Fanfiction ini bercerita tentang Kido, Kano, Seto, Marry bertemu Shintaro, Momo, Ene, Hibiya, dan Konoha di alur manga setelah Kuroha ngebunuh semua Mekakushi Dan (kecuali Hibiya), tapi jalan ceritanya berbeda -karena belum selesai manganya- ,yaitu Kido dan Shintaro bertukar tubuh! Karena Kido dan Kano udah terlalu mainstream (?) *dihajarfansKanoKido* tenang saja, saya juga fans nya KanoKido kok! Nah kita mulai saja ceritanya.
CHAPTER 1
Kido POV
Hari sudah malam di kota Mekaku. Sekarang Aku berada di luar untuk mencari seorang anak laki-laki berumur 12 tahun yang berambut coklat memakai hoodie putih tanpa lengan dengan kaos biru dan celana pendek dan anak perempuan berumur sama berambut hitam yang dikuncir 2 di bawah rambutnya juga memakai dress pink.
Kami berhutang budi pada seorang laki-laki berambut putih dikuncir satu dan memakai pakaian seperti cosplay. Dia sangat kuat dan membantu kami melawan teroris-teroris yang beraksi di departemen store yang kami kunjungi. Lalu dia meminta pertolongan pada kami untuk mencari kedua anak kecil itu. Sebagai balas budi, kami membantu orang itu.
Aku berjalan mengelilingi berbagai tempat di sekitar sini. Kano dan dia juga mencarinya di tempat lain. Aku menghela nafas. 'Bukankah kata orang itu, kedua anak ini tinggal di dekat sini? Tapi kenapa mereka gak ada?'. Aku terus berjalan sambil mendengarkan lagu di iPodku yang sedang kupegang.
Tiba-tiba aku merasa haus.
Kebetulan di depanku terdapat vending machine. Aku berjalan beberapa langkah sambil menunduk melihat iPodku lagi untuk mengganti lagunya.
Tanpa kusadari, tiba-tiba aku menjeduk keras seseorang di depanku. Aku terjatuh dan memegang kepalaku yang sakit karena kejeduk tadi.
"Maaf..." ucapku sambil memegang kepalaku yang masih sakit karena terjeduk keras dengannya.
'Eh, tunggu. Kok suaraku jadi rendah seperti suara cowok ya? Dan kenapa aku merasa rambutku menjadi lebih pendek?'
Aku meraba-raba rambutku. Rambutku benar-benar menjadi pendek. 'A-Apa yang terjadi?'
Lalu aku melihat ke depan. Tapi yang kulihat saat aku melihat kembali ke depan adalah... Aku sendiri.
"Ka-kau siapa!? Kenapa kau mirip denganku?", orang itu berteriak kepadaku dengan panik.
"Ju-Justru aku yang mau tanya begitu..." balasku sambil masih menatapnya dengan bingung
Lalu aku menengok ke samping kiri dan menatap kaca di vending machine itu. Aku tercengang melihat diriku. Aku seperti seorang laki-laki berambut hitam yang memakai jersey merah dan celana panjang.
"A-Apa ini!? Ke-ke-kenapa aku jadi cowok!?"
"Eh? Apa maksudmu?"
Aku melihat kembali 'seseorang yang mirip denganku' yang memasang wajah bingung. Aku menarik tangannya, "Oi, coba kau ngaca disini!".
Dia masih bingung dan melihat kaca di depan vending machine itu. Lalu dia dengan cepat memegang rambutnya itu. "A-Aku jadi perempuan!?" teriaknya dengan wajah pucat.
Aku berusaha menenangkan dia, "O-Oi, tenanglah... Sepertinya tubuh kita tertukar..."
"Eh? K-Kok bisa!?" ucapnya yang masih panik
"A-Aku juga gak tau!"
Kami berdua hening sejenak sambil bersandar di vending machine itu. Untuk memecah keheningan ini, aku bertanya, "Siapa namamu?"
Dia menoleh ke arahku dan menjawab "Kisaragi Shintaro..."
"Namaku Kido Tsubomi. Aku gak bermaksud apa-apa, tapi karena kita ketukar tubuhnya, gimana kalau kita berakting? Aku jadi kamu, dan sebaliknya"
Dia yang masih bingung, berkata, "Y-Yah, gimana yah? Tapi, tubuh kita kok ketukar? Dan aku sama sekali gak mengenalmu".
