Hai! Ketemu lagi sama author tukang galau yang kemaren beneran pengen pensiun jadi exostan gegara denger Baekhyun sm Taeyeon jadian T.T oke ini lebay

Balik ke cerita, chapter kali ini tentang kehidupan Baekhyun dan Chanyeol setelah menikah.

Oh iya, author bener-bener makasih banget sama yang udah capek-capek nulis review. Beneran deh, review kalian berharga banget buat saya hihi. Bikin makin semangat lanjutin FF nya.

Thankyou sekali lagi^^

Chapter 3

-Author POV-

Baekhyun tertidur di dalam mobil mewah milik Chanyeol. Kaki nya pegal berdiri seharian saat pesta pernikahan nya tadi. Sementara Chanyeol tak henti-hentinya tersenyum memandangi wajah Baekhyun. Dengan hati-hati Chanyeol melepas hiasan bunga di kepala namja mungil itu. Baekhyun tak bergeming dari tidurnya, pasti ia benar-benar lelah, pikir Chanyeol.

Kini mobil mewah berwarna hitam metalik itu berhenti didepan pagar rumah mewah milik Chanyeol. Dan terlihat seorang pelayan membukakan pagar. Mereka telah sampai dan sekumpulan pelayan Chanyeol berbaris rapi menyambut mereka. Chanyeol melirik istrinya, ia masih tetap terlelap disana. Kemudian Chanyeol teringat janji nya pada Baekhyun untuk membangunkannya ketika mereka sampai nanti. Tapi Chanyeol sepertinya tidak tega untuk membangunkan nya, jadi ia memutuskan untuk menggendong Baekhyun turun dari mobil.

Chanyeol menggendong Baekhyun sampai ke kamar nya, kamar mereka berdua sekarang. Dan menurunkan namja mungil itu di bed king size milik nya. Chanyeol terus memperhatikan wajah malaikatnya itu sedari tadi. Mengagumi ukiran indah Tuhan di wajah Baekhyun.

"Kau cantik sekali Baek. Tidurlah sayang, nikmati mimpi indah mu." Chanyeol bergumam pelan dan mencium sekilas kening Baekhyun.

Tanpa Chanyeol sadari, seseorang telah mengintip nya dari balik pintu kamar. Namja bermata bulat berdiri mematung disana. Dan kini namja itu menangis. Sakit hatinya. Sakit sekali. Ini tidak adil, pikirnya. Ia yang sudah merawat Chanyeol dari ia kecil dan inikah balasannya? Kenapa? Kenapa Chanyeol tak pernah melihatnya? Merasakan cinta nya yang begitu tulus untuk seorang Park Chanyeol. Ia benar-benar tak sanggup untuk melihat Chanyeol mencium namja lain.

"Kenapa? Kenapa kau tak pernah mengetahui bahwa aku sangat mencintai mu?" Kyungsoo, nama namja itu. Ia berbisik pelan sambil mengusap air matanya kasar. Lalu ia berlari meninggalkan rumah menuju pavilioun miliknya di halaman belakang rumah Chanyeol.

-Kyungsoo POV-

Aku Do Kyungsoo. Anak dari keluarga Do yang sudah turu-temurun menjadi pelayan keluarga Park. Umur ku memang hanya 5 tahun lebih tua dari Chanyeol. Tapi aku sudah dipercaya untuk menjaga nya dari ia kecil.

Bayi mungil yang kehilangan orang tua nya saat baru berumur 3 bulan dan dibesarkan oleh kakeknya. Kehidupan Park Chanyeol memang tidak semulus pekerjaan nya. Bahkan ketika ia berumur 15 tahun ia juga harus kehilangan kakek yang sudah membesarkan nya sejak lahir. Dan tinggalah aku dan Chanyeol di rumah sebesar ini. Aku memang memiliki keluarga, tapi memang dari dulu keluarga Do selalu menjadi pelayan setia keluarga Park. Kewajiban keluarga kami adalah mengabdi pada keluarga Park.

Dan jika kau tanya bagaimana perasaan ku padanya? Kalian sudah pasti mengerti. Aku menyayangi nya, sangat menyayangi nya. Yah, memang pada awalnya aku hanya menyayangi nya sebagai adik karena dari kecil aku lah yang merawatnya dan menemani nya kemanapun ia pergi. Tapi, lama-kelamaan perasaan ini berubah menjadi perasaan lain yang ku sebut cinta.

