"Tentu saja." Jawab Suho mantap, "memang kenapa? Aku sudah mengetahuinya sejak lama kok. Tak usah menatapku seperti itu, Yi Fan." Suho memutar bola matanya malas melihat ekspresi berlebihan Kris padanya.

"Bahkan aku tahu kalau Baekhyun itu menikahnya dengan Chanyeol, musuh pura-puranya."

'Oh my god.'

Title: Big Secret

Disclaimer : God & Themselves

Rate : T+++++ (dusta ding:p)

Genre : Romance, Drama, Friendship

Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Other Cast: Kim Suho, Kris Wu, temukan sendiri/?

Warning : OOC, cerita pasaran, alur kecepatan, Typo(s), YAOI, fict enggak nyambung sama judulnya-_-, ceritanya maksain banget

Summary: Mulai dari rahasia besar Baekhyun dan Chanyeol yang ternyata sudah diketahui oleh Suho hingga masa lalu Chanyeol terungkap. Oh tuhan, Suho hanya berharap itu hanya lelucon dari YiFan. Belum lagi fakta bahwa Suho mendengar ada yang memanggil Baekhyun dengan sebutan Mommy. / "APA?! Chanyeol si manusia idiot yang kelebihan hormon itu mantan ketua gangster di Hongkong? Kau bercanda?!"/ it's ChanBaek! slight KrisHo/ Yaoi, BL, School-Life, DLDR, RnR please!

.

.

Big Secret © FyxHunKai

Gak suka? OUT!

Masih ga OUT juga? Berarti anda terlalu memaksakan diri/?

No Siders! No FLAME!

.

.

.

[WARNING! TYPO(S) BERKELIARAN!]

.

.


[Chapter 5]


"Junmyeon, dari mana kau tahu kalau Baekhyun dan Chanyeol itu sudah menikah?" tanya Kris setelah mendudukan santai dirinya di sofa di apartement mewah Suho.

"Ah lollipopku dimana kaliaaannn~" Suho tanpa menghiraukan Kris berjalan riang menuju kulkas kesayangannya yang berisi puluhan lollipop rasa didalamnya.

"Junmyeon! Kau menghiraukanku!"

"..."

"Kau masih saja suka memakan permen-permen itu huh? Ya tuhan, berapa umurmu sekarang ini." Kris memutar bolamatanya malas melihat Suho yang sedang asiknya menghisap-hisap lollipop rasa strawberry-nya dengan semangat.

"..."

"Ck! Junmyeon jawablah pertanyaanku."

"Pertanyaanmu yang mana huh? Kau itu terlalu banyak bertanya, Yi Fan."

"Darimana kau tahu jika Baekhyun dan Chanyeol sudah menikah?"

"Ck! Tentu saja aku tahu. apa yang tak kutahu?" Suho berjalan kearahnya dan duduk tepat di pangkuan Kris tanpa tahu malu, "Bahkan semua tentangmu aku tau, Yi Fan. Hehe." Cengirnya lebar.

"Jangan mulai, Kim Junmyeon. Ceritakan kepadaku, bagaimana bisa kau mengetahuinya? Dan sejak kapan?" meskipun nadanya terdengar malas, namun tangan Kris yang merengkuh pinggangnya erat membuat sang empunya pinggang ramping itu tersenyum kecil.

"Tck! Kau semangat sekali sih jika membicarakan Baekhyun." cibir Suho, "Aku sudah tahu sejak lama. Sejak, entah keberapa kali mereka membuat kerusuhan pura-puranya itu."

"Benarkah? Jadi selama ini kau hanya berpura-pura tidak tahu di depan Baekhyun?"

Suho mengangguk polos, "Lagipula, mereka juga berpura-pura di hadapanku kan? Aku juga harus berpura-pura di hadapan mereka." Suho menyamankan duduknya di pangkuan Kris, "Tapi, kadang aku kesal dengan Baekhyun."

"Kenapa?"

"Karena, setiap ada masalah dengan Chanyeol pasti aku selalu menjadi korbannya." Suho mengerucutkan bibirnya, "Kau ingat saat Baekhyun dan aku berada di hotel di daerah Lotte?"

.

Berpikir sejenak..

.

Kemudian mengangguk ragu.

.

"Itu karena, saat itu aku mengajak Baekhyun menyaksikan adik kelasku menyatakan perasaanya kepada Chanyeol, lalu Chanyeol mencium keningnya lalu mereka berpelukan. Dan berakhir dengan aku yang harus pegal-pegal karena menyetir tidak jelas selama delapan jam lebih mengelilingi Seoul. Ditambah lagi harus menanggung amukan warga desa karena keganasan Baekhyun."

"Itu salahmu sendiri." Kris menjitak pelan kepala Suho sebelum mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Suho, "Ceritakan padaku bagaimana bisa kau mengetahui hubungan idiot mereka?" meskipun terselip tanda tanya disitu, namun tetap saja nadanya seperti memaksa.

Flashback On

"Hyung, aku mau ke apartemenmu nanti sepulang sekolah." Ucap Baekhyun setelah menelan makanan kunyahannya.

"Hmm? Kenapa kau ingin ke apartement ku? Ada apa? Aku curiga. Perasaanku tak enak."

"Aku rindu dengan isi kulkas di apartemenmu hyung hehehe."

.

OH GOD!

.

Sebenarnya Suho sudah tahu itu.

.

Baekhyun itu orangnya sialan,

.

Tidak akan sudi ke aparmentnya kalau tidak ada maksud dan tujuan busuknya.

.

Suho mencibir pelan, "Dasar gembel." Suho menghela nafasnya melihat cara makan Baekhyun di depannya, "Baiklah." Jawab Suho acuh, biarkanlah Baekhyun mengahabiskan isi kulkasnya, toh jika habis ia bisa membeli lagi, hitung-hitung amal untuk fakir miskin batin Suho.

"Hyung, kau mau mendengar ceritaku tidak?" Baekhyun dengan berbinar bertanya setelah menelan bulat-bulat makanannya. Suho mengangguk pelan sambil terus memakan makanannya dengan anggun. Sangat berbeda dengan manusia didepannya.

"Hehehe tadi pagi aku meng—"

Brak

Prak

"B-baek?!" pekik Suho heboh saat melihat keadaan Baekhyun yang tidak baik-baik saja. Wajah dan rambut yang di penuhi nasi, belum lagi wajahnya yang terkena saus tomat dari makanan tersebut.

"GRRRRR—" Baekhyun mengerang ganas melihat orang di depannya.

"O-ow, hai Byun hehe."

"KAU TIDAK PUNYA MATA HAH?! SIALAN!"

"Aku tidak sengaja, Byun."

"APA KATAMU? TAK SENGAJA?! DASAR MANUSIA UDIK! NORAK! KATRO! KAMSEUPAY! KAMP—"

"Aku tak melihatmu tadi, norak."

"HALAH! BOONG! MASA IYA NGGAK LIAT!"

"Salah sendiri kenapa kamu mau lahir jadi liliput."

.

Mothafakar!

.

.

Hening.

.

.

Baekhyun diam,

Hidungnya kembang kempis.

.

.

Baekhyun maju dua langkah,

Chanyeol mundur selangkah.

.

Maju dua langkah lagi,

Mundur selangkah lagi.

.

HELL! Kenapa Baekhyun harus maju dua langkah,

Karena dua langkah Baekhyun itu satu langkahnya Chanyeol.

.

Masih maju dua langkah,

Mundur selangkah sebelum—

.

Stret

GRAB! GRAB!

GRAB! GRAB!

.

"AAARRRGGHHH FAK FAK FAK!"

"..." GRAB!

