Never Treat a First Date Like a Job Interview!

.

.

.

.

.

Sorachi Hideaki 空知 英秋 is the original author of the Gintama (銀魂)manga, I definitely don't own anything.

.

.

.

Chapter II

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

.

.

.

.

Gintoki mengeluarkan cup es krim Bargain Dash stroberi, Pocky stroberi, Kani Pan, Hi Chew stroberi, cokelat Meiji, Giant Caplico, Tiroru berbagai rasa, permen soda, berondong jagung karamel dan senbei dari kantong belanja. Setelah beberapa bulan terakhir ini akhirnya Gintoki bisa memanjakan diri biar pun sebenarnya setiap hari kerjanya cuma bermalas-malasan. Hari ini Gintoki menang cukup banyak di Pachinko. Hasegawa sempat merengek untuk minta dipinjamkan uang ketika tahu Gin berhasil menang. Gintoki yang merasa kasihan akhirnya memberikan pria malang itu sepuluh Yen dan bilang kalau Hasegawa tidak perlu mengembalikannya. Hari itu suasana hati Gintoki baik sekali. Berita paling baiknya adalah, tidak ada Shinpachi dan Kagura di rumah seharian ini, paling tidak dua bocah itu tidak akan pulang sampai matahari terbenam jadi dia bisa menikmati cemilan ini sendirian. Sementara Sadaharu sedang tidur siang, anjing raksasa itu Gintoki pastikan tidak akan bangun sampai sore.

Bahkan terik matahari siang yang selalu bikin Gintoki malas bergerak hari itu tampak bersahabat, Gintoki sedang membuka tutup es krim Bargain Dash-nya tepat ketika suara deru kendaraan bermotor yang luar biasa keras tiba-tiba memecahkan keheningan.

"Orang brengsek! Beraninya mengganggu waktu santaiku! Kuharap kau kehilangan p**** -mu sore ini!" Gin berteriak ke arah jendela, kemudian menyuapkan sesuap es krim ke mulut untuk meredakan amarah.

Orang brengsek yang tadi disumpahi Gin; Okita Sougo, menambah kecepatan motor Harleynya. Tokugawa Shigeshige yang agung diboncengnya, berpegangan erat pada Sougo, tubuhnya gemetaran biarpun tampangnya masih datar. Kali ini dua orang itu tidak memakai helm, sehingga orang-orang di jalanan tahu siapa para pembuat onar itu dan segera menilai buruk pemerintahan. Di belakang motor itu diikatkan seutas tali tambang yang tersambung dengan sekarung manusia. Kagura, Saki, Hata Ouji dan Mari berada dalam karung itu, hanya kepala mereka yang dibiarkan keluar agar tidak mati kekurangan oksigen. Sougo perlu memborgol dan mengikat erat Kagura supaya tidak berontak.

"Kau benar-benar terkutuk Bocah Sadis! Aku akan membunuhmu!" Kagura berteriak.

"He? Aku tidak dengar." Sougo menoleh tanpa ekspresi dan justru menambah kecepatan lagi, melebihi kecepatan maksimal yang diizinkan hukum. Polisi sadis itu memang lebih cocok jadi penjahat daripada penegak hukum.

"Aku akan membunuhmu ketika sampai!"

"Kita sudah sampai kok." Sougo bilang sambil mengerem mendadak, kemudian dia turun dan mengeluarkan manusia-manusia itu dari karung, namun ancaman Kagura membuatnya ragu untuk membukakan ikatannya. Saki dan Mari sebenarnya ingin protes karena diperlakukan lebih kejam dari ayam potong dan sekarang menurut orang sadis ini mereka sudah sampai tujuan padahal yang mereka lihat hanya hamparan tanah kosong yang ditumbuhi ilalang.

"Kau bisa tunggu di sini sampai kami selesai kalau kau mau, China." Sougo beradu tatap dengan Kagura yang masih diikat namun berhasil berdiri.

"Lepaskan aku sekarang Sadis Sialan! Biarkan aku mematahkan tulang lehermu!"