Aku berusaha memikirkan apa yang telah terjadi pada kita dan cara agar bisa berperan menjadi masing-masing. Aku mulai memikirkan yang pertama, 'Hmm, tadi aku berjalan terus tiba-tiba aku kejeduk... Jangan-jangan ...'
"Oi, namamu Shintaro kan? Kayaknya kita ketukar tubuh nya gara-gara tadi kita kejeduk keras deh"
Shintaro yang mendengarnya, tidak percaya. "G-Gak mungkin! Cuma kejeduk saja kok bisa ketukar"
"Ma-Mana kutahu!" Ucapku membalas perkataannya.
"He-hei... Tapi kenapa kita harus berakting katamu tadi..? Kan kita tinggal kasihtau saja ke orang-orang yang dekat..." tanyanya dengan kebingungan
"... Kau gak kepikiran kalau mereka gak percaya? Gak mungkin kan mereka langsung percaya dan pasti mereka mengira kita aneh", aku membalasnya sambil tetap diam bersandar di vending machine itu.
"Benar juga... Tapi seperti yang kubilang tadi, Aku gak mengenalmu sama sekali"
Aku memeriksa kantongku dan mengambil HP miliknya, lalu mengetik sesuatu disitu.
Dia menatapku lalu mendekatiku. Aku merasakan bahuku menempel padanya. Dia bermaksud melihat apa yang kuketik di HPnya.
Aku selesai mengetik 'sesuatu' yang kutulis dan memperlihatkannya kepada dia dengan jelas "Ini"
Dia membaca 'sesuatu' yang kuketik itu.
Kalian penasaran dengan 'sesuatu' yang kuketik itu?
Aku hanya mengetik apa yang biasanya kulakukan tiap hari, hubunganku dengan 'mereka' dan 'misi' yang sedang kulakukan sekarang.
"Agar orang-orang yang dekat dengan kita gak curiga, lebih baik HPmu kubawa denganku dan HPku kau bawa. Juga, kita harus tukaran nomor HP supaya waktu ada masalah, aku atau kamu bisa saling membantu-"
"Tunggu"
Dia masih menatap HP'nya' dengan serius. 'Apa ada yang salah?' pikirku dengan sangat penasaran.
"Kau juga mencari 2 anak yang sedang kucari..."
"Eh?"
Dia menegaskan perkataannya sekali lagi "Sepertinya kita mencari orang yang sama..."
'Jadi, karena kita punya misi sama... Apa kita juga bisa saling membantu menemukan informasi mengenai kedua anak itu?' Aku mulai berpikir tentang keuntungan yang bisa kuambil karena mengenal dia.
"Kalau kau menemukan mereka, bisa kau beritahu kepadaku juga?"
Dia... Maksudku- Shintaro, mengangguk. Lalu ia mengambil HP milik'ku' dan mengetik sesuatu yang sepertinya sama dengan yang kuketik tadi. Shintaro memperlihatkannya kepadaku. Aku membacanya...
Saat aku membacanya, aku berpikiran 'Jangan-jangan orang ini NEET? Dan apa maksudnya 'cewek virus' ini?'
Tepat setelah aku memikirkan hal itu, seorang gadis imut dengan rambut biru dikuncir 2 dan memakai jersey biru bergaris putih dengan rok mini muncul di depan mataku, yaitu di layar HP yang sedang kupegang ini. Kalau gak salah, tadi namanya Ene?
"Master! Ayo cepat ke kantor polisi!" teriaknya dengan panik ke arahku
Aku sekilas menoleh ke arah Shintaro –yang masih dengan tubuhku— dan mengangguk dengan memberi suatu isyarat 'Ayo mulai aktingnya' dan sepertinya dia mengerti dengan cara mengangguk kecil juga.
Tunggu, tadi yang kudengar itu kantor polisi..?
"A-Apa maksudmu, Ene!?" teriakku ke arah HP 'Shintaro' itu, kulihat 'Ene' yang masih ada di layar HP itu.