"FAAAAK! AKU BISA BOTAK NORAK! LEPASS!"

"INI –GRAB!- BUAT –GRAB!- ORANG –GRAB!- YANG –GRAB!- SUKA –GRAB!- NGATAIN –GRAB!- ORANG –GRAB!- PENDEK!" GRAB! GRAB! GRAB!

"AAARRGGHH NORAK LEPASSHH! SAKIT BODOOH!"

"MAMPUS!"

"ASSHH..."

"SUKURIN!"

"KENAPA NGEJAMBAK RAMBUT BRENGSEK!"

"BODO AMAT!"

"IDIOT SSHH"

"MAMPUS!"

"KAMU AJA YANG MAMPUS SANA!"

Baekhyun tak memperdulikannya. Baekhyun menarik tangan Suho, sengaja menabrakan kasar bahunya dengan bahu Chanyeol sebelum—

GRAB!

"ARRGGHH! KENAPA DIJAMABAK LAGI SIALAN!"

"..."

"...WOY! MAU KEMANA?!"

"KEPO!"

"BALIK SINIH!"

"MALES BANGET!"

"URUSAN KITA BELOM SELESAI YA!"

"PEDULI SETAN!"

"WOY BYUN BALIK SINIH!"

"...BAWEL!"

"DASAR LILIPUT! PENDEK! KURCACI! NGGAK GUNA!"

"APA?!"

Baekhyun sudah akan berbalik lagi sebelum, "Baek, tenanglah. Ayo bersihkan dirimu saja dulu. Nanti baru kau urus orang sialan itu." Suho dengan lembut mengusap punggung Baekhyun dan mengajaknya pergi dari sana sebelum ada pertumpahan darah.

.

"Baek, aku kekelas untuk mengambil sapu tangan dan tisu basah untuk mengalap wajahmu ya. Tungu disini."

"Hnn.."

Tap

Tap

Tap

Sret

Ceklek

.

"Eh? Chanyeol?"

"..."

"Maaf, apakah tadi itu sakit?"

"Sangat."

"... maaf."

"Hn..."

"..."

"Eung.. mengenai tadi, aku benar-benar tidak sengaja. Kau boleh memukulku, demi tuhan aku tidak sengaja. Aku juga minta maaf."

"Menyebalkan! Lihat, wajahku jadi berantakan seperti ini!" Sungut Baekhyun kesal.

"Aku benar-benar tak sengaja Baek, maafkan aku. Apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkan aku?" tanya Chanyeol lembut.

Baekhyun tersenyum kecil, "Bersihkan semua kekacauan yang kau buat pada wajahku dengan bibirmu."

Chanyeol membulatkan matanya, "Hah? Kau serius?" Baekhyun hanya mengangguk menanggapinya. Canyeol tersenyum lebar, "Apapun kulakukan untukmu, istriku."

"Mmpphh."

Sedangkan di depan bilik toilet paling pojok itu, ada seorang lelaki bertebuh kecil yang mendengar itu semua dengan wajah mengerikan. Mulut terbuka lebar dengan pandangan tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

'y-yang kudengar i-ini nyata kan? Baekhyun dan Chanyeol...'

"Bibirmu? Istriku? O mai gat ini mengerikan." Gumam lelaki itu sambil berjalan keluar toilet dengan wajah yang tak percaya.

Flashback Off

"Benarkah itu?" tanya Kris sambil terkekeh pelan. Suho hanya mengangguk lucu menanggapinya, "Hmm." Dan Kris tersenyum kecil sambil mengeratkan lagi pelukannya pada pinggang lelaki dalam pangkuannya itu.

"Yi Fan.." panggil Suho pelan, Kris hanya bergumam menjawabnya. Suho menyandarkan kepalanya pada bahu tegap Kris, "Kenapa pernikahan mereka harus ditutupi?"

"Karena pihak sekolah tidak akan mengizinkan anak didiknya menikah di usia belia, Junmyeon. Sekolah akan mengeluarkan mereka jika sampai ketahuan, sedangkan kalian sudah berada di tingkat akhir."

"Benarkah? Lalu kenapa mereka menikah kalau begitu?"

"Itu hanya karena sebuah perjanjian konyol antara eomma Baekhyun dan eomma Chanyeol." Kris memutar bola matanya malas mengingat peristiwa itu.

"Bagaimana? Bagaimana? Ceritakan semuanya kepadaku YiFan." Rengek suho manja sambil melompat-lompat girang di pangkuan Kris.

"Itu terlalu panjang jika ku ceritakan, Junmyeon." Kris mengelus sayang rambut lembut Suho.

"Intinya saja YiFan."

"Oke oke.

Jadi, dulu eomma ku, Baekhyun, dan Chanyeol adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku Junior High School. Lalu saat mereka sudah akan menetukan perguruan tinggi masing-masing mereka memainkan sebuah permainan—"

"Permainan apa? Kenapa mereka harus mem—"

Kris menghela nafas, ia tidak menghiraukan Junmyeon dan tetap melanjutkan ceritanya, "Ular tangga. Dan perjanjian mereka adalah yang menang boleh meminta apapun. Dan pada saat itu, yang menang adalah eomma Chanyeol. Kau tahu kan Chanyeol sedikit gila, itu mungkin karena tertular eommanya."

"Kenapa?"

"Dia meminta mereka harus menikahkan anak mereka. Tak perduli anak-anak mereka ber gender apa nantinya. Awalnya ibu Chanyeol mengatakan bahwa Chanyeol yang akan dinikahkan denganku tap—"

"BWAHAHAHAAHHAHAHAHAHAHA APA?! CHANYEOL YANG AKAN DINIKAHKAN DENGANMU?! Bwahahahahahahaha." Suho tertawa dengan keras sampai memunculkan setitik air mata di sudut matanya yang indah.

"..."

"Bwahahahahhahaha baiklah-baiklah Wu YiFan silahkan lanjutkan." Suho mati-matian menahan tawanya melihat wajah Kris yang masam karena ia tertawakan.

"Tapi eomma ku menolak memiliki besan gila seperti eomma Chanyeol. Dan akhirnya pilihan jatuh ditangan eomma Baekhyun dan ia mengiyakannya. Dan mereka juga dengan seenaknya mengeklaim bahwa aku dan Baekhyun adalah saudara sepupu mulai saat itu. Namun, sesaat setelah para eomma itu menikah dengan pilihannya masing-masing, eomma Chanyeol harus mengikuti suaminya yang harus dipindah tugaskan di Hongkong. Lal—"

"Hah? Kok Baekhyun bisa menikah dengan Chanyeol?"

"Jangan memotong ceritaku!"

"Eh? Eeeemmm maaf YiFan, baiklah lanjutkan."

"Lalu di saat Baekhyun sudah menginjak masa Senior High School, dan saat itulah keluarga Chanyeol kembali ke Korea. Dan pastinya eomma Chanyeol dan eomma Baekhyun menggelar pernikahan tertutup itu. Dan seperti inilah akhirnya, Chanyeol dan Baekhyun... ya kau tahu sendiri lah."

"Benarkah?" Jumnyeon terperangah mendengar cerita Kris. Dia benar-benar terkejut mendengar cerita itu.

"Tapi, kenapa mereka harus terlihat saling membenci? Mereka bisa saja kan bersikap seperti sepasang kekasih biasa? Sekolah tidak akan curiga juga kan?"

"Mungkin karena Chanyeol ingin melidungi Baekhyun." Kris memainkan rambut coklat halus Jumyeon dengan lembut.

"Melindungi Baekhyun dari apa?"

"Dari jangkauan musuh-musuhnya."

"Hah? Orang idiot yang seperti Chanyeol itu memiliki musuh?" Suho membulat kan bibir dan matanya terkejut. Dan itu terlihat lucu dimata seorang Wu.