"Makanya aku tidak akan mau melepaskanmu Gadis Busuk."

"Jangan mengatakan kalimat ambigu, Sadis Jelek!"

Kagura berhasil mengangkat tubuhnya dan melayangkan tendangan sekali pun tubuhnya diikat. Sougo mengelak dan mereka berdua akhirnya mulai hajar-hajaran

Sementara dua orang itu bertengkar, Shogun, Saki, Mari dan Hata Ouji berjalan meninggalkan mereka. Rupanya si Shogun berperangai tegas dan sedikit tidak sabaran ketika sedang kencan.

"Aku sudah tidak sabar ingin naik Jungle Cruise." Kata Shogun.

"Wah, jadi kita bakal ke Dishneyland?" Saki mendadak riang, buru-buru menggelendot pada Shogun.

Shigeshige mengangguk anggun, setelahnya segera terdengar obrolan antara Mari, Saki dan Hata Ouji tentang wahana di Dishneyland. Hata Ouji mengatakan kalau dia tidak suka Dishneyland karena suka mabuk saat naik wahana dan justru berharap mereka ganti tujuan ke Kebun Binatang. Namun akhirnya dia diam sendiri karena tidak ada yang menghiraukan.

"Dishneyland?!" Kagura menghentikan tinjunya, Sougo ikut berhenti menendang. Tali yang mengikat Kagura secara tidak sengaja sudah terlepas akibat perkelahian seru tadi.

"Kita akan ke Dishneyland? Ini bakal menyenangkan aru! Aku sering merengek pada Gin-chan untuk pergi ke Dishneyland tapi dia bilang itu hanya tempat bodoh yang dibuat orang bodoh untuk merampok uang orang-orang bodoh dengan iming-iming mainan usang. Padahal aku yakin itu hanya alasan Gin-chan karena dia tidak mau mengeluarkan uang." jelas Kagura.

"Kau sebaiknya percaya pada Danna. Tempat itu memang dipenuhi orang bodoh dan Mic*ey." Sougo menyela.

Kagura tidak memedulikan Sougo, dia menghampiri Shigeshige dan lain-lain.

"Tapi Sho-kun, kenapa kita turun di tanah kosong begini dan berjalan kaki ke Dishneyland?" Tanya Saki manja, dia menggelendot pada Shigeshige lagi.

"Sebagai samurai dan calon istri samurai kita harus menguji diri kita, Ayahku dulu pernah bilang kalau ingin mencari seorang istri, kita harus mengujinya dulu. Luar dan dalam."

"Menguji luar dan dalam? Apa itu maksudnya?" Saki bertanya sok polos, sekali pun dia sebetulnya tau maksud Shigeshige. Saki memang sudah sengaja membaca banyak buku panduan kencan sebelum ikut goukon ini. Dia yakin kalau hari ini kemungkinan besar dia bakal kehilangan kegadisannya, Saki sudah siap. Tentu saja Saki sebenarnya tahu kalau Shigeshige itu Shogun, namun sengaja tidak memberitahukan hal itu pada dua temannya yang dia anggap bodoh. Saki memang bukan gadis bodoh yang mau kencan dengan alien ungu buntal atau pria perjaka culun berkacamata yang tidak laku. Dia sudah bisa membayangkan hidup nyaman menjadi istri seorang Shogun jika berhasil membuat dirinya mengandung anak Shigeshige. Namun sebenarnya tidak ada yang berminat untuk mengubah rating sebuah fanfiksi demi adegan mesum orang paling penting di Edo dan seorang bocah tanggung figuran atau pangeran gempal berwajah jelek dan bocah tanggung figuran lainnya.

"Ah, menyebalkan sekali….. Pasti akan lebih menyenangkan kalau kita pergi ke Kebun Binatang!"