Betapa hancurnya perasaan ku mengetahui ia akan menikah dengan namja lain. Kulihat ia terus tersenyum hari itu, hari dimana ia memberitau ku tentang pernikahan nya. Hati ku sakit, tapi aku berusaha untuk tetap tersenyum di hadapan nya. Aku benar-benar tak punya nyali untuk mengatakan perasaan ku padanya. Aku takut ia membenci ku. Aku tak akan pernah rela jika ia sampai membenci ku.

-Baekhyum POV-

Aku membuka mata ku perlahan. Cahaya remang-remang di sekitar ku membuat mata ku sulit beradaptasi. Aku duduk dan melihat keadaan sekeliling ku. Aku mengerutkan dahi ku, dimana aku sekarang? Kulihat jam kecil di nakas samping tempat tidurku. Jam menunjukan jam 8 malam. Astaga, berapa lama aku terlelap? Dan sekarang aku masih menggunakan gaun putih bodoh ini. Dan pasti ini adalah kamar ku dan Chanyeol. Tapi dimana namja itu?

Krieett… terdengar suara pintu kamar ku dibuka.

Aku pun langsung berpura-pura tidur kembali. Kudengar langkah kaki seseorang mendekati tempat tidur. Itu pasti Chanyeol.

Grep! Kurasakan tangan kekar memeluk pinggang ku dari belakang. Kupejamkan mataku semakin dalam. Lebih baik malam ini aku pura-pura tidur saja. Jika tidak begitu, pasti namja raksasa ini akan mengajakku melakukan malam pertama kami. Tidak! Aku bergidik ngeri membayangkan nya.

"Rupanya kau masih tidur Baek. Tak apa, tidurlah yang tenang. Aku mencintai mu." bisiknya di telinga ku. Darahku berdesir mendengar perkataan nya. Bagaimana bisa ia mengatakan itu padaku? Bahkan kami belum pernah mengobrol sebelumnya. Rasa aneh menjalari tubuhku, ada perasaan hangat, senang dan entah apa bercampur menjadi satu. Entahlah, lebih baik ku paksakan diriku untuk tidur.

Sinar matahari menembus jendela kamar. Memaksa menyeruak memasuki mataku yang kini mulai terbuka. Aku masih di kamar ini. Kamar ku dan Chanyeol. Harapan ku tadi malam bahwa semua ini adalah mimpi ternyata hanya sekedar harapan bodoh.

Kuraba pelan kasurku, namun ternyata tidak ada siapa-siapa. Dimana namja raksasa itu? Apa dia sudah bangun? Entahlah. Aku beranjak dari tempat tidurku dan merapikan kasur kami. Yah, memang seharusnya seperti ini kan tugas seorang istri. Aku memang harus berterima kasih pada Chanyeol, ia telah mengobati eomma, bahkan tanpa pikir panjang ia mau mengobati eomma hingga ke Amerika yang pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Aku melangkahkan kaki ku menuju balkon kamar ini. Udaranya benar-benar sejuk pagi ini. Balkon ini langsung menghadap ke taman belakang. Taman yang penuh bunga, indah sekali. Aku memejamkan mataku dan menghirup udara segar pagi ini.

Grep! Kurasakan sepasang tangan kekar memeluk ku dari belakang. Dan itu sudah pasti Chanyeol.

"Pagi Baek. Kau sudah bangun? Bagaimana tidur mu semalam?" tanya Chanyeol padaku.

"Ba..baik." jawabku singkat. Aku masih belum terbiasa dengan sikapnya seperti ini. Aku straight dan ini agak sedikit aneh bagi ku.

"Maaf kemarin tidak membangunkan mu saat kita sampai. Kau tau? Kau tidur lelap sekali." katanya lagi sambil mengeratkan pelukan nya pada pinggang ku.

"Tidak apa Chanyeol-ssi." jawab ku sopan.

"Hey, jangan terlalu formal. Aku kan sekarang suami mu." katanya sambil membalikkan tubuh ku menghadapnya.