"Asal kau tahu saja, Chanyeol pada saat Junior High School itu ketua gangster di Hongkong. Jadi dia memiliki banyak musuh, mangkanya dia pindah ke Korea karena musuhnya disana semakin banyak dan ayah Chanyeol kembali di mutasi kan ke Seoul. yaaa seperti itulah kira-kira awalnya."

Suho membulatkan wajah dan bibirnya terkejut, "APA?! Chanyeol si manusia idiot yang kelebihan hormon itu mantan ketua gangster? Kau bercanda?!"

"Itu kenyataannya, Junmyeon."

Suho mendengus tak percaya dengan fakta itu...

.

WTF bagaimana bisa ketua gangster memiliki wajah idiot seperti itu?

Ketuanya saja seperti itu..

Apalagi anak buahnya?!

.

"Bagaimana kau tahu itu semua YiFan? Bukankah selama ini kau di Kanada?"

"Aku tahu itu semua dari eommaku yang sok polos menceritakannya dengan lengkap dan dengan wajah berseri bahagia."

Suho mengangguk pelan, "Tapi.. Yi Fan, apakah karena itu dulu kau pergi ke Kanada?" tanya Jumyeon hati-hati.

"Tentu saja. Aku sangat sakit hati saat eomma ku bercerita itu semua di umurku yang beranjak delapan tahun. Aku yang sudah dari kecil bersama Baekhyun harus dianggap sepupu hanya karena perjanjian konyol seperti itu. Dan yaaahh, karena fikiran kekanak-kanakan ku waktu itu, aku meminta daddy ku untuk menyekolahkanku di negara asalnya itu, Kanada."

"Lalu?"

"Lalu? Dan lalu bertemu dengan makhluk sepertimu yang menjelma menjadi adik kelasku yang selalu mengemut lollipop dan selalu menempel denganku disana." Kris menepuk-nepuk pelan puncak kepala Jumyeon.

"Aku sangat sedih tahu saat aku harus kembali ke Korea dan meninggalkanmu untuk melanjutkan sekolah di sini." Gumam Jumyeon pelan.

"Tapi aku sangat senang. Akhirnya tidak ada yang mengejarku dan meminta berkencan denganku lagi." Canda Kris yang mendapatkan pukulan pelan di bahunya.

"Tapi, apakah Chanyeol mengenalmu sebagai sepupu Baekhyun?"

"Tidak. Bahkan dia pernah menghajarku habis-habisan di apartement mereka saat aku sedikit membantu Baekhyun untuk membuat Chanyeol cemburu dengan kedekatan kita."

"Huh? Kenapa dia tidak tahu? Kat—"

"Dulu aku tidak datang ke pernikahan mereka berdua. Tentu saja aku akan sakit hati lagi jika aku hadir dalam pernikahan tertutup itu." potong Kris cepat. Ia malas mendengarkan Suho yang seringkali banyak tanya.

"Benarkah? Eh tapi, Yi Fan apakah pukulan Chanyeol menyakitkan?"

.

Pertanyaan retoris,

Suho memang bodoh-_-

.

Kris memutuar bola matanya malas, "Mana ada pukulan mantan gangster yang tidak menyakitkan, Junmyeon."

"Ya mana aku tahu, lagipula setiap Baekhyun dan Chanyeol memulai aksi mari-pura-pura-bermusuhan-di-sekolah mereka itu aku sama sekali tidak pernah melihat Chanyeol berbuat kasar sedikitpun kepada Baekhyun. Hanya kata-kata ledekan dan makian itu saja yang Chanyeol lontarkan. Jadi, mana aku percaya kalau Chanyeol itu seorang mantan gangster di Hongkong yang memiliki banyak musuh."

"Bodoh! Tentu saja itu karena dia tak ingin menyakiti istrinya sendiri."

"Tapi, Baekhyun selalu berbuat kasar kepada Chanyeol kok. Entah itu menggigit, menjambak, memukul, menendang dengan jurus hapkidonya, dan sebagainya. Itu seperti kekerasan dalam rumah tangga."

"Lain ceritanya kalau Baekhyun. Baekhyun itu macan. Dia tak kenal dimana dan siapa orang itu. entah suaminya sendiri atau siapapun, tapi aku tahu sekali sifat Baekhyun ia akan selalu meminta maaf setiap melalukan suatu yang berlebihan."

"Baekhyun itu maniak sekali ya sepertinya. Dia seperti psychopat saja."

"Tapi aku sekarang lega..."

"Lega karena apa YiFan?"

"Karena mendengar ceritamu bahwa Chanyeol tidak pernah berbuat kasar kepada Baekhyun meskipun mereka pura-pura bermusuhan. itu menunjukan bahwa Chanyeol memang benar-benar mencintai Baekhyun dan akan benar-benar melindunginya. Aku jadi sedikit bisa melepas Baekhyun untuk Chanyeol."

"Kenapa hanya sedikit? Lepaslah Baekhyun dan cobalah berkencan denganku YiFan."

"Jangan mulai lagi Kim Junmyeon."

"Hehehe"

.

[Big Secret]

.

"OHOK.. OHOK.."

"..."

"OHOOOOKKK.. Aduuuhh batuk."

"..."

"OHOOOKKK.. OHHOOOOOKKK.."

"Apaan sih hyung berisik banget!"

"Kau sedang apa? Kau mengacuhkanku Baek." Suho memasang wajah imutnya yg memelas.

"Ck!" Baekhyun berdecak malas mendengarnya.

"Baeeekkkk~ Kau sedang berkirim pesan dengan siapa sih? Kok senyum-senyum gitu? Sama gebetan ya?"

"Bukan."

"Terus? Pacar? Emang kamu laku?"

"Fak! Bukan."

"Lalu?! Jangan-jangan suami kamu ya Baek?! kamu udah nikah Baek?! astagaaaaaa."

Baekhyun sedikit terkejut mendengarnya. Namun ia berusaha menutupi itu semua dengan bertingkah cuek dan memandang suho malas, "Apaansih hyung."

"Tuh kan, bahkan kamu tak mengatakan bukan Baek! ciyeeee Baekhyun ciyeeeee."

"Apaan sih berisik banget!"

"WOW! Kamu nikah sama siapa Baek emang? Aku janji tidak akan ember Baek kali ini."

"sama SETAN!"

"Ck! Nyebelin"

.

Suho pout.

.

Baekhyun Geli liatnya.

.

"Baek.."

"Hng?"

"Kamu tau nggak?—"

"Nggak."

"Aku belom selese ngomong kan Baek-_-."

"Kamu udah kebanyakan ngomong daritadi hyung. Yaudah ngomong apaan cepetan!"

"Nanti jangan pulang dulu, kita kerja kelompok dulu di perpustakaan. Kamu nggak lup—"

"WHAT?!"

"Jangan lebay plis Baek."

"Males ah. Aku nggak mau! Lagian kenapa mendadak sih? Besok saja lah."

"Bodoh! Baiklah, jika hanya aku dan mereka yang bekerja namamu tidak akan aku masukan kedalam tugas itu."

"Hah? Siapa yang kau maksud dengan mereka? Dan memang tugas apa sih? Aku tidak pernah ingat memiliki tugas sekelompok dengan manusia sepertimu ya hyung?"

Suho memutar matanya malas, "Salahmu sendiri sih suka tertidur di kelas," Suho tersenyum licik, "Kali ini kelas kita di satukan dengan kelas Chanyeol tahu. Aku dan kau sekelompok dengannya dan Kyungsoo."

"Oohh.."

1 detik..

2 detik..

