yato. Dirinya saat itu baru saja berniat melancarkan serangan terakhir kepada sang lawan. Namun, akibat badai tadi lawannya dalam sekejap menghilang dari pandangan.
'Dimana dia?' Naruto mencoba menggunakan kemampuan mendeteksi aura jahatnya untuk mencari sang lawan. Namun, hal tersebut percuma. 'Sial! Kenapa segel Hiraishinku bisa menghilang?!' Pemuda pirang ini menjadi sedikit bingung karena segel yang ia gunakan untuk menandai tubuh sang lawan seolah menghilang begitu saja.
"Mencariku?..." Sebuah desisan suara menyadarkan Naruto. Pemilik surai pirang ini segera menoleh kesamping. Dimana sebuah tendangan kuat dihadiahkan kepadanya.
Brukh!
"Ukh!" Naruto tertpental beberapa meter sebelum berhasil menyeimbangkan kembali posisi badannya. Tangan kanannya menyeka darah yang keluar dari bibir robeknya akibat tendangan keras tadi.
"Boleh juga, tendanganmu." Naruto kemudian mencoba berdiri. Kedua jemarinya ia satukan dalam bentuk seperti sebuah palang. "Tajuu Kagebunshin no Jutsu!" Gumpalan asap besar tercipta dan menampilkan puluhan replika dirinya yang siap bertempur.
Sementara itu, sosok bertopeng tadi hanya berdiri tenang menyaksikan hal tersebut. kedua tangannya yang sudah melepas senjatanya kini mengepal secara tiba-tiba dan sepasang tombak dari tulang muncul dari telapak tangannya.
"!" Naruto membulat tak percaya. 'Itukan jurus yang Kimimaro serta Kaguya pakai?!' Dirinya segera berpikir cepat. Keputusannya untuk memakai Kagebunshin sebagai umpan bukanlah pilihan salah. Lagipula banyak hal yang perlu ia gali mengenai sang musuh. Termasuk identitas dari sang musuh.
Tap!
Naruto mengangkat tangannya. "Minna! Serang sosok itu!" Naruto memberikan aba-aba kepada para bunshinnya yang dengan siap segera merangsek maju menantang sang lawan.
"KORA!" Para Bunshin itu berlarian menuju kearah lawannya. Bunshin yang sudah masuk dalam mode bijuu itu mengaktifkan jurus mereka masing-masing dan hendak menyerang sosok bertopeng tadi.
Meskipun musuhnya semakin mendekat, sang lawan dengan tenangnya merentangkan kedua tangannya keudara. "Shinra Tensei!' Gelombang kejut penghantam segala hal itupun kembali tercipta. Membuat belasan Bunshin Naruto terpental keudara.
Namun, tanpa ingin kehilangan momen, para Bunshin yang lain segera menyerang sang lawan menggunakan Taijutsu. Menanggapinya, pemakai topeng itu memutar batangan tulang milknya yang tajam tersebut kearah para musuhnya. Tulang miliknya dengan mudah memusnahkan apapun yang terkena olehnya.
"Cih! Tidak akan kubiarkan!" Salah satu Bunshin Naruto yang tidak senang melihat para rekannya musnah segera merapal segel. "Doton: Chidokaku!" Ia membuat tanah tempat sang musuh tiba-tiba terangkat hingga membuat lawannya terjungkal keudara.
Tanpa menghilangkan kesempatan, para Bunshin lainnya dengan cepat membuat beberapa buah RasenShurikken dan melemparkannya kearah sosok tersebut dari atas.
"Gakido!" Lawannya segera menghisap serangan tersebut. Namun, ia tidak menyadari bahwa dibawahnya telah muncul sosok Bunshin lainnya yang menendang punggungnya.
"U-!" Teriak Bunshin tersebut saat menendang sang lawan. Dirinya kemudian terjatuh kebawah digantikan oleh para Bunshin lainnya yang ikut melakukan hal yang sama.
"-ZU-MA-KI!" Para Bunshin Lainnya ikut menendang punggung sang lawan keudara. Membuatnya semakin menjauhi permukaan tanah. lawannya tidak dapat melakukan apa-apa karena masih sibuk menghisap delapan buah Rasenshurikken didepannya. Jika ia lengah maka tubuhnya akan tercabik-cabik tanpa sisa. Dirinya juga tidak dapat menggunakan Tendo karena mengaktifkan Gakido.