"Baik Chanyeol-ssi. Maksudku, Chanyeol." jawabku sambil menunduk. Chanyeol menarik dagu ku mendekati wajahnya. Astaga, apa yang harus aku lakukan sekarang? Wajah kami semakin dekat dan sedetik kemudian bibir kami bertemu. Ia melumat pelan bibirku dan entah kenapa aku memejamkan mata ku. Kini aku mulai terhanyut dalam ciumannya, ciuman nya begitu lembut dan kemudian berubah menjadi ciuman yang menuntut. Ia memeluk pinggang ku semakin erat dan terus mencium ku penuh nafsu. Dengan sekuat tenaga aku mendorong tubuhnya dari tubuhku. Namun ia terus mencium ku dan entah mendapat kekuatan dari mana aku kembali mendorong nya hingga ia melepaskan tautan kami.

Dia menatapku bingung. Dan kini aku merutuki kebodohan ku yang telah melakukan itu pada nya. Ia pasti akan marah. Aku berlari memasuki kamar, kurebahkan diriku di kasur dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Astaga, bodohnya aku!

-Author POV-

Chanyeol terlihat bingung. Ada apa dengan istri nya? Namja tegap itu memasuki kamar mereka dan memandang tubuh Baekhyun yang ditutupi selimut terlihat bergetar. Apa ia menangis? Pikir Chanyeol. Dan memang iya, sekarang Baekhyun tengah menangis dan ketakutan. Ia takut jika Chanyeol akan marah dan menyakitinya.

Chanyeol memberanikan diri mendekati Baekhyun dan mengusap tubuh Baekhyun pelan. Tubuh kecil yang terbalut selimut itu masih saja bergetar terdengar isakan kecil dari balik selimut itu. Chanyeol menatap nya kecewa, apa dia salah? Pikirnya. Apa dia telah menyakiti Baekhyun hingga ia menangis dan takut terhadap nya? Wajah Chanyeol memerah padam sekarang. Tentu saja ia marah. Tidak, ia tidak marah pada Baekhyun. Ia marah pada dirinya sendiri yang telah membuat Baekhyun menangis. Jadi, namja itu memutuskan untuk keluar dari kamar mereka sebelum ia kehilangan kontrol emosi nya.

Chanyeol memasuki ruang kerja nya dan melampiaskan emosi nya disana. Ia benar-benar kehilangan kendali nya sekarang. Setumpuk berkas di meja kerja nya ia lempar entah kemana dan ia berhasil membuat ruang kerja nya seperti kapal pecah sekarang. Belum puas dengan itu, cermin besar disana menjadi sasaran nya. Dengan sekuat tenaga Chanyeol meninju cermin itu hingga kaca itu benar-benar pecah menjadi berkeping-keping, seperti hati nya sekarang. Darah segar yang mengalir dari tangannya benar-benar tak ia pedulikan lagi.

"Astaga! Chanyeol! Apa yang kau lakukan?" Kyungsoo menjerit melihat tangan Chanyeol yang terus mengeluarkan darah.

"Kenapa kau ini Park Chanyeol? Apa kau berniat membunuh dirimu sendiri?" pekik Kyungsoo histeris. Dengan sigap ia mengeluarkan kotak obat dari nakas dan mulai membalut luka di tangan Chanyeol.

"Baekhyun.. Aku telah menyakitinya kyung. Aku namja brengsek." lirih Chanyeol.

Kyungsoo mengelus dadanya. Sakit. Sakit sekali. Sebegitu berharga nya kah dia Chanyeol? Hingga kau sangat takut untuk menyakitnya? Lalu apakah kau tak sadar bahwa sekarang kau sedang menyakiti hati ku? Batin Kyungsoo dalam segera memapah Chanyeol ke sofa dan terus fokus mengobati luka Chanyeol.

"Jangan begitu. Kau harus bisa mengendalikan emosi dan perasaan mu chan." kata Kyungsoo pada Chanyeol. Chanyeol mengangguk lemah dan beberapa menit kemudian ia terlelap di pangkuan Kyungsoo.

….

Baekhyun membuka selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya. Ia memandang ke sekeliling nya, mencoba mencari sosok bertubuh tegap itu. Namun nihil, tak ada orang lain selain dirinya dikamar besar itu. Baekhyun memutuskan bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Ia harus membersihkan dirinya dan mencari Chanyeol untuk segera minta maaf.

Baekhyun keluar dari kamarnya setelah selesai mandi. Rumah ini benar-benar sepi. Dan ada begitu banyak ruangan sehingga membuat Baekhyun pusing dan hampir tersesat dirumah mewah yang sangat luas ini. Yah, memang pantas jika rumah ini sepi. Disini, ia dengar dari Luhan bahwa Chanyeol hanya tinggal sendiri semenjak orang tua dan kakeknya meninggal. Hanya pelayan-pelayan nya yang menemani ia setiap hari.