Hata Ouji masih terus mengeluh nyaris sepanjang perjalanan sampai Sougo menebaskan pedang memotong antena di kepalanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pintu masuk Dishneyland yang megah terbentang di hadapan Kagura dan lainnya setelah berjalan kaki hampir satu jam. Kagura sangat tertarik dengan desain unik tempat itu yang mengingatkannya akan istana Cinderella. Dari depan sini sudah terdengar suara ceria dari pengunjung yang sudah di dalam, membuat perasaan Kagura naik bahagia dan tidak sabaran ingin masuk.

Namun wajah riang Kagura berubah masam ketika dia kembali sadar, mereka semua kemari bukan untuk bermain bersama seperti rekreasi anak sekolahan tapi untuk goukon. Hata Ouji dan Mari langsung melesat menuju panggung utama yang menampilkan atraksi singa pemakan gorilla setelah mereka menukarkan tiket masuk.

"Sho-kun ingin naik Jungle Cruise berdua saja denganku. Kita bertemu lagi di sini setelah Dishneyland tutup ya..." Saki berkata sembari berjalan menjauh, menarik Shigeshige pergi.

Shigeshige melambaikan tangan ke Sougo, mengisyaratkan kalau; aku akan baik-baik saja, tidak perlu penjagaan,tidak usah cemas… nanti aku ingin makan nabe dan yokan sebagai menu makan malam, jangan lupa mengabari Kakek kalau kita akan pulang malam, kemudian tolong minta Hijikata atur pertemuan penting besok jam sembilan pagi, jangan lupa minta tolong Yamazaki membelikan obat pencahar untuk stok obat.. Dan sebenarnya aku sangat gugup loh, Okita. Karena ini pertama kalinya aku kencan dengan seorang gadis perawan.

Ternyata banyak sekali arti dari lambaian tangannya itu. Sougo tetap memasang wajah datar.

"Roger. Selamat bersenang-senang." Sougo bilang. Anehnya dia dapat mengerti dengan detil arti lambaian itu.

"Eh tunggu Saki-chan! Jangan tinggalkan aku berdua dengan si Sadis ini, aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya padaku! Kemungkinan aku bisa tertular sifat sadisnya nanti!"

"Selamat bersenang-senang!" Saki mempercepat langkahnya dan menghilang tanpa ragu sekalipun diteriaki Kagura.

"Mana mungkin aku bisa bersenang-senang dengan orang ini!"

Sementara Kagura mengoceh, Sougo sudah mulai berjalan pergi.

"Oi, China Musume, kau mau terus di sana sampai tutup?" tanya Sougo menyebalkan."Bermain di Dishneyland berdua cewek monster berpakaian aneh sepertimu mungkin adalah pilihan buruk, namun bermain sendirian di Dishneyland bahkan lebih menyedihkan lagi."

"Cih, berkacalah dulu sebelum bilang pakaianku aneh! Sadistic Rocker!" Kagura menarik kaos hitam rocker Sougo hingga sobek dan membuat pemuda itu telanjang dada.

"Kono ama! Orang normal kan nggak bakal narik baju sampai telanjang begini!" Sougo protes, Kagura menjulurkan lidah dan memasang ekspresi penuh kemenangan. Para pengunjung Dishneyland lain yang lalu lalang tak dapat menahan diri untuk tidak menatap pasangan aneh yang sedang bertengkar itu.

"Berhati-hatilah atau aku akan membuat semua orang tahu ukuran tama-mu."

Mendengarnya, Sougo menyeringai penuh arti. "Kalau begitu aku akan membuat semua orang tahu betapa besarnya tama-mu"

"Aku tidak punya tama! Kuso Gaki! Apa begitu caranya bicara pada seorang gadis?!" Kagura meninju wajah Sougo, pipi pemuda itu membengkak.

Kemudian keduanya berkelahi sampai petugas Dishneyland datang dan mengamankan pasangan itu. Mereka dibawa ke pos jaga dengan tuduhan hendak berbuat mesum di tempat umum dan Sougo bahkan dicap lebih buruk dari para eksibisionis karena Kagura jelas di bawah umur. Dalam hal ini, Kagura setuju dengan si Bapak Petugas.

