Prolog

Aku tau dan aku sangat sadar diri kalau aku tidak akan diterima dengan baik di keluarga ini. Menikah karena aku hamil? Bahkan yang menghamiliku tidak mengingat apapun kejadian saat-saat menghabiskan malam panas penuh kesakitan bagiku.

Aku dikenal bad boy disekolah. Bagaimana jika seluruh sekolah tau kalau pembuat onar sekaligus murid paling rajin keluar masuk ruang BK bahkan ruang kepala sekolah sedah HAMIL? Garis bawahi hamil! Oh no! aku namja! NAMJA. Aku juga bingung bagaimana ini bisa terjadi.

Kenapa hidupku yang sudah menyedihkan harus bertambah menyedihkan saat aku masuk dan mengganti margaku menjadi Jung? Ini sangat sulit. Aku memang pembangkang, tapi melawan Mrs. Jung (ibu dari ayah anak yang aku kandung) yang sangat kolot akan tradisi keluarganya itu susah juga.

Rasaranya aku ingin menangis. Tapi kemana aku akan bersandar? Suamiku? Bahkan ia lebih menurut kepada ibunya agar ia tetap menjalankan hubungannya dengan tunangannya. Gila? Memang. Anak yang penurut dan ibu yang pengekang. Jadi seseorang yang bersetatus suami itu tidak bisa memberiku sandaran. Satu-satu yang kupunya didunia ini adalah ayah dan jabang bayi dalam perutku. Bersandar kepada Appa? Hah.. kau ingat kan kalau hidupku menyedihkan? Appaku mengalami gangguan kejiwaan setelah umma meninggal dua tahun lalu. Rasanya aku ingin menangis meraung-raung mengingat hidupku. Tapi tak akan. Aku namja yang kuat. Camkan itu. Sampai akhir dari ff ini, dengan tegas aku katakana KALAU AKU TIDAK AKAN MENANGIS!

Hidupku akan lebih baik. Aku percaya itu.

Tittle : Kim Jaejoong In Jung Fams

Genre : family, drama, romance, a little bit Hurt

Rated : M (bahaya! Anak kecil dilarang baca. Kalau mau baca boleh aja sih. Tapi bukan tanggung jawab saya bila terjadi serangan jantung mendadak, hipertensi, gangguan pada ibu hamil! *forget it*)

Cast : Jung (Kim) Jaejoong, Jung Yunho, Jung (Choi) Siwon, Kim Junsu, Park Yoochun, Go Ara (forget her-_-), Jung (Shim) Changmin

Pairing : YunJae as always!, WonJae, YooSu,and….. YunRa '...'

WARNING : boyslove, yaoi, hurt,


Chap 1

The Biggest Mistake

"ya! Kim Junsu kajja!" namja cantik dengan penampilan yang ekhem urakan ekhem sedang menarik tangan seorang namja juga yang kita ketahui tadi bernama Kim Junsu.

"aniyo hyungie. Aku tak mau masuk kedalam tempat berisik itu. Bagaimana kalau aku bertemu dengan Chun-ups Namja brengsek itu?" namja bertubuh montok itu kukuh menolak.

"nah itu bagus pabbo! Buktikan padanya kalau kau juga bisa menggait yeoja sexy! Buktikan kalau kau bukan hanya gay! Tapi namja normal yang tertarik juga pada yeja sexy"

Kedua namja dengan wajah cantik dan imut ini perlahan memasuki club malah terkenal di Seoul. Setelah tadi sedikit berdebat tentang usia di luar dan dengan sedit suap tentunya agar mereka bisa masuk. BadBoy eoh? Itu lah Kim Jaejoong. Namja yang dengan angkuhnya berjalan mendekati bar club ini. Tidak sedikit orang yang mengalihkan pandangannya pada Jaejoong. Cahaya dari tubuhnya tidak bisa ditolak. Dengan gaya yang terkesan seram. Lihat saja eyeliner tipis di sekitar matanya, celana jeans yang robek di bagian pahanya, baju V-neck yang pas ditubuhnya sehingga membentuk tubuh indahnya, rambut yang di cat coklat almond membuatnya makin mempesona. Walau dia kurang mampu dalam masalah biaya hidup, tapi fashion tetap nomer satu. Anggap itu prinsip hidupnya.

"ya Junsu! Cepat sedikit jalannya!" Jaejoong yang sudah duduk di bar kesal melihat cara berjalan Junsu yang lambat seperti yeoja dengan kepala yang menunduk malu.

"aish hyung aku risih" Junsu mendaratkan pantat mulusnya di samping Jaejoong.

Jaejoong tidak menghiraukan itu. "Siwon hyung, seperti biasa ne. Dan jus jeruk untuk temanku ini'

"hyung. Aku juga ingin seperti yang kau pesan" kesal Junsu. Ia bukan anak kecil lagi.