"Apa kau benar-benar mengharapkan ku cuma untuk duduk-duduk di rumah saja?" ucapnya dengan wajah cemberut tapi terlihat manis. Dia melanjutkan perkataannya lagi "Ngomong-ngomong, dimana adikmu?"
'Adik? Ah iya tadi dia mengetik kalau dia punya adik perempuan bernama Momo'
"Ah, Eem, itu..." gumamku dengan suara yang sangat kecil karena aku gak tau dimana adiknya yang bernama Momo itu.
"Tadi kamu bilang kalau adikmu itu lagi pergi mencari 2 anak itu di tempat lain kan?" Dia segera menyela percakapan kami dengan senyuman kecil terpasang di wajahnya. Fyuuuh, aku selamat. Aktingnya bagus juga.
"Eh, kau siapa?"
Saat mendengarnya, dia mulai gugup dengan omongannya yang mulai terbata-bata, "A-a-ah, N-Namaku Kido... kayaknya..."
Dia mengucapkan kata yang terakhir dengan suara kecil agar Ene gak bisa mendengarnya. Kenapa dia gak bisa mengingat namaku? Aku gak yakin kalau akting ini bisa berjalan baik...
Tiba-tiba aku kepikiran tentang Kano. 'Apa dia sudah menemukan kedua anak itu atau belum?'
Aku menghampiri Shintaro dan berbisik pada telinga kanannya.
"Bisa kau telpon Kano? Salah satu orang yang sudah kuketik tadi. Tanyakan padanya apa dia sudah menemukan kedua anak itu"
Dia mengangguk dan mengambil HP'ku' lalu dia mencari nomor HP Kano dan menelponnya, lalu mendekatkan HP'ku' ke telinganya. Sepertinya Kano sudah menerimanya dan mereka berbicara.
"Apa kau sudah menemukan mereka?"
Shintaro terdiam sebentar dengan wajah bingung, lalu melanjutkannya lagi.
"...menarik?"
'Menarik? Apa maksudnya?'
"...captivator?"
'Captivator? Jangan-jangan dia menemukan orang yang memiliki Captivate Eyes?'
Shintaro memutus panggilannya. Sepertinya dia sudah selesai berbicara dengan Kano. Aku menghampirinya dan bertanya dengan rasa penasaran.
"Ada apa?"
"Itu... Tadi..."
"Hei! Sebenarnya kalian bicara apa sih?"
Aku kembali melihat HP'nya'. 'Gawat, aku lupa kalau masih ada dia...'
"Ti-Tidak! Kita cuma mencari orang yang sama kok! Hehe..." balasku dengan sengiran terukir di wajahku
"Master... Aneh..."
Shintaro mendekatiku dan berbisik kepadaku "Nanti kau akan ku SMS saja nanti. Ene itu merepotkan"
Aku mengangguk dan sepertinya Ene mulai curiga pada kami berdua.
Shintaro POV
Sebenarnya... Apa yang terjadi sih?
Tiba-tiba tubuh ketukar dengan 'cewek' namanya Kido Tsubomi? Tadi aku baru mengingat namanya.
Dan aku harus berakting menjadi dia... What the hell... Menyusahkan... Tapi terpaksa...
Terus apa maksudnya captivator? Apa yang menarik dari 'captivator'? Ada yang aneh...
'Tadi aku barusan berpisah dengan cewek yang bernama Kido itu. Jadi, sekarang aku mau apa ya... Apa aku pergi ke tempat orang yang namanya 'Kano' itu saja ya? Ah iya dimana rumah dia ya... Gawat aku lupa nanya...'
Aku mengambil HP'ku' kembali dari dalam kantong celanaku. Lalu menekan nomor HP 'Kano Shuuya' yang ada di kontak.
'Sepertinya sudah tersambung'
"Halo?"
"Hei, hei~ Kido~ Ada apa? Kenapa tiba-tiba nelpon?"
'Cowok ini entah kenapa mengesalkan'
"Kau ada dimana...?"
"Owh! Kido-chan mengkhawatirkanku~ aku jadi senang~"
'Satu hal yang kuyakin, cowok ini benar-benar mengesalkan'
"Jawab saja kau ada dimana"
"Kido-chan tetap dingin seperti biasa yaa.. Aku ada di depan taman"
"Baiklah, tunggu aku disana"
"Okay~"
Aku menutup telpon itu.