Jadi seusai diceramahi kurang lebih satu jam, mereka berdua harus menunggu di pos jaga sampai ada orang tua yang menjemput. Namun Sougo berhasil membuktikan kalau dia anggota Shinsengumi dan akhirnya mereka dibebaskan. Sougo bahkan mendapatkan kaos Dishneyland berwarna pink gratis sebagai kenang-kenangan yang langsung dia kenakan karena mulai kedinginan bertelanjang dada.

.

.

.

.

.

.

Shinpachi yang malang naik bus ke arah Ginza, dengan asumsi orang kaya seperti Shogun bakal kencan di tempat mahal.

.

.

.

.

"Sebaiknya kau tidak macam-macam atau kita bakal ditangkap petugas lagi." Kata Sougo.

Mendengarnya, Kagura hanya memberengut.

"Padahal aku sudah di Dishneyland... Tapi malah harus kencan sama si Brengsek ini... Pasti dia sangat senang bisa berkencan dengan gadis manis sepertiku." Kagura berbisik pada dirinya sendiri.

"Oi! Aku bisa mendengarmu... Sudahlah, untuk saat ini mau tidak mau kita harus berdamai sekali pun bersikap baik padamu sebetulnya melanggar prinsipku. Ada wahana yang ingin kau naiki Aho no China Musume?"

Sougo menyerahkan peta dan petunjuk wahana-wahana Dishneyland pada si gadis Yato, membuatnya sedikit curiga akan sikap Sougo yang membaik, namun dia lebih tertarik pada Dishneyland daripada berkelahi dengan Kapten divisi 1 Shinsengumi itu.

"Big Thunder Mountain." Kagura dengan cepat memutuskan.

"Kenapa Big Thunder Mountain?"

"Tentu saja karena karena aku akan merasa seperti dalam film Laputa. Sebagai fans Laputa kau seharusnya malu karena begitu saja tidak paham."

"Aku bukan fans Laputa, tapi Kiki."

.

.

.

.

Ketika Sougo dan Kagura sampai di antrian Big Thunder Mountain yang panjang, tertulis di papan antrian kalau waktu mengantri diperkirakan kurang lebih tiga jam.

"Aku bisa menonton tiga episode drama dalam waktu selama ini..." keluh Sougo, dia memandang sekeliling, banyak pasangan yang berkencan juga mengantri untuk naik wahana, namun mereka tidak tampak jenuh, mereka saling bercanda dengan pasangan masing-masing, baik pasangan hetero, yaoi atau pun yuri semua tampak ceria dan bersemangat. Sougo menganggap orang-orang di sini cukup bodoh karena sudi mengantri selama ini untuk mainan bodoh yang tidak seberapa seru, sama bodohnya dengan pria paruh baya yang sudi mengeluarkan banyak uang untuk tidur dengan wanita penghibur payah tanpa melakukan SM play.

"Oi, Sadis... Kalau kau melamun begitu nenekmu bisa meninggal loh..."

Suara Kagura memecah pikirannya.

"Nenekku memang sudah lama meninggal dan lagipula aku tidak pernah dengar ada mitos seperti itu... Aku sedang berpikir serius kenapa orang-orang bodoh itu tidak tampak bosan mengantri lama begini..."

Kagura menyeringai penuh arti, "begitu saja kau tidak mengerti? Dasar bocah..."

"Siapa yang kau panggil 'bocah'? Aku sudah matang luar dalam..."

"Usia seseorang tidak bisa ditentukan oleh angka... Pada kenyataannya kau bahkan belum mengerti yang namanya cinta. Orang-orang itu datang bersama orang-orang yang mereka cintai seperti pacar atau sahabat... Makanya mereka tidak bosan menunggu selama itu. Gin-chan bilang dia tidak pernah bosan dalam hal apapun karena dia sangat mencintai dirinya sendiri aru..." Jelas Kagura, "aku bahkan ragu kalau orang sepertimu pernah jatuh cinta."

"Ma... Tidak heran kalau aku bosan sekarang..."