"ani. Kau masih bocah nae dongsaeng"

"kita bahkan seumuran, huh." Jaejoong hanya mengendikkan bahunya.


-Other side-

Jam sudah menunjukan pukul 7 petang. Tapi namja dengan tatapan tajam ini masih saja berkutat dengan computer dan dokumen di depannya. Apa ia tidak berfikir tentang pantatnya yang bisa saja rata eoh?

Drrrtt Drttt Drrrtttt

"yeoboseyo hyung?" namja bermata musang itu mengangkat telpon dari hyungnya.

"….." -kita sedang dalam side namja musang ini. Jadi jangan harap tau apa yang dikatakan line diseberang. Kecuali namja ini men-loud speaker ponselnya *merong ala Changmin baby*

"kerjaanku masih banyak hyung" jawab namja dengan nama Jung Yunho ini malas.

"…"

"baiklah baiklah 10 menit lagi aku sampai, puas?"

Jung Yunho dengan segera mematikan komputernya. Merapikan dokumen-dokumen pentingnya dan segera beranjak dari kursi kebesarannya sebagai Direktur Utama Jung Corp. Kita harus bangga Appa kita seorang Presdir! *forget jsy*

'Club? Sesekali tak apakan?'

Yunho mengambil ponselnya dan terlihat sedang menelpon seseorang

"umma, aku akan pulang terlambat ne"

"…?!"

"eh? Eum.. itu pe-pekerjaanku belom selesai, iya belum"

"….."

"baiklah"


Mobil audi keluaran terbaru terparkir indah di parkiran Club Mirotic Seoul. Pemiliknya keluar dengan ekprsi sok dingin dan sok berwajah datar agar orang-orang tau ia adalah namja hebat *plak

Perlahan ia mendekat kearah bar. Didudukannya pantatnya di kursi empuk itu. Matanya menelusuri seluruh club ini. Sebenarnya ia risih jika diajak ketempat seperti ini. Tapi ejekan hyungnya memaksanya datang.

"wah Yunho-ah kau datang juga. Ternyata kau tidak terlalu anak mami ahahaha." Namja yang bekerja sebagai bartender menyapa Yunho akrab. Atau sok akrab? Akrab aja deh. Mereka 'kan saudara ahay.

"shut up hyung. Aku juga bisa bebas sepertimu. Berikan aku beer." Sahut Yunho malas.

"hanya beer? Cih payah" Siwon. Kakak kandung dari Yunho mencibir.

"sudah berikan saja. Apa hakmu mengatur? Kau hanya seorang bartender" Yunho mengeluarkan smirk menyebalkannya. *Ekhem jangan gebuk saya.

Setelah siwon pergi dari hadapannya. Yunho kembali melihat-lihat. Pandanganya terhenti pada sosok cantik di sebelahnya. DI SEBELAHNYA! Kenapa ia baru menyadarinya?! *appa alay*

"Jaejoong hyung. Lihat! Yoochun brengsek itu hiks dia hiks sedang berciuman di sudut club ini hueeeeee" Junsu seketika menangis saat melihat (mantan) kekasihnya sedang berciuman dengan yeoja. Bahkan banyak yeoja sedang berada di sekelilingnya.

"ya ya ya! Jangan menangis disini pabbo!" bentak Jaejoong. Tapi tetap memeluk dan berusaha menenangkan Junsu.

"hiks aku pulang saja" Junsu bangkit dari kursinya dan segera berlalu dari club itu. Hanya makan hati jika ia tetap disana.

"huks biarkan sajalah hik" sepertinya uri Jaejoong sudah setengah sadar. Atau setengah mabuk? Atau.. setengan tidak sadar? *asdfghjkl


Oke ini memalukan Jung. Kau mabuk hanya karena meminum dua gelas besar BEER? Hanya dua gelas?! Payah!

"kau sangat payah bung." Siwon yang sepintas melewati Yunho menyempatkan diri untuk menyindirnya.

"hik hik" cekukan si Yunho pemirsah.

Siwon berlalu dari Yunho dan segera menuju namja cantik idamannya. Namja yang sudah menjadi langganannya sejak tiga bulan terakhir.

"Jaejoong-ah. Sudah berhenti. Kau sudah mabuk" dengan segera Siwon mengambil gelas berisi Margareta dengan kadar alcohol tinggi di depan Jaejoong itu. Hei Siwon tau Jaejoong masih SMA walau sudah di tinggkat akhir. Sebenarnya Siwon tak tega memberi alcohol kadar tinggi. Tapi namja cantik itu memaksa. Apa boleh buat kan?

"hyungie-ah. Bayarkan minumanku neh hehhe hik he" rancau Jaejoong.