3 det—

"—E-EH? WHAT? SERIUS HYUNG? KENAPA HARUS SAMA KELAS DIA SIH? KELAS DIA KAN ANAK-ANAKNYA UDIK SEMUA! ANAK KAMPUNG EW! NGGAK SUDI!"

Wajah Suho datar. Lempeng.

"Baek.."

"Iya, hyung?"

"Kamu masih pingin ngerasain lulus kan?"

"Masih hyung.."

"Masih pengen ngerasain pake baju wisuda kan?"

"Masih banget, hyung.."

"Masih pengen ngerasain 'begituan' sama pasangan kamu kan?"

"P-pa-pasti h-hyung.."

"Yasudah, ikuti saja kerja kelompok itu dengan hikmat."

"Tap-Tapi.. Tapi Hyung.. kan t-tapi.." Baekhyun mengerang, "Kenapa harus mendadak sekali sih hyung kerja kelompoknya? Sama kumpulan orang-orang udik pula."

"Hei! Mendadak katamu? Memang kamu nggak mengecheck BBM mu apa?"

.

Ah, Yeah BBM..

.

.

.

Jaman?

.

"Nggak ada pulsa buat paketan."

"Yayaya, da life of melarat people.."

"Fak!"

.

[Big Secret]

.

"HMMM..."

"..."

"GRRRRRRRR..."

"..."

"GROOOKKKKKKKKK..."

"Hmm.."

"KHHOOOOOOOOKKKKKKKKK..."

"Hmmm..."

. . .TEK

"HHHMMMMMMM..."

DUGHDUGHDUGHDUGHDUGHDUGH

Suho, Chanyeol, dan Kyungsoo mendongakan kepalanya menatap orang di hadapannya yang terdengar rusuh, "Demi tuhan, mau mu apa sih Baek? suara aneh mu mengganggu sekali."

Suho mencibir pelan sebelum larut dengan kegiatan kelompok mereka bersama Chanyeol dan Kyungsoo lagi, "Kacanya bisa pecah kalau kau pukuli seperti itu. memang kamu punya uang untuk menggantinya dengan yang baru?"

Mendengar tawa Chanyeol dan Kyungsoo yang pecah di depannya membuat sosok Baekhyun gondok sendiri, "Gunanya aku apa jika hanya kalian hiraukan seperti ini? kenapa menyuruhku kemari! lebih baik aku pulang dan tidur tahu!"

"Kau sadar tidak sih, bagaimana kalau guru botak kesayanganmu itu melihat hanya ada aku, Chanyeol-ssi, dan Kyungsoo-ssi yang bekerja, bagaimana reaksinya?"

Baekhyun mendengus mendengarnya, "Fine dengan yang itu. tapi setidaknya beri aku pekerjaan. Aku bosaaaaan,"

Terdengar helaan nafas di hadapannya, "Baiklah, sekarang kembalikan buku ini ke tempatnya."

Itu suara Chanyeol. Baekhyun hafal sekali.

"Tunggu-tunggu—" Baekhyun mengangkat tangannya ke udara dan menatap Chanyeol dengan pandangan tak percaya. Seolah Chanyeol itu adalah makhluk aneh berkepala enam, mungkin?

"Tadi kau minta pekerjaan kan? yasudah, kembalikan buku-buku ini ketempatnya semula." Jawab Chanyeol acuh sembari memberikan setumpuk buku tebal ke hadapan Baekhyun.

Baekhyun menegakan tubuhnya, "Aku. Tidak. Mau"

Chanyeol mengernyit bingung, "Loh? Bukankah tadi kau yang meminta diberi pekerjaan?"

"Memang. Tapi bukan pekerjaan pembantu seperti ini."

Sedikit penekanan di kata pembantu.

Baekhyun tak terima dianggap pembantu disini!

"Sudah lakukan saja lah Baek, yang penting kau punya pekerjaan kan," Suho tersenyum kecil, "Daripada kau terdiam dan mengeluarkan suara-suara bodoh sedari tadi."

Kyungsoo menatap Baekhyun malas, "Sudahlah Baekhyun-ssi, tinggal lakukan apa susahnya sih? Berisik sekali," Kyungsoo beralih menatap laptop di depannya lagi, "Lagipula, kau memang bukan pembantu kok. Tapi, kau yang paling tak bisa apa-apa disini, hmm.. maksudku tidak pintar."

.

DAFUQ

.

APA KATANYA?!

.

Jadi, dibalik sikap diamnya Kyungsoo selama ini ternyata dia juga diam-diam mengolok Baekhyun ya?

.

Sialan!

.

.

.

Mana kata-katanya 100% akurat lagi.

.

Ia memang tidak pintar,

Ya, semua orang disini tahu itu.

.

"Sudah cepat sana kembalikan buku-buku ini." ya ya ya Baekhyun sangat tahu nada menyebalkan dari Chanyeol itu adalah nada perintah.

"Sialan! Setidaknya kalian mintalah dengan sikap yang manis."

"Cintakuuuh~ adindakuuhh~ ayo kembalikan buku ini ke tempatnya demi aku sang kakandamuuuh~ Sudah manis kan? cepat sana!"

"Aku bilang manis, bukan najis. Dasar alay."

Baekhyun dengan cepat mengambil buku-buku –yang kurang ajar tebalnya- itu dan pergi meninggalkan kumpulan orang-orang brengsek –menurutnya- disana yang diam-diam sedang tersenyum kecil menatap kearahnya.

Baekhyun selalu mengutuk guru botak yang sialan itu. Kenapa dia harus berkelompok dengan orang-orang seperti ini sih?

Tuhan selalu membencinya saat ia berada di sekitar Suho.

.

.

Suho benar-benar pembawa sial untuknya.

Ya, Baekhyun benar-benar yakin sekarang.

.

[Big Secret]

.

"Hoy Baek! kamu pulang sama siapa?" Suho merangkulkan tangannya di bahu kecil Baekhyun yang sedikit terkejut.

"Aku? Sepertinya akan na—"

.

Drrtt Drrtt

.

From: Idiot Park

Subject: -

My Baek-baek tunggu aku di gerbang belakang ya. Kita pulang bersama sore ini. Berjalan berdua sambil bergandengan tangan dengan latar sinar matahari yang hampir tenggelam sepertinya terlihat romantis. Hehe :D

Aku 10 menit lagi akan sampai sana. Tunggu aku ya pliiisss aku mencintaimu. Sangat sangat sangat mencintaimu :*

Wajah Baekhyun memerah. Dan sepertinya Suho dapat menebak kenapa dengan Baekhyun jika dilihat dari senyumnya itu.

To: Idiot Park

Subject: -

Baiklah aku akan menunggmu. Tapi ingat, JANGAN SAMPAI TERLAMBAT! Karena aku tidak suka menunggu! Jika kau terlambat semenit saja aku akan pulang sendiri, Park!

Aku juga mencintaimu :*

"Kau pulang duluan saja hyung. Aku masih ada kepentingan setelah ini."

"Kepentingan apa? Aku ikuuutt aku bosan berada di rumah Baek."

"Ini akan memakan waktu yang lama hyung. aku tidak tega kalau kau menemaniku selama itu."

"Tak apa Baek. aku sudah biasa kok menunggu."

.

Suho menyeringai dalam hati.

.

Baekhyun mengutuk Suho dalam hati

.

"Tidak bisa hyung. Ini urasan pribadi. Yaa sangat-sangat pribadi. Sudah sana pergi!" usir Baekhyun –sok- galak.

"Ish. Baiklah-baiklah aku pulang sendiri saja dasar Byun bacon sok misterius."

.

[Big Secret]

.

"Akhirnya kita bisa pulang bersama ya Baek." Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya sambil menatap Baekhyun dengan senyum –sok- tampannya.