"Haaah... Aku lelah berakting..." Aku menghela nafasku kemudian terus berjalan sampai ke depan taman.
Di depan taman, aku melihat 2 orang laki-laki. Yang satu cowok pendek dengan matanya yang seperti kucing juga memakai hoodie bintik-bintik hitam atau putih dan satunya lagi seperti cosplay.
'Dua orang aneh...' pikirku
Mereka berdua menyadariku yang berjalan menuju mereka. Cowok mata kucing itu berjalan ke arahku bersama dengan cowok cosplay itu.
"Kido-chan~ Apa kau menemukan kedua anak itu~?"
"Be-belum... Tapi ada orang yang mencari kedua anak itu juga-"
Gawat, kelepasan...
Si mata kucing itu memiringkan kepalanya sambil seperti memunculkan tanda tanya di atas kepalanya dengan senyuman yang khas.
"Siapa~?"
"Ah, Emm, itu..." gumamku
Sepertinya aku sudah mengatakan hal itu 2 kali hari ini.
"Ah! Ka-kayaknya lebih baik kita mencari mereka kembali... be-besok! Ya! Besok!" ucapku dengan suara keras, dengan senyuman yang pasti terlihat aneh
"Baiklah kalau ketua yang ngomong begitu~ tapi Kido aneh deh, kok gugup gitu? Kukuku"
Dia tertawa dengan seringaian yang mengesalkan. Aku yang mendengarnya, berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ayo cepat pulang!"
"...Hai hai~"
Kami tiba di kamar nomor 107 di sebuah apartemen. Di dalam kamar itu, aku melihat 2 orang lagi. Satu cewek dan satu cowok.
Cewek itu berumur sekitar 14 tahun dan memakai dress juga rambut putihnya panjang sampai mengenai lantai.
Yang cowok, dia memakai hoodie hijau, rambutnya hitam dan memakai jepit kuning di poninya. Dia seperti katak.
"Kido" panggil cowok yang mirip katak itu
"E-Eh, ada apa?"
"Kau aneh... Daritadi diam saja. Ada apa?"
"G-Gak apa-apa kok hehe" ucapku sambil menggaruk kepalaku yang sama sekali gak gatal, dengan senyuman terpaksa yang kupasang di wajahku
"Kido... Apa kau gak menyiapkan makan malam? Walau sudah malam, tapi kita belum makan sama sekali kan?" tanya gadis berambut panjang itu
"A-Ah iya... Benar juga... Aku ke dapur dulu ya"
'Gawat, gawat. Aku gak tau kalau aku benar-benar gak bisa berakting. Ah aku harus mengirim SMS ke Kido. Kira-kira dia menyiapkan makan apa dan cara membuatnya... Kuakui aku gak bisa masak'
Aku mengambil HP'ku' dan mengetik SMS lalu mengirimnya ke nomor HP 'Shintaro' sendiri. Benar-benar membingungkan.
Dengan cepat, dia membalas SMS ku. Gila, padahal baru 1 detik aku ngirim SMS ke dia. Dia ngetik atau apa...
Aku membaca SMSnya. Hmm, jadi dia mau membuat sup, terus... ini dan ini... Cara membuatnya...
Aku melihat HP'ku' sambil meragakan apa yang harus kulakukan untuk memasak sup dan sebagainya itu. Aku harap hasilnya enak. Kalau tidak, mereka bakal makin curiga.
Dengan susah payah, aku mulai memasak sup.
Masakan pertama gagal. Rasanya sama sekali gak enak, bahkan ingin muntah.
Aku mencobanya sekali lagi.
Tetap gagal...
Sial, aku gak tau kalau sesusah ini...
"Hei"
Aku tercengang mendengar suara yang tiba-tiba muncul dari belakangku. Jangan-jangan dia curiga...
Aku menengok ke belakang. Kulihat Kano Shuuya berdiri tepat di belakangku.
"A-Ada apa, Kano?" ucapku sambil tersenyum
Dia menatapku dengan serius beberapa detik. Wajahnya sangat dekat. Dia menatap dalam-dalam mataku. Aku mundur beberapa langkah karena kebingungan. Tapi wajahnya yang serius itu tiba-tiba berubah lagi menjadi seringaian yang lebar.