Jatuh cinta? Mungkin Sougo memang tidak paham hal seperti itu. Beda dengan Hijikata yang terus menipu diri kalau cinta itu ilusi namun sebetulnya menyimpan perasaan khusus terhadap Mitsuba atau Kondo yang jatuh cinta setengah mati dengan Otae dan bersedia menanggalkan harga dirinya demi melihat gadis itu, Sougo Okita sama sekali tidak mengerti perasaan cinta diluar rasa sayangnya terhadap kakaknya; Mitsuba atau terhadap Kondo. Dia bahkan tidak paham bagaimana perasaannya terhadap Hijikata. Sougo benci padanya, tapi tidak ingin laki-laki itu terbunuh. Kemudian soal Kagura... Dia memang tak bisa menampik kalau dia tertarik dengan si China Musume sejak pertama kali bertemu. Rasanya tidak puas kalau bertemu dengan gadis itu tanpa melakukan apa-apa, makanya ketika Shogun menunjukkan foto tiga orang bocah yang akan goukon dengannya, Sougo menawarkan diri untuk mengawal Shogun. Tapi dia tidak yakin kalau itu yang dinamakan...

.

.

.

.

.

.

Sesampainya di Ginza, Shinpachi mulai mencari mereka di tempat yang paling memungkinkan. Mulai dari Maison Herpes, butik Mikimono, Bakuhinkan toy park, Ido-ya, gedung Zony, dan galeri seni namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan mereka. Hanya di saat seperti inilah dia mulai merasa membutuhkan ponsel.

"Ini tidak bagus. Bisa-bisa terjadi sesuatu pada Shogun sebelum aku menemukan mereka. Orang-orang itu bodoh dan berbahaya... Lebih baik aku minta bantuan Gin-san untuk mencari mereka..." Shinpachi bicara sendiri, kemudian berbalik kembali untuk pulang ke Yorozuya.

.

.

.

.

.

.

"Selanjutnya kita naik Pooh's Hunny Hunt!" seru Kagura ketika turun berjalan keluar dari pintu belakang wahana. Dia seceria matahari di siang hari. Berlari kecil dan sesekali agak melompat.

"Oi."

Kagura menoleh, menatap wajah datar Sougo.

"Kau ingin kita terlihat seperti pasangan kencan sungguhan?" mata Sougo menunjuk ke tangan Kagura yang menggenggam pergelangan tangannya, cepat-cepat Kagura melepas kasar tangan pemuda itu. Karena terlalu bersemangat dia jadi tanpa sadar melakukannya.

"He? Kenapa dilepas? Padahal aku tidak keberatan kalau kau sebegitu inginnya meggandengku."

"Jangan bercanda, Sadis. Tanganku bisa terkena virus." Kagura berjalan menjauh, malas melihat seringai jahat khas Sougo.

Kruuk~

"Aku lapar, Sadis... "

.

.

.

.

"Sial China Musume, kau menghabiskan honor semingguku hanya untuk sekali makan. Kau benar-benar monster." Dengan kesal Sougo meremas struk tagihan restoran keluarga yang masih berada dalam Dishneyland. "Wajar kalau tidak bakal ada yang mau mengajakmu kencan."

"Jangan pelit Perampok Pajak, honormu kan dibayar dengan pajak yang kami, para rakyat Edo bayar." Kagura bilang sambil menguyah panekuk.

"Aku ragu kalau kau pernah bayar pajak."

Kagura mengabaikan komentar terakhir pemuda itu, Sougo menyesap teh hijaunya. Menatap gadis Yato yang makan dengan buas dari balik celah gelasnya. Mata kemerahannya sedikit berkilat senang.

"Kau tidak ingin naik Bianglala?" tanya Sougo tanpa ekspresi seperti biasanya.

"Aku ingin naik semua wahana kok. Memang kenapa?" Kali ini Kagura mengunyah ayam goreng.

Mendengarnya, Sougo terkekeh kecil lalu tersenyum penuh kemenangan. "Jadi kau tidak tahu Bianglala itu tempat untuk apa? Kuso Gaki."

"Hah?! Apa itu tempat pasangan berbuat mesum?"