BOOF!
Tiba-tiba saja semua Rasenshurikken tadi berubah menjadi Bunshin Naruto. Rupanya mereka melakukan Trik yang sama seperti saat melawan Pain. Kedelapan Bunshin ini bersiap memberikan bogem mentah berkekuatan Senjutsu kepada sosok bertopeng tersebut.
"Shinra Tensei!" Namun, reaksi sang lawan tidaklah kalah cepat. Dengan segera ia mengaktifkan jurus andalannya tersebut. membuat semua penyerangnya terpental dan akhirnya musnah menjadi asap.
Wush!
Akan tetapi, tiba-tiba saja Naruto yang asli muncul. Ditangan kanannya terdapat sebuah bola hitam kecil yang sudah siap menghantam sang lawan. Ternyata Bunshin Naruto yang menendang sang lawan memasang segel pada pundak sosok bertopeng tersebut saat menendangnya.
"Buka topengmu, Konoyaro!" Naruto tanpa memberi ampun menghantamkan Bijuudama mini miliknya ketopeng sosok tersebut hingga menghancurkannya. membuatnya meluncur ketanah dengan cepat sebelum akhirnya tenggelam dalam ledakkan.
Bum!
Ledakkan besar itu membuat angin kencang tercipta dibawah tempat Naruto melayang. Kepulan asap hasil perbuatannya mengepul pekat. Seolah menyembunyikan identitas sang lawan.
Swush!
Angin kencang tiba-tiba saja tercipta. Membersihkan kepulan asap tadi. dan menampakkan sosok misterius yang melawannya.
"K-kau..." Naruto terperangah tak percaya . Dirinya yang melayang keudara seolah kehilangan tenaga menyaksikan kenyataan didepan matanya.
'Kenapa harus kau...'
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Sementara itu,
Trank!
"Amaterasu!" Iris kanan Madara berputar kencang. Darah perlahan mengalir dan menciptakan sebuah api hitam yang membakar sosok astral didepannya, Yato.
"Yasaka Magatama!" Yato dengan tenangnya membentuk tiga buah bintik hitam yang berputar ditangan kanannya. Bintik tersebut kemudian ia lemparkan kearah api hitam yang meluncur padanya. membuat api tadi melahap serangan miliknya yang melesat ke arah Madara.
Trank!
Katana milik Madara berhasil menangkis serangan tersebut. "Cih, bisa juga bocah ini bertempur memakai Susano'o." Madara kesal namun juga merasa senang karena menemukan lawan yang sepadan.
Bum!
Tiba-tiba saja dari belakangnya muncullah sebuah ledakkan lainnya yang sedang babak belur menghadapi seorang gadis. Ialah Uchiha Sasuke.
Madara yang melihat Sasuke menjadi terkejut. "Sasuke, apa yang terjadi padamu? Dan kenapa gadis itu ada di sini?" Dirinya yang melihat sosok Sakura hadir dengan nafsu membunuh penuh untuk Sasuke menjadi bertambah bingung.
"Aku tak tahu!" Sasuke mencoba menjawab sekenanya. Dirinya hampir saja terkena pukulan Sakura yang membuat bukit berbatu dibelakangnya meledak. "Sepertinya ada lawan dari tempat lain yang ingin membuat masalah disini-" Ucapan Sasuke terpotong saat menyaksikan Naginata milik Yato hendak menyabet dirinya.
Trank!
Untunglah Madara dengan sigap berhasil menangkis senjata tersebut. Sedangkan Sasuke yang melihat celah untuk kabur segera mengaktifkan Susano'o miliknya dan menembakkan panah kearah Yato.
Bruakh!
Panah berkecepatan tinggi itu sukses membuat Yato terpental puluhan meter. Namun, Sasuke yang menyadari bahwa ia masih berada dalam incaran Sakura akhirnya sadar bahwa gadis itu tidaklah berada dalam jangkauannya lagi. 'Dimana dia?!' Kedua Sharingannya menatap kesana kemari mencari gadis itu meskipun hasilnya nihil.