Brak!

Baekhyun menabarak seseorang hingga ia terjatuh dan membuat nampan yang dibawa seseorang yang ia tabrak terjatuh juga.

"Ah maaf Tuan Baekhyun. Aku tidak sengaja." Kyungsoo membantu Baekhyun berdiri dan segera membereskan nampan nya yang terjatuh. Baekhyun berniat membantu nya tapi Kyungsoo menolaknya.

"Tidak usah tuan. Biar aku saja." kata Kyungsoo sambil terus membereskan nampan nya.

"Apa kau Kyungsoo? Ku dengar dari kakak ku kau adalah kepala pelayan disini." tanya Baekhyun.

"Benar tuan. Aku Kyungsoo, senang bisa berkenalan dengan tuan." jawabnya sambil membungkuk sopan pada Baekhyun.

"Ah tidak usah terlalu formal begitu. Lagipula, panggil saja aku Baekhyun. Kurasa, umur kita tidak terpaut jauh." jawab Baekhyun sambil tersenyum ramah. Kyungsoo memandang nya lemah. Pantas saja Chanyeol tergila-gila padanya. Senyum nya sangat manis dan ia sangat ramah padaku walaupun aku hanya pelayan disini, ia tidak angkuh seperti yeoja-yeoja brengsek yang sering Chanyeol bawa ke rumah untuk memuaskan hasratnya, pikir Kyungsoo.

"Hei, kenapa kau melamun? Mmm, apa kau melihat Chanyeol? Aku mencarinya kemana-mana tapi tidak ketemu." pertanyaan Baekhyun membuyarkan lamunan Kyungsoo.

"Ah! Tuan Chanyeol sudah berangkat kerja. Katanya ia akan lembur dan pulang malam, ia juga menitip pesan agar kau tidak menunggu nya." jawab Kyungsoo.

Baekhyun mengangguk mengerti. Ia kecewa karena tak bisa menemui Chanyeol. Jujur, ia merindukan pelukan Chanyeol. Rasanya sangat berbeda dari pelukan yang pernah ia dapat. Ah, ia merindukan namja itu.

-Baekhyun POV-

Ini sudah jam 12 malam. Tapi kenapa Chanyeol belum pulang juga? Kalau boleh jujur, aku mengkhawatirkan namja raksasa itu. Bagaimanapun juga ia tetap suamiku. Suami yang menikahi ku dan berjanji untuk menerimaku di altar suci pernikahan.

Krek..

Kudengar suara pagar depan dibuka. Suara deruman mobil memasuki halaman rumah. Aku mengintip dari balik jendela kamar kami. Syukurlah, itu mobil Chanyeol. Ia sampai dirumah dengan selamat. Ingin rasanya aku turun dan menyambutnya selayaknya seorang istri menyambut suami nya. Tapi, entah mengapa tubuh ini terasa kaku untuk digerakkan. Aku takut jika Chanyeol masih marah padaku. Aku melihat Chanyeol disambut oleh Kyungsoo. Aku merasa menjadi istri yang tidak berguna sekarang. Chanyeol terlihat lelah dan berjalan memasuki rumah kami.

Aku merebahkan diriku di kasur dan berpura-pura terlelap saat kudengar langkah kaki mendekati pintu kamar. Kudengar suara pintu kamar dibuka, tubuh tegap itu menghampiriku. Membelai lembut rambut ku dan mengecup kening ku pelan.

"Selamat tidur sayang. Maafkan aku yang telah menyakiti mu. Aku memang namja bodoh." hatiku tersayat sakit mendengarnya. Tidak, bukan Chanyeol yang menyakiti. Tapi aku lah yang menyakitinya. Ia mengecup kening ku berulang kali sebelum akhirnya meninggalkan ku sendiri di kamar kami. Dada ku sesak menahan tangis. Air mata ku turun begitu saja. Maafkan aku Chan, maafkan aku yang bodoh ini. Maafkan aku yang baru menyadari bahwa aku mencintai mu, bahkan sejak pandangan pertama.

….

Ini sudah seminggu aku tak pernah bertemu dengannya. Aku hanya melihatnya berangkat kerja pagi-pagi sekali dan pulang kerja larut malam. Ia juga tidur di kamar lain, bukan kamar ini, kamar kita. Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Baekhyun? Kenapa kau melamun?" suara Kyungsoo membuyarkan lamunan ku.