"Kido-chan lagi sakit ya~ Biar aku yang gantikan masak~ kau istirahat saja"
"I-iya..."
Aku mengikuti perkataannya dan segera keluar dari dapur. Lalu aku pergi ke ruang keluarga. Disana terdapat sofa yang terlihat nyaman. Aku membaringkan diri disana sambil melihat HPku yang kupegang sambil menjulurkan tanganku ke atas. Disana tidak terdengar apapun. Seperti tidak ada orang sama sekali.
'Sepi...'
"K-I-D-O-CHAAAN~"
"Huwaaaa!" Aku berteriak sambil tanpa sadar mengambil posisi dari tiduran menjadi duduk.
Aku menoleh ke arah suara itu berasal. Aku melihat Kano yang tiba-tiba berada di belakangku. Masih dengan sengirannya itu, kedua tangannya memegang bahuku -lebih tepatnya, bahunya Kido-
"Ka-Kau mengagetkanku..."
"Benarkah? Maaf maaf~ Aneh.. Biasanya Kido memukulku..."
Ah iya, di tulisan yang diketik Kido waktu itu juga tertulis kalau dia sering memukul Kano. Masalahnya, aku gak bisa berperan menjadi cewek tsundere.
Mendengar Kano, aku segera menyingkirkan kedua tangannya. Lalu aku dengan cepat berdiri sehingga dapat mengagetkan Kano.
"A-ah iya! Gimana masakannya? Udah dimasak semua?"
"Tenang saja~ Tinggal menunggu sebentar lagi nanti sup nya selesai kok~"
"O-oh..."
"Aku kembali ke dapur ya! Aku harus melanjutkan memasak~"
"I-iya"
Aku menatap gerak-gerik dia sampai dia benar-benar masuk ke dapur.
Aku menghela nafas panjang sambil kembali duduk di atas sofa yang empuk itu "Lelahnya... Berakting menjadi orang lain itu sangat susah... Yah, walau mereka udah curiga sih. Aku kangen komputerku. Gimana dengan Momo, Ene, dan cewek yang namanya Kido itu ya? Aku harap mereka gak buat masalah dengan diriku"
Setelah mengatakan itu, aku merasakan aura aneh di dekat pintu ruang keluarga. Aku segera menengok ke arah sumbernya, tapi tidak ada orang sama sekali. 'Mungkin cuma perasaanku' Aku kembali melihat HPku dan membaca beberapa SMS dari Kido.
'Anak laki-laki yang kita cari sudah ditemukan dan sekarang menginap di rumahmu. Tadi kita hampir ketahuan oleh ibumu karena menyelinap malam-malam. Ibumu menyeramkan. Satu lagi, ada hal aneh, dia lupa apa yang terjadi saat dia bersama dengan gadis yang bernama Hiyori itu. Aku punya firasat buruk...
Lupakan dulu hal itu. Gimana keadaanmu disana? Dan apa maksudmu 'captivator'?'
Cewek ini ngetik SMS nya sopan banget bahkan gak ada emoticon nya. Jarang ada cewek seperti ini. Tapi, apa maksudnya dengan Hibiya lupa apa yang terjadi dengan Hiyori? Dia kayaknya gak sepikun itu.
Aku membalas SMSnya seperti ini, 'Mereka belum tau. Tapi mereka udah curiga. Gara-gara sifat dan kemampuanmu denganku juga beda... Mungkin saja nanti ketahuan. Kalau tentang captivator itu, katanya sih sudah menemukan captivator. Tapi aku gak ngerti maksudnya'
Aku menekan tombol kirim. Mau gimana lagi? Memang itu kenyataannya.
Beberapa detik kemudian, aku mendapatkan balasan SMS dari dia.
'Kau gak jago akting ya? Usahain agar gak dicurigai oleh mereka. Tentang 'captivator' itu, gak usah kau pedulikan.'
Ngomong sih enak, ngelakuinnya susah. Tapi kenapa aku disuruh gak peduli tentang 'captivator' itu? Jelas kepikiran.
Aku mencium bau makanan dari arah dapur. Aku segera berdiri dan pergi ke ruang makan. Mungkin masakannya sudah jadi.