Baekhyun tersenyum malu melihatnya, "Hmm.. aku senang sekali kita bisa seperti ini." dan menggoyang-goyangkan genggaman tangan itu riang.

"Suho itu selalu menempel padamu ya?"

"Hng.. tapi dia itu pembawa sial untukku sepertinya."

"Kenapa?"

"Tiap aku berada di dekatnya, aku selalu sial. Itu menyebalkan!"

"Hiks.. Hiks."

Baekhyun tiba-tiba menghentikan langkahnya, "Chanyeol apa kau dengar suara itu?"

"Suara apa?" Chanyeol memandang Baekhyun bingung.

"Suara isakan. Tuh kan, baru ngomongin Suho hyung saja aku langsung medengar suara aneh itu. Suho hyung itu manusia atau apa sih?" Baekhyun merapatkan tubuhnya pada tubuh Chanyeol meminta perlindungan.

"Hiks.. Hiks."

"B-baek.. sepertinya aku juga mendengar suara itu. itu suara hantu?"

"Astagaa.. kenapa bertanya kepadaku? Mana aku tau! Setelah hitungan ketiga kita lar—"

"Hyungie.. hiks."

"Eh? Tapi kok—"

"Bangun hyung.. Cehunnie hyung bangun! Hiks hiks."

"Itu bukan suara hantu Yeol. Sepertinya, suara itu berasal dari dekat sini, ayo kita cari."

Baekhyun dan Chanyeol berjalan pelan menuju asal suara isakan tersebut. Dan saat melihat ke belakang pohon besar di dekat sana, ada dua bocah yang sedang.. entahlah. Yang Baekhyun dan Chanyeol tau, seorang bocah berkulit –agak- gelap sedang menangis di samping bocah berkulit putih –pucat- yang sedang tertidur?

"Hei adik kecil kau sedang apa?" Baekhyun berjalan pelan menuju anak berkulit gelap yang terlihat sedikit beringsut takut melihat kehadiran mereka.

"Jangan takut, hyung tidak jahat. Namamu siapa adik kecil?"

Entah hanya perasaan Chanyeol atau apa, Baekhyun sangat lembut dengan bocah itu.

Dan itu terlihat manis dimatanya.

"J-jongin..." jawab bocah itu pelan dengan suara parau dan dengan pandagan polosnya yang berkaca-kaca.

Baekhyun tersenyum lucu mendengarnya, "Jongin imut sekali sih? Hehehe." Baekhyun mendekat dan mengelus sayang puncak kepala Jongin. Chanyeol hanya tersenyum melihat keduanya.

"Jongin kenapa menangis? Orangtua kalian kemana?" Chanyeol ikut berjongkok di samping bocah yang sedang terbaring itu.

"Jonginie cama Cehunnie hyung tidak punya eomma dan appa. Cehunnie hyungie tak mau bangun. Hyungie tidul telus dalitadi hiks." Baekhyun mengerutkan keningnya. Matanya mengarah pada anak yang sedang terbaring itu.

Kalau dilihat-lihat, Keningnya berkeringat.

Bibirnya sedikit membiru.

Dan waktu Baekhyun menyentuh kulitnya... astaga panas sekali!

"Ataga, Chanyeol! Anak ini demam tinggi sekali! Cepat bawa dia ke apartement kita. Aku akan merawatnya dulu." Pekik Baekhyun yang menyebabkan Jongin sedikit terkejut dan menatap was-was kerah mereka berdua. Memeluk bocah yang terbaring itu erat, tak mengizinkan Chanyeol dan Baekhyun menyentuhnya.

Baekhyun menghela nafas, "Jongin, hyungnya Jongin sedang sakit. Jika tidak segera diobati, akan semakin parah sakitnya. Jongin mau melihat hyungnya Jongin sakit terus? Kasihan hyungnya Jongin."

"..."

"Jongin percaya sama hyung kan?"

.

Baekhyun menatap Jongin.

.

Jongin menatap Baekhyun.

.

Dan adegan tatap-tatapan dramatis itu berakhir dengan anggukan pelan dari kepala Jongin.

.

[Big Secret]

.

Dan yeah, berakhir juga dengan keributan yang dibuat oleh Baekhyun dan Chanyeol yang saling berteriak di dalam apartement mereka. Sebenarnya hanya Baekhyun yang berteriak dan Chanyeol hanya seorang korban. Ya, Korban.. korban yang kira-kira seperti..

"CHANYEOL! MANA BASKOMNYA?! KENAPA LAMA SEKALI SIH! ANAK INI BUTUH DI KOMPRES!"

BRAK

PYAR

"KAU APAKAN DAPUR ITU HEH!"

"CHANYEOL AMBILKAN TERMOMETER DI LACI KAMAR!"

"CHANYEOL! AMBILKAN OBAT PENURUN PANAS DI KOTAK OBAT!"

"HABIS!"

"BELI SEKARANG!"

"CHAN MANDIKAN JONGIN DULU! KASIHAN BADANNYA KOTOR!"

"LALU OBATNYA?"

"BELIKAN DULU OBATNYA LALU MANDIKAN BODOH!"

"HMMM."

"CHANYEOL! APA JONGIN SUDAH MANDI?"

"AKU SEDANG MEMANDIKANNYA—"

"KENAPA KAU MANDIKAN BODOH?! KITA TAK PUNYA PAKAIAN UNTUK ANAK-ANAK. SEHARUSNYA JANGAN MANDIKAN DULU. BELIKAN DULU PAKAIAN UNTUKNYA! NANTI DIA BISA SAKIT KALAU TAK MEMAKAI PAKAIAN!"

"ASTAGA! TADI KAU SENDIRI YANG BERTERIAK MENYURUHKU MEMANDIKANNYA BAEK!"

"SEHARUSNYA JANGAN KAU TURUTI!"

"LALU SEKARANG BAGAIMANA? JONGIN SUDAH TERLANJUR BASAH."

"PAKAIKAN BATHROBE KU DULU. KAU! PERGI BELI PAKAIAN UNTUK JONGIN DAN HYUNGNYA SECUKUPNYA! JANGAN LAMA-LAMA NANTI JONGIN KEDINGINAN!"

BRAK

"JANGAN MEMBANTING PINTU PARK!"

.

Baekhyun dan Chanyeol terkapar tidak jelas di lantai ruang tv apartement mereka saat waktu tengah menunjukan pukul sepuluh malam. Jongin sudah tidur dengan Sehun –hyungnya- di kamar tamu setelah makan malam yang mereka pesan secara delivery tadi. Ya, Chanyeol dan Baekhyun sudah tahu asal mula kenapa dua bocah kecil itu bisa berada di bawah pohon tadi. Sehun yang menceritakan semua saat ia sadar tadi. Awalnya, Sehun sedikit terkejut saat sadar dari pingsannya dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Namun, saat Jongin menjelaskan semuanya, Sehun mengerti.

Jongin dan Sehun adalah anak panti yang melarikan diri dari panti asuhan di tempat mereka tinggal karena mereka tidak diperlakukan dengan baik oleh orang-orang di panti tersebut. Jongin dan Sehun bukanlah saudara sedarah. Mereka hanya anak-anak yang tak diinginkan ibu dan ayah mereka masing-masing. Entahlah kenapa para orangtua itu tak menginginkan mereka, padahal menurut Chanyeol dan Baekhyun, Jongin dan Sehun itu sangat istimewa.