"Eh? Kyungsoo? Aniyo, aku tidak apa-apa." jawabku sambil tersenyum ramah padanya.

Sekarang kami sedang di taman belakang, menikmati mentari pagi sambil duduk di ayunan di taman belakang yang dipenuhi bunga ini. Indah sekali.

"Apa kau ada masalah?" tanya Kyungsoo lagi.

"Ya, memang ada sedikit masalah."

"Kalau begitu, kau bisa menceritakan nya padaku."

"Benarkah? Apa kau mau membantuku Kyung?"

"Tentu saja, jika aku bisa membantu maka aku akan membantu mu Baek."

"Kau tau, sepertinya aku telah membuat Chanyeol kecewa. Aku benar-benar merasa tidak becus menjadi seorang istri. Padahal aku sudah berjanji pada eomma ku untuk menjadi istri yang baik." ceritaku pada Kyungsoo dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ah, aku pikir kau istri yang baik Baek. Mungkin kau hanya bingung bagaimana menunjukan perhatian mu pada Chanyeol dan mungking kau masih canggung dengannya." kata Kyungsoo berusaha menghiburku.

"Aku ingin meminta maaf padanya Kyung. Tapi aku bingung bagaimana caranya."

"Aku punya ide. Bagaimana jika kau buatkan ia teh lemon setiap pagi. Chanyeol sangat menyukainya. Dan mungkin kau juga bisa mengirimnya surat untuknya jika kau tidak berani untuk mengatakan langsung padanya." usul Kyungsoo membuat mataku berbinar. Aku benar-benar berterima kasih pada Kyungsoo karena telah memberikan ku ide cemerlang. Aku pun reflek memeluknya.

"Terima kasih Kyung, ide mu sungguh brilliant." kata ku senang.

...

-Chanyeol POV-

Pagi ini tubuhku benar-benar pegal. Kalau saja ini bukan hari dimana meeting penting akan diadakan di perusahaan ku lebih baik aku cuti saja. Jadi, aku memutuskan untuk memaksa tubuh letih ku ini ke kamar mandi. Tapi.. tunggu, wangi teh lemon menyeruak di kamar ku. Aku melirik nakas di samping tempat tidurku, secangkir teh lemon dan beberapa keping biskuit susu tersaji di nampan. Hm, siapa yang membuatkan nya? Pasti Kyungsoo. Aku menyesap teh lemon yang hangat itu, tapi.. setelah kurasakan lagi sepertinya ini bukan buatan Kyungsoo. Yang ini lebih enak.

Tunggu, apa ini? Aku melihat kertas berwarna biru dengan motif bunga di bagian atas nya terlipat di bawah cangkir. Ku buka segera kertas itu.

"Pagi Chanyeol. Bagaimana teh lemon nya? Apa kau menyukai nya."

Aku mengerutkan dahi ku bingung. Siapa yang menulisnya? Kyungsoo? Aku bahkan tidak tau bahwa ia adalah tipe hyung yang romantis seperti ini. Aku terkekeh pelan membayangkan wajahnya yang pasti terlihat bodoh saat menulis surat ini. Aku menghabiskan teh lemon dan memakan biskuit susu itu sebelum beranjak ke kamar mandi.

Sudah 2 minggu ini aku tak pernah bertemu dengan Baekhyun. Tapi aku selalu menyempatkan untuk mencium kening nya pada malam hari sepulang aku bekerja. Aku benar-benar merindukan namja mungil itu. Namja yang sekarang menjadi istriku.

Well, sudah 1 minggu pula setiap paginya aku mendapat teh lemon dan biskuit susu di nakas kamar ku. Dan selalu saja ada surat biru bermotif bunga terselip dibawah cangkir. Surat bertuliskan seperti "Selamat pagi.", "Bagaimana pekerjaan mu?" atau "Jangan terlalu memaksakan diri ne saat bekerja. Fighting!". Sebenarnya aku sama sekali belum tau siapa yang membuat semua surat itu. Mungkin Kyungsoo, tapi entahlah. Aku selalu lupa untuk menanyakan perihal ini pada Kyungsoo, yah kau tau lah badan ku selalu ingin direbahkan setiap kali pulang bekerja.