"Kido! Ayo makan..." ucap gadis rambut panjang itu yang sudah duduk di meja makan (bukan mejanya) sambil melambaikan tangannya.
"Hari ini Kano yang masak ya? Apa kamu sakit?" tanya cowok katak itu sambil menaruh tangannya di dahiku
"Gak apa-apa kok..."
Aku duduk di sebelah kanan Kano yang juga sudah duduk disana. Aku melihat ke sebelah kananku. Kulihat cowok cosplay itu sudah ngiler sambil bergumam tentang makanan daritadi.
"Itadakimasu!"
Semuanya mulai makan.
Tapi anehnya,
Dalam sekejap makanan mulai berkurang dengan cepat.
Aku kebingungan melihatnya. Lalu mendengar suara dari orang sebelah kananku.
Kulihat kembali cowok cosplay itu yang memakan banyak makanan dengan cepat. Bukan banyak lagi. Sangat banyak.
'Perutnya terbuat dari apa sih...'
Tiba-tiba HP di kantongku bergetar. Aku segera mengambilnya karena kemungkinan itu adalah SMS dari Kido. Tapi yang terdengar, malah 'suara yang sudah kukenal dan menyebalkan'.
"MASTEEEERRRR!"
Aku segera mematikan HP ku dengan cepat. Wajah pucat terlihat di wajahku. 'Kenapa Ene bisa disini dan tau kalau aku ini 'Shintaro'?'
Semuanya melihatku dengan terdiam beberapa saat, kecuali cowok cosplay itu yang cuek masih memakan makanan.
"Ah tadi itu..." kataku dengan wajah yang masih pucat
"Masteeeerrr! Master jahat langsung mematikan HPnya~"
Aku melihat kembali HPku. HPku tiba-tiba menyala kembali dan terlihat wajahnya yang cemberut.
"Master? Kukuku~" tawa Kano sambil memegang perutnya
"A-Aku bukan Masternya! Dia tadi tiba-tiba muncul dan teriak 'MASTER'! Ta-tapi aku gak mengenalnya!" wajahku masih pucat dan panik sambil menekankan kata MASTER itu
"Masteeeerrr jahaaaaatt~ Nanti kusebarkan folder rahasiamu di internet loooh" ucapnya sambil tersenyum ceria dan mengedipkan satu matanya
"O-Oi jangan...!"
"Hehehe~ Eh Master sedang bersama orang? Siapa?" tanyanya sambil berusaha melihat ke arah kiri atau kanan tapi karena layarnya tepat di depanku, dia tak bisa melihat apa-apa kecuali aku.
Cowok katak itu berdiri dan tiba-tiba mendekatiku. Aku menatapnya dengan berpikir 'Gawat, ini gara-gara Ene...'
"Sebenarnya kau siapa..."
Sekilas aku melihat matanya yang tiba-tiba menjadi merah. Aku ketakutan melihatnya. Aku cepat-cepat berdiri dan berlari sambil memegang HPku dengan Ene di dalamnya, meninggalkan ruang makan itu ke kamar 'Kido'. Lalu menutup pintunya dengan keras.
Aku bersandar di pintu kamar itu dan menjatuhkan tubuhku ke lantai masih dalam posisi duduk sambil berkeringat dan ngos-ngosan.
"Master... Gak apa-apa?"
Aku melihat HP yang kubawa itu. Ene terlihat khawatir. Biasanya dia ceria, tapi sekarang dia khawatir... Jadi gak enak melihatnya.
Aku tersenyum kepadanya dan berkata, "Ya, aku gak apa-apa... Tapi jangan mengagetkanku seperti tadi..."
"Iya, maaf.." ucapnya dengan khawatir
Setelah mendengarnya, kami terdiam seperti masing-masing memikirkan sesuatu.
Yang kupikirkan bukan Ene.
Tapi hal-hal seperti,
Apa mereka sudah tau kalau aku bukan Kido?
Dan apa-apaan mata merah si cowok katak itu?
Uh, aku terjebak di tempat yang aneh.
Author's Note : kayaknya chapter cerita ini bakal jadi sedikit deh. Maaf kalau cerita atau gaya tulisannya membosankan. Kalau gak ada reviews, aku gak akan melanjutkan cerita ini ._.