Sehun, seorang bocah berumur empat tahun kurang dengan wajah tampan dan manly bak pangeran kecil dengan kulit seputih susunya, belum lagi kecerdasannya saat berbicara, yaahh meskipun masih sedikit cadel. Dan Jongin, bocah berumur dua setengah tahun itu anak yang sedikit pemalu pada awalnya tapi ternyata anak itu sangat ceria. Yah, meskipun kulitnya sangat kontras dengan kulit seputih susu Sehun, tapi wajah manis dan imutnya tidak bisa dianggap main-main. Sungguh mempesona dengan segala kekurangannya.

"Hei Yeol, apakah kau lelah?" Baekhyun memiringkan kepalanya menghadap kearah Chanyeol yang juga terlentang di sebelahnya.

"Hmm..."

"Aku tak menyangka.. ternyata mengurus anak itu susah sekali ya."

"...Hmm."

"Kau suka tidak dengan mereka?"

"..Hmm..."

Baekhyun mengernyitkan dahinya bingung, "Kau kenapa sih?"

"Aku hanya lelah Baek. astagaaa tubuhku seakan mau remuk." Chanyeol memijat pelan bahunya yang terasa kaku.

Baekhyun beranjak dari posisinya, mendudukan tubuhnya di sebelah Chanyeol dan menatap Chanyeol bersalah, "Sini biar aku yang pijat. Kau pasti lelah sekali ya seharian ini aku perintah. Maaf ya Chanyeol."

"Tak apa Baek. tidak usah meminta maaf seperti itu." Chanyeol memberikan senyuman lembutnya untuk Baekhyun agar Baekhyun tak lagi merasa bersalah.

"Aku tetap minta maaf."

Chanyeol meletakan kepalanya dipangkuan Baekhyun, menenggelamkan kepalanya di perut Baehyun dan memeluknya erat, "Aku tak apa-apa sayang."

"Hmm." Baekhyun mengelus sayang kepala Chanyeol yang terbenam di perutnya.

"Yeol.."

"Ada apa?"

"Mau." Jawab Baekhyun ambigu.

Chanyeol mengernyit bingung, "Kau mau apa?"

"Aku, mau—" Baekhyun menjeda kalimatnya

"Mau?"

"Mau... ibu?"

"Hah? Kau merindukan ibumu Baek?"

"Bukan!" Baekhyun mendecak keras, "Aku mau itu! mereka aku mau!"

Chanyeol bangkit dari rebahannya, "Mereka apa? Mau apa?"

"Aku mau mereka—" Baekhyun kembali menjeda kalimatnya. Entah kenapa ia jadi ragu untuk mengungkapkan isi hatinya kepada suaminya sendiri.

"Ya?" Chanyeol dengan sabar menanti apa yang Baekhyun inginkan.

Ya, meskipun sedikit dongkol juga dengan Baekhyun.

Dia kan juga kepo!

"AkumauSehundanJonginjadianakkita."

"Hah?"

"Aku sudah mengatakannya tadi."

"Tapi, bisakah kau ulangi? Hanya untuk memastikan kalau aku tidak salah menangkap kata-katamu." Chanyeol sedikit mengorek-korek telinganya dengan jari telunjuknya sendiri untuk memastikan kalau telinganya aman-aman saja.

Baekhyun menghembuskan nafasnya pelan, "Aku mau Sehun dan Jongin jadi anak kita."

"..."

Baekhyun membuat ekspresi wajah yang sesedih mungkin di depan suaminya sendiri, "Please Yeol. Sepertinya aku sudah jatuh cinta dengan mereka saat pertama kali meliat mereka. Jongin saat imut sepertiku dan Sehun sangat tampan sepertimu, ya meskipun aku yakin kalau sudah dewasa Sehun akan jauh lebih tampan darimu. Tapi, aku mohooonn ya? Lagipula, aku kan laki-laki jadi tidak mungkin bisa hamil, jadi aku ingin Sehun dan Jongin saja yang jadi anak kita. ya ya ya?"

"Aku tidak ak—"

"Kau jahat! Aku membencimu PARK!" Baekhyun memasang wajah ingin menangisnya di depan Chanyeol.

"Aku belum selesai berbicara tadi Baek. kenapa kau suka sekali memotong perkataan orang sih?" kesal Chanyeol, "Maksudku tadi, aku tidak akan bisa menolak keinginanmu tadi."

Baekhyun membolakan kedua matanya, dengan sepercik binar bahagia tersirat di dalamnya, "Huwaaaa terimakasih Chanyeol! Aku mencintaimu! Sangat sangat sangat mencintamu." Baekhyun menerjang tubuh tinggi Chanyeol dengan pelukan erat hingga Chanyeol terjengkang kebelakang karena tidak siap mendapat serangan tiba-tiba tersebut.

"Atagaaa aku bahagia sekali akhirnya aku bisa memiliki anak."

"Aku juga bahagia kalau kau bahagia Baek."

"Park Jongin. Park Sehun. Hehe not bad."

"Bagaimana kalau besok kita ke Lotte bersama Jongin dan Sehun?"

"Woah! Chanyeol itu ide yang bagus! Eh.. tapi kan besok kita sekolah Yeol." Baekhyun mempoutkan bibrnya kesal.

Chanyeol tersenyum lebar sambil menepuk dadanya bangga, "Itu semua bisa diatur. Serahkan saja pada tuan muda Park."

"Baiklah tuan muda Park Chanyeol—"

Chup

Dan satu kecupan Chanyeol dapatkan di bibirnya.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan istrinya sendiri.

"—Sekarang ayo kita tidur."

.

[Big Secret]

.

Baekhyun mengurungkan niatnya pagi itu untuk mebangunkan Jongin dan Sehun yang masih terlelap dengan posisi saling berpelukan itu. Baekhyun merogoh kantongnya dan mengambil ponselnya untuk mengabadikan pose lucu bocah berumur dua setengah tahun dengan bocah berumur empat tahun kurang itu.

Entah sudah berapa foto yang Baekhyun abadikan dari setiap sudut itu. Baekhyun berniat ingin mencetaknya dan memasang foto mereka berdua di setiap ruangan rumah ini. Muehehehe.

"Eungghhh~." Terdengar suara lenguhan kecil yang berasal dari salah satu bocah itu.

"Eh? Jongin sudah bangun yaaa." Baekhyun berjalan mendekat kerah ranjang dan mendudukan dirinya di samping Jongin yang menatapnya polos. Khas bangun tidur.

"Astagaa.. Jongin imut sekali sih." Baekhyun mencubit pelan kedua pipi gempal Jongin yang halus. Jongin hanya mengerjab bingung.

"Oh iya, Jongin bangunkan Sehun hyung ya. Setelah itu, Jongin dan Sehun cuci muka dan gosok gigi dulu ya lalu ke ruang makan. Kita sarapan bersama setelah itu pergi ke Lotte."

"Lotte?"

"Hmm.."

"Woaaahh! Jongin ingin cekali ke Lotte. Yeeayy Aciikk Jongin bica ke Lotte cama Cehunnie hyung." Baekhyun tersenyum senang mendengarnya lalu mengusak sayang rambut kecoklatan Jongin.

"Mangkanya, sekarang bangunkan Sehun hyung dulu. Baekhyun hyung tunggu di ruang makan ya?"

"Iya hyung!"

.

[Big Secret]

.

Sarapan pagi itu, penuh dengan tawa bahagia dari Chanyeol, Baekhyun, Sehun, dan Jongin. Entah membicarakan apa, yang pasti mereka bahagia-bahagia saja dengan apa yang mereka bicarakan.

"Oh iya Jongin Sehun mau jadi anak Baekhyun hyung tidak?"

"Anak?"

"Hmm.. Baekhyun hyung mau jadi eomma Jongin dan Sehun. Jongin dan Sehun mau tidak jadi anak Baekhyun hyung?"

.