"Eungh.." aku melenguh panjang dan meregangkan otot-otot ku yang sangat lelah ini. Pagi seperti biasanya, sunyi. Hanya aku yang ada di kamar tamu ini.

Kulirik nakas disamping kasurku. Yup, teh lemon dan biskuit susu sudah tersaji disana. Dan jangan lupakan soal surat dengan kertas biru itu. Setelah memakan biskuit susu dan menyesap teh lemon ku, ku buka surat itu. Dan betapa terkejutnya aku membaca surat itu.

Hey Chanyeol…

Bagaimana teh lemon dan biskuit susu pagi ini? Apakah enak? Aku sengaja membuatkan nya untuk mu.

Apa kau masih ingat aku? Istri yang kau nikahi beberapa minggu ini.

Maafkan aku Chan, aku tidak bisa menjadi istri yang baik untuk mu. Maafkan aku.

Harus ku akui, aku merindukan mu. Dan aku menyesali setiap perbuatan bodoh yang ku lakukan hingga menyakiti mu.

Jika kau memaafkan aku, datanglah ke kamar kita sayang. Aku menunggu mu.

Istri mu,

Park Baekhyun

Oh Tuhan, apakah ini sungguhan? Apakah orang yang selalu mengirimi ku surat dan membuatkan teh serta menyiapkan biskuit untuk ku adalah Baekhyun? Istri ku? Ah, tunggu! Bahkan dia menyebut dirinya dengan 'Park Baekhyun'. Oh apakah aku bermimpi? Aku menepuk pipi dan mencubit tangan ku berulang kali. Rasanya sakit, ini berarti aku memang tidak bermimpi. Ya Tuhan, betapa senang nya aku. Ia telah menerima ku sebagai suami nya.

-Author POV-

Chanyeol benar-benar tergesa-gesa. Tubuh jangkung nya yang masih dibalut piyama itu berjalan menuju kamar nya dan Baekhyun. Ia buka perlahan pintu kamarnya. Ia menangkap shilloutte namja mungil yang tengah berdiri di balkon kamar. Itu sudah pasti istrinya.

Grep.

Baekhyun sedikit terkejut karena ada yang memeluknya secara tiba-tiba. Ia sempat panik hingga akhirnya ia mencium wangi tubuh orang yang memeluknya ini. Aroma mint bercampur vanilla. Aroma khas milik namja raksasa yang malam itu tidur sambil memeluknya. Tunggu, kehangatan tangan itu juga tak akan pernah Baekhyun lupakan. Masih sama. Masih seperti saat namja raksasa itu memeluknya.

"Hey sayang." Chanyeol menyapa Baekhyun sambil membenamkan wajahnya di ceruk leher Baekhyun. Menyesapi aroma khas bayi milik Baekhyun yang sangat ia rindukan.

"Kau..kau memaafkan ku hiks Chanyeol?" Baekhyun tak dapat membendung tangis bahagia nya. Liquid bening itu terjus bebas dari manik indah nya.

"Kau tak pernah salah sayang. Aku lah yang salah, maafkan aku." Chanyeol semakin mempererat pelukan nya pada pinggang ramping milik Baekhyun.

"Tidak Chanyeol. Maafkan aku hiks hiks tidak bisa menjadi istri yang baik untuk mu hiks."

Chanyeol membalikkan tubuh istrinya itu menghadap nya. Menghapus air mata di pipi Baekhyun lembut.

"Jangan menangis lagi atau kau akan semakin menyiksa ku." ucapan Chanyeol mebuat air mata Baekhyun semakin deras. Bodohnya ia tak pernah tau bahwa Chanyeol mencintai nya dengan tulus.

Baekhyun memeluk Chanyeol nya erat. Seakan tak ada satu orang pun yang dapat memisahkan mereka. Chanyeol membalas pelukan Baekhyun dan mencium bibir peach milik Baekhyun. Melumat lembut bibir milik Baekhyun dan menyesap nya, menikmati tiap inchi kenikmatan yang bibir Baekhyun berikan.

Baekhyun membalas ciuman Chanyeol yang lama-kelamaan berubah penuh nafsu dan terkesan menuntut. Baekhyun mengalungkan tangan lentik nya di leher Chanyeol. Hingga ciuman Chanyeol turun ke leher dan dada mulus milik Baekhyun. Membuat tanda kepemilikan sebanyak mungkin disana.