"Mencariku?" Sebuah suara mendesis tiba-tiba saja terdengar dari samping Sasuke. Disana telah menanti seorang gadis berambut merah jambu namun panjang bersiap meninjunya menggunakan tangan astral dari sosok putih besar menyerupai seorang Samurai.
"Sasuke!" Madara yang sadar dengan segera mengayunkan katana miliknya. Namun, pedang miliknya tidak kuat menahan pukulan tersebut hingga akhirnya patah. Membuat Sasuke yang baru sadar mau tak mau harus menerimanya.
Bruakh!
Raksasa ungu itu terpental beberapa puluh meter. Membuat keadaan menjadi imbang.
"Cih, apa yang sedang terjadi di sini? Apa yang terjadi padamu, Naruto?" Uchiha tua itu merasakan bahwa tekanan cakra sang pemuda pirang tidaklah stabil. Layaknya seseorang yang sedang terkena semacam serangan batin.
'Apa yang sedang terjadi.'
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Sementara itu,
"Lari! Selamatkan jiwamu!" Ribuan manusia berlarian kesana kemari. Pemandangan Kota Kuoh yang biasanya damai menjadi mencekam saat empat buah patung Budha Raksasa beserta ratusan makhluk hitam misterius muncul dan membuat kekacauan.
"Ada apa ini?!" Sona Sitri yang sedang sibuk menghadapi para tamu asing itu nampak sangat kebingungan dengan kedatangan para pengacau ini.
Tak jauh dari lokasi Sona, para budak Rias dan juga Naruto sedang berkeliling kota untuk membereskan kekacauan yang terjadi.
"Apa-apaan ini?!" Kagura berteriak kesal saat belasan makhluk hitam itu mencoba untuk menyerangnya. Namun, kekuatannya yang jauh melebihi perkiraan membuat para lawannya musnah dengan mudah.
"Nii-sama, apa yang terjadi?" Miyuki memeluk Shiba dengan takut. Sementara itu, pemuda pendiam ini memilih bungkam. Menyibukkan dirinya untuk melindungi sang adik.
"Khu, khu, khu" Berada jauh dari mereka semua, seorang pria berwajah tampan serta memiliki rambut cukup nyentrik sedang tertawa sinis menyaksikan pemandangan Kota Kuoh yang mulai hancur. "Inilah yang menjadi akibat bila membuatku marah." Kedua irisnya yang berpola riak air menyiratkan kekuatan jahat tak terkira, ialah Loki sang dewa Nordik.
"Sebaiknya ini kuakhiri saja." Ujarnya sembari memunculkan sebuah bola putih kecil yang memiliki kekuatan sangat mengerikan. "Rasakan, para makhluk hina!" Ia melempar bola energi tersebut kearah kota.
Trank!
Namun, tiba-tiba saja bola tersebut berhasil ditendang dengan sangat kuat oleh seorang pemuda bertubuh kekar keangkasa. Menciptakan ledakkan sangat besar.
"Siapa itu?!" Dirinya menoleh penuh amarah. Menyaksikan sepasang laki-laki sedang melayang dihadapannya dengan tatapan tak kalah tajam.
"Sairaorg, bantulah orang dibawa..." Salah satu dari mereka memberikan perintah pada lainnya yang segera dituruti. Kedua irisnya beralih kepada Loki yang masih berdiri didepannya. "Dan kau..." dengan nada berdesis.
"Kau akan tahu bagaimana amarah seorang Maou!" Ujar sosok yang tak lain Sirzechs Lucifer tersebut dengan aura Power of Destruction yang meluap.
'Akan kubuat kau tahu arti dari sebuah kehidupan!'
TBC
Ahh, akhirnya chapter satu ini selesai juga. Author sedang WB-Wbnya untuk fic ini. Semoga buat chap depan berhasil dengan baik. Terus, apakah Madara mati? Lihat aja hahaha. Siapa yang bertopeng itu? Apakah Naruto punya kenangan dengannya ?#kode keras. Marilah kita nantikan di chap depan. Dan yang paling penting yakni ucapan terima kasih buat para reader yang sudah mau meluangkan waktunya untuk Fav, follow, atau review fic ini. Karena dengan adanya kalianlah author jadi dapat ide.