Jongin menatap Sehun dalam.

.

Sehun menatap Jongin tak kalah dalam.

.

Entah kenapa, Baekhyun merasa de javu dengan adegan dramatis ini.

.

Lalu sedetik kemudian Jongin dan Sehun mengangguk dengan senyuman cerah yang bertengger di bibirnya.

Chanyeol dan Baekhyun tersenyum lega setelahnya.

"Baiklah, sekarang panggil hyung mommy ya. Dan panggil Chanyeol hyung daddy."

Chanyeol mengernyitkan dahinya, "Kenapa harus mommy dan daddy Baek? bagaimana dengan eomma dan appa saja? Di negara kit—"

"Mainstream!"

"Mama, papa?"

"Tidak!"

"Mother, father?"

"Aneh!"

"Ibu, ayah?"

"Nononono."

"Mami, papi?"

"N.O!"

"Mimi, pipi?"

"BIG NO! Eeww."

"Mamsky, papsky?"

"ALAY!"

"Kenapa mommy cama daddy beltengkal cih?"

"Eh? Jongin tadi kau memanggil kami apa?" Baekhyun tersenyum cerah kearah Jongin yang hanya diam dan memandang polos kearah mereka.

"Mommy cama daddy kan?"

"Huwaaa Jongin! Benar benar seperti itu! panggil mommy sama daddy saja ya. Itu kan lucu kalau Jongin yang mengucapkan, imut sekaliiiii."

"Hah?"

"Jongin yaampun kamu kenapa im—"

"Mommy kenapa berlicara teruth thih dad?" tanya Sehun jengah juga melihat Baekhyun yang cerewetnya naujubileh-_-

"ASTAGA! Sehun terdengar tampan sekali kalau memanggil mommy dan daddy."

"Thehun memang tampan mom. Jongin baby thaja tahu itu." dan dibalas dengan anggukan semangat dari makhluk kecil menggemaskan di sebelahnya.

"Tapi Sehun lebih tampan kalau meng—"

Chanyeol berdehem pelan, "Sudahah Baek, sebaiknya kita cepat makan dan segera siap-siap."

"Memang kita mau kemana dad?"

"Hari ini kita akan ke Lotte, Hun. Memangnya kamu belum diberitahu Jongin kalau kita hari ini akan pergi ke Lotte?"

Sehun menggeleng pelan. Jongin hanya menunjukan cengiran polosnya.

Baekhyun sudah akan berteriak sebelum Chanyeol menginterupsinya, "Baek, jangan mulai lagi. Hari ini kita juga harus membeli perlengkapan Jongin dan Sehun. Jadi tahan nafsumu untuk berteriak itu, okay? Atau sarapan ini tidak akan selesai-selesai."

"Oh iya." Baekhyun menepuk pelan keningnya, "Baiklah, selamat makan Yeol, Jong, Hun!"

"Celamat/Thelamat makan mom, dad!"

.

[Big Secret]

.

Baekhyun yang tengah menggandeng jemari kecil Jongin tersenyum riang setelah menaiki roller coaster tadi sedangkan Chanyeol dengan wajah pucat pasinya dan kringat dingin yang mengucur dari keningnya.

Chanyeol mabuk.

Ya katakan saja Chanyeol itu norak. Bahkan Sehun yang tengah berjalan disebelahnya pun menatap malas daddy barunya tersebut.

"Aduhduh kepala ku pusing sekali." keluh Chanyeol sambil menghapus keringat dingin yang ada di keningnya.

"Hahaha daddy payah cekali cih. Lihat, bahkan Cehun hyung lebih kelen kalena tidak muntah-muntah cepelti daddy."

"Daddy itu cupu thekali tidak gentle theperti thehun."

"Bwahaha bahkan anak berumur kurang dari lima tahun saja bisa mengatakan itu Yeol." Baekhyun terpingkal sampai menggeplak kepala Chanyeol.

"ADUH! Sakit Baek."

"Hahahaha maaf maaf." Baekhyun nyengir lebar. Menunjukan sederet gigi putih bersihnya.

"Mommy! Jongin mau pelmen kapac itu mom!" teriak Jongin riang sembari menunjukan telunjuknya kearah penjual permen kapas disana.

"Thehun juga mau mom!"

"Chan, belikan mereka permen kapas itu. Aku dan anak-anak menunggu disini." Perintah baekhyun dengan gaya bossy nya. Chanyeol mendengus saat mendengar nada sok bossy itu keluar dari bibir istrinya.

"Baiklah."

"Mom! Thetelah ini kita mau kemana? Thehun dan Jongin thudah lelah." Baekhyun tersenyum saat melihat pemandangan di sampingnya. Jongin sedang menyandarkan kepalanya di bahu Sehun. Lucu sekali.

"Tapi kita tidak bisa pulang sekarang anak-anak. Mommy dan daddy sedang menyiapkan kejutan untuk kalian di rumah."

Jongin mendongakan kepalanya tiba-tiba, "Kejutan apa mom? Jongin cuka cekali kejutan hihihi."

"Jongin akan tahu nanti sayang. Setelah ini kita ke mall dulu ya untuk membeli keperluan kalian." Baekhyun mengusak sayang kepala Sehun dan Jongin yang tersenyum manis kearahnya.

.

[Big Secret]

.

"Mom, memangnya dirumah ada kejutan apa thih?"

"Rahasia sayang."

"Kok lahacia cih mom? Jongin cama Cehun hyung kan ingin tahu." Jongin menyembulkan kepalanya dari kursi penumpang kearah Baekhyun dan tersenyum polos setelahnya.

"Aish kau itu imut sekali sih Jong." Baekhyun mengecup pelan pipi gempal Jongin yang menggodanya. Chanyeol yang melirik adegan itu hanya tersenyum tipis dan tetap fokus pada jalanan di depannya.

Sehun mengangguk setuju mendengarnya, "Jongin baby memang imut thekali mom. Thehun thaja gemath thekali thama Jongin baby."

Jongin kembali duduk dikursinya dengan manis sambil mengendarkan pandangannya pada jalanan Seoul malam hari. Sebelum, "Ayam!" pekiknya.

"Eh? Ada apa Jong?" Chanyeol bertanya setengah terkejut mendengar pekikan bernada polos itu.

"Ada ayam dad!"

"Ayam apa sih Jong? Dimana? Ayamnya siapa?"

"Makthudnya Jongin ayam goreng dad, mom. Jongin thuka thekali makan ayam goreng." Timpal Sehun menjawab kebingungan Chanyeol dan Baekhyun.

"Ooohh.. baiklah ayo beli ayam goreng untuk makan malam!" ucap Baekhyun tak kalah riang dengan suara Jongin tadi.

"Baek, sebaiknya aku saja yang membeli ayam goreng. Kau bawa anak-anak pulang saja. Kau bisa mengendarai mobil ini kan?"

Baekhyun mengernyitkan dahinya bingung, "Kenapa Yeol?"

"Tak apa. Aku saja yang membelinya. Kau bawa anak-anak pulang dan segera tunjukan kejutan itu kepada mereka." Chanyeol tersenyum menenangkan sambil meminggirkan mobilnya.

"Kau serius? Lalu nanti kau pulangnya bagaimana?"

"Ini bahkan tak ada satu kilometer dari apartement kita Baek, jangan khawatir."

"Baiklah. Hati-hati ya, suamiku." Baekhyun mengecup pelan pipi Chanyeol sebelum Chanyeol keluar.

Blam

"Mom? Kenapa daddy kelual?" tanya Jongin bingung.

"Daddy akan membeli ayam goreng untuk makan malam kita sayang."

"Kenapa tidak thama-thama thaja beli ayam gorengnya mom?"