"Ngghh.. Chanyeollhhh.." desahan Baekhyun tertahan saat tangan namja raksasa itu mulai menyusup ke balik piyama milik Baekhyun. Hingga Chanyeol memutuskan untuk menggendong Baekhyun ala bridal style memasuki kamar mereka dan melanjutkan aktivitas mereka di sana.

-Kyungsoo POV-

"Engghh… mmmhh.. Chanyeol, faster sayangghhh.."

"Aaahh, sial kau sangat sempit baby mmhhh…"

Desahan demi desahan terdengar mengalun di kuping ku. Muak rasanya. Aku berdiri mematung di depan pintu kamar Chanyeol dan Baekhyun. Mendengar setiap desahan yang mereka keluarkan, menambah sakit hati ku. Tak cukup kah aku melihat adegan romance di balkon yang ku lihat melalui taman belakang tadi? Apakah harus ketika aku ingin bersih-bersih malah justru mendengar suara-suara sialan ini?

Air mata yang entah sejak kapan turun ini bertambah semakin deras. Dada ku sesak. Andai saja Chanyeol, orang yang kau cumbu dan kau ajak bercinta sekarang itu adalah aku. Apakah salah jika aku mengharapkan mu? Aku berlari meninggalkan suara desahan sialan itu.

…..

Aku memutuskan pergi berbelanja kebutuhan rumah tangga yang mulai menipis. Sebenarnya, ini hanya dalih ku saja agar tidak terus-terusan di rumah dan melihat pemandangan tak mengenakan mata bagi ku itu. Saat sedang memilih beberapa bahan makanan, tiba-tiba….

"Kyungsoo hyung?" panggil seseorang padaku. Aku sontak menoleh dan melihat sosok yang menyapa ku tadi.

"Kai?"

TBC/

Hai~ Fiuhh, akhirnya selesai juga chapter 3 nya

Gimana? Penasaran ga sama chapter 4 nya? Di chapter selanjutnya kai bakalan muncul deh wkwk.

Jadi kalian harus sabar ya nungguin chapter 4 nya.

Oh iya, ini chapter nya udah lebih panjang dari chapter sebelumnya. Gimana? Masih kurang?

Terus tinggalin review ya, karena review kalian berharga bgt buat aku!^^ Oh iya, kalo ada yang mau request atau kasih saran boleh kok, boleh bgt. Karena saya author baru dan masih banyak belajar. Gomawo sekal lg^^

-Balasan Review-

nabillaahanum: Thankyou banget ya buat review nya^^ jangan bosen bosen nungguin ceritanya

N-Yera48: thankyou bgt buat sarannya, di chapter 2 sm 3 udh aku perbaikin, gomawo sekali lg^^

ayuputeri: rumit bngt deh wkwk, terima kasih sekali ya untuk review nya^^

chika love baby baekhyun: wuihihi, seneng deh kalo km suka sama ceritanya. Kai? dia emg ga sekaya Chanyeol sih tp yah saiko nya agak samaan lah dikit wkwk. Terus tungguin next chapter nya ya. Soal kai yang sadis? Gimana ya? Liat aja di next chapter wkwk. Gomawo ya buat review nya^^

ChanBaek. HunBaek. HardShipper: thankyou bgt dan semoga suka sm chapter-chapter nya^^

Guest: makasih review nya^^

parklili: iya nih, emg dibikin gitu tokoh Chanyeol nya. Makasih sekali buat review nya^^

baekyeolxx: wahaha, author belum berbakat nulis NC walaupun udh diselipin dikit tuh. Makasih bgt ya review nya^^

byuntae92: makasih review nya^^

Anonymous: Syukur deh kamu suka karakter nya, makasih bgt ya buat review nya^^

ShinJiWoo920202: kai beneran bales dendam ga ya? ditunggu aja next chapternya. Makasih ya buat reviewnya^^

veratjan: ditunggu terus ya next chapter nya, ini udh dipanjangin kok. Kurang panjang kah? btw makasih bgt buat review nya^^

: ditunggu aja ya kai nya, makasih sekali review nya^^

baekkevinka: wuihihi, makasih sekali review nya^^

choihyura01: oke, makasih bgt buat request nya. bakal aku kabulin yaw di chapter-chapter selanjutnya. Makasih bgt buat request dan review nya!^^

byunnieee: thankyou dan seneng bgt kalo km suka ceritanya, makasih sekali review nya^^