"baiklah. Aku akan membayarnya. Tapi kau harus segera pulang. Appamu pasti mencari-carimu dirumah, Jae-ah." Nasihat Siwon. Siwon sudah tau selak-beluk Jaejoong. Jaejoong sering kemari dan sangat dekat dengan Siwon. Bagi Jaejoong, Siwon adalah hyung yang sangat baiik. Tapi bagi Siwon? Apa jaejoong adalah hanya seorang dongsaeng? Atau…? *silahkan menerka*

"appa hiks ne appa sendirian dirumah hyung hiks" Jaejoong menangis ketika mengingat appanya dirumah sendiri. Sepertinya Jaejoong sudah mabuk berat.

"aku akan mengantarmu pulang" kata Siwon dengan senyum tulus. Tapi percuma, Jaejoong tidak sedang melihatnya.

"aku hik mau keto hik let dulu" Jaejoong berjalan sempoyongan menuju toilet.


Yunho mencoba mengangkat kepalanya yang pening. Ia ingin pulang segera. Saat ia melihat-lihat. Pandangannya tertuju pada Jaejoong yang sedang berjalan di depannya. Dengan insting "YunJae destiny"nya, Yunho mengikuti Jaejoong menuju toilet.

Ia membuntuti Jaejoong sampai ikut masuk kedalam bilik tempat Jaejoong pipis. Yunho segera mengunci pintu bilik paling pojok itu. Mata musang itu membulat saat melihat Jaejoong membuka celananya sampai paha mulus itu terlihat.

.

Setelah Jaejoong selesai mengeluarkan air yang sejak tadi ingin keluar, ia ingin memakai celananya yang sudah ia lorotkan sampai kelantai. Ia membungkuk untuk mengambil celananya. Otomatis itu berarti ia sedang menungging. Dan tidak sengaja pantat mulus Jaejoong yang tidak berbalut sehelai benangpun itu menubruk adik kecil pria yang ada di belakannya.

eeuunngghh~

Lenguhan nikmat terdengar di belakannya. Yunho seakan lepas kendali. Segera ia memeluk Jaejoong dari belakang dan menciumi dengan ganas leher namja cantik itu.

Seakan sadar akan situasi yang sedang terjadi, Jaejoong sadar walau hanya setengah dan memberontak pada namja di belakangnya. Tapi tenanganya tak sekuat namja bermata musang dibelakannya. *Percuma saja umma. Nitmati saja~ *author nista*

"eummh" tidak dipungkiri kalau Jaejoong merasakan nikmat.

Shit. Akibat alcohol tadi Jaejoong serasa harus pasrah kepada namja yang menyentuhnya. Bahkan wajahnya Jaejoong tak tau! Apalagi namanya?!

"mphh" Yunho tidak puas hanya dengan bagian belakangnya. Ia juga ingin merasakan bagian depannya. Yunho dengan beringas membalik badan Jaejoong dan segera membungkam bibir semerah cerry Jaejoong dengan bibir hatinya. Dengan cekatan Yunho melepas baju yang dipakai Jaejoong.

"aahhh" desahan nikmat keluar dari bibir cerry itu ketika Yunho mulai menjamah lehernya. Memberikan tanda nista berwarna merah yang author sumpahin bertahan selama sebulan. Tangan Yunho tak tinggal diam. Ia pelintir nipple Jaejoong. Menghasilkan sengatan-sengatan nikmat bagi Jaejoong.

Jaejoong hanya pasrah. Ia hanya bisa mendesah nikmat dan meremas nrambut namja yang menyetubuhinya. Hatinya memberontak. Tidak ingin diperlakukan seperti slave seperti ini. Tapi tubuhnya seolah menolak perintah otak dan hatinya.

.

Hingga sampai saat dimana terdengar suara hentakan anatara badan Yunho dan Jaejoong. Suara lenguhan dan desahan yang saling menyahut. Untung saja tidak ada orang yang ingin ke toilet.

Akhirnya mereka berdua ambruk setelah klimaks pertama Yunho dan klimaks ketiga bagi Jaejoong. Sungguh memalukan, tiga kali? Harusnya ia bisa lebih kuat menahan ejakulasinya.

*silahkan bayangkan bagaimana mereka mencapai klimaks*kabur*


"Jaejoongie? Kenapa lama sekali di toilet eoh?" Siwon yang sudah hamper satu jam menunggu memutuskan untuk menemui Jaejoong di toilet. Tapi toilet sudah kosong. Tidak siapapun di dalam sana.

Siwon yang awalnya kawatir mulai mengendalikan emosinya. Mungkin Jaejoong sudah pulang. Mengingat ia tidak akan bisa lama-lama meninggalkan Appanya dirumah.

Siwon memutuskan untuk pulang saja. Sift kerjanya pun sudah usai.