"Entahlah. Perasaan mommy pun sedikit tak enak."

.

[Big Secret]

.

Baekhyun sedang mendudukan dirinya di sofa sambil mengecheck ponselnya dengan posisi di tengah kedua anak barunya yang sedang asik melihat kartun yang menayangkan dua belatung kelebihan hormon bewarna kuning yang gendut dan belatung merah yang bantet. Ya, Larva. Hehehe Baekhyun jadi teringat Suho kalau melihat larva merah itu. Baekhyun mengalihkan kembali pandangannya kearah layar ponselnya, dan seketika itu pula ia memasang wajah datarnya yang sangat tak enak dilihat. Dia hanya memandang jengah saat melihat notification di ponselnya.

.

Message (27)

Missed Call (42)

.

Dan itu semua dari SUHO! Sumpah demi apapun, apa sih maunya manusia kerdil yang sialnya sangat kaya itu?. Hari ini ia benar-benar lupa untuk membawa ponselnya saat pergi tadi dengan keluarga kecilnya. Dia hanya memandang datar saat membaca pesan-pesan Suho padanya yang kira-kira seperti...

[From: Tante Kerdil]

Kamu dimana?

.

[From: Tante Kerdil]

Kamu kenapa nggak masuk Baek?

.

[From: Tante Kerdil]

HEH KAMU NGGAK MASUK KENAPAH?!

.

[From: Tante Kerdil]

JAWAB BAEK!

.

[From: Tante Kerdil]

Kamu sibuk ya?

.

[From: Tante Kerdil]

Cih sok sibuk!

.

[From: Tante Kerdil]

Kamu kemana sih Baek?

.

[From: Tante Kerdil]

Baek?

.

[From: Tante Kerdil]

Hellow Baek

.

[From: Tante Kerdil]

Yaudah deh gausah dibales :(

.

[From: Tante Kerdil]

Eh kok beneran nggak dibales sih Baek?! :"(

.

[From: Tante Kerdil]

Baek, aku mulai khawatir, tahu.

.

[From: Tante Kerdil]

Baek balas pliisssss

.

[From: Tante Kerdil]

Baek...

.

Baekhyun menghela nafasnya pelan, ia mulai mengetikan balasan untuk Suho sambil tersenyum kecil.

.

To: Tante Kerdil

Subject: -

Aku baik-baik saja hyung. terimakasih sudah mengkhawatirkanku :)

.

Tak berapa lama kemudian, ponsel Baekhyun mulai bergetar menandakan adanya panggilan yang masuk. Baekhyun memutar bola matanya malas sambil menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

"Hal—"

"Baekhyun?! astaga kau darimana saja? Kenapa hari ini tidak masuk? Kenapa kau mengacuhkan pesan-pesan dan panggilanku tadi? Kau seb—"

"Hyung! bawel banget sih!"

"Aku kan mengkhawatirkanmu Baek."

"Iya iya aku tah—"

"Mom? Kenapa daddy lama cekali cih?"

"B-Baek? suara anak kecil siapa itu? dia.. memanggilmu apa? Mom? Mommy? Apa aku yang salah dengar? Atau... kau sebenarnya dimana sih?! Kenapa ada anak kecil yang—"

"Nanti ku telpon lagi hyung. Bye."

End Call.

Baekhyun mengalihkan pandangannya pada Jongin dan tersenyum kecil, "Mungkin antriannya panjang, Jong." Jongin hanya mengangguk mengerti dan melanjutkan acara menonton serial kartun yang mirip belatung warna itu.

"Oh iya, bagaimana? Apakah Jongin dan Sehun suka kamar barunya?"

"Thehun sangat suka mom!"

"Jongin juga cuka cekali mom! Kamalnya lucu hihihi."

Ya, kejutan yang disiapkan Baekhyun dan Chanyeol adalah kamar baru Jongin dan Sehun. Hari ini Chanyeol dan Baekhyun sengaja mengajak pergi anak-anak itu supaya mereka tidak tahu kalau kamar tamu itu sedang di renovasi dan di tata ulang menjadi kamar anak-anak yang sangat lucu. Dan Baekhyun lega saat mendengar bahwa Jongin dan Sehun menyukainya.

"Mom, daddy lama thekali. Thehun thudah lapar."

"Jongin juga lapal cekali mom. Daddy pacti main dulu cama teman-temannya jadi lama cekali." Ucapan polos Jongin membuat kekehan Baekhyun keluar.

"Kita tunggu saja. Sebentar lagi daddy juga akan pulang." Baekhyun juga ragu dengan kata-kata yang di keluarkannya barusan. Entah kenapa, perasaanya tidak enak mengenai Chanyeol sekarang.

.

[Big Secret]

.

Chanyeol berjalan dengan pelan menyusuri jalanan yang entah kenapa sedikit lenggang malam itu sambil menenteng beberapa kantong ayam goreng. ia merasa bahwa sedari tadi ada yang membuntutinya. Ia tak ingin menyeret Baekhyun, Jongin, ataupun Sehun dalam masalah apapun, jadi ia memutuskan untuk membeli ayam goreng itu sendiri. Dan tentunya mengahadapi orang-orang yang ia yakini tengah membuntutinya itu sendiri.

Chanyeol menghentikan langkahnya. Insting Chanyeol mengatakan bahwa ada sekitar empat orang yang mengikutinya. Insting Chanyeol tak pernah salah jika menyangkut masalah seperti ini, ia mantan gangster rite?. Chanyeol hendak membalikan tubuhnya sebelum ia jatuh tersungkur diatas tlotoar karena mendapat tendangan keras di punggungnya. Chanyeol meringis kecil merasakan nyeri di punggungnya, ia hanya belum siap tadi, oke?.

Chanyeol berbalik dan mendapati empat orang yang memandangnya dengan seringai menjijikannya.

Chanyeol bangkit dan memandang mereka datar.

"Menjijikan." Chanyeol tersenyum remeh, "Apa maumu, Bang-ssi?"

"Kau!" Pria yang memiliki wajah paling garang menunjuk wajah Chanyeol dengan telunjuknya dan menatapnya murka, "Urusan kita dulu belum selesai, brengsek!"

"Ohohoho jadi kau menginginkan aku sampai jauh-jauh datang ke Korea? Uugghh kau manis sekali, sayangku."

"Jangan memancing emosiku, Park!"

Chanyeol menyeringai menatap pria garang itu, "Sayangnya, aku suka memancing emosimu, Bang."


TBC


OEMJI HELOO INI APAAN?! MAAF INI NGGAK MUTU BANGET T^T Maaf ya kalo chap ini mengecewakan T^T Tapi chap ini chap paling panjang loh ciyus :|

Belakangan ini bener-bener sibuk ngurusin urusan sekolah, padahal baru kelas sepuluh bukan kelas dua belas :'D Chapter ini aja numpang apdet di leppie orang :'D

Padahal sumpah sebenernya ini mau diapdet waktu hari valentine kemarin. Tapi ternyata oh ternyata... tugas yang menumpuk membunuh rencanaku dengan telak :(

Syudah aku gamau banyak ngomong dulu di chap ini. Numpang leppie orang soalnya keburu dipake yang punya.

OH IYAAA, DAN MAAFKAN DIRIKUH BUAT CHAP INI GABISA BALESIN REVIEW DULU YAAAA. JANJI DEH CHAP BESOK AKU BALESNYA DOBEL(?) NAHLOH.

DAN BUAT YANG MAU REQ FANFIC, PM AJA ATAU NGGAK SMS. SORI LAGI KERE GAADA DUIT BUAT BELI PAKETAN MUWAHAHAHAHAHA :v

Last,

R

E

V

I

E

W

Please? :)