"Sejenis itu tapi kurang dari itu. Cuma foreplay." Sougo menyeringai lagi.

"Kau memang sangat menjijikkan." Kagura menjulurkan lidah, setelahnya dia tetap melahap makanannya dengan bersemangat.

Sougo hendak membalas ucapan Kagura, namun saat itu juga wajah Kagura berubah pucat, melepaskan garpu dan sendok dari genggamannya untuk memegangi perutnya.

"Perutku tiba-tiba..." Kagura meringkuk.

"Lihatlah, perutmu sakit karena makan dengan begitu rakus."

"Bukan... Jangan-jangan... Aku... Itu... "

.

.

.

.

Sekitar jam enam sore, Dishneyland justru semakin ramai. Padatnya pengunjung membuat udara makin panas sekalipun matahari sudah tidak seterik beberapa jam yang lalu.

Kagura berbaring di kursi taman yang dekat dengan toilet. Kursi taman itu terletak di bawah pohon yang berdaun rimbun. Sougo sengaja membawa gadis itu ke tempat yang sepi hingga tidak menarik perhatian pengunjung lain. Sougo duduk di lantai karena tidak ada kursi lain, menyandarkan tubuhnya pada kursi yang ditiduri Kagura.

"Tidak kusangka kalau kau beneran gadis..." kata Sougo menyebalkan. "Jadi ini tanggal ovulasimu?"

"Tidak kusangka kau tidak malu membelikanku... 'barang itu'... Sekali pun kau membelinya di mesin penjual... Tapi tetap saja biasanya 'barang itu' akan menurunkan martabat pria... Jangan-jangan kau juga pakai untuk hobi aneh... "

Sougo mendengus, "aku biasa melakukannya untuk Aneue dulu. Lagipula melihat wajah bodoh orang-orang yang keheranan itu menyenangkan."

"Hobimu memang aneh..."

Kagura menekankan lebih keras botol berisi air hangat yang berada di atas perutnya.

"Tapi... Yang paling tidak kusangka adalah bagaimana bisa gadis monster sepertimu bisa kalah oleh hal seperti ini..."

"Diamlah Sadis, kau tidak tahu sesakit apa rasanya..."

"Yah... Aku mungkin tidak tahu... Tapi aku pernah melihat yang lebih parah dari ini... Aneue kadang sampai tidak dapat bangun dari futon seharian penuh... Tapi aku senang karena hanya pada masa-masa itu Aneue jadi bersikap galak pada Hijikata-san... " Cerita Sougo yang disusul tawa kecil.

"Dasar Sadis." Kagura bilang, lalu menatap punggung si Sadis sejenak. Memperhatikan rambut coklat pemuda itu yang halus dan bahu khas laki-laki yang lebar dan tampak kuat , lalu mata gadis itu beralih ke atas, menatap dedaunan pohon yang menutupi langit dan cahaya matahari yang mulai melemah.

"Dulu kalau aku sakit, Mami akan mengatakan itai no itai no tondeike*... Lalu mencium keningku.." Kagura mengembangkan senyum sembari menahan sakit. Sougo melirik sedikit dengan ekor matanya.

"Itai no itai no tondeike... Aneue juga sering mengatakannya padaku... Kami bahkan punya nada nyanyiannya sendiri... Mau kunyanyikan?"

"Tidak! Suaramu akan membuat perutku tambah sakit."

"Ah, lagi-lagi kau menyakiti hati seorang polisi... itai no itai no tondeike... itai no itai no tondeike... itai no itai no tondeike..." Sougo bernyanyi dengan nada sumbang yang membuat Kagura kesal.

"Diamlah Sadis! Suaramu jelek sekali!" Kagura cuma bisa berseru, perutnya terlalu sakit baginya untuk menghajar polisi gila itu.

"itai no itai no tondeike... itai no itai no tondeike... itai no itai no tondeike...itai no itai no tondeike... itai no itai no tondeike..." Sougo masih terus bernyanyi hingga Kagura memaksakan diri untuk bangun dan hendak menghajarnya.