Sang Surya bersinar di ufuk timur. Sinar hangat mulai masuk ke dalam celah-celah toilet tempat Jaejoong memejamkan matanya semalam. Tempat yang menjadi saksi bisu pertempuran hot. *fogetit*

"eeuunnghh.. aarrkk appo" Jaejoong meringis sakit saat ia mencoba untuk bangun dari posisi duduknya. Sepertinya ia tidur dalam posisi duduk. Mata indah berhesel doe itu seketika melebar saat merasakan ada yang memeluknya dari belakang juga rasa perih di holenya dan seperti ada yang mengganjal.

Jaejoong perlahan menoleh kebelakang dan seketika berdiri ketika melihat orang lain berada dalam toilet itu. Perasaan takut bermunculan dalam hati namja cantik ini. Ia tidak berani untuk membangunkan namja asing yang telah menyetubuhinya. Ia takut di perkosa, lagi.

Tidak berniat mencuri, setelah memakai celananya, ia mengambil jas Yunho dan langsung memakainya, karena bajunya yang agak robek tidak mungkin di pakainya. Tak terbayang seberapa ganasnya semalam, huks. Jaejoong segera keluar dari bilik itu.

"kyaaaaaaaaaaa! kenapa ada namja disini?!" oh shit ini toilet Yeoja pemirsa. Pantas saja Siwon tak menemukan Jaejoong kemarin. Tidak peduli dengan teriakan yeoja itu, Jaejoong segera berlari terseok-seok menuju rumahnya.

Tidak dipedulikannya orang-orang yang melihatnya aneh. Penampilannya sungguh berantakan. Poor Jaejoongie.

.

Karena teriakan tadi, ternyata tersangka utama kita terbangun olehnya. Dengan wajah linglung bingung ia memakai bajunya. Ia tidak ingat apapun yang sampai mengakibatkan adik kecilnya tak terbungkus menyebabkan ia kedinginan. Padahal semalam ia merasakan kalau adiknya sangan hangat. Apa itu mimpi? Kenapa ia bisa berakhir di toilet? Terlebih toilet yeoja? Kepalanya pusing. Ia tak mau mengingat apapun dulu. Ia ingin segera pulang.


Jaejoong berjalan pelan masuk kedalam rumahnya. Ia tak mau membangunkan ayahnya. Tapi rencananya hancur ketika ia melihat Appanya duduk sendirian di sofa.

Kepala namja yang wajahnya masih segar di usianya yang memasuki kepala empat langsung menoleh kearah pintu saat mendengar pintu itu terbuka. Dengan tergesa ia bangun dari duduknya dan langsung memeluk putranya yang sudah ia tunggu sejak kemarin.

"jo..jongie.. nae.. aegya.. kenapa? Kenapa.. baru pulang?" Appa Kim meraba-raba wajah berantakan Jaejoong. Dipeluknya anaknya sayang.

"appa sudah makan? Hiks" Jaejoong bukannya menjawab, ia malah balik bertanya dengan isakan kecil. Ia paling tidak bisa melihat ayahnya seperti sekarang ini.

"nae jae.. belum.. pulang.. bagai mana appa bisa?" tangis Jaejoong pecah seketika. Ia gagal menjadi anak yang baik. Ia gagal membanggakan orang tuanya. Ia malah mengecewakan ayahnya dengan pulang dalam keadaan habis di perkosa. Sungguh ia anak yang durhaka. Ia ke club bersenang-senang sedangkan ayahnya belum makan di rumah? Ia membiarkan ayahnya begadang demi menunggunya pulang? Sebut ia apapun umpatan menjijikan untuknya.

"appa jja makan hiks" Jaejoong menuntun ayahnya ke meja makan.

"nae princess uljimayo. Appa .. su..dah makan dengan eomma tadi hehehehehe" Jaejoong hanya bisa menangis dalam diam sambil memasak setelah mendengar ucapan ayahnya tadi.

Setelah selesai sarapan dan menidurkan Appanya, Jaejoong segera membersihkan dirinya. Setelahnya ia hanya berbaring gelisah memikirkan yang semalam. Ia jijik saat mandi ketika melihat hampir seluruh badannya penuh bercak merah bahkan sampai keunguan.

Teringan sesuatu ia lalu menyambar jass yang tadi ia taruh di kursi. Gotcha! Ia menemukan sebuah dompet kulit yang bahkan mungkin harga dompet ini lebih mahal dari biaya makannya selama seminggu.

Jung Yunho.

Jung Corp?

'kau harus bertanggung jawab, Jung'

.

TBC/delete?

Jugde ceritanya. Jangan pernah menjudge cast di sini.

Review memuaskan akan segera di update. Kalau review menunjukkan ketidak puasan berarti ini ff jelek. Mian.