Namun Sougo menyeringai, berbalik menghadap Kagura, menahan kedua tangan Kagura dan mencium kening gadis itu. Kagura terbelalak kaget, tubuhnya berhenti bergerak.

"Mami no chu." bisik Sougo, masih menyeringai. Kemudian Kagura tersentak dari keterkejutannya.

"KUSO KURAEEEEEE!" Kursi taman panjang besi yang tadi ditiduri Kagura terangkat dari tanah, Kagura mengangkat kursi itu tinggi-tinggi dan melemparkannya ke Sougo. Sougo mengelak dan kursi itu mengenai segerombolan cewek ganguro yang sedang ngegosipin cowok.

"Tampaknya kau sudah sehat kembali... Sepertinya nyanyianku ampuh..." kata Sougo setelah berhasil kembali memegangi tangan Kagura.

Mata Kagura membulat. "Eh? Benar juga..."

Sebelum berhasil melanjutkan pembicaraan, dari kejauhan terlihat Shogun dan Hata Ouji tanpa pasangan kencan mereka berjalan arah Sougo dan Kagura. Shogun hanya dalam pakaian dalam sementara Hata Ouji tampaknya sedang menangis terisak-isak. Pasti terjadi sesuatu pada pasangan kencan mereka.

"Ada apa, Ue-sama?" tanya Sougo.

"Wanita... Khususnya gadis perawan dan muda itu... Sungguh sulit dimengerti." Yang keluar dari mulut Shigeshige hanya itu. Sougo pun tidak berminat untuk bertanya lebih jauh.

"Aku pun juga tidak mau bercerita tentang masalahku dengan Marippe. Ini privasi... " Hata Ouji masih tersedu-sedu, sesekali dia menyedot ingusnya.

"Kami pun tidak ingin tahu, Baka Ouji." cetus Kagura.

"Sudahlah biarkan saja dua gadis bodoh itu pulang sendiri. Gadis labil seperti mereka biasanya akan bertindak mengikuti emosi kemudian menyesalinya... Biasanya mereka akan takut sendirian kemudian kembali dan akan memaksa pacar mereka untuk minta maaf, tapi tolong jangan dituruti karena itu hanya akan memperbanyak populasi gadis-gadis menyebalkan..." Sougo menjelaskan.

"Kagura!" suara culun yang sangat dikenal Kagura terdengar.

Sekali lagi, dari kejauhan terlihat dua orang yang datang ke arah mereka. Yang satu berambut ikal perak berwajah malas dan satu lagi berwajah pasaran dan berkacamata. Gintoki dan Shinpachi.

"Nah Kagura, kau membuatku membuang uang untuk masuk kemari... Sudah kubilang kan Dishneyland itu tempat yang dibuat orang bodoh yang isinya cuma orang bodoh yang sedang dibodoh-bodohi mainan bodoh... Si Jomblo Kacamata ini panik sekali mencarimu, ayo kita pulang sekarang..." Gintoki mengeluh panjang lebar.

"Tidak perlu cemas Kaca Mata, selama ada aku dia tidak akan kubiarkan berbuat seenaknya... " kata Sougo.

"Ano... Justru karena dia bersamamu aku cemas, Okita-san."

"Diamlah Sadis. Ayo Gin-chan, Shinpachi..." Kagura berbalik, berjalan cepat-cepat tanpa pamit pada teman-teman goukonnya, Gin dan Shinpachi mengikuti Kagura setelah Shinpachi membungkuk pamit.

Sougo memandang mereka dengan datar. Shogun juga memasang sikap yang hampir sama dengan Sougo sementara Hata Ouji masih menangis sembari memeluk kucing liar yang sial karena kebetulan lewat depan alien ungu itu.

"Ma, Ue-sama... Ayo kita pulang... "

.

.

.

.

Walaupun Dishneyland belum tutup, namun di pintu keluar sudah ramai dengan orang-orang yang mengantri hendak keluar. Kebanyakan mereka yang pulang sebelum Dishneyland tutup adalah keluarga yang membawa nenek-nenek, kakek-kakek, anak kecil, ibu-ibu paruh baya yang suka mengeluh atau pasangan suami istri yang sudah menikah lebih dari lima tahun dan cukup muak satu sama lain yang mengunjungi tempat ini sebagai perayaan ulang tahun pernikahan. Kagura, Gintoki dan Shinpachi turut mengantri di salah satu barisan antrian. Gintoki mengeluhkan akan ketinggalan laporan cuaca malam hari dan kenapa tempat seramai ini hanya menyediakan dua pintu keluar.

Tidak lama kemudian datang Sougo dan Shogun yang mengantri di barisan antrian sebelah mereka. Mereka kira-kira satu meter lebih belakang daripada trio Yorozuya.

"Oh, Soichiro-kun." sapa Gintoki pelan, tapi dia yakin anggota Shinsengumi itu dapat mendengarnya.

"Sougo desu."

Sougo melirik Kagura yang cemberut, sepertinya masih kesal karena ciuman tadi.

Ketika kembali melihat ke depan, dengan ajaib antrian Sougo dan Shogun maju sangat cepat sehingga kini mereka sudah bisa keluar.

"Kenapaaa?! Ini tidak adil! Sialan! Kenapa daritadi antrian kita tidak maju-maju! Hoi, Ossan yang di depan! Kau sedang menggoda penjaga pintu keluar atau apa sih?!" gerutu Gintoki.

Sougo pamit dengan Gintoki dan ketika berhadapan dengan Kagura, mereka bertatapan sejenak.

"Bye, China."

"Lain kali belajarlah untuk bernyanyi dengan lebih baik, Sougo Sialan." kata Kagura, masih memberengut dan sedikit membuang muka.

"Hmph..." Sougo tertawa kecil, kemudian mengikuti Shogun berjalan keluar.

Setelah berada di depan pintu keluar Dishneyland, Sougo menghentikan langkahnya dan termenung. Eh... Tadi dia memanggilku apa?

おわり

The End

Note :

*itai no itai no tondeike = Sakit, sakit pergilah...

KURANG FLUFF? OOC KA? TYPO KA? SETERAHLAH... Saya males periksa ulang... Yang penting akhirnya selesai setelah magabut selama beberapa hari... Yap! Buat bikin 3000an words aja dibutuhin beberapa minggu... Serius deh, dibanding pair lain, OkiKagu itu paling rentan OOC bagi saya, jadi ya gitu deh... selama bikin ini bolak balik nonton anime yang ada momen OkiKagu, baca manga yang ada momen OkiKagu, doujin, browsing Zerochan Pixiv Tumblr dll... Yah, semoga hasilnya sepadan ama usahanya~

Soal deskrip, emang sih dari dulu males ngedeskrip, jadi banyakin dialog.

Btw, wahana-wahana Dishneyland ini emang ada beneran di Disneyland Tokyo, saya dapet hasil googling (pastinya)... kecuali Dishneyland semua nama wahana gak saya plesetin supaya kalo kalian penasaran kayak apa bisa googling sendiri #diciumSougo

Belanjaan Gin yang seabrek itu juga kecuali Bargain Dash gak ada yang diplesetin, tapi tempat2 populer di Ginza semua saya pelesetin... Yup, saya emang gak konsisten...

Terakhir, saya boleh dong minta review? 3000an words juga ya...

おまけ

Omake

Besoknya, Hata Ouji yang kemarin tertinggal di dalam Dishneyland bersama seekor kucing liar berkudis kini duduk di sebuah restoran Spanyol mewah yang hanya bisa didatangi member khusus bersama kedua orang tuanya yang penampilannya sama buruknya dengannya. Di hadapan mereka, Mari dan Saki duduk dengan tegang. Kedua gadis itu mengenakan gaun buatan desainer terkenal.

"Jadi, yang mana calon istrimu?" tanya Ayah Hata Ouji sembari mengangkat gelas martininya.

Hata Ouji senyum-senyum dan tersipu malu, "dua-duanya..."